Bekerja sendiri baik dengan membuka usaha maupun sebagai freelancer, artinya Anda menjadi bos bagi diri sendiri. Waktu kerja yang fleksibel, bebas memilih pekerjaan yang disukai dan ritme kerja sesuai dengan keinginan adalah beberapa keuntungan utama.
Namun tentunya, ada juga beberapa kekhawatiran, misalnya saldo rekening seringkali bikin deg-degan, load pekerjaan yang bervariasi (bisa datang bertubi-tubi, namun bisa pula absen untuk periode panjang), hingga adrenaline rush ketika menunggu pembayaran yang masuk dari pelanggan.
Pendapatan yang tidak tetap, baik secara jumlah maupun waktunya, membutuhkan beberapa tips dan trik untuk mengelolanya. Jangan hanya let it flow dan tanpa sadar, lalu terjebak dalam masalah finansial, ya! Yuk, simak.. bagaimana cara mengelola keuangan untuk freelancer dan pemilik usaha?
1. Berapa Pendapatan Saya?
Cara yang relatif mudah untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan rekening khusus untuk menampung penghasilan usaha atau kerja. Seringkali, para freelancer ataupun pemilik usaha tidak mengetahui secara pasti jumlah penghasilan mereka dalam sebulan atau setahun. Dari rekening tersebut, gajilah diri Anda sendiri dengan jumlah yang tetap setiap bulannya. Ini akan membuat Anda lebih mudah mengelola penghasilan dan menata keuangan pribadi, sekaligus usaha atau pekerjaan Anda.
2. Berapa Pengeluaran Saya?
Jika penghasilan banyak, hidup senang, dan jika penghasilan sedang turun, ikat pinggang terikat kencang atau lebih parah lagi, berhutang. Sayangnya, hal ini sering terjadi pada freelancer dan pemilik usaha.
Hindari dengan merencanakan pengeluaran Anda, mulai dari tabungan atau investasi rutin, pengeluaran rumah tangga dan anak, cicilan utang hingga ke pengeluaran lifestyle. Jumlah ini yang akan menjadi ‘gaji’ yang dapat Anda tarik dari rekening penghasilan. Mengetahui besarnya pengeluaran juga berguna untuk membantu Anda memilah pekerjaan, dengan target untuk mencukupi pengeluaran tersebut.
3. Punya Dana Darurat
Anda bekerja, uang datang. Anda berhenti, uang pun berhenti. Dalam situasi ini, dana darurat harus menjadi tujuan keuangan pertama Anda. Kumpulkan dan capai minimal 3 bulan pengeluaran sebagai dana darurat tahap pertama, dan terus tingkatkan hingga 12 bulan. Fungsi utamanya adalah sebagai cadangan ketika pekerjaan sedang sulit didapat atau Anda sakit sehingga harus beristirahat sejenak. Pisahkan dari rekening penghasilan, agar mudah memantau pencapaiannya.
4. Jangan Membelanjakan Uang yang Belum Anda Peroleh
Jika penghasilan Anda tidak tetap, maka kesalahan finansial terbesar yang Anda buat adalah membelanjakan uang yang belum Anda peroleh. Berbeda dengan karyawan yang dapat mengandalkan gajinya setiap bulan dengan tepat waktu untuk membayar tagihan atau cicilan, seorang freelancer atau pemilik usaha bisa saja mengalami keterlambatan pembayaran dari kliennya. Pokoknya, hindari membelanjakan uang Anda sebelum Anda benar-benar menerimanya.
5. Punya Proteksi
Bekerja sendiri tentunya berarti bahwa Anda bertanggungjawab untuk melindungi diri sendiri. Perlindungan yang wajib Anda miliki adalah asuransi kesehatan. Selanjutnya, jika Anda adalah pemberi nafkah utama keluarga, maka Anda harus memiliki asuransi jiwa. Asuransi-asuransi lain seperti asuransi kecelakaan maupun asuransi penyakit kritis dapat pula Anda pertimbangkan, jika diperlukan. Pastikan kebutuhan proteksi Anda tercukupi.
6. Hindari Komitmen Hutang Jangka Panjang
Situasi pekerjaan dan kondisi finansial freelancer dan pemilik usaha relatif sulit diprediksi dalam jangka panjang. Maka, sebaiknya hindari hutang dengan jangka waktu diatas 10 tahun. Fokuslah untuk mengumpulkan uang muka lebih besar, sehingga besarnya cicilan dan jangka waktu dapat dibuat seminimal mungkin dan tetap terjangkau.
Semoga bermanfaat!
Yasmeen Danu, CFP / QM Planner
Artikel terkait:
Related Posts
2 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
Agak sulit untuk di terapkan. Tp apa salahnya jika di coba.
Thanks infonya.
semangat!