“Welcome to our lives together”
Ada rasa lega yang terlepaskan saat acara pernikahan saya selesai digelar pada waktu itu. Kami resmi menjadi suami istri yang sah di mata hukum negara dan agama. Saya dan suami memasuki kehidupan di mana kami akan bersama-sama selama puluhan tahun dan jutaan jam melakukan segala sesuatu berdua termasuk hal keuangan.
Manurut saya, setidaknya ada 5 hal perencanaan keuangan pengantin baru yang penting untuk diperhatikan:
Berbagi Peran Keuangan. Saya mau bertanya nih, “Siapakah di antara kamu yang sudah ngobrol soal kebiasaan keuangan bersama pasangan bahkan sebelum menikah?” atau “Buat kamu yang sudah menikah, apakah kamu sudah ngobrol perihal uang dengan pasangan?”
Ngobrolin keuangan dengan pasangan itu ada triknya lho!
Kejujuran dan keterbukaan di segala hal termasuk keuangan merupakan kunci rumah tangga yang langgeng. Sebagai suami istri, sebaiknya kita saling tahu penghasilan masing-masing agar dapat merencanakan hidup masa depan bersama dengan berbagi peran keuangan.
Baca juga: #BiasaJadiBaik: Ngobrolin Uang Bersama Pasangan
Kamu harus menetukan siapa yang berperan besar untuk mengurus keuangan keluarga. Lazimnya gaya yang dipilih kebanyakan ‘mama bos’ di mana suami menyerahkan semua penghasilannya untuk dikelola istri. Ada juga yag berbagi peran seimbang karena sama-sama bekerja seperti untuk cicilan utang dan pengeluaran pribadi merupakan tanggung jawab suami sedangkan istri bertugas untuk mengelola pos sisa pengeluaran yang lain seperti menabung dan pengeluaran rutin. Atau ada juga yang berperan sebagai papa bos? Apapun peran keuangan yang kamu pilih, pastikan kamu ngobrol dengan pasanganmu secara jujur!
Baca juga: Yuk, gandengan tangan untuk kebahagiaan bersama, dimulai dari bicara tentang keuangan!
Membayar Utang Bersama
Kalau kamu berpikir bahwa menikah merupakan salah satu solusi keuanganmu, sebaiknya kamu berpikir ulang. Kenapa? Karena menurut Undang-Undang (UU) Perkawinan tahun 1974: Harta dan Utang yang dihasilkan saat menikah merupakan milik bersama. Kecuali diatur dalam perjanjian (pisah harta) melalui perjanjian pranikah atau perjanjian paska menikah. Itu artinya kalau kamu tidak memiliki pre atau postnuptial aggrement, utangmu menjadi utang pasanganmu dan sebaliknya!
Baca juga: Harta Utang Pasutri
Yuk ngobrol serba terbuka dengan pasangan bagaimana kalian akan bekerja sama membayarkan utang yang terjadi di dalam kehidupan rumah tanggamu!
Baca juga: Atas Nama Cinta
Memiliki Properti Bersama
Saya masih ingat saat berpacaran dengan mantan pacar yang kini menjadi suami, saya sedang dalam tahap mau membeli rumah pertama saya sendiri. Ternyata walaupun memiliki DP rumah yang cukup, ada biaya lain yang mengikuti seperti biaya akad kredit dan lainnya. Saya cukup panik saat itu karena akad kredit akan berlangsung dalam waktu dekat tapi dananya tidak ada. Akhirnya saya bercerita kepada pacar saya saat itu dan dia memberikan bantuan suntikan dana untuk akad. Inilah properti pertama kami bersama. Walau kami tidak menempati rumah mungil itu yang 2 tahun lagi akan lunas KPR-nya, rumah tersebut kami sewakan yang nilainya cukup untuk membayar cicilan setiap bulannya. Kami memilih tinggal di pondok mertua indah karena mama mertua yang sudah sepuh sehingga kami merasa perlu tinggal bersama agar ada yang menjaga beliau. Bila kamu juga seperti keluarga saya yang tinggal bersama mertua, jangan sampai terlena ya…. Kamu harus tetap mengumpulkan DP untuk rumah pertamamu, your own nest!
Baca juga: Siap Pindah Dari Pondok Mertua Indah
Memiliki Proteksi. Perencanaan keuangan tidak lengkap tanpa proteksi. Di masa produktif, saat kita berjuang mencapai berbagai tujuan finansial, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit dan kematian. Risiko inilah yang kita alihkan ke perusahaan asuransi. Setiap orang wajib memiliki asuransi kesehatan. Selain asuransi kesehatan, ada beberapa asuransi penting di dalam keuangan seperti asuransi rumah, asuransi kendaraan dan asuransi jiwa. Asuransi jiwa hanya diwajibkan bagi pencari nafkah utama keluarga.
Baca juga: Asuransi untuk jaga diri dan Asuransi seharusnya tidak jadi beban
Membuat Dana Pensiun. “Duh baru juga menikah sudah harus banget mikirin pensiun?” Mungkin itu yang terbersit di pikiran banyak pengantin baru. Pensiun merupakan periode di mana kita sudah berhenti bekerja hanya untuk sesuap nasi. Kalau pun kita ingin bekerja di masa tua, seharusnya bukan persoalan uang tapi tentang kebutuhan jiwa. Membuat Dana Pensiun yang nilainya raksasa sebaiknya sejak mulai menikah karena akan memperingan jumlah investasi setiap bulan yang akan dilakukan. Bahkan Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu http://qmfinancial.com/2018/03/investasi-untuk-dana-pensiun-mulai-dengan-setengah-harga-sepatumu/
Jangan biarkan beban hidupmu saat pensiun nanti menjadi beban yang harus ditanggung anak-anak kelak. Kita harus memutus sandwich generation untuk Indonesia yang kuat!
Baca juga: 5 Alasan kamu perlu Dana Pensiun
Selamat merencanakan kehidupan rumah tangga dengan keuangan yang kuat ya!
– Honey Josep –
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Baca juga: 5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru […]