Perkenalan Pertama Dengan Reksadana
Dalam setiap hal, selalu ada yang pertama. Demikian juga pengalaman berinvestasi melalui reksadana. Perkenalan pertama saya dengan reksadana dimulai tahun 2013. Saat itu, teman kantor mengenalkan saya kepada seorang agen penjual reksadana. Sebagai pemula, reksadana menjadi produk favorit karena ada manajer investasi yang berkompeten yang mengelola investasi kolektifnya. Awalnya, saya membeli produk reksadana tanpa memiliki tujuan finansial. Setiap bulan saya rutin mengalokasikan dana untuk membeli tiga jenis reksadana: pasar uang, campuran dan saham.
Baca juga: Reksadana: Investasi Asyik Untuk Pemula
Di tahun 2014, saya mengikuti Quantum Magna Planning Certification (QMPC) yang diadakan oleh QM Financial. Dari pelatihan dua hari inilah saya disadarkan bahwa produk keuangan harus melayani tujuan finansial.
Tujuan finansial terdiri dari judul, nilai dan jangka waktu – dan terbagi dalam tiga horison waktu: jangka pendek, menengah dan panjang. Sebagai seorang first jobber, saya termasuk BM alias banyak mau. Dengan tujuan finansial yang beragam dan mayoritas jangka pendek (< 5 tahun), saya mengalokasikan sebagian besar dana ke reksadana pasar uang. Sejauh ini saya sudah mencairkan reksadana pasar uang sebanyak dua kali: 1 untuk Dana Menikah dan 1 lagi untuk Dana Rumah. Tentu saja dana untuk tujuan finansial jangka panjang seperti Dana Pendidikan dan Dana Pensiun masih terus berkembang di reksadana campuran dan reksadana saham.
Kamu juga ingin berkenalan dengan reksadana? Siapkan 3 hal ini ya.
Tentukan Tujuan Lo Apa. Produk harus melayani tujuan. Tentukan dulu tujuan finansial apa yang ingin kamu capai – berapa besaran dananya dan kapan target waktu pencapaiannya. Dengan memiliki tujuan finansial yang jelas, kamu akan terhindar dari godaan mensabotase keuangan sendiri.
Pilih Produk Berdasarkan Jangka Waktu. Umumnya reksadana dibagi menjadi empat jenis berdasarkan instrumen penempatannya: pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Setiap jenis reksadana memiliki potensi imbal hasil dan risikonya masing-masing. Semakin tinggi nilai imbal hasil yang diharapkan, semakin tinggi pula risikonya.
Untuk tujuan jangka pendek, kita perlu meminimalkan risiko. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang, toleransi kita terhadap risiko lebih besar. Jika hasil investasi tidak sesuai yang diharapkan, masih ada waktu untuk mengejar.
Lakukan Review Berkala. Yang sering terlupa, kita secara rutin menginvestasikan dana, namun tidak melakukan review atau evaluasi atas performa reksadana yang kita beli. Di awal, kita sudah sepakat bahwa produk harus melayani tujuan. Saat memilih produk, kita sudah menyesuaikan asumsi imbal hasil yang akan kita terima. Kita perlu mengecek apakah target imbal hasil ini tercapai. Lakukan review ini minimal setahun sekali ya. Kamu bisa minta agen penjual reksadana untuk memberikan rekap data pembelianmu dan membandingkannya dengan laporan bulanan account statement yang kamu terima.
Misal untuk tujuan Dana DP Rumah, investasi rutin ke reksadana campuran dengan dengan target imbal hasil 10% per tahun. Kalau performa produk XYZ yang kamu beli ternyata 12%, berarti aman. Namun kalau imbal hasilnya hanya 7%, kamu perlu membandingkan dengan kinerja produk sejenis dan mempertimbangkan untuk tetap lanjut atau mengganti produk. Setialah kepada tujuan, bukan kepada produk.
Apakah kamu sudah siap berkenalan dengan reksadana?
Fransisca Emi
Cerita Almazia Menapaki Milestone Bisnis BP Network
Salah satu nasehat bisnis yang sering kita dengar adalah mulai dari yang kecil, dari apa yang kita punya lalu ikuti prosesnya. Itulah yang dilakukan oleh Almazia Pratita, Co-founder dan CFO BP Network – sebuah komunitas bernama Blogger Perempuan (BP) Network. Bersama kedua rekan bisnisnya, Almazia memulai BP Network dengan modal dan skill sendiri. Kini setelah tiga tahun berjalan, satu per satu pencapaian telah diraih. Ini dia cerita Almazia menapaki milestone bisnisnya.
Bagaimana kisah awal mula BP Network berdiri dan bagaimana perkembangannya hingga kini?
BP Network berawal dari sebuah situs www.bloggerperempuan.com (sekarang menjadi www.bloggerperempuan.co.id) yang menjadi platform untuk para blogger perempuan di Indonesia. Misi saya dan dua founder lainnya saat awal pendirian ialah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan dunia blogging yang profesional, dan membantu membuka akses ekonomi terutama bagi blogger perempuan di Indonesia.
Perkembangan BP Network alhamdulillah baik. Kami mulai mengerjakan website bloggerperempuan.com di tahun 2015 dengan modal dan skill dari para pendirinya. Tahun 2017 kami mendapat kepercayaan sebagai penerima dana hibah startup dari BEKRAF. Saat ini BP Network sudah memiliki kantor sendiri di daerah Kuningan Jakarta Selatan. BP Network memiliki 6 karyawan full-time dan beberapa freelancer.
Saat ini komunitas Blogger Perempuan Network sudah menjadi female blogger community terbesar di Indonesia dengan lebih dari 4.000 anggota. BP Network juga menaungi komunitas travel blogger Indonesia Corners (idcorners.com).
Secara profesional, BP Network bekerja sama dengan banyak customer dari berbagai industri (fintech, FMCG, e-commerce, dan lainnya). BP Network menjadi jembatan antara brand dengan blogger dan influencer.
Siapakah target market utamanya?
Target utama BP Network ialah brand yang memerlukan online presence sebagai bagian dari strategi marketingnya, mulai dari brand awareness hingga action melalui konten organik di media sosial dan blog.
Apa strategi yang digunakan oleh BP Network untuk memenangkan pasar?
