Ini Dia Cara Membeli Saham bagi Pemula yang Paling Mudah Dilakukan
Membangun aset aktif sehingga bisa memiliki penghasilan pasif dari investasi memang menjadi salah satu cara untuk bisa merealisasikan kebebasan finansial dan pensiun sejahtera. Sayangnya, masih banyak yang belum paham dengan baik cara kerja investasi ini. Termasuk cara membeli saham bagi pemula yang memang harus dilakukan jika kamu pengin punya aset aktif berbasis surat berharga.
So, mengapa tidak kita ulas secara lengkap sekarang di artikel ini, ya kan?
Cara membeli saham bagi pemula itu sebenarnya simpel, tetapi kamu harus punya rekening dulu di perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantaramu untuk membeli saham. Pasalnya, memang hanya perusahaan sekuritas yang diperbolehkan untuk membeli saham secara langsung di Bursa Efek Indonesia. Kita sebagai investor ritel—istilahnya—harus melalui perantara dulu untuk bisa membeli saham.
Lalu, bagaimana cara membeli saham bagi pemula di perusahaan sekuritas? Berikut urutan langkahnya.
Tahap Membuka Rekening Sekuritas – Cara Membeli Saham bagi Pemula
Pilih yang legal
Untuk memilih perusahaan sekuritas yang akan membantumu berinvestasi saham, pastikan perusahaan tersebut terdaftar di OJK dan Bursa Efek Indonesia. Cari informasi mendalam mengenai latar belakangnya, reputasinya, apakah pernah terlibat kasus-kasus besar, dan sebagainya. Google-lah dengan kata kunci “nama perusahaan penipuan”. Ganti “nama perusahaan” dengan sekuritas yang kamu incar.
Ingat ya, nantinya kamu akan berinvestasi melalui perusahaan ini. Jadi, benar-benar pastikan perusahaanya tepercaya.
Perhatikan kebijakan-kebijakan perusahaan
Salah satunya tentang biaya transaksi. Biaya transaksi merupakan sumber penghasilan bagi perusahaan sekuritas, yang dikenakan setiap kali kamu melakukan pembelian atau penjualan saham. Besarannya antara 0.15% hingga 0.35%.
Cara menghitungnya, misalnya kamu hendak membeli saham ASDF total Rp10 juta, dengan biaya transaksi sebesar 0.15%, maka dari Rp10 juta itu akan dipotong Rp15.000 untuk biaya transaksi. Begitu juga jika kamu hendak menjual saham, biasanya biaya transaksi akan lebih tinggi daripada biaya transaksi beli. Misalnya kamu hendak menjual saham senilai total Rp10 juta, maka akan ada potongan Rp35.000 sebagai biaya transaksi.
Nah, saran terbaik tentu saja, carilah perusahaan sekuritas dengan biaya transaksi yang rendah, karena nantinya kalau kamu sering bertransaksi, biaya ini juga akan lumayan juga besarnya.
Yang kedua, adanya setoran awal. Masing-masing punya kebijakan sendiri mengenai besarannya. Ada yang sekian juta, ada yang hanya sekian puluh atau sekian ratus ribu saja. Sesuaikan dengan kemampuan kamu ya.
Perhatikan fitur aplikasi
Pilihlah perusaan sekuritas yang memiliki aplikasi untuk membeli saham di smartphone, sehingga akan memudahkanmu bertransaksi ke depannya.
Cermati fitur-fitur yang ada dalam aplikasi, karena masing-masing biasanya menawarkan fasilitas yang berbeda sekaligus mirip. Baca-baca review aplikasinya di PlayStore atau AppStore, pastikan ratingnya tinggi.
Cara Membeli Saham bagi Pemula di Aplikasi
So, kalau kamu sudah memilih sekuritas yang akan menjadi perantaramu dalam cara membeli saham bagi pemula, maka selanjutnya kamu bisa membuka akun di perusahaan tersebut dan kemudian membeli saham.
Ini tahapan cara membeli saham bagi pemula.
1. Buka rekening dana nasabah
RDN atau Rekening Dana Nasabah adalah rekening yang akan dipakai untuk jual beli saham melalui sekuritas.
Cermati syarat yang diminta, karena bisa jadi bisa berbeda satu sama lain. Tapi umumnya meminta kamu untuk melengkapi:
- KTP/KITAS/Paspor
- NPWP, kalau belum punya bisa pakai NPWP pasangan/orang tua.
- Fotokopi halaman depan buku tabungan
Cermati lagi jika ada syarat lainnya, penuhi, dan submit sesuai ketentuan. Berikutnya, besar kemungkinan akan ada proses KYC, seperti kamu akan diminta berswafoto sendiri dan sambil memegang kartu identitas.
