Ini Dia Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Mudah Dilakukan
Masih bingung bagaimana contoh perencanaan keuangan pribadi yang benar itu? Seperti apa?
Yes, perencanaan keuangan pribadi itu penting. In fact, setiap orang seharusnya punya perencanaan keuangan masing-masing. Pasalnya, dengan adanya perencanaan keuangan, kita jadi lebih mudah juga untuk merencanakan tujuan hidup kita. Mimpi-mimpi dan cita-cita juga mungkin banget diwujudkan dengan adanya perencanaan keuangan ini. Pokoknya, apa yang kayaknya enggak terjangkau, ternyata bisa direalisasikan dengan rencana keuangan.
Tool terbaik banget deh, buat kamu yang pengin hidup meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Bingung gimana bikinnya? Jangan. Dalam artikel kali ini, kita akan belajar bersama mengenai cara membuat sekaligus melihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang paling sederhana.
Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Untuk bisa membuat perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa komponen dan langkah yang perlu diperhatikan.
1. Tujuan keuangan
Tujuan keuangan harus ditentukan pertama kali, karena inilah nanti yang akan menjadi target rencana keuanganmu. Seperti yang biasa QM Financial tanyakan di setiap kesempatan, #TujuanLoApa?
So, mari kita lihat penerapannya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi.
Misalnya, sebut saja Mawar, seorang karyawan yang baru bekerja 1 tahun lamanya, mempunyai beberapa tujuan keuangan di antaranya: biaya menikah, beli rumah, dan beli mobil. Mawar berencana untuk menikah 3 tahun lagi, beli rumah 5 tahun lagi dengan KPR—yang berarti ia harus menyiapkan DP rumah, dan beli mobil secara cash 6 tahun lagi.
Setelah melakukan survei, dan diperhitungkan dengan Future Value dari inflasi rata-rata, maka Mawar pun membuat contoh perencanaan keuangan pribadi berikut ini untuk ke-3 tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan | Target nominal (Rp) | Jangka waktu | Tabungan per bulan (Rp) |
Biaya menikah | 100.000.000 | 3 tahun (36 bulan) | 2.778.000 |
DP rumah (target harga Rp500 juta) | 75.000.000 (15% harga rumah) | 5 tahun (60 bulan) | 1.250.000 |
Beli mobil | 200.000.000 | 6 tahun (72 bulan) | 2.778.000 |
4.028.000 |
Nah, kamu bisa mengganti tujuan dan angka sesuai keinginanmu ya.
2. Pemasukan
Mari kita selanjutnya cek pemasukan. Dengan begini, kita tahu seberapa sebenarnya kemampuan finansial kita, dan kemudian kalau memang kurang, kita harus melakukan apa.
Masih dengan contoh Mawar saja.
Mawar—sebagai karyawan entry level—mendapatkan gaji sebesar Rp5.5 juta. Sementara, selain bekerja di kantornya pada jam kerja, Mawar juga bekerja sambilan sebagai tutor les privat untuk anak-anak usia SD di malam hari dan weekend. Penghasilan sampingannya ini tidak tentu, tergantung berapa anak yang diajar. Jika dirata-rata, Mawar bisa mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 1.750.000 per bulan.
Dengan demikian, komposisi pemasukan Mawar dalam contoh perencanaan keuangan pribadi miliknya adalah seperti berikut ini.
Sumber penghasilan | Nominal (Rp) |
Gaji tetap | 5.000.000 |
Penghasilan tambahan (rata-rata) | 1.750.000 |
Total | 6.750.000 |
Buat rencana
Dari tujuan yang sudah ditentukan dan melihat sumber penghasilan, Mawar lantas memutuskan untuk menggunakan gaji tetapnya sebagai sumber dana tujuan keuangannya, dan menggunakan sisa dari gaji tetap tersebut ditambah dengan penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk kebutuhan rutin = (5.000.000 – 4.028.000) + 1.750.000
= 972.000 + 1.750.000
= 2.722.000
Untuk saat ini, kebetulan Mawar masih tinggal di rumah orang tua, belum ada utang apa pun, dan bukan merupakan sandwich generation. Untuk mengatur cash flow, Mawar membagi pos pengeluarannya menjadi 60% kebutuhan rutin (makan, minum, pulsa, transportasi, skincare, dan lain sebagainya), 20% lifestyle (jajan, beli buku, dan sebagainya), dan 10% tabungan dana darurat.