Memperkuat online presence BP Network maupun komunitas-komunitas blogger yang bernaung di bawahnya, karena nature of business kami ada di dunia digital. Selain itu kami memberikan end-to-end service excellence, yaitu dengan proses bisnis yang terorganisir secara profesional sejak perkenalan, laporan atas proyek yang dikerjakan hingga mengakomodir feedback klien.
Ke depan, apa rencana Almazia untuk BP Network?
Visi saya untuk BP Network ialah menjadi top of mind bagi brand yang ingin bekerjasama dengan blogger dan influencer dari segala niche.
Kisah suka dan duka apa yang Almazia alami selama membangun bisnis?
Pengalaman yang mengesan ketika sedikit demi sedikit mencapai milestone perkembangan bisnis. Saat mulai punya kantor sendiri dan tidak lagi harus bekerja dari kafe ke kafe – meski kalau sedang jenuh di kantor, ya masih suka kerja di coffee shop, mulai punya karyawan full-time, punya laporan keuangan yang memadai dari akuntan, mendapat testimoni positif dari klien dan juga teman-teman blogger yang bekerjasama dengan BP Network.
Kisah duka lebih banyak berhubungan dengan uang, yaitu masalah cashflow. Di awal bisnis, kami sempat beberapa kali mengalami kesulitan cashflow sampai harus menunda gajian. Tetapi alhamdulillah saat ini kami bisa menerapkan beberapa strategi untuk meminimalisir resiko tersebut sehingga semua kewajiban finansial bisa diselesaikan tepat waktu.
Almazia adalah alumni Financial Clinic Bisnis Workshop April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti workshop?
Saya belajar tentang betapa pentingnya laporan keuangan perusahaan. Sehat atau tidaknya sebuah bisnis bisa dilihat dari laporan keuangannya. Angka selalu obyektif. Numbers don’t lie. ☺
Dari laporan keuangan ini, terutama laporan arus kas dan laporan laba-rugi, kita bisa mengevaluasi kinerja perusahaan di periode sebelumnya, sekaligus menjadi fondasi untuk kita mengatur target mendatang dan strategi untuk mencapai target tersebut. Mau target penambahan pendapatan penjualan, penambahan outlet atau peningkatan laba bersih.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Pertama, jeli melihat peluang bisnis – yaitu kombinasi antara passion, skill dan modal awal yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Pasar untuk produk tersebut harus jelas. Pastikan produk kita menjadi solusi bagi permasalahan orang lain.
Kedua, find the right partner. Bekerja dengan rekan bisnis yang cocok itu penting sekali. Selain bisa saling melengkapi skill, saling menyemangati juga penting untuk menjaga akuntabilitas. Jadi saya tidak bisa seenaknya sendiri meskipun statusnya sebagai pemilik bisnis karena harus ada pertanggungjawaban kepada rekan bisnis saya.
Ternyata membangun bisnis itu banyak milestone-nya ya. Terima kasih sudah berbagi cerita Almazia, semoga semakin banyak pencapaian milestone untuk BP Network!
Dengan menjadi peserta Financial Clinic Workshop Bisnis, Almazia belajar pentingnya laporan keuangan sebagai pondasi strategi bisnis.
Kamu ingin membuat rencana bisnis dan menyusun stategi yang dimulai dari finansial? Ayo ikutan Financial Clinic Workshop Bisnis Batch #2 yang akan diadakan 8-9 September 2018 di Jakarta. Daftar di sini: bit.ly/FinClicBisnis89SEPT.
Fransisca Emi
Financial Clinic Workshop Modul 1 & 2 – Batch #2
Setelah sukses dengan Financial Clinic Workshop Modul yang diadakan Maret lalu, QM Financial kembali membuka kelas Financial Clinic Worskhop Modul 1&2 Batch #2 25-25 Agustus 2018. Di sini peserta akan belajar membuat PLAN ala Financial Planner. Peserta juga mempelajari THE FORMULA, rumus praktis dalam membuat rencana keuangan. Dengan THE FORMULA peserta dapat menghitung kebutuhan tujuan finansialnya dan membuat perencana keuangan sendiri. Selain itu ada studi kasus hasil pengalaman para trainer. Makin seru dengan diskusi dengan QM Planner di akhir sesi.
MODUL A: CASHFLOW | MODUL B: REKSA DANA DAN ASURANSI |
---|---|
|
|
Waktu dan Tempat Sabtu – Minggu, 25-26 Agustus 2018, pukul 08.30 – 17.00 Amaroossa Cosmo, Jakarta Berapa biaya investasinya? Early bird (sampai 16 Agustus 2018): Rp 3.500.000 / orang Normal: Rp 4.000.000 / orang
Ini kata mereka yang sudah bergabung di Financial Clinic Workshop Batch#1.
Financial Clinic Workshop ini sudah saya tunggu lama, sejak saya baca bukunya Mba Wina. Kelasnya menarik dan practical. Sudah terbayang action plan yang akan saya lakukan. A weekend well spent. Worth it!
-Eka Budiana
Owner Start Up, Jakarta
Dari Financial Clinic Workshop saya belajar bahwa produk harus melayani tujuan. Jangan keburu terlena dengan angka-angka yang menjanjikan. Pilih produk yang sesuai dengan tujuan keuangan.
-GKR Hayu
Manager IT, Yogyakarta
Yuk ikutan. Kapan lagi bisa belajar langsung membuat PLAN dari Ligwina Hananto dan QM Planner! Finance should be practical!
atau WhatsApp ke nomor 0811 1500 688 (Nita)
Financial Clinic Workshop Bisnis Batch #2 8-9 September 2018
Kamu pemilik bisnis atau ingin membangun bisnis sendiri? Sebagai pemilik bisnis, apakah kamu tahu berapa pemasukan dan pengeluaran bisnismu? Di QM Financial, kami percaya strategi bisnis dimulai dari finansial. Strategi apa yang akan kamu terapkan untuk memastikan bisnismu terus berkembang?
Atau kamu ingin membangun bisnis sendiri? Seperti apa rencana bisnismu? Apakah kamu sudah mengetahui APA masalah yang akan kamu solusikan, SIAPA target marketmu dan BAGAIMANA kamu akan mengkomunikasikan produk/jasa yang kamu tawarkan?
Kamu bisa pelajari semuanya di Financial Clinic Workshop Bisnis Batch #2 8-9 September 2018!