Ikuti semua prosedur cara membeli saham bagi pemula yang ada. Jika lengkap, rekeningmu dengan segera akan siap digunakan. RDN ini berada di bank kustodian, bukan berada di perusahaan sekuritas ya.
2. Setor deposit
Umumnya, kamu akan diminta untuk menyetor deposit lebih dulu ke RDN sebagai modal untuk membeli saham. Cermati syarat dan ketentuannya pada sekuritas yang sudah kamu pilih, berapa minimal setoran yang diminta. Ada yang cukup dengan Rp100.000, ada yang sekian juta.
3. Pilih dan beli saham
Selanjutnya, kamu bisa mulai melakukan cara membeli saham bagi pemula. Lakukan analisis terhadap emiten saham tersebut, dan mempertimbangkannya dengan baik.
Memang, kalau salah pilih, kamu bisa menjual saham kapan saja. Namun ingat, bahwa ada risiko tinggi dalam investasi saham. Jika salah pilih dan kamu harus menjualnya saat harga saham jatuh, kamu bisa mengalami kerugian.
Karena itu, cara membeli saham bagi pemula tidak boleh sembarangan, asal cap cip cup atau hanya mengikuti kata orang lain. Kamulah yang harus melakukan riset mandiri, analisis, dan bertanggung jawab atas keputusan investasi yang kamu buat.
Untuk beli, biasanya kamu harus masuk dulu ke bagian emiten sahamnya dan akan menemukan opsi atau tombol “Beli” atau “Buy”, atau sejenisnya. Kamu tinggal klik, isi berapa lot saham ingin kamu beli (1 lot = 100 lembar saham). Pastikan deposit kamu mencukupi ya.
4. Menjual saham
Jika tujuan finansialmu sudah dekat, sebaiknya kamu pindahkan dana investasimu dari saham ke instrumen yang lebih rendah risiko untuk menekan risiko dan mencegah penurunan nilai yang bisa terjadi akibat fluktuasi pasar.
Untuk itu, kamu perlu menjual sahamnya lebih dulu. Masuk ke bagian portofolio saham, lalu pilih saham yang hendak dijual. Biasanya akan ada tombol “Jual”, atau “Sell”, atau sejenisnya. Klik, lalu isikan berapa lot saham yang hendak dijual, lalu submit.
Dana hasil penjualan saham akan masuk ke RDN, yang kemudian bisa kamu transfer ke rekening pribadi yang lebih rendah risiko.
Nah, itu dia cara membeli saham bagi pemula yang paling mudah dilakukan. Simpel kan? Selanjutnya, kamu hanya butuh konsistensi dan disiplin untuk bisa membeli saham dengan rutin, hingga mencapai target tujuan keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Saham Pemula: Perhatikan Modal dan 5 Langkahnya
Belajar saham pemula harus dilakukan sebelum kamu benar-benar menceburkan diri ke pasar modal. Banyak hal yang harus dipelajari, supaya kita bisa berinvestasi secara terarah sesuai tujuan dan rencana keuangan. Tanpa belajar dulu, bisa saja kita jadi salah mengambil keputusan yang akan berakibat fatal bagi keuangan kita.
Saham merupakan salah satu instrumen yang sering direkomendasikan untuk bisa dimanfaatkan memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang. Ini terkait dengan manajemen risiko pada saham yang memang tinggi. Dengan memiliki saham, kita pun dianggap sah sebagai pemilik sebuah perusahaan, karena kita memiliki bukti penyertaan modal dalam bisnis yang dijalankannya. Artinya kemudian, kita juga memperoleh beberapa hak, di antaranya menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham dan mendapatkan dividen.
So, kamu tertarik untuk belajar saham pemula untuk mendapatkan berbagai keuntungannya? Boleh saja. Kamu bisa mengikuti beberapa langkah berikut.
Belajar Saham Pemula per Tahap
1. Pelajari prinsip dasarnya
Belajar saham pemula tanpa memahami prinsip dasar dan cara kerjanya, rasanya akan sulit bagi kita untuk bisa memanfaatkannya sampai optimal. Kita bakalan bingung, mulai dari pembuatan rencana dan tujuan keuangannya, memilih sekuritas yang amanah, memilih saham bagi pemula yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan, penentuan strategi investasi yang akan memengaruhi pengelolaan dana, dan review yang harus dilakukan.
Ya, ibaratnya, masih buta kok disuruh melipir ke jembatan gantung. Risikonya berlipat ganda, yang ditimbulkan oleh risiko si instrumen itu sendiri dan masih ditambah dengan risiko tambahan yang muncul karena ketidaktahuan kita.
