Rutinitas Skincare Efektif dengan Biaya Terjangkau buat Gen Z
Punya rutinitas skincare itu penting, apalagi buat kamu-kamu yang masih muda, para genZ, yang harus menghadapi beragam tantangan dari lingkungan sekitar di zaman sekarang. Polusi, paparan matahari, dan stres sehari-hari berkontribusi besar pada kondisi kulit kita.
Di tengah segala aktivitas, menemukan rutinitas skincare yang pas dan efektif, tanpa menguras dompet, menjadi keharusan. Masalahnya, rata-rata genZ punya tantangan yang sama dalam hal ini, yaitu anggaran yang terbatas.
Nah, siapa nih yang relate?
Jadi, apakah efektivitas skincare itu tergantung biaya yang dikeluarkan? Well, sementara kita percaya bahwa ada harga ada rupa, tetapi dengan informasi dan pemahaman yang tepat, efektivitas merawat kesehatan kulit itu bisa kok tercapai tanpa harus mengorbankan kualitas atau efektivitas perawatan.
Table of Contents
Rutinitas Skincare yang Efektif Hasilnya dan Efektif Biayanya
1. Mengenali Jenis dan Kebutuhan Kulit
Memahami jenis kulit merupakan langkah awal untuk rutinitas skincare yang efektif sekaligus ekonomis. Intinya, pahami kulitmu dan kebutuhannya.
Kulit berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif, setiap tipe memiliki kebutuhan khusus yang berbeda. Mengidentifikasi jenis kulit bukan hanya tentang mengetahui kondisi saat ini, tetapi juga tentang merespons dengan produk yang tepat untuk mencegah pengeluaran yang tidak perlu.
Sebagai contoh, kulit berminyak membutuhkan pembersih yang kuat tetapi tidak mengandung alkohol untuk menghindari produksi minyak berlebih. Sementara kulit kering memerlukan pelembap yang kaya akan hidrasi.
Belajar untuk membaca label kemasan yang memuat informasi mengenai produk, dan edukasi diri sendiri mengenai hal ini. Misalnya, belajar zat apa saja yang cocok untuk kulit berminyak, dan zat apa yang harus dihindari. Begitu juga dengan jenis kulit yang lainnya.
Dengan pemahaman yang benar, kamu enggak hanya bisa mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit, tetapi juga lebih hemat biaya karena menghindari percobaan dan kesalahan dengan produk yang tidak efektif.
2. Miliki Kebiasaan Baik
Membangun kebiasaan baik menjadi fondasi utama dalam rutinitas skincare. Karena sebenarnya, rutinitas skincare yang efektif enggak cuma terfokus pada produk yang digunakan, tetapi juga pada gaya hidup sehari-hari. Apa saja misalnya?
- Menjaga kebersihan kulit, mandi dan mencuci wajah secara teratur membantu menghilangkan kotoran dan minyak yang menumpuk, mencegah pori-pori tersumbat yang bisa menimbulkan masalah kulit.
- Makan makanan yang seimbang, pastikan ada asupan yang kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral dari buah-buahan, sayuran, serta kacang-kacangan, agar mendukung proses regenerasi kulit.
- Hidrasi yang cukup dengan minum air memastikan kulit tetap lembap dan segar.
- Istirahat dan tidur yang cukup memberikan waktu bagi kulit untuk memperbaiki diri dari kerusakan sehari-hari.
- Kurangi kebiasaan merokok karena dapat merusak kolagen dan elastin, yang berakibat pada penuaan dini.
- Gunakan tabir surya, bahkan saat berada di dalam ruangan, paparan sinar UV masih bisa terjadi melalui jendela lo!
- Hindari tidur tanpa membersihkan makeup, karena dapat menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat.
Dengan menerapkan kebiasaan baik ini, kulit enggak hanya akan terlihat lebih sehat tetapi juga lebih bersinar. Karena rutinitas skincare itu memang enggak selalu membutuhkan biaya mahal, tetapi lebih kepada konsistensi dalam menjalankan kebiasaan baik sehari-hari.
3. Bikin Sendiri? Kenapa Enggak?
Jika memang ada waktu, kamu juga bisa lo membuat sendiri beragam masker atau scrub di rumah. Dengan begitu, biaya lebih bisa ditekan, pun kamu bisa menggunakan bahan-bahan yang lebih alami.
Misalnya, madu dan oatmeal bisa dicampur untuk membuat masker yang menenangkan dan melembapkan kulit. Atau bisa juga gula yang dicampur dengan minyak zaitun, dapat menjadi scrub yang mengangkat sel kulit mati sekaligus melembapkan. Lidah buaya, teh hijau, atau kunyit, dikenal dengan sifat antiinflamasinya yang bisa membantu menenangkan kulit yang iritasi atau berjerawat.
Menariknya, membuat masker atau scrub sendiri ini juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Eksperimen dengan bahan-bahan alami untuk menemukan kombinasi yang paling efektif bagi kulit bukan hanya bermanfaat secara fisik. Namun, juga memberi kepuasan secara mental.
So, enggak cuma untuk merawat diri sendiri, kamu juga bisa melakukannya untuk menenangkan pikiran sekaligus memanjakan kulit.
4. Buat Alokasi Anggarannya
Menyisihkan anggaran khusus untuk skincare merupakan langkah bijak dalam mengelola keuangan. Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa pengeluaran untuk skincare enggak mengganggu kebutuhan lain yang juga penting, dan tetap bisa menjaga cash flow agar tetap sehat.
Kan, sehat finansial akan berujung juga pada sehat fisik dan sehat mental, ya kan? Begitu juga bisa berefek ke sehat kulit.
So, pada akhirnya, mengatur anggaran khusus untuk skincare bukan hanya soal keuangan, tetapi juga tentang merawat diri dengan bijak. Artinya, kamu berkomitmen dalam menjaga kesehatan kulit sambil tetap bertanggung jawab terhadap pengeluaran.
Dengan perencanaan yang tepat, menjaga kesehatan dan kecantikan kulit bisa tercapai tanpa harus mengorbankan kebutuhan lain, termasuk kamu juga bisa menabung. Antara merawat diri dan merawat tabungan jadi seimbang deh.
Nah, gimana? Apakah kamu sudah punya rutinitas skincare yang efektif hasilnya dan efektif biayanya? Semoga beberapa tip di atas bisa membantu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Life Beyond Finance – Sehat Fisik, Sehat Mental, Sehat Finansial untuk 20 Tahun QM Financial
Menginjak dua dekade perjalanannya, QM Financial tidak hanya berdiri sebagai pioneer edukasi keuangan, tetapi juga sebagai saksi transformasi hidup dan keuangan banyak orang. “Life Beyond Finance – Sehat Fisik, Sehat Mental, Sehat Finansial” bukan sekadar tema, melainkan refleksi dari perjalanan yang telah kita lalui bersama. Di tengah gejolak ekonomi dan tantangan kesehatan yang menghampiri, keseimbangan antara ketiga aspek tersebut menjadi semakin penting.
Lewat event ini, kita akan merayakan perjalanan 20 tahun QM Financial dengan mengajak kamu menyelami pentingnya harmonisasi antara kesehatan fisik, mental, dan finansial; sebuah konsep holistik untuk kehidupan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan, dalam sebuah acara Financial Dialogue.
Dan, untuk pertama kalinya, Financial Dialogue dihelat secara offline! Pastinya kamu tidak mau dong ketinggalan untuk ikut acara ini, mengingat deretan Financial Dialogue sebelumnya yang selalu dapat menjaring peserta hingga ribuan.
Financial Dialogue: Seri Diskusi Finansial dengan Beragam Pakar Multidisiplin
QM Financial telah menyelenggarakan banyak seri Financial Dialogue, tetapi apa sebenarnya yang melatarbelakangi inisiatif ini? Jawabannya terletak pada kenyataan bahwa keuangan tidak hanya merupakan angka di rekening bank; sebaliknya, meresap ke dalam setiap sudut kehidupan kita.
Kita terus-menerus berinteraksi dengan keuangan dalam berbagai cara, mulai dari mengelola penghasilan dan pengeluaran, merencanakan masa depan, dan menghadapi konsekuensi nyata dari keputusan keuangan kita. Faktanya, keberhasilan dalam mengelola aspek finansial memiliki dampak mendalam pada hampir semua area kehidupan kita.
1. Kesejahteraan Hidup
Pertama, ada soal kesejahteraan. Kemampuan untuk mengelola keuangan dengan efisien tidak hanya memengaruhi kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga menentukan kualitas hidup. Membayar tagihan, menabung, mengurangi utang, dan merencanakan masa depan finansial yang aman adalah fondasi yang memberi kita kestabilan dan kedamaian pikiran.
2. Kesehatan Mental dan Fisik
Namun, dampaknya juga lebih dari sekadar ekonomi. Kesehatan mental dan fisik juga sering terjalin erat dengan kondisi keuangan kita. Stres yang diakibatkan oleh utang atau ketidakpastian keuangan dapat mengganggu kesehatan mental dan bahkan fisik, menyebabkan segala macam kondisi dari kecemasan dan depresi hingga masalah fisik.
3. Relasi
Kemudian, ada aspek relasi juga. Dinamika keuangan dapat memainkan peran krusial dalam hubungan pribadi dan keluarga, dengan konflik seputar uang sering menjadi sumber ketegangan. Namun, manajemen keuangan yang efektif dan komunikasi terbuka dapat membantu menciptakan stabilitas dan kedamaian dalam hubungan yang kita jalin dengan orang lain.
4. Peluang Karier
Manajemen keuangan juga mempengaruhi pendidikan dan peluang karier. Dengan keuangan yang dikelola dengan baik, kita memiliki sumber daya untuk berinvestasi dalam pendidikan dan pengembangan diri, membuka pintu untuk peluang baru, dan penghasilan yang lebih tinggi.
5. Dampak di Masa Depan
Keuangan juga tentang kebebasan dan fleksibilitas; kebebasan untuk melakukan perjalanan, mengejar hobi, atau bahkan mempertimbangkan pensiun dini. Keputusan keuangan kita hari ini, baik investasi, tabungan, atau asuransi, memiliki dampak jangka panjang, membentuk kehidupan kita di masa depan dan bahkan menjadi warisan yang akan kita berikan kepada generasi berikutnya.
Mengingat semua ini, pentingnya memiliki keterampilan dan kesadaran finansial tidak bisa diremehkan. Namun, tantangan dalam manajemen keuangan sering berasal dari tempat yang tidak terduga.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membahas topik ini dengan pakarnya, lalu menghubungkannya dengan situasi keuangan kita sendiri. Inilah alasan mengapa diskusi seperti Financial Dialogue menjadi sangat penting: tempat di mana kita bisa menggali lebih dalam, belajar, dan membuat keputusan terinformasi tentang keuangan kita.
Financial Dialogue Kembali Hadir!
Setelah jeda yang cukup panjang, Financial Dialogue dengan bangga kembali mengambil panggung. Kali ini semakin istimewa karena bertepatan dengan perayaan dua dekade QM Financial, alias ulang tahun ke-20 QM Financial.
Motivasi di balik inisiatif ini tetap tidak berubah dan sejalan dengan apa yang telah kami yakini selama ini: pentingnya menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik, mental, dan finansial, terutama di zaman sekarang.
Pandemi telah menyoroti pentingnya praktik ini secara lebih mendesak. Memiliki keuangan yang stabil dan dana darurat yang cukup terbukti menjadi penyangga penting saat krisis finansial menyerang. Namun, pelajaran berharga dari masa-masa sulit tersebut tidak berhenti di situ. Kesehatan fisik dan mental yang prima, ternyata juga sangat krusial, memiliki bobot yang sama dengan kekuatan finansial kita.
Stres yang ditimbulkan oleh kesulitan finansial bisa menimbulkan beban serius pada kesehatan mental kita, dan jika tidak ditangani, hal ini dapat berdampak lebih lanjut pada kesehatan fisik. Demikian pula, mengalami masalah kesehatan fisik dan mental dapat menyebabkan stres finansial, terutama mengingat biaya perawatan dan pengobatan yang bisa sangat tinggi.
Inilah saatnya kita menghentikan siklus merugikan ini. Langkah awalnya adalah dengan menciptakan platform dialog yang memungkinkan perhatian yang seimbang terhadap kesehatan fisik, mental, dan finansial.
Financial Dialogue bertujuan menjadi ruang di mana kita dapat belajar keuangan dan membuka percakapan penting ini, memahami bahwa ketiganya saling terkait dan sama-sama penting untuk kehidupan yang sehat dan harmonis.
Mari berdialog bersama, di Financial Dialogue – Spesial QM Financial 20 tahun!
Life Beyond Financial – Financial Dialogue Special QM Financial 20 Tahun
Financial Dialogue spesial ulang tahun QM Financial kali ini akan menghadirkan 3 panelis. Inilah mereka.
1. dr. Andira Utami – Certified Nutrition Science from Stanford School of Medicine, Founder & CEO of Livewell Indonesia
Dari perspektif SEHAT FISIK, dr. Andira akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan tubuh selain rutin berolahraga. Apa yang perlu diperhatikan dari segi makanan sehari-hari, menghadapi udara yang buruk, dan menjaga kemampuan tubuh untuk melakukan tugas sehari-hari agar hidup secara nyaman.
2. Adjie Santosoputro – Praktisi Mindfulness dan Kesehatan Mental
Dari perspektif SEHAT MENTAL, Adjie akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan mental. Melalui refleksi diri diharapkan mampu menghadapi berbagai kemungkinan dan menjalani hari baru dengan positif dan hidup bahagia sesuai dengan tahapan usia dan cara-cara yang praktis.
