Di bulan Ramadan kemarin, ada tradisi buka bersama. Setelah hari raya Idulfitri, ada tradisi halalbihalal. Badai bukber berlalu, badai halalbihalal menjelang. Ya, setidaknya dalam sebulan ini, kita pasti akan disibukkan dengan acara halalbihalal. Dari mulai halalbihalal di kompleks rumah tempat tinggal kita hingga halalbihalal di kantor.
Memang tidak terlalu mengganggu eksistensi uang pribadi di dompet seperti halnya bukber, karena tradisi halalbihalal ini biasanya diinisiasi oleh instansi sebagai acara yang umum dilakukan di hari-hari pertama kerja. Meski tak jarang pula ada komunitas atau kelompok kecil dari kita yang berinisiatif melakukan syawalan atau halalbihalal untuk kalangan sendiri sambil makan-makan.
Kadang acara ini diadakan ala kadarnya–sekadar bersalam-salaman antar karyawan sebagai wujud kebersamaan. Tapi, tak jarang pula diselenggarakan besar-besaran–terutama kalau diadakan oleh instansi ataupun perusahaan besar–sampai ada penganggaran khusus.
Menarik juga ya, tradisi ini. Konon, acara halalbihalal ini tidak ada di negara mana pun–negara muslim sekalipun–dan hanya dikenal di Indonesia. Berbeda dengan tradisi buka bersama ya, yang banyak juga dilakukan di negara-negara lain.
Kalau begitu, apakah acara ini wajib diadakan? Terutama halalbihalal di kantor nih, apakah memang harus ada? Mari kita lihat, sedikit fakta mengenai tradisi khas setelah Lebaran di Indonesia ini.
5 Fakta dan hal-hal seputar tradisi halalbihalal di kantor yang perlu diketahui
1. Tradisi asli Indonesia
Menurut , halalbihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang.
Tak sama dengan istilah keagamaan lain, halalbihalal tidak berasal dari bahasa Arab, melainkan lahir dari di tahun 1948 demi meredam isu politik kala itu. Makna yang dirujuk dari istilah halalbihalal ini adalah agar masing-masing pribadi bisa saling memberikan kehalalan atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya.
Sejak itu, tradisi ini dilanjutkan hingga sekarang. Tak hanya menjadi acara resmi, halalbihalal juga sering dilakukan secara informal di suatu komunitas saat pertama kali bertemu kembali pasca Ramadan.
2. Bukan kewajiban
Dari telusuran sejarah di atas, kita jadi bisa menarik kesimpulan bahwa acara halalbihalal di kantor bukanlah acara yang wajib diselenggarakan.
Jadi, tak ada kewajiban bagi instansi dan perusahaan mana pun untuk menyelenggarakan halalbihalal. Saat kita masuk kantor kembali setelah libur Lebaran, akan ada momen ketika kita saling bersalaman mengucapkan selamat hari raya (dan pasti diikuti dengan permintaan maaf lahir batin), itu juga sudah jadi acara halalbihalal tersendiri.
Acara salam-salaman ini bakalan memakan waktu cukup lama juga lo, apalagi kalau teman kerja kita banyak. Konon, di suatu instansi pemerintah–meski tidak diselenggarakan acara halalbihalal di kantor secara resmi–waktu buat salam-salaman ini bisa menghabiskan waktu 1 jam sendiri di awal hari. Karena itu, banyak yang berinisiatif untuk datang lebih pagi, agar waktu kerja tidak terpotong.
3. Makan-makan?
Sejumlah perusahaan memang menyediakan makanan yang cukup banyak bagi karyawan untuk dimakan bareng-bareng setelah acara bersalam-salaman selesai. Maka wajar saja, kalau ada undangan untuk halalbihalal di kantor, yang terbayang adalah jamuan makan.
Padahal ya enggak harus juga. Kadang yang terjadi adalah banyak dari para karyawan–terutama yang habis mudik–membawa oleh-oleh untuk dimakan bareng di kantor.
Meski tidak diadakan khusus, tetap saja kan menyita waktu kerja meski mungkin tidak terlalu banyak.
4. Buat yang berfaedah
Well, kalau sudah dianggarkan khusus dan menjadi acara tradisi di kantor yang memang selalu diselenggarakan secara besar-besaran, mengapa tidak sekalian saja membuat acara halalbihalal di kantor yang bermanfaat untuk perkembangan karyawan?
Selain mungkin mengundang ustaz untuk mengisi ceramah agama, acara halalbihalal juga bisa menjadi media untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Misalnya saja, sembari mengadakan talkshow tentang topik-topik tertentu untuk menambah wawasan karyawan, atau bahkan mengadakan training. Ketimbang harus mencari waktu lagi, mending diagendakan sekalian saja, bukan?
5. Tetap jaga kesehatan
Karena halalbihalal itu sudah identik dengan jamuan makan, maka perlu juga direncanakan khusus terutama untuk menunya. Alangkah baiknya, jika dalam menyusun menu, kita tetap menyeimbangkan gizi dan nutrisinya.
Pasti juga semua sudah tahu, apa saja jenis menu makanan khas Lebaran yang dimakan sepanjang libur kemarin kan? Pasti tak jauh-jauh dari daging-dagingan, santan, gorengan, dan kawan-kawannya.
Mau menyajikan menu yang sejenis juga? Boleh saja, tapi ada baiknya perbanyak juga sayur dan buah. Ingat, meski merayakan kemenangan, kita juga harus tetap sehat. Merayakan kemenangan bukan berarti kita lantas kebal terhadap penyakit lo! Jadi, tetap jaga kesehatan, dan segera kembali ke pola makan yang sehat.
Nah, kembali ke acara halalbihalal di kantor lagi nih. Kalau mau menjadikannya sekaligus sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi karyawan, Anda bisa juga lo mengundang tim QM Financial untuk mengisi acara halalbihalal di kantor Anda. Sembari menjalin silaturahmi, karyawan bisa menyerap tip-tip mengelola keuangan praktis dan interaktif dari trainer-trainer QM Financial yang berpengalaman.
Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.