Salah satu hal yang harus banget dipelajari di tahap belajar investasi saham ini adalah pengelolaan emosi; bagaimana supaya enggak euforia saat pasar naik, dan bagaimana caranya enggak panik saat pasar anjlok. PR besar? Jelas!
So, sebelum melangkah lebih jauh, pahami prinsipnya: apa keuntungan yang bisa didapatkan dari saham, dan apa risikonya. Kenali juga berbagai strategi investasi yang bisa dilakukan.
2. Pelajari perusahaan sekuritasnya
Tahap belajar saham pemula berikutnya adalah memilih perusahaan sekuritas yang dapat membantumu menjadi perantara saat berinvestasi. Ini juga bukan hal yang sepele, meskipun sebenarnya caranya simpel saja.
Mengapa hal ini penting? Karena salah memilih maka akan memengaruhi perjalanan investasimu ke depannya. So, kamu perlu memilih sekuritas yang bisa dipercaya. Caranya dengan memilih sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, alias OJK, dan sudah menjadi anggota bursa di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian, kamu berurusan dengan perusahaan yang legal, bukan abal-abal.
Selain mengecek ke OJK mengenai legalitasnya, kamu juga perlu untuk melakukan riset terhadap sekuritas yang hendak dipilih. Pastikan sekuritas tersebut tidak pernah terlibat kasus-kasus berat, memiliki review yang baik dari pengguna lain (kamu bisa cek rating dan review di PlayStore atau AppStore), dan cek juga akun media sosialnya.
3. Pelajari cara memilih saham yang tepat
Selanjutnya dalam cara belajar saham pemula, lakukan proses pembelian saham melalui sekuritas yang sudah kamu pilih. Pastikan sekuritasnya memiliki aplikasi mobile, yang akan mempermudah perjalanan investasimu nanti.
Memilih saham yang tepat itu tricky. So, hal ini perlu dipelajari juga di awal kamu belajar saham pemula. Pada umumnya aplikasi saham sudah akan termasuk fitur yang dapat memudahkan kita untuk memilih saham, mulai dari ada live tracking pasar saham, berbagai rekomendasi saham dan analisis dari pakarnya, sampai berbagai fitur bantuan, seperti adanya Robo Advisor.
Namun dari semuanya, adalah penting bagi kamu saat belajar saham pemula adalah belajar melakukan analisis fundamental, yaitu analisis yang dilakukan terhadap kinerja internal si perusahaan yang sahamnya akan kamu beli. Dari tips belajar saham ini, kamu akan dapat menentukan, saham mana yang paling bisa melayani kebutuhanmu.
4. Pelajari pergerakan pasar
Meski nantinya kamu memilih untuk berinvestasi dalam jangka panjang alih-alih trading saham, tetapi dalam belajar saham pemula, kamu juga perlu untuk mempelajari cara mengamati pergerakan pasar.
Pasar saham akan dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi ekonomi, politik, sosial, dan berbagai hal lainnya. Dengan sensitivitas ini, harga saham bisa berfluktuasi dengan cukup tajam dari hari ke hari.
Kamu perlu tahu cara memantaunya, sehingga kamu bisa dengan tepat mengambil keputusan-keputusan penting terkait investasimu.
5. Yang penting, mulai sekarang!
Yang terpenting dalam belajar saham pemula adalah segera eksekusi rencanamu. Proses belajar tidak akan segera dimulai kalau kamu menunda terus untuk segera berinvestasi di pasar modal.
Tenang saja, asalkan keempat hal di atas sudah kamu pelajari dengan baik, diiringi dengan konsistensi untuk berinvestasi, maka hasilnya juga akan baik untukmu.
Modal untuk Beli Saham
Dulu kala, untuk membeli saham, kamu akan perlu modal puluhan juta. Sekarang enggak lagi. Bahkan dengan modal setipis Rp1 juta saja, kamu sudah bisa mulai mengoleksi saham blue chip.
Modal yang diperlukan untuk berinvestasi saham akan tergantung pada harga dan jumlah saham yang akan dibeli. Selain itu, juga akan ada biaya transaksi sekuritas. Karena itu, penting untuk memilih sekuritas yang memberlakukan biaya transaksi terkecil. Jika terlalu besar, maka akan menggerus modalmu.
Misalnya begini. Kamu hendak membeli saham BBRI (Disclaimer: bukan rekomendasi, nama saham hanya sebagai contoh), yang saat artikel ini ditulis harga per lembarnya adalah Rp4.150. Biaya transaksi sekuritasnya adalah 0.19%. So, untuk membeli setiap 1 lot (=100 lembar saham) BBRI, kamu akan perlu modal sebesar:
1 x 100 x Rp4.150 = Rp415.000
Ditambah biaya transaksi sebesar 0.19%, sehingga modal total yang diperlukan menjadi Rp415.788.