Dengan demikian, skema anggaran dalam contoh perencanaan keuangan pribadi Mawar adalah sebagai berikut.
Rutin | Rp1.633.200 |
Lifestyle | Rp544.400 |
Dana darurat | Rp272.200 |
Di sini, kamu juga bisa mengubah komponennya sesuai kebutuhanmu ya.
Jika ternyata besar pasak daripada tiang, maka kamu bisa mengatasinya dengan:
- Mengatur dan menekan lagi pengeluaranmu, berhemat, dan menyusun prioritas lagi
- Menurunkan target tujuan keuangan. Misalnya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, biaya menikah mungkin tidak harus Rp100 juta. Bikin private party saja, undangan diundang secara virtual. Dan berbagai opsi lain.
- Menambah penghasilan
Lengkapi Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Investasi
Dalam membuat rencana keuangan, kita perlu mengusahakan agar tujuan bisa tercapai lebih cepat. Ya pastinya juga dengan memperhitungkan kemampuan ya.
Semakin cepat tercapai, maka kita bisa semakin berkurang bebannya. Kamu bisa lihat kan, bahwa tujuan keuangan Mawar saat ini baru sampai ke beli mobil. Belum mempersiapkan dana pendidikan anak, belum juga dana pensiun. Nah, masih banyak PR deh. So, semakin cepat tercapai, maka lebih cepat pula kita bisa membuat rencana keuangan lagi untuk tujuan yang lainnya.
Misalnya, untuk beli mobil 6 tahun lagi, Mawar memanfaatkan instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah. Untuk instrumen dengan imbal sebesar 8% seperti reksa dana pendapatan tetap, maka dalam 6 tahun, Mawar berpeluang mendapatkan total Rp261.832.971. Ini cukup banget kan, untuk membeli mobil dengan target Rp200 juta seperti yang direncanakan?
Sementara, jika Mawar “hanya” mengandalkan tabungan biasa sebesar Rp2.778.000 per bulan, setelah 6 tahun—jika bisa disiplin dan konsisten, Mawar akan mendapatkan Rp200.016.000. Wah, ini nanti belum termasuk biaya administrasi ini itu, atau jika ia juga pengin memodifikasi mobil barunya, ya bisa-bisa harus merogoh tabungan lagi.
Nah, namun harus ingat ya, bahwa setiap investasi akan datang bersama risiko. Untuk instrumen jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap, risikonya memang tak setinggi saham, tetapi lebih tinggi daripada deposito, tabungan berjangka, ataupun jenis instrumen jangka pendek lainnya. Tetapi, untuk memastikan tujuan keuangan tercapai dengan baik, kita memang perlu menyesuaikannya. So, risiko harus dikelola dengan baik.
Demikian contoh perencanaan keuangan pribadi paling sederhana yang bisa kamu lihat. Boleh lo, kalau mau disontek. Sesuaikan jenis kebutuhannya dan juga besarnya nominal dengan kondisi masing-masing.
Mau belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Portofolio Investasi, dan Bagaimana Cara Menyusunnya secara Pas?
Portofolio investasi ibarat rapor untuk seorang investor. Dalam sebuah portofolio, akan terlihat rincian bagaimana seseorang mengalokasikan aset investasinya.
Portofolio investor bisa terdiri atas berbagai macam aset, yang dikumpulkan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu. Bisa mencakup kumpulan saham, obligasi, tabungan, juga bisa terdiri atas mata uang asing, emas, properti, dan nft art, misalnya.
Mari kita lihat lebih lanjut mengenai portofolio investasi ini.
Apa Itu Portofolio Investasi?
Portofolio investasi merupakan kumpulan seluruh aset yang dimiliki, yang terdiri atas berbagai instrumen yang dapat membantu sang investor untuk mencapai imbal terbaik, sesuai dengan profil risiko yang dimiliki oleh si investor.
Portofolio bisa terdiri dari beragam bentuk investasi, atau bisa juga terdiri atas satu kelas aset saja. Misalnya reksa dana, atau saham.