MODUL A: MENYUSUN RENCANA BISNIS | MODUL B: STRATEGI BISNIS MULAI DARI FINANSIAL |
---|---|
|
|
Waktu dan Tempat
8-9 September 2018, pukul 08.30 – 17.00
Jakarta
Berapa biaya investasinya?
Early bird (sampai 31 Agustus 2018):
Rp 3.500.000 / orang
Ayo jangan lewatkan kesempatan belajar menyusun rencana dan strategi bisnis dari lead trainer Ligwina Hananto yang sudah berpengalaman 15 tahun di dunia finansial.
atau WhatsApp ke nomor 0811 1500 688 (Nita)
Bisnis yang kuat dimulai dari keuangan yang sehat.
Finance should be practical!
QM Training Team
#FinClicBisnis
Faye Alund, Berbagi Cerita Kolaborasi Di Coworking Space
Ruangan terbuka dengan meja kursi tertata rapi, laptop terbuka di sana sini dan akses internet dengan kecepatan tinggi. Inilah gambaran coworking space yang kini sedang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia. Hingga tahun 2015 baru ada sekitar 30 coworking space di Indonesia. Dengan berdirinya komunitas Coworking Indonesia di 2016, coworking space pun berkembang pesat, menjadi 70-an di 2016, 170-an di 2017 dan 200-an di tahun 2018.
Coworking space bukanlah tempat kerja biasa. Kalau hanya tempat kerja, namanya work space dong. Bicara coworking space tentu tak bisa lepas dari Faye Alund, pemilik Kumpul Coworking dan presiden komunitas Coworking Indonesia. QM Financial mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Faye Alund tentang seluk beluk dunia coworking di Indonesia. Simak ceritanya yuk!
Hi Faye, gimana sih awal mula terjun ke bisnis coworking space?
Awal mula coworking space dari kebutuhan sendiri. Dulu saya dan suami bekerja di community development organisasi nonprofit. Kami bekerja dengan orang dari berbagai latar belakang. Namun belakangan organisasi ini tutup karena kesulitan pendanaan. Dari sini saya merasa butuh business model yang sustainable untuk bisa membangun Indonesia menjadi tempat yang lebih baik. Kuncinya ada di entrepreneurship. Apa yang bisa membantu ekosistem kewirausahaan bisa lebih solid sehingga orang merasa berbisnis dengan value itu bisa lebih mudah.
Selain itu, saya merasa susah untuk keluar dari jejaring yang sudah ada. Untuk masuk ke network baru yang relevan dan profesional untuk perkembangan bisnis maupun personal, perlu ekstra usaha. Butuh tempat untuk mengumpulkan orang dari berbagai latar belakang untuk kemudian patungan agar bisa berkantor bersama. Dari sini kita bisa kenal orang-orang baru dan memulai kolaborasi. Waktu itu saya belum tahu bahwa konsep ini dinamakan coworking space.
Target market Kumpul sendiri seperti apa?
Model coworking di Bali berbeda dengan kota lain di Indonesia. Karena sektor pariwisata kuat dan ekspatriat banyak, coworking space di Bali lebih banyak gathering digital nomad.
Konsep ini kurang sesuai dengan Kumpul. Meski digital nomad sudah lebih kuat awareness dan daya belinya, namun kalau hanya fokus ke mereka yang datang dan pergi, kita enggak akan dapat apa-apa. Turis dengan laptop tidak akan menginvestasikan waktunya hasil karyanya energinya untuk Indonesia.
Karena itu Kumpul menargetkan local community. Enggak harus penduduk asli, yang penting dia menganggap daerah itu rumahnya sehingga ada jangka waktu cukup panjang untuk mengerjakan sesuatu bersama. Investasi besar kita adalah kerjasama dengan komunitas lokal. Mulai dari identifikasi apa yang diperlukan kemudian menarik program partnership yang bisa memecahkan masalah tersebut di ekosistem.
Apa definisi coworking space?
Co pada coworking space melambangkan community that enables you to connect and collaborate. Kalau hanya tempat kerja bersama, mestinya namanya work place aja. Coworking space harus mampu mengakselerasi serendipity – berupa kebetulan-kebetulan yang menguntungkan. Orang datang ke coworking space untuk bekerja secara profesional atau mengembangkan diri. Dengan begitu, peluang pertemuan dan keterhubungan yang bermakna di bidang bisnis atau profesional jadi lebih besar.
Mereka yang tergabung dalam komunitas yang relevan untuk suatu hal lalu bisa meningkatkan diri, terhubung dan berkolaborasi bisa disebut coworking. Namun kalau tanpa business model, karang taruna atau ibu-ibu arisan juga adalah tempat berkumpul. Yang membedakan adalah adanya dampak ekonomi. Di coworking space, orang berkembang, bertumbuh dan ada dampak yang lebih secara ekonomi atau untuk sesuatu yang lebih besar.
Seperti apa business model yang digunakan?
Business model yang umum digunakan adalah membership fee. Bisa dianalogikan dengan gym. Ada sharing ekonomi berupa fasilitas yang sulit dimiliki setiap orang. Coworking space adalah hard ware. Coworking adalah cara kerja yang mengandalkan keterhubungan, kolaborasi dan berbagi. Mentorship pun tersedia formal atau informal. Informal dengan tanya sesama member, formal bisa dengan merekrut konsultan atau bergabung di inkubator bisnis. Coworking adalah gaya bekerja yang bisa dilakukan di mana saja, namun akan lebih optimal kalau di coworking space.
Revenue stream yang lain, misalnya dipakai untuk event, ada virtual space atau private office. Lalu jadi rancu, ini kantor, EO atau balai pertemuan? Sekali lagi, benang merahnya adalah dampak ekonomi. Apapun yang dikerjakan asal masih berhubungan dengan ekosistem kewirausahaan yang akan dibangun berarti masih nyambung.
Apa sih keunggulan Kumpul?
Kumpul mendapati bahwa kita tidak bisa mengadopsi begitu saja model bisnis coworking space barat dengan fokus utama membership yang menjual nilai community, collaboration, connectivity. Ini bukan masalahnya orang Indonesia. Kita cenderung komunal dengan support system yang kuat. Yang masih bisa dibantu adalah peluang untuk scale up dalam hal kepastian dan keberhasilan bisnis. Kumpul menjadi jembatan akses yang bisa dijangkau semua kalangan – bukan yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Kekuatan Kumpul ada di program yang dihubungankan dengan komunitas. We are leader in community based coworking.
