Sebagai karyawan, kadang kita memang diberi beban kerja yang cukup tinggi. Apalagi jika kita dianggap sebagai karyawan berkompeten dan bisa dipercaya. Biasanya sih memang, beban kerja akan semakin tinggi, seiring kepercayaan atasan dan rekan kerja yang juga semakin besar pada kita.
Sebuah prestasi, atau malah menjadi kutukan? Well, tergantung dari sudut mana kita melihatnya sih. Tapi kalau memang bisa dilihat dari banyak sisi, mengapa kita enggak melihatnya dari sisi positif, ya kan? Good vibes akan memberikan kita suntikan semangat untuk bekerja dan mengalahkan beban kerja seberapa pun besarnya.
Ingat-ingat, ada KPR yang harus diselesaikan. Dana pendidikan anak yang harus dikumpulkan. Dana pensiun yang mesti dirancang.
Jadi, ayo semangat, dan lakukan 5 hal berikut untuk bisa berdamai dengan beban kerja yang tinggi.
1. Tentukan prioritas
Yang pertama harus dilakukan adalah menentukan skala prioritas. Pekerjaan seabrek enggak akan selesai kalau kita enggak bisa memilah mana yang penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Pastinya semua tugas penting sih, makanya harus disesuaikan prioritasnya. Mungkin berdasarkan urutan waktu, atau bisa juga urutan urgensinya.
Buatlah to do list setiap kali mau mulai bekerja. Buat daftar tugas untuk hari ini agar kemudian bisa dilihat, pekerjaan mana yang harus didahulukan. To do list juga akan membuat kita bisa fokus menyelesaikan satu tugas dulu baru kemudian beralih ke tugas lain. Sebaiknya, minimalkan multitasking, karena–percayalah–meski kelihatannya keren, tapi multitasking lebih banyak bikin kita nggak fokus dan membuat hasilnya jadi nggak maksimal.
2. Fokus pada profesionalitas
Kalau selama ini kita menganggap diri kita hanya sebatas “kroco” atau sekadar “kuli”, maka ubahlah mindset ini. Kita adalah karyawan sebuah perusahaan–aset perusahaan yang berharga. Tanpa ada kita, perusahaan tidak akan berjalan dengan baik.
Inilah sikap profesional yang seharusnya kita punyai sebagai seseorang yang produktif. Ingat, bahwa semakin banyak kontribusi kita, maka secara tim, pasti akan bisa mencapai tujuan baik bersama.
3. Delegasikan dan jangan sungkan minta bantuan
Beban kerja ini bisa saja merupakan beban kerja tim dan beban kerja individu. Untuk beban kerja tim, tentu saja, kita harus membaginya dengan tim.
Pilahlah tugas-tugas yang ada, lalu delegasikan pada rekan kerja atau bawahan–jika ada–untuk dikerjakan hingga tuntas. Fokuslah pada tugas individu yang harus dikerjakan, dan selalu ingat, bahwa hasil kerja kita akan dinanti oleh orang lain yang tugasnya tergantung pada output yang kita berikan.
Jika memang kita mengalami over workload, jangan sungkan meminta bantuan. Mengatakan bahwa kita tidak sanggup menyelesaikan tugas bukan berarti kita lemah kok. Apalagi jika memang beban kerja kita sudah melebihi kapasitas kita sendiri sebagai karyawan. Ada baiknya untuk segera minta bantuan.
4. Ikhlas
Bekerja tanpa keikhlasan sudah pasti akan berbuah ketidakpuasan. Ada saja yang akan menyebabkan kita tak pernah puas saat bekerja, mulai dari merasa bahwa punya atasan dan rekan kerja toxic, atasan pilih kasih, sampai dengan merasa dimanfaatkan atau diperlakukan secara tidak adil oleh kantor.
Kalau sudah ada “racun” seperti ini di pikiran, sudah pasti gampang diduga: kita enggak akan betah bekerja berlama-lama, apalagi untuk bisa menunjukkan kinerja yang optimal. Bawaan pasti sudah males aja mau ngapa-ngapain.
Ikhlas memang sulit. Tapi bisa kok dipupuk setiap hari. Salah satu caranya adalah dengan tidak semata-mata bekerja karena berorientasi pada nominal gaji. Coba deh, direnungkan lagi, adakah hal-hal lain yang kita terima dan rasakan–yang melebihi nilai uang–saat bekerja. Misalnya, kepuasan saat berhasil mengatasi kesulitan dan tantangan, punya kesempatan belajar lebih banyak, dan berbagai benefit nonfinansial lain yang kita terima.
5. Singkirkan pengganggu fokus kerja
Kadang, kalau kita kepikiran sesuatu–apalagi yang sampai menimbulkan stres–akan berpengaruh juga pada kinerja kita di kantor. Akibatnya, akan membuat kita kesulitan untuk menyelesaikan beban kerja, yang mungkin masih belum seberapa.
Kalau memang mengalami hal seperti ini, ada baiknya selesaikan dulu masalah kita itu. Seperti masalah keuangan pribadi misalnya.
Jangan salah, 4 dari 5 perusahan melaporkan bahwa 76% karyawan mengaku stres di kantor, 60%-nya mengaku enggak bisa fokus, lantaran mengalami masalah keuangan pribadi. Persentase yang enggak kecil kan ya?
So, merasa kesulitan mengatasi beban kerja dari kantor? Coba cek, apakah kita punya masalah lain yang akhirnya membuat kita stres sehingga produktivitas menurun? Masalah keuangan? Terlilit utang? Cash flow yang selalu minus? Anak sebentar lagi harus sekolah, tapi belum punya dana?
Beresin dulu yuk, masalah keuangannya! Baru deh bisa fokus kerja.
Yuk, daftarkan diri untuk mengikuti kelas-kelas finansial online dari QM Financial, yang bisa diikuti dari mana saja. Follow juga Instagram QM Financial untuk berbagai tip keuangan yang praktis dan aplikatif.
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] beban kerja ini melebihi kapasitas atau waktu yang tersedia, maka bisa menimbulkan stres. Stres ini bukan hanya tentang perasaan […]