Salah satu indikator bisnis yang siap naik kelas adalah keteraturan laporan keuangan beserta prosedurnya. Ini menjadi sangat penting. Proses bisnis seharusnya nggak ribet di sisi keuangan, supaya isi kepala pemilik bisnis bisa fokus dengan inovasi produk dan kreativitas marketing.
Nah, salah satu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengelolaan keuangan sebuah bisnis bisa memberikan gaji yang layak pada pemilik bisnisnya. Percaya deh, pemilik bisnis yang kenyang perutnya tentu punya energi lebih untuk fokus pada pekerjaan!
1. Sistem Komisi
Sebagian bisnis yang baru mulai akan memiliki keterbatasan cashflow. Sistem komisi ini sering dipakai untuk memindahkan beban usaha ke ongkos variabel. Artinya, saat bisnis memiliki omzet rendah, gaji pemilik bisnis pun rendah, dan sebaliknya. Sistem ini juga bisa digunakan terutama untuk bisnis berbasis Sales Agency dan Project Management.
2. Gaji Tetap
Gaji tetap! Konon ini adalah salah satu adiksi berbahaya! Yang menarik, saat Anda menentukan gaji tetap untuk diri sendiri sebagai pemilik bisnis, maka hal ini akan langsung tercatat dalam ongkos tetap. Artinya, bisnis Anda harus sudah cukup kuat untuk bisa membayar gaji Anda. Besarnya tentu saja tergantung jenis bisnis dan kontribusi Anda sebagai ‘pekerja’ di dalam bisnis itu sendiri.
Beberapa pemilik bisnis pernah memberikan masukan tentang besaran gaji pemilik yang jangan melebihi 10% dari total omset per bulan. Ini masih bisa diperdebatkan, lho ya. Tapi sekarang coba Anda hitung dulu, berapa besaran gaji Anda sendiri?
Cara terakhir adalah menggunakan kombinasi keduanya. Ada gaji tetap setiap bulan, dan ada juga semacam bonus insentif atau variable scheme. Cara ini sering dipilih karena pemilik bisnis juga perlu termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Selain itu, cara ini juga meminimalkan biaya variabel. Saat omset surut, komposisi gaji pemilik bisnis juga turun, karena hanya membayarkan gaji pokok tanpa bonus dan insentif.
Nah, cara mana yang Anda pilih? Ada bisnis yang memang perlu membayarkan gaji pemiliknya dengan sistem komisi. Ada yang sudah siap dengan gaji tetap. Atau kombinasi keduanya.
Lihat juga artikel – Mengelola Keuangan Usaha: Gaji vs. Profit, Mana Yang Lebih Penting?
Apa pun cara yang Anda pilih, prinsipnya gaji rutin pemilik bisnis ini akan membuka jalan untuk memberi ruang pada pekerja profesional. Saat pekerjaan Anda sudah ‘dihargai’, maka suatu saat Anda bisa memindahkan peran penting ini dengan mencari tenaga profesional – dan bisnis Anda sudah siap secara cashflow untuk membayarkan gaji tenaga profesional tersebut.
Ayo semangat! Mari kelola bisnis kecil kita dengan profesional!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO
Ligwina Hananto
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Terima telah membantu, Semoga Selalu bermanfaat untuk Semuanya