Jika suatu saat nanti, kamu hendak menjual saham BBRI ini, sementara misalnya harga saham BBRI sudah naik menjadi Rp5.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan penjualan saham: 1 x 100 x Rp5.000 = Rp500.000
Biaya transaksi jual saham misalnya 0.29%, maka pendapatan di atas dipotong sebesar Rp1.450.
Selain itu, juga ada pajak penjualan saham sebesar 0.1%, sehingga akan dipotong lagi Rp500.
Dengan demikian perolehan penjualan saham setelah dipotong adalah sebesar Rp 498.050.
Semakin banyak saham yang kamu miliki, maka potensi keuntungan juga akan semakin besar. Semakin tinggi harga saham bertumbuh, potensi keuntungannya juga semakin besar. Semakin rendah harga belinya, juga akan memperbesar potensi keuntungannya.
Nah, bagaimana? Cukup simpel kan, belajar saham pemula? Pastinya hal ini bisa segera membangkitkan semangatmu untuk mulai investasi saham sekarang sesuai tujuan keuangan. Betul?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Main Saham: 5 Hal Ini Bisa Membuatmu Rugi Terus
Investasi adalah salah satu cara untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Saham, salah satunya, kerap menjadi salah satu instrumen pilihannya. Tapi, kalau tidak hati-hati, main saham bisa membuat kita justru rugi, sehingga tujuan keuangan menjadi batal tercapai.
Pasalnya, instrumen seperti saham adalah instrumen dengan karakteristik high risk, high return. Artinya, saham memang memiliki risiko tinggi, tetapi sepadan juga dengan hasilnya. Risiko yang tinggi dari saham terutama datang dari fluktuasi harganya yang bisa naik atau turun hanya dalam beberapa jam.
Namun sebenarnya, jika jendela waktu investasi saham kita tarik melebar, instrumen ini memiliki pertumbuhan yang eksponensial dari waktu ke waktu. Terutama saham-saham perusahaan besar yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, yang sudah mapan dengan keuangan yang stabil. Karena itu, saham selalu direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai instrumen jangka panjang.
So, yeah, saham bagi pemula bisa membuat rugi. Bisa jadi karena memang kondisi pasar lagi mengalami sentimen negatif, seperti saat artikel ini ditulis ketika bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan ke 0.75%. Bisa jadi juga kita rugi karena melakukan beberapa kesalahan dalam main saham.
Kesalahan seperti apa saja yang bisa membuat kita rugi saat main saham? Yuk, kita lihat satu per satu.
Main Saham Pemula Bisa Membuatmu Rugi, Jika Ada 5 Hal Ini
1. Memilih saham yang tidak potensial
Terkadang, orang memilih saham hanya dengan melihat harganya saja. Ini sebenarnya wajar, karena kita akan selalu cenderung memilih yang murah, termasuk dalam cara trading saham. Entah karena modal kecil, atau berharap dari yang murah, nanti bisa mengambil keuntungan yang besar.
Hal ini sebenarnya wajar, termasuk saat kita main saham. Memang seharusnyalah kita membeli saham yang murah, untuk kemudian menjualnya di harga tinggi. Tapi, sayangnya, main saham online tidak hanya soal mahal dan murah. Pasalnya, tidak semua saham murah berpotensi naik harganya di masa depan. Bahkan ada banyak sekali saham murah, yang justru semakin terpuruk harganya seiring waktu.
2. Hanya ikut-ikutan
Belakangan, orang memang semakin mengenal investasi. Beberapa instrumen dilirik, karena dikatakan dapat memberikan keuntungan yang besar. Termasuk saham.
Sayangnya kemudian, banyak orang ikut-ikutan main saham, tetapi tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup. Mereka hanya memburu rekomendasi saham dari orang lain yang dianggap “pakar”, hanya karena punya follower bejibun. Padahal, soal pemilihan instrumen—termasuk memilih saham—seharusnya disesuaikan dengan kondisi dan tujuan keuangan masing-masing.
3. Tergiur transaksi jangka pendek
Cara bermain saham ada yang dikenal dengan istilah short selling, yaitu trading saham jangka pendek. Banyak orang memang terbukti bisa mendulang keuntungan dengan melakukan aktivitas ini. Namun, yang masih juga banyak yang belum diketahui, bahwa untuk melakukan short selling dengan sukses, seseorang harus memiliki ketajaman analisis yang mumpuni.
