Desember merupakan salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar karyawan perusahaan. Kenapa? Karena Desember identik dengan hadirnya bonus akhir tahun! Yeay!
Bonus akhir tahun biasanya hadir karena adanya laba yang diterima perusahaan. Perusahaan mengalokasikan persentase tertentu dari laba bersihnya sebagai bonus bagi karyawan dan pembagiannya tergantung seberapa besar kontribusi Anda terhadap perusahaan.
Sejujurnya saya tidak tahu akan mendapatkan bonus akhir tahun atau tidak, mengingat status sebagai karyawan yang masih “hijau” di perusahaan ini. Akan tetapi boleh dong berandai-andai. Andai benar-benar “kejatuhan durian runtuh” , apa yang akan saya lakukan?
Yang pertama kali harus diperhatikan adalah berapakah estimasi jumlah bonus yang akan diterima sehingga nanti dapat melakukan penyesuaian dengan anggaran pengeluaran tahunan.
Setelah terbayang berapa jumlahnya maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar pengeluaran tahunan apa saja yang akan saya penuhi menggunakan bonus tersebut. Pertama kali yang terpikirkan adalah zakat karena saya tidak mempunyai utang. Apabila Anda memiliki utang, pembayarannya haruslah didahulukan daripada zakat. Lakukan pelunasan utang tetapi jika belum bisa dilunasi 100%, alokasikan maksimal 30% dari bonus akhir tahun.
Bagi yang muslim, mari kembali membahas zakat. Zakat wajib dilakukan untuk membersihkan harta. Di sini saya bicara tentang zakat maal yaitu zakat harta dan zakat profesi. Nishab-nya setara dengan 85 gram emas murni dalam satu tahun dan kadar zakatnya 2,5%. Jadi, misalnya penghasilan Anda setahun mencapai nominal 85 gram emas murni maka zakatnya: Total Penghasilan x 2,5%.
Alokasi bonus akhir tahun berikutnya untuk dana darurat, investasi, dan pembayaran premi asuransi sebesar 10% – 30%. Alhamdulillah, dana darurat saya sudah aman lalu premi asuransi kesehatan pun sudah di-cover oleh kantor sehingga tinggal memikirkan urusan investasi. Saya berencana membeli reksadana campuran untuk dana haji sebelum usia 40 tahun.
Bagi Anda yang pos dana daruratnya belum terpenuhi atau sulit berinvestasi reguler setiap bulan maka kehadiran bonus akhir tahun ini dapat menjadi solusi. Investasikan sebagian bonus tahunan Anda ke dalam deposito, obligasi, reksadana, emas, bahkan saham. Tentunya tergantung jangka waktu tujuan keuangan serta profil risiko Anda.
Selanjutnya untuk pengeluaran rutin seperti belanja hari raya, uang tahunan pendidikan, kurban tahun depan, pembayaran PBB, dan STNK dapat dialokasikan sebesar 20% – 40%. Biasanya saya mengalokasikan rejeki berlebih untuk keperluan mudik Idul Fitri dan kurban di Idul Adha.
Terakhir jangan lupa mengalokasikan rewards for yourself, dong! Maksimal 20% dari bonus dapat dipakai sebagai Dana Liburan atau Dana Belanja Sale Akhir Tahun. Bonus ini didapat dari hasil kerja keras, jadi sudah sepatutnya Anda mendapatkan hadiah yang setimpal. Rewards dapat menjadi penambah semangat bekerja di tahun berikutnya lho!
Sudah terpikir dong alokasi bonus akhir tahun ini?
Selamat memanfaatkannya dengan bijak ya!
Wulan | Planner | @pwulandr