Dalam sebuah portofolio investasi, ada berbagai instrumen yang dikumpulkan sesuai dengan berapa banyak dana yang ingin diperoleh, tergantung tujuan investasi yang dimiliki. Hal ini terkait juga dengan gaya hidup, tingkat toleransi terhadap risiko, serta kemampuan finansial si investor.
Tujuan Membuat Portofolio Investasi
Tujuan seorang investor membangun portofolio investasi adalah untuk menyediakan media kerja agar uang dapat menghasilkan uang lagi bagi si investor. Portfolio ini yang akan menjadi alat kendali dan pemantau akan hasil kinerja investasi yang sudah dilakukan.
Dari data yang ada dalam portofolio investasi, kamu sebagai investor juga kemudian dapat membuat rencana diversifikasi dan penyeimbangan aset, sehingga tidak terkumpul pada satu sektor saja. Aset ini disebar agar meminimalkan risiko dan mengoptimalkan potensi imbal yang bisa diperoleh.
Diversifikasi adalah salah satu langkah penting dalam investasi loh! Dan, hal ini bisa dilakukan jika kamu punya portofolio investasi yang sudah solid.
Cara Menentukan Portofolio Investasi yang Tepat
Kalau begitu, gimana cara menentukan portofolio investasi yang tepat ya?
Ya, sebenarnya mudah saja. Semua kembali ke kamu, dan 3 pertanyaan berikut ini.
1. #TujuanLoApa
Kamu mau investasi untuk apa? Untuk dana menikah? Dana pendidikan anak? Dana pensiun? Dana liburan?
Setelah tahu mau dipakai untuk apa, selanjutnya kamu harus menentukan jangka waktunya. Masih berapa lama lagi tujuan itu ingin kamu targetkan untuk tercapai. Misalnya dana menikah, akan dipakai untuk menikah satu tahun lagi. Atau, dana pendidikan anak, akan dipakai untuk anak masuk SD 3 tahun lagi. Atau juga dana pensiun, yang akan dipakai 20 tahun lagi?
Untuk tujuan investasi jangka panjang, maka kelas aset yang seharusnya lebih besar adalah saham, dibandingkan kelas aset yang lain. Sebaliknya, jika tujuan investasinya jangka pendek, maka kelas aset pasar uanglah yang mendapatkan proporsi terbesar.
2. Profil risiko
Ada 3 profil risiko yang bisa dikenali pada diri investor, yaitu:
- Konservatif, adalah mereka yang kurang toleran terhadap risiko kerugian. Jantungan banget deh, kalau lihat kondisi keuangan yang krisis.
- Moderat, adalah mereka yang sudah dapat menoleransi risiko, tetapi juga masih suka cari aman.
- Agresif, adalah mereka yang fokus untuk meraih keuntungan yang semaksimal mungkin dengan memanfaatkan setiap instrumen yang sesuai.
Nah, kamu termasuk yang mana nih?
Memang, untuk bisa menyusun portofolio investasi yang pas, adalah penting bagimu untuk mengenali diri sendiri lebih dulu. Hal ini penting, agar kamu nggak emosian, nggak mudah tergoda tren sesaat, dan nggak panik ketika nilai investasimu turun seiring kondisi pasar yang juga menurun.
3. Modal
Jika kamu punya modal yang besar, tentu saja kamu akan lebih fleksibel dalam menentukan portofoliomu. Banyak instrumen yang bisa kamu eksplorasi, dan pilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Namun, jika modalmu minim, maka kamu juga harus menyesuaikannya, dan kemudian membuat strategi tertentu agar tetap dapat berinvestasi secara konsisten.
Contoh Membangun Portofolio Investasi
Sebut saja Bunga (sudah pasti bukan nama sebenarnya). Ia adalah seorang karyawan mid-management, dengan gaji Rp20 juta per bulan. Untuk investasi, Bunga mengalokasikan 20% dari gajinya, yang berarti sebesar Rp4 juta.
Bunga ingin membangun dana pensiun untuk dirinya sendiri. Setelah dihitung-hitung dan dianalisis, Bunga ingin membangun portofolionya pada saham. Dipilihlah saham dividend-aristocrate dengan harapan dividennya bisa menjadi passive income di kemudian hari.