Dan, hal ini tidak begitu saja bisa dilakukan. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menguasai hal ini, dan jam terbang yang tinggi.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, saham dapat memberikan hasil positif jika dimanfaatkan untuk instrumen investasi jangka panjang, di atas 5 tahun. Transaksi jangka pendek, atau short selling, akan sangat menguras waktu. Kecuali jika kita memang berprofesi utama sebagai seorang trader.
4. Tidak didiversifikasi
Akan sangat riskan bagi seorang investor kalau hanya terpaku pada satu saham, atau satu instrumen saja. Risiko kerugian akan meningkat.
Mengapa bisa begitu? Karena sekali nilai instrumen satu-satunya itu jatuh, maka seluruh dana investasi kita juga akan terpengaruh.
Beda halnya jika kita melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen, sesuai kebutuhan dan tingkat risiko masing-masing. Untuk main saham pun, seyogyanya kita memiliki beberapa saham dari beberapa sektor yang punya karakteristik berbeda. Hal ini penting, karena nantinya jika salah satu nilai investasi harus turun, kamu masih punya instrumen lain yang berpotensi memberikan pertumbuhan yang positif. Dengan demikian, portofolio kamu masih terselamatkan.
5. Tidak melakukan analisis fundamental
Untuk main saham, terutama saat sedang menimbang keputusan untuk membeli saham, kita seharusnya memahami fundamental perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting untuk dilakukan karena kita harus mengetahui potensi saham yang akan kita pilih; akankah berpotensi memberikan hasil seperti yang kita harapkan dalam jangka waktu tertentu.
Fundamental perusahaan juga penting untuk dipahami, agar kita bisa melakukan manajemen risiko dengan baik, untuk menekan peluang mengalami kerugian.
Memang, tren itu menggoda. Ketika harga saham naik, kita jadi terpicu untuk ikutan beli. Padahal, saat kita mulai beli, harga saham sudah berada di puncak. Karena memang fundamental perusahaan kurang bagus, besoknya harga saham pun anjlok karena banyaknya aksi jual dilakukan oleh investor besar. Kita tinggal gigit jari deh.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa membuat kita terus menerus rugi saat main saham. So, buat kamu yang mau mulai berinvestasi saham, jangan sampai ya melakukan beberapa hal di atas. Akan lebih baik jika kamu belajar dulu memahami karakteristik berbagai instrumen investasi agar kemudian bisa menyesuaikannya dengan kebutuhanmu. Jangan melulu berorientasi pada cuan, tetapi lebih fokuslah pada pencapaian tujuan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Pemula: 3 + 4 Hal Ini yang Harus Benar-Benar Diingat
Investasi saham pemula itu sebenarnya simpel. Cuma kadang orang sudah overthinking duluan. Belum-belum sudah kepikiran kalau rugi, atau duitnya ilang. Padahal ya tergoda banget kalau ada yang pamer keuntungan besar yang didapatkan dari investasi di pasar modal. Atau, pusing duluan lihat berbagai ticker perusahaan. Bingung harus memilih yang mana.
Dari overthinking berbuah overwhelmed. Ya begitulah stereotype saham bagi pemula. Akhirnya, kalah sebelum berperang. Tsah. Maksudnya, ya menunda lagi buat mulai investasi. Padahal semakin lama menunda, kamu bisa rugi sendiri karena tujuan keuangan akan semakin sulit untuk dicapai. Bisa jadi, kamu harus mengurangi standar tujuan keuangan. Tadinya rencana mau pensiun dengan bekal uang Rp5 miliar, jadi ya udah Rp500 juta aja deh. Ya, mungkin bisa saja sih pensiun dengan Rp500 juta, tapi enggak akan selega kalau bekalnya sampai Rp5 miliar kan?
Sekali lagi, sebenarnya investasi saham pemula itu simpel. Memang banyak yang harus dipelajari, tetapi kamu tak harus segera menguasai semua ilmu trading saham. Pelajarilah prinsip-prinsipnya terlebih dulu, agar kamu tak salah langkah. Apa saja prinsipnya? Ini dia.
Langkah Investasi Saham Pemula
Tentukan tujuan
Jangan lupa, bahwa semuanya harus dimulai dengan menentukan #TujuanLoApa. Dengan memiliki tujuan, kamu akan dapat membuat rencana yang realistis dan komprehensif. Dengan adanya tujuan, kamu juga akan termotivasi untuk terus berjuang mencapainya. Dengan adanya tujuan, kamu bisa tahan godaan sampai menyabotase keuangan sendiri.
Jadi, selalulah mulai dengan menentukan tujuan, dan kemudian menentukan kebutuhan nominalnya. Nah, dari sini, kamu mulai bisa membuat rencana dan mengeksekusinya sesuai rencana tersebut.