Apa sih suka duka membangun bisnis coworking space?
Dukanya adalah visi besar, namun market belum siap. Jadi kami kerja keras biar bisa jalan dulu. Saat ada kesempatan untuk mulai bisnis coworking space, tabungan kami tidak cukup untuk membangun rumah sekaligus membangun bisnis. Kami putuskan untuk menginvestasikan dana di bisnis ini. Sukanya, sekarang kerja keras kami sudah mulai berbuah.
Bagaimana Faye membagi waktu dan energi antara bisnis dan keluarga?
Behind every great man, there is a great woman. But behind every great woman, there is also a great man. Dibalik sosok perempuan yang dianggap berhasil punya peran tertentu, ada dukungan pria yang hebat. Saya dan suami membagi beban secara equal. Enggak mungkin ada orang yang bisa mencapai suatu hal kalau tidak ada dukungan dari orang terdekat.
Saran untuk pembaca QM yang ingin membangun bisnis
Cari tahu bahwa kita menyelesaikan suatu masalah. Makin besar masalah yang kita selesaikan, makin banyak orang yang mau beli produk atau jasa yang kita tawarkan. Untuk tahu apa yang relevan, metode apa yang tepat, sering diskusi dengan orang lain terutama dengan customer. Cara berbisnis di era digital ini serba transparan dan akses informasi di mana-mana, cara kerja yang relevan adalah coworking. Kalau dulu semua dalam bisnis serba rahasia, kini berbagi atau berkolaborasi menjadi kunci.
Terima kasih sudah berbagi cerita Mba Faye Alund!
Jadi gimana, apakah kamu tertarik untuk berbagi dan berkolaborasi di coworking space? Atau malah berminat membuka bisnis coworking space sendiri? Sila kunjungi www.kumpul.id atau www.coworking.id untuk lebih banyak cerita tentang coworking.☺
Fransisca Emi
Berbisnis Dari Hati Ala Roro Widi Astuti
Berawal dari hobi yoga, Roro Widi Astuti memberanikan diri membuka The Good Prana Studio – sebuah studio yoga di Bekasi. Tak pernah terbayangkan bagi Roro, begitu dia biasa disapa, untuk beralih profesi dari lawyer menjadi seorang pemilik bisnis.
Yuk simak cerita alumni kelas Financial Clinic Bisnis ini membangun bisnis dari hati.
Bagaimana kisah awal mula The Good Prana Studio?
Sejak masih kuliah, saya suka yoga. Hobi ini berlanjut setelah saya bekerja di daerah SCBD Jakarta. Setiap weekend atau libur saya berkunjung ke rumah orang tua di Bekasi. Waktu itu belum ada studio yoga yang cocok jadi ujung-ujungnya selalu kembali ke Jakarta untuk yoga.
Akhir tahun 2017, saya mengikuti Teacher Training Course di Yoga Leaf Bandung di bawah asuhan Teteho (Pujiastuti Sindhu). Awalnya belum ada keinginan untuk membuat studio lho. Bayangan saya, ilmu yang saya dapat bisa digunakan untuk berlatih yoga di rumah tanpa perlu ke studio.
Di training ini, saya bertemu dengan senior waktu SMA, yang sama-sama tinggal di Bekasi. Kami merasakan satu masalah yang sama: sulit mencari studio yoga yang cocok di Bekasi. Singkat cerita, sepertinya memang semesta mendukung, akhirnya kami merencanakan untuk bikin studio yoga di Bekasi.
Siapakah target market utama The Good Prana Studio?
Pasar untuk yoga di Bekasi sebenarnya besar. Namun olahraga dan gaya hidup sehat belum menjadi prioritas rata-rata penduduk Bekasi. Jadi kami mengedukasi setiap peserta untuk menerapkan gaya hidup sehat berkesadaran, sesuai dengan tagline studio kami: Home for Mindful Beings – rumah untuk diri yang hidup berkesadaran. Target utama kami adalah pekerja, baik yang kerjanya di daerah Bekasi ataupun kerja di Jakarta tapi tinggal di Bekasi. Kami juga menyasar ibu rumah tangga dan ibu hamil.
Dengan banyaknya studio yoga yang ada, bagaimana strategi yang digunakan oleh The Good Prana Studio agar menjadi pilihan konsumen?
Saya pernah baca buku Simon Sinek yang berjudul Start With Why. Menurut saya itu buku yang bagus untuk dibaca oleh semua orang, baik yang terjun ke dunia bisnis maupun tidak.
Awalnya kami menentukan kenapa kita membuat studio dengan konsep prinsip hidup berkesadaran. Konsep inilah yang menentukan setiap strategi bisnis studio. Kami mengenalkan diri tidak semata-mata sebagai studio yoga, tapi lebih kepada menyediakan ruang untuk setiap diri dalam memulai langkahnya untuk hidup sehat dan berkesadaran, salah satunya dimulai dengan latihan yoga. Selain yoga, kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perilaku hidup sehat sadar seperti misalnya kegiatan meditasi, sesi relaksasi, sesi hening dan reflektif.
Kami percaya bahwa setiap orang punya rezekinya masing-masing, begitu juga dengan studio kami. Awalnya memang kebanyakan orang yang datang ke studio lebih ke arah ingin memperbaiki bentuk dan postur tubuh. Namun seiring berjalannya waktu, tren peserta yoga berubah dari yang motivasinya hanya ingin kurus dan tidak bungkuk, perlahan-lahan bergeser fokusnya berlatih yoga untuk kesehatan.
Setiap peserta yoga di studio kami selalu kami berikan pemahaman dan edukasi soal yoga dan gaya hidup sehat. Karena kan walaupun dia yoga setiap hari, bahkan dua kali sehari tapi kalau gaya hidupnya berantakan (misalnya sering begadang, makan junk food, dan lainnya) nggak akan ada hasilnya untuk kesehatan. Jadi yang kami tawarkan di studio bukan hanya sekedar jasa untuk berlatih yoga atau berolahraga, tapi juga lingkar dukungan bagi tiap individu untuk memulai perjalanan hidup sehat berkesadaran.
Ke depan, apa rencana Mba Roro untuk The Good Prana Studio?
Target kami mengenalkan The Good Prana Studio kepada masyarakat. Kami punya banyak program kelas dan edukasi yang tujuannya juga untuk mengenalkan prinsip hidup sehat berkesadaran kepada masyarakat luas. Studio kami memberikan tempat buat orang-orang untuk menjaga kesehatannya, tidak semata-mata kesehatan fisik tapi juga kesehatan pikiran dan batinnya.
