Rancang Jenjang Karier dan Tujuan Keuangan dalam 5 Tahapan Ini, Raih Sukses di Usia Muda
Siapa sih yang nggak pengin menggapai sukses di usia muda? Memang nggak mudah sih, tapi bukan nggak mungkin. Yang pertama harus kamu lakukan adalah mempunyai visi jauh ke depan. Caranya bagaimana? Rancang jenjang karier kamu sendiri, sejak kamu menjadi seorang first jobber.
Jangan pernah punya prinsip “gimana nanti”, melainkan tanamkanlah prinsip “nanti gimana”. Dengan demikian, kamu akan punya gambaran di setiap tahapan hidup, mengenai apa yang harus kamu capai serta bagaimana cara mencapainya.
Di dunia bisnis kita mengenal Farah Gray yang memulai bisnis retail saat masih berusia 14 tahun, dan menjadi miliarder beberapa tahun setelahnya. Juga ada Bill Gates, bos Microsoft, yang memberi kontribusi luar biasa di bidang teknologi. Bill Gates sukses di usia 22 tahun.
Pada umumnya, kita akan mengawali jenjang karier pertama di usia 23-25 tahun begitu lulus dari kuliah. Dan seterusnya, pendakian menuju puncak tangga jenjang karier itu bukanlah hal yang mudah. Sebagian orang mungkin bisa menembus jalan berliku itu untuk tiba pada tujuan hidupnya, meski dengan kemungkinan tidak dicapai di usia muda.
Sebagian yang lain bisa saja stuck in the middle of nowhere.
Ouch. Nggak mau kan, terjebak di golongan yang terakhir di atas? Jangan sampai deh ya!
Jadi, sebenarnya, jenjang karier seperti apa sih yang seharusnya kita tempuh demi kesuksesan, dan pada fase usia berapa saja career path itu kita lalui? Di sinilah peran rancangan jenjang karier kamu akan menentukan. Untuk lebih memastikannya lagi, sertai dengan target tujuan keuangan di setiap tahapannya. Sehingga target karier jelas, pun hidupmu akan lebih terarah dan terjamin dengan rencana-rencana keuangan yang matang.
Jangan sampai kamu mengulangi kesalahan generasi sebelumnya, hingga membuahkan sandwich generation yang diakibatkan oleh kurangnya perencanaan keuangan pribadi. Nggak mau kan, waktu terbuang percuma? Makanya, tujuan harus jelas di awal, agar kamu bisa melihat jalan menuju ke sana dengan lebih terang.
Mau memetakan jenjang karier sekaligus target tujuan keuanganmu? Coba cara dari QM Financial ini.
5 Tahap Perencanaan Jenjang Karier dan Tujuan Keuangan Sesuai Tahapannya
Usia 22-25 tahun: entry level – staf, pelaksana, management trainee
Tahap ini adalah pintu gerbang pertama yang harus dilalui oleh semua orang yang mau merajut sebuah jenjang karier yang panjang.
Dalam rentang usia ini, seseorang yang baru saja mendapatkan gelar sarjana S1-nya bisa masuk menjadi karyawan untuk posisi entry level, misalnya sebagai staf, officer atau masuk dalam program management trainee atau management development program—yaitu program yang menyiapkan kader pimpinan dan biasanya mempunyai pola career fast track.
Target keuangan yang harus dipunyai pada jenjang karier awal ini adalah mulai berinvestasi pada produk yang paling mudah. Untuk memulainya, jangan lupa prinsip Tujuan Lo Apa, baru kemudian memetakan berapa kebutuhan untuk menyisihkan uang dari gaji bulanan. Misalnya saja kamu hendak berinvestasi untuk mengumpulkan dana down payment rumah pertamamu atau untuk menyiapkan dana pensiun. Dengan tujuan yang jelas ini, kamu bisa memutuskan produk investasi apa yang paling sesuai, reksa dana misalnya.
