Stephen Chow barangkali adalah bintang senior (dan bisa jadi cuma penonton film ‘senior’ saja yang kenal), tetapi filmnya seperti Shaolin Soccer ataupun Kungfu Hustle harusnya ditonton oleh generasi mana pun, karena memang sangat fenomenal. Yah, artikel kali ini bukan mau bahas film lagi, tapi soal berita, dengar-dengar Stephen Chow mengalami kebangkrutan lantaran berutang pada sang (mantan) pacar. Nah, ini nih yang memang sering menjebak. Masih pacaran, tapi melibatkan uang. Jadi ruwet.
Stephen Chow mungkin mesti terlilit masalah uang sebesar nilai HK$ 270 juta (SG$ 47,4 juta) atau setara dengan Rp 511,9 miliar (kurs Rp 10.800) dengan Yu Manfung, mantan pacarnya–dengan siapa Stephen Chow pacaran selama lebih dari 10 tahun. Tapi yakin deh, banyak dari kamu kurang lebih punya permasalahan yang sama atau mirip dengan Stephen Chow–meski mungkin nggak sampai raturan miliar juga.
Keuangan memang merupakan perkara yang sensitif. Kadang malah bikin hubungan antarmanusia jadi nggak baik lagi, termasuk bagi mereka yang masih pacaran. Kasus putus karena uang kerap terjadi. Kasus putus dan kemudian muncul soal keuangan makin memperkeruh keadaan juga tak kalah banyak. So, sepertinya, perkara uang di masa masih pacaran ini malah justru lebih rumit ketimbang ketika akhirnya sepasang manusia itu menikah. Sepertinya.
Berikut beberapa aturan main soal keuangan yang harus dipegang oleh pasangan yang masih pacaran, yang kalau diabaikan bisa jadi akan memunculkan perkara yang ruwet di kemudian hari.
Aturan Main soal Keuangan buat yang Masih Pacaran
1. Tetap pisahkan uang dan aset masing-masing
Iya, karena masih pacaran, meski sudah saling memanggil dengan ‘Pipi-Mimi’ atau apa pun, selama belum ijab qobul, ada baiknya aset dan keuangan tetap dipisah untuk dikelola masing-masing. Nggak perlu latihan sampai benar-benar praktik mengelola uang bersama. Belum perlu pula untuk membuat rekening bersama.
Kalau misalnya kepengin bisa menabung bersama–mungkin untuk biaya menikah nanti–kamu dan pasanganmu bisa menabung masing-masing di rekening sendiri, dengan kesepakatan. Taruhlah umpamanya, masing-masing menabung Rp2 juta setiap bulan. Nanti pada saatnya, baru deh disatukan untuk kebutuhan berdua.
2. Mau utang? Ada aturan mainnya!
Kalau masih pacaran, biasanya sih rasa-rasanya uang nggak akan jadi penghalang. Apalah artinya 10 – 20 juta, kalau cuma buat dipinjamkan ke yayang? Kebutuhannya adalah kebutuhanmu juga. Bener nggak sih? Buat dia, apa sih yang enggak?
Tapi, ini adalah bentuk rasa sayang yang kurang tepat. Selama janur kuning belum melengkung, utang yang dilakukan pacar harus diperlakukan sama dengan utang yang dilakukan teman. Artinya, ikhlaslah kalau memang mau meminjamkannya. Kalau nggak ada ya bilang nggak ada, kalau ada ya semua kembali padamu.
Kasus yang benar-benar terjadi nih.
Seorang teman (perempuan) pernah punya pengalaman pacaran dengan orang yang suka meminjam uang darinya, untuk berbagai keperluan. Katanya, “Catet ya, Beb, semua utangku. Aku akan bayar satu per satu, pasti.” Hingga kemudian keduanya putus. Kalau dihitung-hitung, utang pacar padanya mencapai Rp10 juta. Ketika ditagih, apa yang dikatakan oleh sang pacar? “Kok, kamu itung-itungan sih? Udah kek rebutan harta gana-gini aja.”
Duh, Bang. Ternyata begini aja ya hubungan kita?
3. Jangan beli aset bersama dulu
Misalnya seperti rumah. Boleh saja kalau mau menabung bareng dulu, dengan catatan, rekening tetap dipisahkan seperti yang sudah dijelaskan di poin pertama.
Begitu juga misalnya investasi, akan lebih baik jika kamu melakukannya masing-masing. Yang bisa dilakukan bersama adalah diskusi, berbagi insight, dan tugas. Misalnya, kamu bangun aset di saham, sedangkan pasanganmu mulai bangun aset untuk properti.
4. Mau bisnis bersama? Hitam di atas putih is a must
Begitu pula ketika kamu mau membangun bisnis bersama. Perlakukanlah satu sama lain sebagai partner bisnis yang profesional. Bahkan kalau perlu, diiringi pula dengan hitam di atas putih, alias perjanjian tertulis. Mulai dari peran masing-masing, proporsi masing-masing, sampai pembagian profit dan jika suatu hari nanti ada sengketa, aturlah semua dalam bentuk perjanjian yang tertulis.
Dengan demikian, akan meminimalkan risiko seperti yang terjadi pada Stephen Chow.
5. Terbuka dan jalin komunikasi
Sebenarnya, sudah membangun komunikasi yang intens soal keuangan di kala kalian masih pacaran ini bagus sih. Jika nantinya memang akhirnya bersatu dalam ikatan pernikahan, maka kamu dan pasanganmu sudah terbiasa terbuka dan keuangan sudah tak lagi topik yang tabu untuk dibicarakan.
Nah, biar makin intens dan terarah diskusi keuangannya, kamu dan pasanganmu bisa ambil kelas keuangan bareng nih. Kan seru tuh belajar keuangan bareng. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.