Namun, dengan kondisi yang belum stabil pasca pandemi seperti sekarang, dan juga Bunga masih merasa newbie dan belum berani menanggung risiko yang terlalu besar, Bunga pun memperluas pilihan investasinya. Dipilihlah Reksa Dana Pendapatan Tetap, yang proporsi alokasi investasinya ada pada obligasi untuk melengkapi portofolionya.
Dari diversifikasi tersebut, Bunga mempertimbangkan, bahwa risiko investasi saham paling maksimum yang bisa ditoleransi baginya adalah 60%. Dengan demikian, Bunga menempatkan dana sebesar Rp2.400.000 pada saham pilihannya. Sedangkan sisanya, ia setorkan ke manajemen investasi untuk alokasi Reksa Dana Pendapatan Tetapnya.
Dengan demikian, selanjutnya Bunga tinggal setor sesuai alokasi yang sudah dibuatnya pada dua instrumen pilihannya.
Mau Belajar Cara Membangun Portofolio Investasi yang Pas?
Nah, itu contoh sederhana dari Bunga, yang merasa cukup dengan 2 jenis instrumen saja. Dari portofolio sahamnya, sebenarnya juga bisa kalau mau diulik lagi. Misalnya, sekian persen untuk saham dividend aristocrate, lalu sebagian yang lain dialokasikan untuk saham jenis growth stock, untuk memaksimalkan pertumbuhannya.
Mau belajar menyusun portofoliomu sendiri? Yuk, join Special Class Saham dari QM Financial! Cek jadwalnya, dan segera daftarkan diri supaya nggak kehabisan seat
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bisakah Kita Membuat Rencana Keuangan Sendiri?
Setiap orang sebaiknya membuat rencana keuangan untuk mencapai tujuan finansial mereka sendiri di masa yang akan datang. Misalnya saja seperti sebagai biaya pernikahan, dana menyekolahkan anak, bahkan sampai hal-hal kecil seperti membeli barang tertentu ataupun liburan.
Jika kamu memiliki rencana keuangan yang tepat maka tujuan keuangan kamu lebih mudah tercapai.
Apa Fungsi Rencana Keuangan
Yah, mungkin masih ada yang bertanya-tanya, memangnya penting ya, rencana keuangan itu? Jika iya, apa fungsinya?
Ya, barangkali ada yang berpikir bahwa rencana keuangan itu tidak sepenting itu. Nggak mau ribet, kalau ingin membeli barang ya beli saja, karena toh hidup ini perlu dinikmati.
Well, nggak salah kok. Hidup memang harus dinikmati kan? Tapi, ada beberapa hal yang pastinya menjadi cita-cita besar kamu, dan butuh biaya yang superbesar untuk mencapainya. Kalau sudah begini—punya cita-cita besar, tapi juga pengin menikmati hidup yang sekarang dijalani—maka kamu perlu membuat rencana keuangan. Kalau enggak, either cita-cita yang harus terus ditunda karena nggak pernah ada uang untuk mewujudkannya, atau kamu hidup dengan bekerja terus-terusan tanpa dinikmati karena kamu terlalu fokus pada cita-cita besar saja.
Bukankah akan lebih baik kalau kita bisa menikmati hidup yang sekarang dijalani, sekaligus secara perlahan mewujudkan cita-cita?
Alasan Penting Punya Rencana Keuangan
Menggambarkan kondisi kesehatan keuangan
Ketika sedang membuat rencana keuangan, kamu akan menyadari bagaimana sesungguhnya situasi dan kondisi kesehatan keuanganmu. Dengan begitu, kamu bisa memilah antara keinginan dan kebutuhan, juga memilih gaya hidup yang sesuai dengan kondisi keuangan kamu.
Kamu dapat mengetahui seberapa banyak pengeluaran kamu dan dan berapa banyak alokasi dana, sehingga kamu tak perlu hidup melebihi kemampuan finansial kamu.
Dengan rencana finansial yang baik, kamu dapat dengan jelas bagaimana uang kamu gunakan.
Misalnya kamu menggunakan uang kamu untuk memenuhi kebutuhan yang sudah sesuai dengan anggaran? Jika belum, kamu pun jadi bisa menyesuaikan lagi dengan kondisi yang ada.
Memotivasi
Jika kamu memiliki rencana keuangan yang jelas, maka kamu pun akan termotivasi, either untuk lebih giat mengumpulkan uang atau lebih bijak dalam menggunakannya.