Mulailah dengan memilih indeks saham
Sebagai investor, sudah pasti seharusnya kamu membeli saham perusahaan yang berprospek baik. Kalau kamu bingung dengan berbagai saham yang ada, untuk investasi saham pemula, sebenarnya kamu bisa mulai dari memilih indeks saham dulu. Ada 22 jenis indeks saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tak perlu menelusuri semuanya, kamu hanya perlu mengenali yang berlikuiditas tinggi dulu sebagai langkah awal investasi saham pemula.
Untuk membeli saham yang baik, kamu bisa mengandalkan LQ45, yang merupakan indeks saham berisi 45 saham emiten berlikuiditas tinggi. Likuiditas tinggi artinya perusahaan tersebut mampu membayar utangnya tanpa kesulitan. Jika likuiditas sebuah perusahaan dikatakan tinggi, maka kinerja otomatis juga baik. Selain LQ45 ada juga IDX30, yaitu indeks saham 30 emiten yang juga berlikuiditas paling tinggi.
Pilih sekuritas yang legit
Investasi saham pemula akan butuh perusahaan sekuritas sebagai perantara main saham. Pastikan sekuritas yang hendak kamu manfaatkan jasanya sudah legal dan berizin. Cek berapa persentase biaya yang dibebankan pada investor untuk setiap transaksinya, dan pilih yang paling rendah. Dengan demikian, keuntungan yang bisa kamu dapatkan lebih optimal.
Belajar Investasi Saham Pemula dengan Bijak
Soal keuangan, menjadi bijak adalah kunci. Segala cara investasi tidak akan sukses kalau kita sendiri tidak atau kurang sabar. Bisa jadi, tengah jalan akan menyerah. Belum lagi kalau harus menghadapi penurunan nilai investasi, misalnya seperti di awal pandemi ketika indeks saham kebakaran. Kalau enggak bijak, bisa jadi kita akan panik.
Jadi, apa yang harus dilakukan seharusnya?
1. Belajar analisis alih-alih hanya ikut-ikutan
Masih menjalani investasi saham pemula, maka wajar jika kamu merasa belum tahu apa-apa. Nah, di sini ada kemungkinan kalau kamu akan berusaha mencari tahu saham apa yang paling baik untuk diinvestasikan. Sayangnya, kebanyakan kemudian hanya sekadar ikut-ikutan yang direkomendasikan oleh orang lain—yang tampak sudah ahli—tanpa mau repot melakukan analisis dan riset lagi.
Di sinilah banyak yang kecolongan. Alih-alih hanya ikut-ikutan, akan lebih baik kalau kamu mempelajari cara menganalisis saham yang benar. Dengan demikian, kamu bisa melakukan analisis secara mandiri, dan bisa mengoptimalkan investasi sesuai rencana dan kebutuhan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ingat, bahwa cara, tujuan, kemampuan, dan kebutuhan setiap orang berbeda. Rencana investasi orang lain belum tentu sesuai dengan kebutuhanmu loh.
2. Rutin alih-alih impulsif
Nah, ini kadang juga menjadi kesalahan mereka yang melakukan investasi saham pemula. Pertanyaan yang sering muncul adalah kapan waktu yang tepat untuk beli saham? Saat harga saham naik, atau saat turun?
Ini dia. Karena tidak punya tujuan dan rencana yang jelas—bahkan cenderung spekulatif—banyak yang membeli saham secara impulsif. Padahal, melakukan pembelian tanpa pertimbangan yang matang akan dapat meningkatkan risiko. Apalagi ini soal investasi.
Akan lebih optimal jika kamu bisa berinvestasi secara konsisten dan rutin, dengan menyisihkan minimal 10% penghasilan setiap bulan ke instrumen investasi yang sudah kamu pilih.
3. Alokasikan alih-alih utang
Investasi saham pemula jangan sampai menggunakan utang. Berutang untuk investasi bukan merupakan pilihan yang bijak. Investasi saham seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kekayaan. Di samping itu, pertumbuhan investasi tidak dapat dijamin meningkat secara tetap, sedangkan bunga utang adalah kepastian.
Alokasikan dana sesuai kemampuan untuk berinvestasi, bukan dengan utang. Idealnya memang minimal 10%, tapi kalau bisa lebih, kenapa enggak?
4. Saat harga turun, beli alih-alih jual
Kadang kita memang harus dihadapkan pada pilihan investasi saham pemula, ketika nilai saham sedang turun: jual sebelum keburu rugi lebih jauh, atau beli lagi mumpung lagi murah?