3. Ligwina Hananto – CEO & Lead Financial Trainer QM Financial
Dari perspektif SEHAT FINANSIAL, Ligwina akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan finansial yang relevan dengan tahapan kehidupan finansial masing-masing, beserta contoh-contoh praktik yang mudah diterapkan.
Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar dari para ahli di bidangnya:
Venue: Hotel Century Park Jakarta
Tanggal: 29 Oktober 2023
Waktu: pukul 14:00-17:00 WIB
Yuk, daftar sekarang di
Tiket sangat terbatas ya, jadi jangan sampai kehabisan. Buruan segera amankan seat kamu. Ada beragam hadiah menarik, dan juga doorprize. Khusus buat kamu alumni FCOS QM Financial, pakai kode promo ALUMNI20 untuk harga spesial ya!
Inilah waktu yang tepat untuk mengambil langkah proaktif dalam mengelola kesehatan fisik, mental, dan finansial kamu. Bersama, mari kita capai hidup yang lebih seimbang, harmonis, dan penuh makna. Daftar sekarang juga, dan jadilah bagian dari perubahan menuju kehidupan yang lebih baik bersama QM Financial!
See you there!
Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Uang—tak bisa kita mungkiri—menjadi salah satu yang terpenting dalam hidup. Bukannya sok materialistis, tapi kita harus realistis. Pasalnya, untuk ngapain aja, beli apa pun yang kita butuhkan, kita harus punya uang. Saat kita nggak punya cukup uang, maka kita pun rentan terkena masalah, walaupun sering dibilang uang bukan segalanya. Pada akhirnya, uang juga memengaruhi kesehatan mental kita.
Kerasa kan, saat nggak punya uang, kita jadi gelisah. Kita merasa waswas kalau keuangan nggak lancar. Kalau berkepanjangan ya, bisa jadi akan memengaruhi hingga kita bisa terkena gangguan mental.
Pengaruh Keuangan terhadap Kesehatan Mental
Ada banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk membuktikan fenomena ini.
Dr. Roger McIntyre, MD, seorang profesor psikiatri University of Toronto mengemukakan, bahwa kesehatan mental itu sangat erat terkait dengan kondisi keuangan seseorang. Kondisi bahagianya seseorang itu sangat bergantung pada kesehatan keuangannya.
Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh UK Money and Mental Health Institute menyatakan bahwa orang yang secara mental kurang sehat akan tiga setengah kali lebih mungkin terlilit utang.
Sebuah jurnal di Clinical Psychology Review juga menghubungkan antara kecenderungan seseorang untuk mengalami masalah kesehatan mental berupa depresi, gangguan kecemasan berlebih, alkoholik, dengan kondisi keuangan yang buruk.
Hal ini masih ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 yang belum juga usai hingga hampir dua tahun—saat artikel ini ditulis. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, sampai-sampai para ahli dan peneliti di bidang kesehatan mental khawatir, angka bunuh diri akan memuncak jika pemerintah negara-negara di dunia tak segera bertindak.
Kalau pengin mendalami masalah ini, kamu bisa mencari lebih banyak lagi di internet, dari riset, penelitian, dan jurnal-jurnal yang secara bebas dapat diakses oleh siapa pun.
So, jika mau ditambah dengan sumber lain juga boleh, tapi dari beberapa fakta di atas saja rasanya kita sudah cukup paham, betapa eratnya kaitan antara keuangan dengan kesehatan mental, yang kemudian juga akan memengaruhi kondisi kesehatan fisik kita.
Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik dengan Cara Menjaga Kesehatan Finansial
Keamanan finansial menjadi hal yang krusial. Tentang dana darurat misalnya saja. Kalau kita tak memilikinya, bisa jadi akses ke makanan, kebutuhan hidup yang penting, dan termasuk juga perawatan kesehatan, akan tertutup di masa krisis ini.
Hal ini akan menimbulkan stres, yang pada akhirnya bisa memunculkan gangguan pada kesehatan mental kita.
Namun juga tak hanya berhenti di situ. Banyak bukti pula bahwa mereka yang punya kesehatan mental yang kurang baik juga tak akan dapat menjaga kesehatan finansialnya. Dengan demikian, ini memang semacam “lingkaran setan”, yang kalau mau diputus, maka haruslah mencari solusi yang komprehensif, mencakup seluruh aspek yang ada dalam kesehatan mental maupun kesehatan finansial.
Apa yang bisa kita lakukan?
1. Cari akar permasalahannya
Apa yang membuatmu merasa stres? Apa yang membuatmu mengalami masalah keuangan?