Mimpi besarnya The Good Prana Studio berkembang jadi semacam pusat edukasi masyarakat (community support center) yang memberikan dukungan (empowerment) dan layanan bagi individu, dan terutama perempuan di setiap siklus hidupnya untuk hidup sehat berkesadaran.
Kisah suka dan duka apa yang Mba Roro alami selama membangun bisnis?
Dibilang “gila!” sama banyak orang. Hahaha. Itu termasuk suka apa duka ya? ☺
Profesi utama saya adalah konsultan hukum (infrastructure/transaction lawyer). Jadi saat saya bilang punya rencana untuk membuat bisnis studio yoga dan mau istirahat dulu jadi full time lawyer, rata-rata orang ekspresinya ya gitu “Gila lo ya!”
Namun alhamdulillah keluarga mendukung. Ibu saya selalu bilang yang penting semua usaha niatnya dulu harus betul, insyaAllah pasti dikasih jalan yang baik. Jadi saya memulai bisnis ini dengan percaya diri. Yang tidak kalah penting, ketemu dengan rekan bisnis yang sama passionate-nya. Jadi klop lah!
Sejujurnya, menjalankan sesuatu dari hati, seperti usaha studio ini, hampir enggak ada dukanya! Saya selalu ingat pesan Ligwina Hananto: “Kalau bisnis itu jangan baper!” Saat ada hambatan atau kendala, sebisa mungkin kami diskusi dan konsultasi untuk mencari solusi yang terbaik. Jadi saling mendukung untuk terus jalan dan maju. Dukanya cuma mampir selewat aja gitu. ☺
Roro adalah alumni FinClicBisnis April 2018 lalu di Jakarta. Manfaat apa saja yang dirasakan setelah mengikuti training?
Manfaat paling dasar adalah menyadari: kalau cuma iseng dan enggak mau ribet, enggak usah bisnis! Pemilik bisnis harus selalu siap mencurahkan pikiran serta tenaga untuk membangun bisnis. Penting untuk belajar mengatur bisnis dan menjaga energi agar tidak draining menjalankan bisnis.
Di #FinClicBisnis semua materi yang diajarkan simpel dan mudah diterima, tapi penting banget untuk diketahui sama setiap orang yang berencana memulai bisnis, atau bahkan yang udah mulai bisnis. Saya belajar bagaimana cara menentukan rencana bisnis, mengukur market share dan menyusun strategi mulai dari keuangan. Pusing lihat angka sama pembukuan. Hahaha.
Semua materi disampaikan dengan cara yang fun. Setelah workshop pun kita masih punya akses kalau mau tanya-tanya atau konsultasi ke QM soal aplikasi materi ke bisnis yang kita jalani. #FinClicBisnis benar-benar menyadarkan saya untuk take the business seriously and ride on it.
Apa saran bagi pembaca QM yang ingin membangun bisnis?
Jika ingin berbisnis pastikan dulu niatnya. Pastikan masalah hidup apa yang mau dipecahkan dengan bisnisnya! Intinya jauhkan angan-angan bikin bisnis biar bisa santai. Karena pada kenyatannya jadi pemilik bisnis itu lebih banyak kerjaannya dibanding jadi karyawan. Tapi tentunya kalau kita suka akan sesuatu dan punya niatan yang baik untuk membantu menyelesaikan masalah hidup orang lain dengan bisnis, insyaAllah bisnisnya bisa berkembang dengan baik.
Seru sekali pengalaman Roro, meninggalkan profesi lawyer demi menjalankan bisnis dari hati. Semoga The Good Prana Studio sukses menularkan gaya hidup sehat untuk diri yang hidup berkesadaran!
Ingin belajar mengelola bisnis seperti Roro? Jangan lewatkan kelas Financial Clinic Bisnis. Ikuti terus updatenya di twitter dan instagram @QM_Financial.
QM Admin
Pasang Surut Bisnis Di Masa Lebaran
Momen Lebaran yang baru saja berlalu bisa jadi merupakan momen yang paling ditunggu oleh beberapa pemilik bisnis yang omzetnya biasanya meningkat di masa ini. Misal bisnis kue kering, hantaran lebaran, baju-baju muslim dan perlengkapan ibadah. Namun di sisi lain, ada juga bisnis yang justru sepi di masa Ramadan dan Lebaran. Misalnya bisnis pusat kebugaran. Saat puasa orang cenderung mengurangi frekuensi olahraga. Apalagi saat ditinggal mudik Lebaran ke kampung halaman. Otomatis jumlah pengunjung juga menurun. Kamu pemilik bisnis? Bagaimana nasib bisnismu saat masa Ramadan dan Lebaran kemarin? Ikut pasang atau malah surut?
Dua orang pemilik bisnis akan berbagi strategi menghadapi pasang surut omzet di masa Ramadan dan Lebaran. Ada Roro Widi Astuti, pemilik bisnis The Good Prana Studio di Bekasi dan Fitria Hasanah (Ica), pemilik bisnis LCheese Factory Pekanbaru. Mereka adalah alumni kelas Financial Clinic Bisnis yang diadakan QM Financial bulan April yang lalu.
baca juga: Strategi Online L Cheese Cake
Strategi The Good Prana Studio
Ada semacam sugesti bahwa olahraga saat puasa akan membuat haus dan menjadikan kita enggak kuat puasa. Untuk mengatasinya, sebelum bulan puasa setiap instruktur memberikan sosialisasi tips berolahraga yang tidak mengganggu ibadah puasa. Jadwal kelas pun disesuaikan. Kelas-kelas yang agak hardcore ditaruh di sore hari dan setelah jam buka puasa. Pagi hari diisi dengan kelas yang gentle saja.
Agar cash flow tetap bagus ketika puasa, The Good Prana memberikan harga spesial untuk member yang sign up dua bulan langsung pada Mei dan Juni. Selain itu setelah puasa sudah disiapkan kelas-kelas spesial dan juga event yang diproyeksikan bisa menutupi penurunan omzet saat puasa dan lebaran kemarin.
