7 Ceklis Keuangan yang Harus Dibicarakan Berdua Sebelum Menikah
Banyak orang yang bilang, menikahlah maka masalah hidup akan lebih ringan. Tapi, apa benar menikah adalah solusi? Bukannya menikah itu justru awal dari hidup yang sebenarnya ya? Karena itu, kita harus mempersiapkan banyak hal sebelum menikah.
So, buat kamu yang setuju dengan pernyataan terakhir, mari sini ngumpul! Kita akan mengobrol lebih jauh soal ini.
Menikah Awal Hidup yang Sebenarnya
Jika kamu masih melanjutkan bacanya sampai bagian ini, berarti kamu setuju ya dengan pernyataan di atas?
Memang benar, sebelum memutuskan untuk menikah atau merencanakannya, ada banyak hal yang harus kamu pahami, perhatikan, dan persiapkan dulu bersama pasangan. Mengapa? Karena kamu akan hidup bersamanya sampai cukup lama lo! Tentu saja kamu pengin menikah sekali untuk selamanya kan? Bisa jadi kamu akan hidup sampai lebih dari 50 tahun bareng-bareng, kalau iya.
So, untuk menempuh perjalanan yang sebegitu panjang, sudah pasti butuh persiapan yang baik. Satu hal terbesar yang enggak boleh lupa untuk dihayati adalah bahwa kamu akan hidup bersama pasanganmu itu 100% tanpa ragu lagi. Pasalnya, setelah menikah itu bisa jadi berbeda banget dengan masa-masa pacaran—sebelum menikah.
Untuk bisa 100% enggak ragu dan bisa mantap melangkah menempuh perjalanan hidup berdua, salah satu masalah yang harus dipersiapkan sejak awal adalah keuangan.
Enggak bisa memungkiri, bahwa topik keuangan itu memang topik yang sensitif banget, bahkan buat kamu yang sudah berpasangan. Kamu tahu, bahwa masalah ekonomi merupakan penyebab kedua terbesar perceraian suami istri?
Ini dia datanya, sesuai yang dirilis oleh Pengadilan Agama Indonesia tahun 2021.
So, jangan sampai masalah ini menjadi masalah kamu dan pasangan deh ke depannya ya, karena pada dasarnya masalah keuangan ini bisa kok diatasi sejak dini. Terutama, dari sisi kamu sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengantisipasi munculnya masalah keuangan saat sesudah menikah? Ya, dengan mempersiapkannya sebelum menikah.
Berikut beberapa hal keuangan yang harus benar-benar kamu cek dan pastikan kalau kondisinya aman sebelum menikah.
Ceklis Keuangan Sebelum Menikah
Bisa terbuka enggak satu sama lain?
Terbuka ini penting banget lo. Bisa dikatakan, ini dulu yang harus dicek, sebelum ke yang lain-lainnya. Kalau keterbukaan ini tidak bisa dicapai, maka kamu bisa anggap bahwa sudah muncul satu red flags di sini, dan harus segera kamu atasi sebelum menikah.
Pasalnya, masih banyak yang menganggap tabu untuk ngomongin duit. Sebatas, “Besok nikah, biayanya bujet berapa ya? Siapa yang tanggung? Kalau patungan, berapaan?” seperti itu saja ada yang merasa risih untuk membicarakannya. Salah satu penyebabnya adalah takut dibilang matre.
Padahal, kita harus realistis. Karena terbuka soal keuangan artinya kamu mengakui batasan-batasan finansial yang bisa dicapai oleh kamu dan pasanganmu.
So, sebelum menikah, biasakan untuk mengobrol apa saja termasuk keuangan. Memang sih, mungkin akan belum terlalu terbuka semacam gaji juga masih diomongin kisaran saja. Atau belum punya rekening bersama. Tapi setidaknya, sudah mulai saling tahu pola pengelolaan keuangan masing-masing. Ibaratnya, siapa yang boros, siapa yang hemat, siapa yang impulsif, dan seterusnya harus sudah diketahui sebelum menikah.
Sumber penghasilan
Semakin serius hubungan, maka bisa jadi obrolan keuangan juga semakin serius. Pada akhirnya, kamu dan pasanganmu harus saling tahu sumber penghasilan masing-masing. Memang enggak gampang sih, apalagi kalau ada ketimpangan penghasilan antara kedua pasangan. Ya, itu tadi, soal dianggap matre.
Tapi, apa pun itu, harus dicoba untuk diobrolkan. Karena ke depannya akan lebih mudah bagi kamu dan pasanganmu untuk mengelola keuangan keluarga saat sudah menikah. Efeknya akan jangka panjang.