Cari akar permasalahannya, dan urai satu per satu. Terlilit utang? Kalau begitu, cari jalan untuk melunasinya. Karena solusi utang itu ya dibayar.
Penghasilan berkurang? Cari cara lain untuk mendapatkan pemasukan. Berdagang, mungkin? Dagang apa saja, yang sekiranya dibutuhkan oleh orang-orang sekitar.
Memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi dengan kamu punya niat untuk memperbaikinya, itu sudah langkah awal yang bagus.
2. Mulai kebiasaan baik
Mulailah dengan belajar untuk meningkatkan literasi keuanganmu. Mulailah dari yang dasar dan prinsip, seperti bagaimana mengelola cash flow yang baik, menyehatkan kondisimu—baik mental dan finansial, juga fisik—dan kemudian setelah semua siap, kamu juga bisa mulai merencanakan masa depan.
Tenang, tak perlu dilakukan semuanya sekaligus. One step at a time, dimulai dari yang sudah ada di depan mata.
3. Sayangi dirimu
Dengan memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik, itu sudah jadi salah satu cara untuk menyayangi diri sendiri.
Berikutnya, pastikan kamu mengonsumsi makanan yang bergizi dan rutin lakukan olahraga. Yang simpel-simpel aja, dan nggak harus bayar mahal. Jalan santai, jogging, atau yoga di rumah juga bisa.
Bicara soal kesehatan mental, fisik, dan finansial, dalam rangka ulang tahunnya yang ke-18, QM Financial punya banyak sekali program menarik buat kamu loh! Mulai dari promo yang diperpanjang, kelas-kelas gratis yang bisa diikuti oleh siapa saja, sampai konser mini!
Penasaran enggak sih? Makanya, follow akun Instagram QM Financial ya, untuk detail seluruh acaranya. Nantinya, juga akan ada liputan di website ini kok, jadi tak perlu khawatir ketinggalan.
So, terima kasih sudah menjadi bagian dari QM Financial selama 18 tahun ini, dan memperbolehkan QM Financial menjadi saksi perjalanan keuangan kamu. Stay safe, stay sane, and stay healthy mentally, physically, and financially!
Diet Finansial, Ini Dia 4 Persamaannya dengan Diet Kesehatan
Pernah dengar tentang diet finansial?
Begini.
Kalau kamu sudah belajar finansial di Levio x QM Financial, pasti kamu menemukan bagian visual narrative di bagian Case Study, yang menceritakan kisah Keisha dan Erina. Keisha yang saat itu diajak Erina untuk makan bareng sempat menolak dengan alasan diet.
Erina yang concern terhadap kondisi Keisha yang tak pernah makan siang karena diet, lantas membujuk agar Keisha mau ikut bersamanya makan di kafe langganan.
Ternyata fakta terungkap! Setajam silet.
Maksudnya, ternyata Keisha lagi diet tapi bukan diet kesehatan, melainkan (niatnya) diet finansial karena saldo di tabungannya habis.
Yah, tapi seperti halnya diet kesehatan, kalau mau diet finansial ada baiknya juga harus diawali dari garis start yang benar.
Saat tubuh melakukan diet, seseorang akan membatasi atau mengurangi asupan makan ke dalam tubuh namun gizi yang diperlukan tubuh tetap diberikan. Diet kesehatan dapat dipercaya mampu mengontrol kondisi tubuh, agar kemudian dapat menjalankan tugas-tugasnya secara optimal.
Nah, begitu pula dengan diet finansial, seharusnya juga mampu membantu kamu mengontrol keuangan kamu sehingga kamu memiliki kondisi finansial yang sehat. Jadi diet finansial sih bukannya lantas kamu harus memangkas anggaran makan siang ketika saldo di tabungan sudah menipis. Itu mah sama saja sudah sakit, baru diet.
Diet finansial harus dilakukan dengan tetap “memperhatikan gizi” dan dengan cara yang benar, seperti halnya diet kesehatan.
Penasaran dengan diet finansial?
Yuk simak hal-hal yang perlu dilakukan ketika sedang diet finansial.
1. Sebelum Diet Finansial, Cek Kondisi Kesehatan Finansial
Sebelum kamu memutuskan untuk diet finansial, ada baiknya kamu cek kondisi kesehatan finansial dulu. Lakukan financial check up. Ketahui “penyakit”-nya di mana, sehingga kamu tahu apa yang bisa dilakukan untuk “mengobati penyakit” itu.
Sama kayak diet kesehatan. Kalau masalahnya karena kamu punya gula darah yang terlalu tinggi, maka mengurangi makanan yang manis-manis adalah solusinya. Juga mengontrol asupan karbohidrat. Tapi bukan berarti menghilangkan kedua unsur penting tersebut, karena tubuh juga membutuhkannya. Karena kalau sama sekali hilang, ya akan sakit juga.