Strategi LCheese Factory
Beda halnya dengan bisnis studio yoga milik Roro, LCheese Factory justru panen order di momen Ramadan & Lebaran. Meski sempat sepi di sepuluh hari awal Ramadan, namun mulai pertengahan hingga akhir Ramadan, LCheese kebanjiran order hampers kue kering dan cake Lebaran. Tokonya bahkan baru tutup jam 10 malam di hari terakhir Ramadan!
Meski omzet melejit, LCheese factory menghadapi tantangan kenaikan harga. Setiap tahun, harga bahan pokok biasanya naik saat Lebaran, termasuk bahan-bahan kue. Ica punya strategi agar harga jual ke pelanggan di masa Lebaran tidak ikut naik. Ia sudah menyetok bahan baku utama cakenya, yaitu cream cheese dari distributor untuk memastikan stoknya mencukupi dan harga tetap terkendali.
Pentingnya proyeksi
Sebagai pemilik bisnis seharusnya kita sudah tahu loh kapan omzet bakal ramai, kapan sepi. Jadi strateginya sudah harus disusun rapi di depan. Itulah pentingnya proyeksi.
Saat menyusun business plan artinya kita membuat proyeksi sales dan biaya per bulan selama setahun penuh. Jadi kita sudah tahu setiap bulan harus omzet harus masuk berapa dan berapa maksimal biaya yang bisa dialokasikan. Kalau targetnya meleset, konsekuensinya apa?
Kalau permintaan terhadap bisnis kita cenderung meningkat di momen tertentu, misal saat Ramadan dan Lebaran, maka ini saat yang tepat untuk menggenjot omzet. Sebaliknya, kalau di momen tersebut bisnis kita sepi, kita harus menutup kekurangan omzetnya di bulan yang lain.
Omzet naik atau turun gak masalah kok. Karena kita sudah memperhitungkannya di awal. Seperti Roro yang membuat program special class setelah Lebaran untuk The Good Prana Studio dan Ica yang menyediakan berbagai kue kering dan hampers LCheese Factory untuk mengoptimalkan omzet di masa Lebaran.
Ingin belajar membuat proyeksi bisnis seperti Roro dan Ica? Ayo gabung di kelas Financial Clinic Bisnis! Ikuti updatenya di twitter & instagram @QM_Financial ya.
QM Admin
Bersama Merayakan Pendidikan di PEKAN 2018
Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, beragam organisasi yang peduli pendidikan berkumpul bersama dalam Pesta Pendidikan (PEKAN). PEKAN adalah bentuk nyata dari para pemangku kepentingan yang bergerak, belajar, dan bermakna bersama. Kita adalah publik, bagian terpenting yang perlu berpartisipasi sampai tingkat berdaya, bukan hanya berkomunikasi atau bermitra dalam ekosistem pendidikan Indonesia. Organisasi, komunitas, maupun individu di bidang pendidikan maupun nonpendidikan yang berpartisipasi dalam PEKAN disatukan oleh prinsip ‘barengan’.
Pesta Pendidikan (PEKAN) dilakukan setiap tahun di bulan Mei. Tahun ini adalah tahun ke-2 Quamma Project mengikuti kegiatan ini. Seru banget! Dari sinilah kami belajar berkolaborasi dan bertemu banyak pihak dengan profesi yang berbeda, tetapi mempunyai satu tujuan yang sama yaitu memajukan pendidikan di Indonesia.
Tahun lalu, QUAMMA Project ikut terlibat dalam PEKAN 2017. Program utamanya adalah “Jagoan Finansial” yang merupakan pelatihan literasi finansial untuk guru, murid dan orang tua. Di Janji PEKAN, Quamma Project berkolaborasi dengan Hekaleka, sebuah komunitas peduli pendidikan anak Maluku. Presentasi Janji Publik disampaikan oleh Ibu Ligwina Hananto dengan moderator Ibu Najelaa Shihab.
Salah satu yang sangat menarik perhatian dari presentasi ini adalah cerita dari seorang guru dari Lampung yang mengajarkan pada sekelompok murid yang tidak memiliki cita-cita karena faktor ekonomi. Pak Rif’an alah satu Jagoan Finansial pertama, mengajarkan ilmu finansial kepada guru dan murid yang ada disekolahnya. Program yang dibuat adalah study tour ke Darul Quran dan Monumen Nasional, Jakarta dengan cara menyisihkan dari uang saku. Hal itu bisa merubah pola pikir murid, untuk bersemangat mengejar cita-citanya. Menabung itu bisa menimbulkan harapan hidup”, begitu kata Pak Rif’an. Sederhana namun dalam.
Tujuan utama Jagoan Finansial adalah mencetak orang-orang seperti Pak Rif’an yang memiliki semangat berbagi ilmu dan mengimplementasikan Program Jagoan Finansial.
Harapannya guru dan murid lebih bijak dalam mengelola uang agar semua mimpi dan tujuannya bisa tercapai. Program Jagoan Finansial membutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik materi maupun non materi. Disinilah kesediaan
para peserta dan undangan pada Janji Publik ini diminta untuk membuat komitmen di depan umum. Dari peserta dan undangan yang hadir, yang berjanji untuk berkontribusi pada program Jagoan Finansial dan mau mewujudkan bentuk kolaborasi ini, antara lain:
- Michael Tampi (MRA Group), yang menyediakan tiket pp untuk trainer berangkat ke Ambon
- Shani Budi dan Ferdian Kelana, yang mendesain dan membentuk board games Jagoan Finansial
- Bima Satria, yang mengembangkan situs untuk program Jagoan Finansial
Pada pesta pendidikan tahun 2018 ini kami mengisi kegiatan Ngobrol Publik dengan menceritakan materi tentang Jagoan Finansial dan kegiatan yang sudah dilakukan. Kolaborasi di Janji Publik 2017 yang lalu sudah menghasilkan beberapa hal, diantaranya:
- Program kegiatan Jagoan Finansial Ambon berjalan berkat kerjasama dari Australian Global Alumni dan MRA Group pada November 2017 dan program Jagoan Finansial Lampung Utara pada Maret 2018.
- Prototype games Jagoan Finansial udah berhasil dibuat dengan nama Labirin Jagoan Finansial.
- Website Jagoan Finansial masih dalam pengembangan.
Di akhir sesi semua peserta kami ajak bermain board games Labirin Jagoan Finansial – sebuah permainan untuk mengenalkan konsep uang. Kegiatan yang bukan hanya menyengkan tapi juga bisa menambah wawasan baru.