Semua keputusan tentu ada di tanganmu. Namun, jika kamu sudah melakukan cara investasi saham pemula dengan benar, yaitu dengan analisis, kamu akan tahu pilihan mana yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuanmu. Jika kondisi perusahaan baik, tak ada perubahan kebijakan yang terlalu ekstrim hingga “mengancam” bisnis, kondisi nilai saham yang buruk bisa jadi disebabkan oleh faktor eksternal yang tak mungkin dihindari. Biasanya sih, penurunan ini juga terjadi pada saham-saham yang lain.
Jika kamu yakin dengan fundamental perusahaan yang sahamnya kamu pegang, maka inilah kesempatan untuk membeli lagi lebih banyak saham mumpung sedang diskon. Saat krisis berlalu, saham perusahaan yang baik akan kembali ke harga awalnya bahkan bisa jadi akan lebih tinggi nantinya.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi saham pemula yang harus kamu ingat agar kamu tak salah langkah sebagai investor yang baru saja mulai berinvestasi. Bagaimana? Simpel saja kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Cara Beli Saham Paling Sederhana untuk Investor Pemula
Saham adalah salah satu instrumen investasi jangka panjang yang sangat populer saat ini. Bahkan, sejak pandemi dimulai, hal menarik yang terjadi adalah adanya peningkatan jumlah investor pasar modal yang sangat signifikan. Karena itu, semakin banyak orang yang penasaran bagaimana cara beli saham yang paling sederhana yang bisa dilakukan oleh pemula.
Sekilas tentang Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan terhadap perusahaan. Jika kita membeli saham sebuah perusahaan, maka itu artinya kita sedang menyertakan modal agar bisnis perusahaan tersebut bisa lancar dijalankan. Iya, meskipun sebenarnya sih, yang terjadi di pasar modal adalah kita membeli saham milik orang lain yang dijual pada kita. Namun, itu artinya tetap kita sedang menginvestasikan uang dan menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut.
Keuntungan saham didapatkan dari dividen dan capital gain, yaitu selisih yang didapatkan jika kita menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Nggak hanya berupa uang semata, dengan berinvestasi saham, kita juga punya hak suara terhadap keputusan-keputusan bisnis dalam perusahaan yang sahamnya kita miliki, dan berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham. Selain itu, kita juga andil dalam roda perekonomian secara makro loh!
Namun, di samping keuntungannya, sebagai investor pemula, kamu pun harus juga sadar dan paham akan risiko saham yang relatif cukup tinggi. Salah satu risiko terbesar yang harus siap kamu hadapi adalah capital loss, yang bisa terjadi ketika kamu harus menjual saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga belinya. Ada juga beberapa risiko lain, seperti risiko delisting emiten di bursa. Meski demikian, dengan mitigasi yang tepat, sebenarnya segala risiko ini bisa diminimalkan. Karena itu, adalah penting untukmu belajar investasi terlebih dulu sebelum tahu cara beli saham.
Bagaimana Cara Beli Saham?
Kalau dulu, cara membeli saham cukup rumit. Kamu harus datang sendiri ke kantor sekuritas, dan kemudian memproses pembelian saham dari sana. Banyak paperwork-nya, dan tentu saja makan waktu. Sekarang, cara beli saham sangat mudah. Setiap orang pasti bisa melakukannya, karena bisa dilakukan asalkan kamu punya kuota internet dan smartphone. Thank to technology!
Perusahaan sekuritas sendiri merupakan perantara transaksi jual beli saham Bursa Efek Indonesia, dan beberapa aktivitas pasar modal lainnya, yang telah mendapat izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK.
Yes, sekarang hampir setiap perusahaan sekuritas sudah menyediakan platform dalam bentuk aplikasi mobile untuk membeli saham. Kayaknya sih, kalau belum punya, bakalan ketinggalan banget ya. Ini semacam “kewajiban” sekarang, kalau mau dilirik untuk dipakai jasanya oleh para investor di zaman sekarang.
Dengan begini, cara beli saham menjadi sangat praktis. Kamu tinggal membuka rekening, dengan mempersiapkan syarat-syarat dokumennya yang biasanya juga tak terlalu banyak, serta menyediakan dana investasi yang akan disertakan dalam permodalan.
Untuk step by step cara beli saham bagi pemula, bisa dilihat sebagai berikut.
1. Tentukan perusahaan sekuritas
Pastikan bahwa kamu menggunakan jasa perusahaan sekuritas yang telah terdaftar dan berizin OJK ya. Kudu waspada karena sekarang ini banyak sekali penipuan berkedok investasi. Apalagi yang bermodus titip dana modal untuk diinvestasikan.
Tidak begitu cara beli saham yang benar. Untuk bisa memiliki saham, kamulah yang harus membelinya sendiri dengan perantaraan perusahaan sekuritas.