Nah, sama seperti diet kesehatan, ketahui dulu “penyakit” finansialmu ada di mana. Apakah terlalu sering mengeluarkan uang secara impulsif? Ataukah, rasio utang besar?
Permasalahan keuangan sering dialami seseorang karena kebiasaan-kebiasaan yang sering menyebabkan dompet menjadi “bocor alus”. Saat gajian memiliki banyak uang, tapi si uang cuma mampir; nggak pernah mau tinggal lama. Nah, apa penyebabnya?
2. Menentukan Tujuan dan Jangka Waktu
Setelah kamu memeriksa kondisi kesehatan finansial kamu, kamu akan mengetahui masalah apa saja yang sedang kamu hadapi sehingga kamu dapat memutuskan untuk diet.
Solusi terhadap masalah-masalah tersebutlah yang menjadi tujuan finansial kamu. Misalnya kamu memiliki masalah mengenai banyaknya utang yang sedang kamu tanggung, maka tujuan dari diet finansial kamu adalah terbebas dari hutang atau mengurangi nilai utang.
Setelah menetapkan tujuan, jangan lupa untuk menentukan jangka waktu tujuan tersebut harus tercapai. Buatlah tujuan dan jangka waktu yang realistis karena ketika diet finansial, kamu mungkin akan “dipaksa” untuk tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kamu gemari.
Sama kayak diet kesehatan kan?
3. Memilih Cara Diet Finansial yang Realistis
Diet finansial harus realistis supaya kamu dapat konsisten dalam melakukannya, dan perlu cara berbeda untuk mengatasi masalah yang berbeda juga.
Misalnya kamu memiliki rasio utang yang besar. Ada beberapa cara diet finansial yang dapat menyelesaikan permasalahan kamu. Salah satunya, segera selesaikan semua utang konsumtif. Misalnya, utang kartu kredit. Perbesar jumlah cicilan kartu kredit semampu kamu, agar bisa segera selesai. Anggarkan di setiap bulan, kalau perlu dengan mengurangi pengeluaran lain yang bisa ditunda atau kurang penting.
Nah, memang kamu harus tahu permasalahannya di mana, baru kemudian membuat rencana keuangan, step by step yang realistis dan komprehensif. Cara dan rencana yang realistis akan membuatmu tak menunda lagi. Diet kesehatan juga begitu. Kalau enggak realistis, yang ada dietnya mulai besok saja! Tarsok tarsok, sampai kapan pun juga enggak akan beres masalahnya kan?
4. Ingat Tujuan Utama Diet Finansial Kamu
Akan ada banyak godaan yang menghampirimu ketika kamu sedang melakukan diet finansial. Sama kayak diet kesehatan.
Banyak orang yang mulai tergoda untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk ketika sedang menjalankan diet atau ketika tujuan diet hampir tercapai. Cheating sana, cheating sini.
Jika kamu tergiur untuk melakukan kebiasaan kebiasaan buruk kamu maka kamu akan kembali terjebak dalam kondisi finansial yang buruk. Misalnya kamu melakukan diet finansial karena memiliki banyak utang, tapi ternyata setelah itu kamu khilaf lagi.
Ya, bisa jadi akhirnya kamu akan terjerat utang lagi.
So, cobalah untuk selalu ingat akan niat dan tujuan utama diet. Teruskan kebiasaan baik yang sudah kamu bangun dengan cara diet finansial, sehingga kesehatan keuangan pun jadi lebih terjamin.
Itulah hal-hal yang perlu kamu lakukan mengenai diet finansial, yang dapat meningkatkan kesehatan finansial kamu.
Seru ya, kisah Erina dan Keisha di Levio ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari obrolan mereka. Di bagian lain, kamu juga akan menemukan banyak visual narrative lain yang juga memberikan segudang insight penting untuk finansial loh!
Makanya, jangan sampai ketinggalan, belajar finansial di Levio x QM Financial! Cara daftarnya gampang kok! Ada tutorial daftar Levio di artikel ini. Silakan dicek ya!
Dan, sampai ketemu di Levio!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Adaptasi Keuangan Demi Sehat Finansial Selama Pandemi COVID-19
Adaptasi. Adaptasi. Adaptasi.
Barangkali cuma ini yang bisa kita lakukan untuk bisa SURVIVE melalui pandemi Covid-19.
So let’s talk about this pandemic!