Board games Jagoan Finansial ini bentuknya masih prototype. Kami membutuhkan dukungan dari teman- teman agar board games ini bisa kami cetak dan perbanyak. Apabila teman-teman tertarik berpartispasi dalam Program Jagoan Finansial, donasi board games dapat dilakukan di sini
Setiap paket donasi bernilai Rp200.000 terdiri dari 2 board games: 1 untuk donatur dan 1 lagi untuk dikirimkan ke mitra sekolah di Ambon dan Lampung.
Yuk dukung kami mengirimkan lebih banyak Jagoan Finansial ke seluruh penjuru negeri!
Marhaini/ financial trainer & PIC Quamma project
Jagoan Finansial Lampung: Menabung itu Memberikan Harapan Hidup
Hai! Setelah Bali, bulan Maret lalu Jagoan Finansial kembali beraksi. Kali ini kota yang kami kunjungi adalah Lampung Utara. Ada apa dengan Lampung Utara? Di kota inilah Jagoan Finansial kami yang pertama – Bapak Muhammad Rif’an – tinggal dan berkarya.
baca juga: Berbagi Tak Pernah Rugi
Pak Rif’an, begitu dia biasa disapa, adalah seorang guru kimia dari sekolah Madrasah Aliyah yang juga pemilik Pesantren Miftahul Ulum di Lampung Utara. Perjumpaan kami dimulai tahun 2016 saat Quamma Project mengikuti kegiatan pendidikan yang bernama TPN (Temu Pendidik Nusantara). Dalam kegiatan ini kami membuka kelas literasi keuangan yang diikuti oleh 5 peserta, salah satunya Pak Rif’an ternyata ‘nyasar’ masuk ke kelas kami.
baca juga: Semua Murid Semua Guru
Tiga bulan kemudian, melalui pesan singkat Pak Rif’an mengirimkan foto dan cerita kegiatan yang dilakukan oleh santrinya. Tema yang diambil adalah menabung. Para siswa diminta menabung untuk bisa mengikuti study tour ke pesantren Darul Quran dan mengunjungi Monumen Nasional. Dalam pesan singkat itu Pak Rif’an bercerita bahwa menabung itu menimbulkan harapan hidup. Selama ini, Pak Rif’an merasa mengajar kepada murid yang tidak memiliki cita-cita. Ternyata mereka bisa kok menabung untuk mewujudkan suatu cita-cita: mengunjungi Jakarta. Dari sini Pak Rif’an semakin bersemangat dan bekomitmen untuk bisa mengajarkan dan berbagi ilmu finansial kepada lebih banyak orang dan lapisan masyarakat.
Akhir tahun 2017 Program Jagoan Finansial mendapatkan dana hibah dari Australia Global Alumni (AGA) dan MRA Group untuk bisa menjalankan program di Kota Ambon dan Lampung. Kami pun mengajak Pa Rif’an untuk mengajar Jagoan Finansial di Ambon. Nah kini saatnya Jagoan Finansial hadir di Lampung Utara, tepatnya di Bukit Kemuning yang berjarak 5 jam perjalanan darat dari Bandara Raden Intan II.
Elemen utama yang menjadikan program Jagoan Finansial dapat berkelanjutan adalah ketersediaan pihak lokal yang siap menjadi penyelenggara di area-area kerja. Termasuk dalam tim kami adalah para pegiat pendidikan asli area lokal yang mengerti kondisi lapangan di area masing-masing. Lebih dari itu setiap tim lokal kami ini memiliki pengalaman edukasi yang cukup luas sehingga program dapat terus termonitor perkembangannya. Salah satunya adalah Pesantren Miftahul Ulum di Lampung Utara yang dikelola oleh Pak Rif’an.
Untuk program Jagoan Finansial Lampung ini, survei dibantu oleh tim Pak Rif’an. Selain tim dari Quamma Project, kami juga mengajak Kak Stanley Ferdinandus dari Komunitas Heka Leka Ambon untuk ikut serta.
Selama 2 hari dilakukan Training of Trainer kepada 30 guru, workshop untuk santri, dan juga workshop di 3 sekolah, yaitu SD Islam Miftahul Ulum, SMA Islam Miftahul Ulum, dan SD Islam Darul Hasanah dengan 50 guru.
Bahagia sekali bisa hadir di kegiatan Jagoan Finansial Lampung Utara. Salah satu cita-cita saya adalah sekolah di pesantren dengan harapan bisa jadi Ustazah. Rasanya seperti mimpi bisa tinggal di lingkungan santri meskipun hanya 3 hari 2 malam.
Terima kasih untuk Pak Rif’an dan Bapak Ibu Guru di Lampung Utara yang sudah mengikuti program Jagoan Finansial. Semoga ilmu yang sudah diajarkan bisa bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun diajarkan kembali kepada lebih banyak orang.
Tertarik untuk mendukung Jagoan Finansial? Kamu bisa berdonasi via board game Labirin Jagoan Finansial. Board game ini adalah metode untuk mengenalkan edukasi keuangan kepada para murid dengan cara yang menyenangkan. Labirin Jagoan Finansial adalah wujud pengenalan konsep finansial dasar MBBM: Menghasilkan uang, Belanja, Berbagi, dan Menabung.
Untuk setiap paket donasi, kamu akan mendapatkan satu (1) board game dan mendonasikan satu (1) board game untuk dikirimkan ke sekolah mitra. Harga 1 paket donasi Rp200.000. Kami masih dalam proses fundraising untuk produksi. Maka saat ini proses pendaftaran donasi dulu – kami melakukan pengkoleksian dana donasi jika produksi sudah berjalan. Sila klik link ini untuk berdonasi:
Yuk! Bantu kami mendukung lebih banyak Jagoan Finansial ke seluruh penjuru negeri.
Marhaini/ Financial Trainer
Belajar Menjadi Pemimpin Yang Mendengar Dari Reza Aryabima
Bagi seorang perempuan, tak lengkap rasanya mengenakan make up tanpa menggunakan bulu mata palsu. Siapa sangka produk yang akrab dengan keseharian perempuan ini justru menjadi ladang usaha bagi Reza Aryabima, CEO dan Co-Founder Artisan Professionnel. Artisan Professionnel adalah salah satu merek bulu mata yang menjadi favorit make up artist (MUA) dan selebriti. Reza, begitu ia biasa disapa adalah salah seorang alumni Financial Clinic Bisnis Workshop yang diselenggarakan oleh QM Financial April lalu di Jakarta. Bagi Reza, tantangan terbesar dalam bisnis ini adalah menjadi pemimpin yang mendengar. Ikuti cerita lengkapnya ya!
baca juga: Financial Clinic Workshop Bisnis
Hai Reza, cerita dong bagaimana awal kisah Artisan Professionnel?