Tujuan keuangan lain yang juga harus dimulai pada tahapan awal ini adalah punyai proteksi diri. Jika kamu di masa depan akan menjadi pencari nafkah utama, maka kamu harus sudah punya rencana untuk mempunyai asuransi jiwa. Proyeksikan juga, apakah kamu perlu menambah asuransi kesehatan, di samping BPJS Kesehatan yang sudah diberikan oleh kantormu.
Usia 26-29 tahun: first line leader—supervisor/asisten manajer
Setelah 2 atau 3 tahun menjadi staf, mestinya kita sudah bisa bergerak untuk menjadi asisten manajer di usia 26 tahunan.
Di sini kita sudah mulai diuji kecakapan leadership-nya. Ini sebuah fase ketika kita bisa mendapat bekal yang berharga untuk mendaki menuju jenjang karier yang lebih tinggi.
Nah, tak hanya jenjang karier yang meningkat, target tujuan keuangan kamu pun harus meningkat juga. Pada tahap ini, usahakanlah untuk memiliki dana darurat yang cukup.
Berapa jumlah dana darurat yang cukup itu? Ada di artikel Sekali Lagi tentang Dana Darurat ini. Kembangkan terus dana darurat, sesuai dengan kondisi kamu ya.
Usia 29-35 tahun: middle management—manajer
Dalam rentang usia ini, semestinya kita sudah harus menapak jenjang karier sebagai manajer (marketing/brand manager, HR manager, finance atau IT manager).
Kalau dalam rentang usia ini kita masih belum juga menjadi manajer, itu berarti saatnya kita harus melakukan self exploration, dan kemudian merajut action plan yang harus segera dijalankan.
Pada tahapan ini, kita seharusnya juga sudah lunas DP untuk rumah pertama, dan mulai mencicil Kredit Pemilikan Rumah.
Usia 36-42 tahun: senior management—general manager/VP/senior manager
Dalam rentang usia ini, kita seharusnya telah bergerak menduduki posisi sebagai senior manager (general manager atau vice president).
Inilah fase usia menuju puncak kematangan; dan tentu saja limpahan fasilitas benefit dan gaji yang besar dari perusahaan.
Pada tahap ini, dengan jenjang karier yang sudah cukup panjang, maka sudah saatnya juga untuk kita mulai memproyeksikan masa pensiun. Mau ngapain saat pensiun nanti? Sudahkah punya aset aktif yang cukup? Sudahkah mulai merintis bisnis mandiri? Bagaimana dengan saldo Jaminan Pensiun atau Jaminan Hari Tua yang sudah disiapkan oleh kantor tempat kamu bekerja? Sudah cukupkah semua untuk bekal di masa pensiun nanti?
Usia 42 tahun dan seterusnya: top management—direktur/managing director/C-level
Dalam usia 40 tahun, mestinya kita sudah bisa menjadi direktur. Ya, kalau kita baru menjadi direktur pada usia 47 atau 50 tahun, wah, sepertinya sudah terlalu tua deh.
Sudah menjadi pimpinan, maka target keuangan di jenjang karier ini seharusnya sudah tak seketat seperti saat kita masih di entry level. Setidaknya, semua utang sudah lunas! Dan kita tinggal melanjutkan apa yang sudah dimulai; tambah investasi, topup yang perlu, dan bila mungkin, siapkan bisnis mandiri yang bisa kita jalankan saat masa pensiun tiba nanti.
Setelah mengetahui peta jenjang karier seperti di atas, kita dapat memotivasi diri kita, pada usia berapa kita harus meningkatkannya.
Dengan demikian, perjuangan kita akan semakin besar untuk menuju karier impian. Perlu diingat ya, bahwa prestasi saja enggak cukup, tetapi juga peran Yang Mahakuasa yang mengatur rencana kehidupan kita.
Selamat meniti jenjang karier kamu yang cerah!