Maunya sih memberikan fasilitas demi menunjang dan membantu memperbaiki kesejahteraan karyawan. Tapi kadang fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan ini justru membuat karyawan jadi terjebak. Salah satunya adalah kasbon karyawan.
Pernah dengar cerita. Seorang teman setiap kali gajian enggak pernah ceria seperti layaknya teman-teman sekerja yang lain. Diajak ngopi cantik, merayakan saldo ATM yang bertambah (meski besoknya langsung kosong lagi setelah disetorkan sana-sini), selalu menolak dengan halus. Kepo punya kepo, ternyata beliau hanya bisa menerima gaji sekian puluh persen saja, lantaran begitu banyaknya potongan; dari mulai potongan untuk BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, potongan kredit motor, potongan endebre endebre, hingga potongan kasbon karyawan.
Kasbon karyawan kadang memang jadi andalan, semacam dana darurat untuk keperluan mendesak tetapi bukan yang butuh uang dengan jumlah yang terlalu besar. Pernah ada teman yang memanfaatkan kasbon karyawan ini, untuk dipakai membayar keperluan sekolah anak yang sebenarnya sudah ada dananya, tetapi belum bisa dicairkan karena satu dan lain hal.
Beberapa perusahaan punya kebijakan untuk memberikan pinjaman dengan bunga lunak atau bahkan tanpa bunga sama sekali, dengan pembayaran via potong gaji, seperti kasbon karyawan ini–selain untuk membantu keuangan karyawan–juga untuk membentuk loyalitas. Ya, gimana enggak jadi loyal. Lagi perlu banget, terus dikasih pinjaman–tanpa bunga lagi, misalnya–yang dikembalikan dengan potong gaji. Jadi sungkan kalau mau resign. Perusahaan udah baik banget ini.
“Ah, enggak kerasa ini, ntar juga tahu-tahu lunas.”
Gitu kan, biasanya yang dipikirkan? Tapi, sebaiknya sih kita jangan sampai terjebak oleh “mudahnya” dan “betapa indahnya” kasbon karyawan, karena bisa-bisa seperti cerita si karyawan di awal artikel ini. Tahu-tahu, gaji yang dibawa pulang cuma berapa persennya doang. Yang lain, masuk lagi ke perusahaan, karena ada potongan ini itu.
Nyesek enggak sih, cuma terima slip doang dengan angka. Tapi, enggak ada yang nyisa?
Karena itu, ini dia beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan jika kita ingin memanfaatkan kasbon karyawan
1. Yakinkan utangnya sehat
Coba yuk, buka lagi artikel tentang 3 Syarat Utang Sehat ini. Di dalam artikel tersebut, Mbak Ligwina Hananto sudah dengan gamblang menjelaskan, utang sih boleh, tapi harus sehat dengan memenuhi 3 syarat: jelas utang buat apa, periode utang yang cocok, dan yakin mampu bayar.
Meski “hanya” kasbon, yang mungkin jumlahnya kecil–enggak kayak KPR–bahkan tanpa bunga, tapi kasbon tetaplah utang. Dan, utang adalah pinjam uang. Kalau pinjam ya harus dikembalikan. Jadi, meski hanya jumlah kecil, tanpa bunga, ya harus tetap dibayar. Inilah kewajiban kita sebagai peminjam uang.
2. Jangan melebihi “jatah” sepertiga gaji bulanan
Memang ada perusahaan yang tidak memberikan aturan tertentu untuk fasilitas kasbon karyawan ini. Tapi, ada baiknya kita sendiri–sebagai karyawan–punya plafon sendiri kalau mau memanfaatkannya.
Dan, seperti syarat utang pada umumnya, untuk kasbon sebisa mungkin jangan sampai melebihi sepertiga atau 30% dari gaji pokok kita. Ini seharusnya menjadi batas yang aman ya.
Tetapi, kita juga harus memperhatikan yang lain juga, sehingga bisa jadi sepertiga dari gaji itu juga kebanyakan. Mari kita lanjut ke poin ketiga.
3. Perhitungkan juga potongan lain yang sekarang ada
Apakah ada potongan lain yang sekarang sedang kamu tanggung? Misalnya seperti cerita teman di atas. Dia ada potongan untuk kredit motor yang juga difasilitasi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Bunganya sih kecil, tapi kan teteup ya, ada sejumlah nominal yang dipotong dari gaji untuk mencicil.
Kalau kita ada pinjaman yang lain di luar kantor, itu juga harus diperhatikan.
4. Perhitungkan berapa lama kasbon karyawan yang kita ambil itu akan lunas
Nah, balik lagi deh ke 3 syarat utang sehat, pada syarat ke-2! Periode bayarnya dihitung, sampai kapan. Maka sampai saat itu pula, kita akan menikmati gaji yang berkurang.
Nggak boleh sebel ya, kalau liat stories teman-teman lain yang lagi pada pamer ngopi susu bareng di kedai kopi kekinian. Atau, liat pada posting habis belanja skincare rekomendasi beauty vlogger terbaru.
Jangan mupeng. Diingat-ingat aja, sekian bulan lagi lunas. Gitu ya?
5. Atur cash flow biar nggak perlu kasbon
Ya paling oke sih enggak usah kasbon karyawan, meski tanpa bunga dan boleh dicicil dengan potong gaji. Karena, kasbon tetaplah kasbon. Utang.
Jadi, mending ayo, atur keuangan kita aja biar enggak perlu utang yang nggak perlu, yes? Yang pertama harus dilakukan adalah atur cash flow. Simak lagi artikel 3 Cara Efektif Atur Cash Flow ini. Buat yang sudah telanjur utang, utang apa pun itu termasuk utang kasbon karyawan, ayo fokus dulu untuk dibereskan. Habis itu, mulai deh langkah kedua–nabung 10%–dan langkah ketiga–ke ATM 1 kali seminggu aja.
Enggak berat kan? Enggak dong. Kita nanti juga yang akan menikmati hasilnya.
Yuk, upgrade diri lagi tentang bagaimana mengatur gaji dan keuangan pribadi, pada umumnya, di kelas-kelas finansial online QM Financial. Cek jadwalnya di web Event QM Financial, atau follow aja akun Instagram QM Financial, biar enggak ketinggalan update jadwal kelasnya.
Keterampilan kita mengatur keuangan pribadi akan bisa membuat kita hidup dengan beban yang lebih ringan lo!
QM Financial
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] lantaran ada potongan kasbon. Karena itu, perlu ada tindakan khusus untuk dapat mengurangi kasbon karyawan […]