Artisan Professionnel berangkat dari partner saya, seorang fotografer yang banyak bekerja sama dengan Make-Up Artist (MUA) dalam karya-karyanya. Ia banyak mendengar keluhan mengenai sulitnya mendapatkan bulu mata palsu yang konsisten baik secara kualitas maupun ketersediaan barang. Padahal Indonesia adalah salah satu negara penghasil bulu mata dengan kualitas terbaik dengan tujuan ekspor ke negara-negara maju. Berangkat dari fakta ini, Artisan Professionnel lahir dengan semangat untuk menghasilkan produk berkualitas, yang bisa membawa hasil karya anak bangsa ke level yang lebih tinggi. Visi kami adalah Bringing Beauty to The Next Level.
Ada berapa orang partner dalam membangun bisnis ini? Bagaimana pembagian tugas & tanggung jawabnya?
Saat ini kami berempat, dengan saya sebagai CEO yang membawahi seluruh tim, memastikan perusahaan bergerak ke arah yang benar. Redavell Tjen sebagai Chief Creative Officer, membawahi Product Development dan Marketing Communication, dengan tugas memastikan visi kami terkomunikasikan dengan baik melalui produk yang kami hasilkan dan kegiatan marcomm. Gregorius Gerry sebagai Chief Operating Officer bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan seperti HRD, Legal, dan Business Development. Serta satu orang Komisaris yang juga adalah investor utama kami.
Bagaimana perkembangan Artisan Professionnel hingga kini?
Artisan Professionnel saat ini dalam fase growth & establishment stage dan bergerak sangat cepat. Fokus kami saat ini ada pada customer acquisition, melalui promosi yang intensif dan perluasan channel penjualan.
Strategi marketing apa yang digunakan untuk mengembangkan Artisan Professionnel hingga menjadi produk favorit selebriti dan make up artist?
Kami banyak berkolaborasi dengan para pengguna dan Key Opinion Leader (KOL) serta influencer untuk mendapatkan honest review, yang kemudian di-post di Instagram @artisanpro sebagai platform utama kami dalam kegiatan marketing communication kami.
Ke depan, apa rencana Reza untuk Artisan Professionnel?
Kami fokus pada research and development (R&D) untuk menghasilkan produk yang betul-betul berkualitas untuk menjawab kebutuhan pasar. Selain itu dalam satu hingga dua tahun ke depan kami akan melakukan ekspansi distribusi ke pasar luar negeri.
Kisah suka dan duka apa yang Reza alami selama membangun bisnis?
Di awal membangun bisnis, salah satu pernyataan yang saya dengar dalam sebuah seminar, 80% keberhasilan bisnis ditentukan oleh people management. Dalam perjalanan kami, suka dan duka lebih banyak dialami dalam proses penyatuan visi, pemahaman, ritme kerja, dan budaya kerja. Buat saya ini hal yang paling challenging. Terutama saat belajar mengatasi perbedaan cara kerja, perbedaan pendapat, dan perbedaan karakter antar anggota. Saat menghadapi jalan buntu rasanya sangat melelahkan. Tapi di sisi lain saat kami berhasil mencapai suatu achievement, semua kelelahan itu hilang.
Adakah tantangan issue gender di bisnis ini: seorang laki-laki jadi CEO perusahaan produsen bulu mata?
Memang banyak yang bertanya soal ini. Saya sendiri pada awalnya merasa cukup sulit untuk masuk ke dalam industri yang didominasi oleh wanita, khususnya karena wanita adalah pengguna produk ini. Tapi bagi saya bukan itu tantangan utamanya. Tantangan utamanya adalah bagaimana menjadi pemimpin perusahaan yang lebih banyak mendengar dan menerima masukan, baik dari anggota tim, KOL, partner bisnis, sehingga produk dan strategi kami betul-betul menjawab kebutuhan pasar.
Apa saran bagi QM Readers yang ingin membangun bisnis?
Dalam membangun bisnis, ada tiga hal utama yang harus diperhatikan
- Failed to plan, failed to launch. Perencanaan yang matang dibutuhkan sebelum memulai bisnis.
- Go big, or go home. Kalau mau sungguh jadi besar, kita tidak punya pilihan lain selain turun sendiri dan mendedikasikan semua yang kita punya untuk membesarkan bisnis kita.
- Beginner’s mind. Banyak belajar dan berguru dari mereka yang sudah berhasil dan dari mereka yang masih muda. Di era sekarang ini, perubahan bisa terjadi sangat cepat. Pastikan kita sudah mendeteksi perubahan sebelum perubahan itu datang. Salah satu caranya, dengan terus menerus belajar.
Bagi Reza, apa yang dirasakan saat mengikuti Financial Clinic Workshop Bisnis?
Seru, practical, dan entertaining karena ada cuplikan bit standup comedy dari Ligwina Hananto. Saya sangat merekomendasikan mereka yang baru memulai usaha untuk mengikuti workshop ini terutama untuk belajar mengenai laporan keuangan bisnis.
Terakhir nih, apakah Reza sudah merencanakan pensiun? Seperti apakah masa pensiun dalam bayangan Reza?
Saya membayangkan di suatu titik saya akan menjadi investor dari banyak perusahaan kecil dan berkembang. Saya juga berencana menjadi mentor dan pengajar bagi mereka-mereka yang baru akan atau sedang memulai bisnisnya. Masa pensiun saya harus diisi dengan kegiatan yang memberikan arahan dan panduan bagi mereka yang sedang ada di posisi saya waktu memulai bisnis.
Untuk mewujudkannya, saya sudah mempersiapkan aset aktif dari unit bisnis yang saya sedang dan akan investasikan. Aset aktif inilah yang akan memberikan passive income sehingga saya bisa menjalani masa pensiun impian.
Inpiratif sekali cerita dari Reza! Ternyata kalau mau jadi pemimpin itu harus banyak mendengar dari berbagai sisi ya. Dan jadi pemilik bisnis juga harus pensiun loh. Itulah pentingnya menyiapkan aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif.
Semoga bisnisnya makin maju Reza!
Fransisca Emi