Sudah sekitar 6 bulan lamanya, kita semua merasakan hidup bersama Covid-19. Banyak sekali yang sudah terjadi. Mulai dari kehilangan teman dekat yang menjadi korban, tidak bisa keluar rumah dan beraktifitas normal hingga perubahan waktu dan tempat kerja, semuanya gara-gara Corona.
Kalau begitu, apa saja yang harus kita lakukan untuk bisa melakukan adaptasi keuangan selama pandemi Covid-19? Mari kita bahas dengan sebuah target yang tidak muluk-muluk: kita harus SURVIVE. Secara jiwa raga bisa sehat terus. Secara finansial, tidak bangkrut! Mari sehat finansial.
Adaptasi karena perubahan
Kenapa perlu adaptasi?
Adaptasi ini perlu kita lakukan karena memang ada perubahan besar yang terjadi pada hidup kita selama pandemi. Suka atau tidak suka. Setuju atau tidak setuju. Kenyataannya, memang hidup jadi berubah.
Bagan berikut adalah bagan yang kami sadur dari Mas Yuswohady dan tim Inventure Knowledge. Ada 4 major shift atau 4 perubahan besar perilaku pembeli selama pandemi Covid-19.
4 perubahan besar itu adalah:
1. Di rumah saja
Cara paling baik untuk menghindari kemungkinan terpapar virus adalah dengan #dirumahaja. Artinya orang tua yang bekerja memindahkan kerja di rumah. Anak-anak pun bersekolah di rumah. Bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
Walaupun banyak sekali orang yang tidak bisa melaksanakan semua kegiatannya di rumah saja, tetapi banyak pusat keramaian yang diharuskan tutup. Dengan begitu, cara hidup kita berubah maka kita pun akan memerlukan barang dan jasa yang berbeda karena harus melakukan segala sesuatunya di rumah.
2. Prioritas pada kesehatan dan keselamatan
Virus Corona ini membuat manusia merasa sangat vulnerable. Oleh karena itu, untuk bisa survive, kebutuhan manusia akan kesehatan dan keselamatan melompat sangat tinggi. Prioritas hidup pun jadi berubah. Kita bisa melihat betapa permintaan akan bahan makanan dan alat kesehatan mendapat perhatian khusus sejak awal pandemi.
3. Go digital
Ada yang membedakan pandemi flu 100 tahun lalu dengan pandemi kali ini. Kali ini, walaupun harus lebih banyak di rumah, kita tidak terputus dari dunia luar. Internet menyambungkan hidup kita. Semua perubahan cara hidup ini ternyata mendorong adopsi digital di segala bidang, mulai dari alat pembayaran, proses pembelian barang dan jasa, hingga berkomunikasi.
Nenek ikut kelas yoga hingga anak kecil belanja game, semuanya bisa dilakukan secara digital.
4. Empathic society
Namanya adaptasi, ada yang bisa dengan mudah pindah haluan, ada yang secara sistem terkunci dan tidak sanggup berubah. Masalahnya kita tidak mungkin survive sendirian. Kita perlu survive bersama-sama.
Oleh karena itu, perubahan besar juga muncul dalam bentuk gerakan sosial. Saling jaga dan tolong menolong selama pandem ini begitu penting. Ada orang-orang yang sulit beradaptasi dan mereka semua membutuhkan bantuan.
Setelah kita memahami dan menerima kenyataan akan adanya empat perubahan besar tersebut di atas, barulah kita bisa mengerti kenapa adaptasi menjadi sangat penting. Inga, bahwa kata kunci 2020 adalah SURVIVE – dan untuk bisa survive kita butuh menerima kenyataan dan menyesuaikan diri, segera!
Adaptasi keuangan bisnis
“Protect your source of income!”
Lindungi sumber penghasilanmu!
Ini adalah nasihat yang jarang saya dengar jika bicara soal kelola keuangan pribadi. Bagaimana pun juga, saat pandemi ini berlangsung lama, ekonomi negeri terancam resesi, dari sisi keuangan pribadi yang penting adalah tetap punya penghasilan.
Penghasilan ini berasal dari gaji baik saat kerja sebagai karyawan maupun sebagai pemilik bisnis. Maka, adaptasi keuangan bisnis perlu kita perhatikan dengan baik. Sebagai karyawan maupun pemilik bisnis, coba analisis seperti apa kondisi pasar tempat perusahaanmu beroperasi. Bagaimana 4 perubahan perilaku pembeli di atas, memengaruhi penjualan di perusahaanmu.
Misalnya, jika kamu bekerja di restoran atau memiliki restoran.
Sebanyak apa efek perubahan perilaku #dirumahaja memengaruhi bisnismu?
Apakah omzet usaha ini masih stabil atau turun drastis?
Bagaimana perhatian soal kesehatan dan keselamatan saat bekerja?