Kamu bisa mengecek legalitas perusahaan sekuritas melalui website OJK.
2. Buka Rekening Dana Nasabah (RDN)
Setelah memilih perusahaan sekuritas yang dipertimbangkan dapat melayani kebutuhanmu, cara beli saham berikutnya adalah membuka Rekening Dana Nasabah, atau Rekening Dana Investor. Perusahaan sekuritas akan menentukan bank kustodian mana yang akan membuatkan Rekening Dana Nasabah kamu ini.
Rekening Dana Nasabah adalah rekening yang akan dipakai untuk menampung dana investasi sebelum kamu membeli saham, ataupun sesudah menjual saham.
Untuk membuka rekening dana nasabah, seperti biasa, kamu akan diminta untuk menyiapkan sejumlah dokumen persyaratan, seperti kartu identitas—KTP, SIM, atau paspor. Kemudian, ada perusahaan sekuritas yang juga mensyaratkan selfie beserta KTP, foto buku tabungan, NPWP jika ada, dan syarat lainnya. Silakan dicek di masing-masing perusahaan sekuritas ya. Pilihlah yang syaratnya tidak menyulitkan.
3. Setor dana investasi
Cara beli saham berikutnya adalah menyetor dana investasi ke Rekening Dana Nasabah, untuk menjadi modal membeli saham.
Ada perusahaan sekuritas yang menentukan jumlah minimal deposit ini, tetapi ada juga yang tidak. Kamu bisa menyetorkan dana sesuai dengan kemampuan, sesuai dengan pos investasi yang sudah kamu tentukan dalam rencana keuanganmu.
Nantinya, kalau kamu menjual saham, maka dananya juga akan masuk ke Rekening Dana Nasabah ini, setelah dipotong pajak sesuai ketentuan. Baru dari RDN ini, kamu bisa mentransfernya ke rekening pribadimu.
4. Pilih saham
Nah, ini mungkin adalah bagian dari cara beli saham yang relatif paling rumit bagi investor pemula, yakni memilih saham yang hendak dibeli.
Satu hal yang pasti dan tidak boleh di-skip untuk dilakukan dalam cara beli saham ini adalah melakukan analisis terhadap emiten yang sahamnya kamu incar. Ada beberapa cara analisis yang bisa dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Secara singkat, inilah beberapa tip memilih saham yang bisa dilakukan oleh investor pemula:
- Cek laporan keuangan perusahaan terkait, lihat apakah labanya rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
- Lihat juga, apakah harga sahamnya cenderung stabil, terutama di masa-masa krisis. Meskipun anjlok, tetapi tetap menjadi yang terbaik di indeks harga saham.
- Pilih saham dari perusahaan yang kamu kenal betul, seperti produknya, jajaran manajemennya, dan sebagainya.
Ketiga hal di atas sudah bisa menjadi panduan awal, sebelum kamu mempelajarinya lebih dalam seiring waktu. Jangan membeli saham yang kamu tidak paham betul perusahaan dan bisnisnya. Apalagi hanya berbekal tren, atau direkomendasikan oleh influencer. Bukan begitu cara beli saham yang benar.
5. Beli saham
Setelah memilih, berikutnya adalah membeli sahamnya. Umumnya, di aplikasi sekuritas, akan ada daftar emiten yang sahamnya bisa dibeli. Kamu tinggal mencari saja saham emiten yang kamu incar melalui fitur pencarian, tuliskan kode tickernya. Kalau belum hafal kodenya, kamu bisa juga kok ketikkan nama perusahaannya.
Setelah informasi emiten muncul, biasanya akan ada tombol untuk jual dan beli saham. Kamu bisa mengklik tombol beli, masukkan jumlah lot yang ingin kamu beli (1 lot = 100 lembar saham), dan kemudian klik submit.
Aplikasi selanjutnya akan memproses pembelian sahammu. Kamu tinggal menunggu notifikasi apakah berhasil dilakukan atau tidak. Jika tidak berhasil dilakukan, maka dana akan tetap aman dalam RDN.
Pantau Pergerakan Pasar
Cara beli saham tidak hanya sampai di sini. Setelah kamu memiliki saham yang kamu inginkan, bukan berarti PR sudah selesai. Kamu juga wajib memantau pergerakan pasar, dan melakukan review secara berkala, apakah investasi saham kamu sesuai dengan rencana keuangan atau perlu penyesuaian lagi.
Perlu kamu ingat, bahwa saham bergerak sangat fluktuatif. Karena itu, perlu untuk dicek secara berkala. Dan, ingat lagi, untuk mengelola emosi dengan baik. Selalu berpegang pada tujuan keuangan, jangan sekadar FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!