Peran masing-masing
Nah, ini juga sangat penting dan sebaiknya sudah ditentukan sejak sebelum menikah. Siapa yang jadi pencari nafkah utama, siapa yang akan jadi bendahara, siapa bayar apa, siapa bagian apa, sistemnya seperti apa, dan seterusnya. Jangan sampai terkena sindrom Papa Bos, Mama Bos—dua-duanya bos, yang jadinya malah membuat pembagian peran enggak jelas.
Ini penting, karena pola pengelolaan keuangan—terutama soal anggaran—ini akan berbeda sekali antara sesudah dan sebelum menikah. Pertama, karena dua orang pasti berbeda juga cara pengelolaannya. Kedua, kondisi berubah dan kebutuhan juga bisa jadi bertambah.
Sampai di sini, kalau sudah terbiasa terbuka seperti yang dijabarkan di point pertama di atas sih biasanya tidak akan banyak menemui kesulitan untuk bersepakat.
Utang piutang
Kamu dan pasanganmu juga harus tahu persis, apakah masing-masing punya utang atau tidak.
Jika punya, berapa jumlahnya? Bagaimana cara pembayarannya? Masih berapa lagi nyicilnya? Hal ini perlu diobrolkan baik jika kamu ataupun pasanganmu yang memiliki utang.
Meskipun secara hukum, utang yang dibuat sebelum menikah tidak menjadi tanggung jawab bersama, tetapi nantinya hal ini akan berdampak ke pengaturan keuangan keluarga. Banyak lo, pasangan yang tidak berterus terang soal utang ini sebelum menikah, dan pada akhirnya jadi merasa terjebak.
Sandwich generation?
Hal lain yang juga harus dicek dan dibicarakan sebelum menikah apakah kamu dan pasanganmu merupakan sandwich generation atau bukan.
Kondisi ini nantinya seakan banyak dapur yang dibiayai oleh satu orang. Pastinya, akan berpengaruh ke keuangan kan, nantinya? Dan, pengaruhnya enggak kecil lo!
So, cobalah bahas secara santai dengan pasanganmu ya, bagaimana pengaturan anggarannya supaya masing-masing tidak terganggu.
Tujuan keuangan
Sejak sebelum menikah, akan baik adanya jika kamu dan pasangan sudah mulai membicarakan juga berbagai tujuan keuangan keluarga yang hendak dicapai berdua.
Misalnya, mau tinggal di mana? Kapan mulai merencanakan punya rumah sendiri? Mau punya anak berapa? Bagaimana pendidikannya nanti? Mau beli mobil? Mau punya tabungan liburan? Pengin beribadah ke tanah suci? Kira-kira bakalan pensiun usia berapa?
Kok banyak ya? Ya memang banyak, bestie. Karena itu, susun prioritas. Buat tujuan jangka pendek, menengah, hingga panjang. Enggak harus semua langsung dieksekusi, yang harus dibicarakan berdua adalah rencana dulu. Selanjutnya, bisa dimatangkan sambil jalan. Dengan demikian, keuangan bisa terarah sesuai tujuan dan cita-cita masing-masing.
Boleh bekerja?
Nah, ini juga masalah yang sering jadi batu sandungan. Bahkan, kadang bisa mengarah ke tindak kekerasan finansial kalau misalnya tidak ada kesepakatan sejak awal.
So, ada baiknya dibicarakan sejak sebelum menikah. Setidaknya, persepsi haruslah sama. Kalau tidak, ya harus ada kompromi agar tercapai solusi yang baik untuk semuanya. Pada dasarnya boleh saja jika memang memutuskan untuk satu penghasilan, asalkan merupakan hasil kesepakatan.
Nah, itu dia 7 ceklis keuangan yang harus dibicarakan berdua dengan pasangan sebelum menikah. Banyak ya, ternyata persiapannya? Iya, karena menikah adalah sebuah tahapan hidup. Berani melangkah ke pelaminan artinya kita siap untuk naik kelas. Untuk naik kelas, ya harus usaha dan bersiap, karena di kelas selanjutnya, biasanya juga bakalan ada ujian yang tidak mudah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Nasihat Keuangan dari yang Sudah Menikah untuk Para Lajang
Being single is a privilege. Belum punya tanggungan, dan berada di usia yang sangat produktif. Meski demikian, ada perlunya juga untuk membaca beberapa nasihat keuangan berikut ini, yang datang dari kami yang sudah menikah.
Nasihat keuangan ini bukan untuk menggurui, bukan untuk menghakimi. Simply just because kami ingin supaya kamu nggak mengulangi kesalahan yang sama, yang pernah kami lakukan.