Apakah ada konversi digital yang bisa atau sudah dilakukan untuk memastikan kelangsungan bisnis?
Bagaimana menggunakan empati agar tetap bisa membawa usaha ini relevan selama pandemi?
Hal-hal di atas bisa menjadi bahas diskusi internal.
Ini sedang pandemi. Jangan batasi diskusi hanya untuk para pengambil keputusan. Saat kamu seorang staff pun, perhatian dan kontribusi pada perusahaan tempat kamu bekerja sekarang menjadi sangat krusial. Ide untuk menumbuhkan omzet bisa datang dari mana saja.
Adaptasi keuangan bisnis – agar bisa bertahan, akan membawa para pemimpin bisnis pada keputusan-keputusan berat. Kita akan melihat lebih banyak kebijakan pengurangan penghasilan, pemutusan hubungan kerja, penutupan cabang hingga keputusan terberat menutup bisnis untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Apapun adaptasi keuangan bisnis yang harus terjadi, kita perlu menyiapkan diri.
Sehat finansial menjadi penting untuk setiap bisnis – agar bisa beradaptasi dan mempertahankan diri melewati badai pandemi Covid-19. Bisnis ini bagai kapal besar dan kita karyawan serta pemiliknya, ada di dalam kapal itu. Kita perlu bahu membahu memastikan kapal ini tidak karam.
Adaptasi keuangan pribadi
Selama masih ada penghasilan rutin, hidupmu akan baik-baik saja.
Tapi sampai kapan? Ini yang jadi masalah.
Pandemi ini memiliki teman dekat bernama uncertainty! Saat uncertainty sangat tinggi, bisnis tidak bisa menyusun rencana bisnis jangka panjang, kemungkinan terburuk kehilangan penghasilan akan selalu ada.
Adaptasi keuangan pribadi bisa kita bagi menjadi 3 langkah besar:
1. Mengatur cash flow
Perhatikan 4 perubahan perilaku di atas. Dengan cara hidup dan gaya hidup yang berubah, otomatis cara kita membelanjakan uang juga berubah. Kalau tadinya ayah ibu bekerja, anak bersekolah di luar rumah, sekarang semua ada di rumah. Akan ada peningkatan biaya rumah tangga seperti bahan makanan, listrik dan kuota internet.
Belanja lifestyle yang harusnya hilang pun pindah pos menjadi furnitur baru agar nyaman bekerja dan bersekolah di rumah. Adaptasi keuangan pertama yang harus kita lakukan adalah menghitung kembali arus kas supaya tidak besar pasak dari tiang.
2. Memiliki dana darurat
Punya penghasilan tetap, bekerja di perusahaan besar bukan jaminan pekerjaan kita akan tetap aman. Pandemi ini tidak pandang bulu. Bisnis kecil hingga perusahaan multinasional bisa terancam keuangannya – kalau tidak sekarang mungkin dalam 1-2 tahun ke depan.
Jadi, ayo timbun dana daruratmu. Tidak perlu takut bertarget besar, mulai dari kecil-kecil dulu. Dana darurat ini yang akan menjamin hidup kita akan baik-baik saja jika penghasilan terganggu. Berlaku untuk semua orang apapun pekerjaannya, seperti apapun latar belakang sosio-ekonominya.
3. Menjadi jaring sosial
Tentu saja tidak semua orang sanggup beradaptasi dengan cepat. Akan ada orang-orang yang cash flow-nya sudah mepet sekali. Akan ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Akan ada orang-orang yang dana daruratnya ada – tapi 3 bulan lalu, sekarang sudah habis.
Maka selanjutnya, adaptasi keuangan pribadi kita yang masih kuat adalah dengan menjadi jaring sosial tambahan. Jadilah orang yang siap duluan dengan cash flow positif, punya dana darurat beberapa bulan ke depan, dan siap mengulurkan bantuan.
Menjadi jaring sosial ini artinya kita menyiapkan anggaran khusus untuk pengeluaran sosial yang bersifat tolong menolong. Menjadi jaring sosial ini artinya kita juga menyiapkan anggaran khusus untuk pengeluaran rutin dan lifestyle yang bisa dipakai membeli dagangan teman sendiri.
Sehat finansial menjadi penting untuk setiap individu. Tapi kita tidak bisa sehat sendirian.
Jalan masih panjang.
Tidak ada yang bisa meramalkan kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir.
Tapi ada caranya supaya kita bisa survive tidak sendirian.
Jadilah orang itu. Jadilah mereka yang menyiapkan diri menjadi bagian yang kuat agar bisa kuat untuk orang lain – lebih lama.
Mari sehat finansial, bersama.