Selain itu, dengan adanya rencana yang detail, kamu dapat melihat horizon waktu untuk mencapai tujuan finansialmu.
Ternyata banyak ya, keuntungan memiliki rencana keuangan.
Tapi, bagaimana cara membuatnya? Rumit enggak ya? Bisa nggak ya, membuat rencana keuangan sendiri?
Jawabannya bisa. Kamu membuat rencana keuanganmu sendiri, bahkan ini lebih bagus, karena kamu sendirilah yang paling tahu kondisi dan keinginanmu.
Begini langkah-langkah membuat rencana keuangan
#TujuanLoApa
Selalu mulailah dari sini. Apa tujuan keuanganmu? Apa cita-cita terbesarmu? Apa keinginanmu yang paling pengin dicapai dengan segera?
Tetapkanlah secara spesifik. Misalnya, alih-alih ingin kaya, kamu bisa merincikan aset apa saja yang ingin kamu miliki. Misalnya, punya rumah di dalam kota Jakarta, biar dekat dengan kantor. Atau, pengin menyekolahkan anak di sekolah taraf internasional, dan kemudian lanjut sekolah ke Singapura.
Mengapa harus begitu? Karena “kaya” itu tak terdefinisikan. Sedangkan, kamu butuh target yang jelas, agar dapat membuat rencana yang realistis dan komprehensif.
Tanpa tujuan yang jelas, nantinya hanya seperti niat diet kamu. Mulainya besok melulu. Eh, kok nuduh ya?
Mengetahui nilai dan biaya saat ini
Rencana keuangan yang baik adalah rencana yang detail. Karenanya, kamu harus mengetahui seberapa besar nilai dan biaya yang kamu miliki saat ini, dan kemudian punya proyeksi nilainya di masa depan.
Kumpulkanlah informasi sebanyak-banyaknya, karena kamu butuh gambaran nilai aset pada saat sekarang.
Lakukan financial check up, untuk mengetahui kondisi finansialmu secara menyeluruh. Baru kemudian dari situ, kamu bisa membuat rencana yang detail.
Jangan lupa untuk juga mencatat utang yang kamu miliki, misalnya cicilan mobil, kartu kredit, dan sebagainya. Semua penghasilan dan utang harus kamu catat secara detail, dan jangan lupa untuk mencatat pengeluaran kamu.
Membuat Bujet/Anggaran
Selanjutnya, ya kamu harus merealisasikan rencana yang sudah kamu buat.
Salah satu kunci sukses dalam merealisasikan rencana keuangan adalah berhemat. Berusahalah untuk selalu berpedoman pada anggaran, setiap kali kamu hendak mengeluarkan uang.
Ingat, kebutuhan vs keinginan. Mana yang jadi kebutuhan pokok, mana yang hanya keinginan jangka pendek semata. Apalagi FOMO, kamu harus mengenalinya dengan baik.
Merencanakan investasi
Salah satu langkah yang harus kamu lakukan dalam membuat rencana keuangan adalah merencanakan investasi. Investasi memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan hanya menabung. Mengapa? Inflasi.
Akan tetapi sebelum melakukannya, tentu kamu harus belajar dulu. Ingatlah bahwa investasi memiliki risiko dan hasil yang didapat akan sepadan dengan risiko tersebut. Kelola dengan baik, agar memberikan manfaat yang optimal.
Lengkapi dengan asuransi
Asuransi akan memberikan perlindungan terhadap risiko keuangan yang bisa terjadi, sehingga dapat membantumu merealisasikan rencana secara optimal.
Milikilah setidaknya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, dan pastikan iuran preminya juga masuk ke dalam anggaran rencana keuanganmu.
Review dan evaluasi
Setelah membuat rencana keuangan dan kemudian merealisasikannya, maka secara berkala juga, lakukanlah review dan evaluasi.
Itulah cara-cara untuk membuat rencana keuangan sendiri.
Rumit? Enggak dong.
Kalau pengin belajar, QM Financial menawarkan cara belajar yang barangkali bisa membantumu membuat rencana keuangan sendiri, yaitu dengan ikut kelas di Udemy. Ada modul basic Berkenalan dengan Financial Planning di mana kamu bisa mulai dulu.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!