“Kalau udah punya penghasilan sendiri, jangan boros-boros. Uangnya ditabung, dikumpulin sedikit-sedikit, disimpan di deposito atau dibelikan emas, biar kalau kenapa-kenapa, kamu punya pegangan.”
Itulah nasehat dari Mama waktu saya lulus kuliah dan mulai bekerja. Nasehat yang ternyata, setelah saya mengenal Financial Planning beberapa tahun kemudian, dikenal dengan istilah “Dana Darurat”. Dana Darurat adalah tujuanfinansial yang disiapkan untukdigunakan saat keadaan darurat. Darurat itu misalnya PHK atau sakit berat.
Kenapa deposito dan dibelikan emas?
Ya mama saya masih masuk generasi dulu yang hanya paham soal deposito. Dana Darurat memang idealnya disimpan di produk keuangan yang resikonya cukup rendah seperti tabungan, deposito. Atau dalam produk likuid seperti emas atau reksadana pasar uang.
Hitungan Dana Darurat bisa dicek di sini:
http://tujuanloapa.qmfinancial.com/
Penjelasan detil mengenai Dana Darurat bisa dibaca di sini:
http://kolom.kompas.com/ligwina/tipsapp/detailtips/14)
dan di sini:
http://qmfinancial.com/1-2-juli-2014-summary-tweet-finclic-tentang-dana-darurat/
Mengumpulkan Dana Darurat sesuai target memang membutuhkan waktu. Saya sendiri biasanya butuh 1 sampai 2 tahun untuk mengumpulkan Dana Darurat. Sepanjang hidup saya, sudah dua kali saya mencairkan Dana Darurat saya untuk beberapa kebutuhan yang sebenarnya…tidak terlalu darurat.
Berikut ini adalah 2 cerita saat saya mencairkan Dana Darurat tersebut.
- Down Payment Apartemen ke-2.
Suatu hari saya mendatangi pameran properti. Ternyata ada penawaran menarik. Sebuah apartemen di Jakarta Pusat dengan harga terjangkau. Jujur saja, dana membeli properti ke-2 tidak pernah ada dalam rencana keuangan saya. Tapi penawaran ini begitu menggiurkan. Menurut perhitungan saya, kalau pindah ke apartemen ini, saya bisa memangkas waktu saya di perjalanan sebanyak 1 jam setiap hari karena lokasi apartemen ini lebih dekat ke tengah kota Jakarta dibandingkan lokasi apartemen yang saya tinggali saat ini. Setelah berhitung dan berdiskusi dengan istri saya, mempertimbangkan kemampuan kami untuk membayar DP dan cicilan selama 10 tahun, akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan Dana Darurat dan Dana Liburan yang kami kumpulkan untuk DP apartemen ini.
- Saat Memulai Usaha Baru
Saya bukan orang yang percaya omongan orang yang bilang “Kalau mau mulai usaha, terjun aja. Tinggalkan karir sebagai karyawan, langsung resign dan nyebur jadi pengusaha.” Enak aja, kalau nanti saya gak bisa bayar tagihan-tagihan bulanan karena usaha belum lancar gimana?
Untuk itu sebelum saya memulai usaha dan meninggalkan kantor, saya menyiapkan Dana Darurat untuk kebutuhan keluarga saya untuk 6 bulan. Paling tidak, saya bisa membayar semua tagihan termasuk cicilan sampai 6 bulan kedepan kalau usaha saya belum bisa menghasilkan gaji untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya.
Memang contoh-contoh yang saya pakai ini tidak benar-benar mencerminkan keadaan darurat saat mencairkan Dana Darurat. Sah-sah saja kok mencairkan Dana Darurat untuk suatu kebutuhan. Tapi jangan lupa dikumpulkan lagi sesuai target Dana Darurat masing-masing. Menurut saya itulah salah satu kegunaan Dana Darurat, untuk digunakan duluan agar tidak mengganggu tujuan finansial yang lain seperti Dana Pensiun.
Belum lagi dengan keadaan ekonomi seperti ini.
Bagaimana kalau terjadi PHK dan kita tidak punya Dana Darurat?
Keluarga pasti akan mengalami kesulitan.
Jadi, sudah punya Dana Darurat atau belum?
Mario Hadiwono / @fxmario / Sales
Layanan Konsultasi Per Jam dengan QM Planner, klik di sini
Anda bisa berdiskusi dengan QM Planner mengenai Dana Darurat!
Hubungi QM Financial sekarang di [email protected]