Nasihat Keuangan untuk Para Lajang
1. You Only Live Once
Yes, that’s right. Kita semua memang hidup cuma sekali. Ini adalah ungkapan yang seharusnya encourage kita untuk live our life to the fullest. Tapi, kadang malah disalahartikan untuk “bersenang-senanglah mumpung bisa”.
Ya, kita memang hidup hanya sekali. Masa waktu yang sangat berharga, yang enggak bisa dikembalikan, nggak bisa diulang lagi ini disia-siakan untuk hal-hal yang nggak penting?
Hidup cuma sekali, dan kita cuma punya satu kesempatan untuk membuat hidup lebih berarti. Bersenang-senanglah mumpung kamu bisa, dan rencanakanlah masa depanmu juga karena mumpung masih bisa.
Ketika usia sudah merangkak lebih jauh, kita nggak bisa balik lagi ke masa muda untuk memperbaiki kesalahan lo.
2. Mengelola keuangan berarti merencanakan masa depan
Money is about dream and achievement. Uang memang tak bisa membeli segalanya, tetapi segalanya butuh uang untuk diwujudkan. Termasuk berbagai cita-cita dan mimpimu.
Nasihat keuangan kedua: kelolalah keuangan dengan baik. Dengan demikian, kamu sudah selangkah maju dalam perencanaan pencapaian mimpi dan cita-citamu.
So, ini beberapa nasihat keuangan dan langkah mudah untuk memulainya:
- Live below your mean, hidup sesuai kemampuan. Sadar diri dan jangan halu.
- Segera buat tujuan keuangan, dan cari jalan paling mudah untukmu mencapainya. Mulai dari membangun dana darurat yang cukup, menabung untuk dana menikah kalau memang sudah berencana menikah, dan seterusnya.
- Boleh banget bersenang-senang, tapi sesudah buat anggaran sebelumnya, sehingga acara senang-senangmu enggak mengganggu tujuan hidup jangka panjangmu. Gampangnya, rencanakan dana liburan, supaya nggak harus merogoh tabungan dana darurat.
3. Akan tiba hari ketika kamu tak bisa produktif lagi
Waktu adalah kepastian. Usia nggak bisa dibohongi, meski kamu bisa selalu bilang pada dirimu sendiri untuk menolak tua. Meski kamu rajin skincare-an, tapi usia nggak akan tunduk kalau cuma sama serum antiaging. Ia akan tetap melaju, apa pun yang terjadi.
Saat sudah tak produktif, kamu hanya akan bergantung pada dirimu sendiri untuk bisa hidup. Persiapkanlah dengan baik, agar di masa-masa ini kamu tak harus menghadapi masalah keuangan yang terlalu serius.
Seenggaknya, meski sudah tak produktif, kamu harus tetep bisa belanja skincare merek-merek kesayanganmu tanpa utang.
Nasihat keuangan ini sebenarnya hanya satu: punyai dana pensiun sekarang juga.
4. Hidup bak roda yang berputar
Ungkapan yang klise, tapi ini bisa jadi nasihat keuangan yang rasanya masih relevan dan cukup efektif untuk mengingatkan kita bahwa akan ada waktu kita di atas, dan ada waktunya kita berada di bawah.
So, ketika kamu berada di atas, jangan lupa bahwa mungkin besok kamu harus berada di bawah. Bersiaplah untuk kondisi-kondisi sulit. Milikilah jaring pengaman yang cukup untuk berbagai kebutuhan mendadak dan tiba-tiba.
So, nasihat keuangan keempat: punyai dana darurat yang cukup, dan proteksi yang memadai, sesuai dengan kebutuhanmu.
5. Susun prioritas hidup
Salah satu problema khas para lajang di usia produktif di zaman now adalah ketika kita silau akan achievement orang lain, dan kemudian menilai diri kita sendiri yang suram. Akhirnya, quarter life crisis pun tak terhindarkan.
Padahal, setiap orang sudah punya jalurnya sendiri-sendiri. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan jalur tersebut agar enak dan nyaman untuk dijalani.
Setiap orang punya prioritas sendiri-sendiri dalam hidup. Tak perlu silau dengan pencapaian orang lain; mengapa mereka lebih sukses di usia sekarang, mengapa kamu belum ke mana-mana juga.
Ingat, nasib itu kita yang tentukan sendiri. Biarkan orang lain menjalani jalur hidupnya sendiri, kamu juga punya jalur sendiri yang harus dijalani. Persiapkanlah dengan baik, dan balik lagi ke poin 2.
Yuk, belajar keuangan, mumpung masih muda dan lajang! Nggak perlu khawatir bentrok dengan jadwal sibukmu. Kamu bisa belajar keuangan bareng QM Financial di Udemy. Ada modul Journey for Singles yang cocok banget buatmu nih.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!