8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Memiliki aset yang bekerja untuk kita merupakan salah satu strategi keuangan yang paling cerdas untuk menciptakan kekayaan jangka panjang.
Investasi di berbagai instrumen yang menghasilkan pendapatan pasif enggak hanya bisa mengamankan masa depan finansial, tetapi juga memberi peluang untuk menikmati kebebasan dalam mengatur waktu dan usaha.
Dalam mencari sumber pendapatan yang berkelanjutan, pemilihan aset yang tepat sangatlah penting.
Table of Contents
Apa Arti Aset yang Bekerja untuk Kita?
Istilah aset yang bekerja untuk kita merujuk pada konsep memiliki aset yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan tanpa memerlukan partisipasi aktif terus-menerus dari pemiliknya.
Dengan kata lain, aset ini menjadi sumber pendapatan pasif, yang memungkinkanmu dapat menerima penghasilan secara teratur tanpa perlu bekerja setiap hari untuk mendapatkannya.
Nah, enggak semua aset bisa masuk ke kategori ini. Beberapa karakteristik aset yang bekerja untuk kita meliputi beberapa hal berikut:
- Menghasilkan Aliran Pendapatan: Aset tersebut harus bisa menghasilkan uang secara konsisten, seperti sewa dari properti, dividen dari saham, atau pendapatan dari penjualan produk digital.
- Bisa Mandiri secara Operasional: Aset tersebut idealnya beroperasi dengan sedikit intervensi sehari-hari, yang berarti kamu tidak perlu secara aktif terlibat dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil.
- Pertumbuhan Nilai: Selain menghasilkan pendapatan, aset tersebut juga bisa meningkat nilai atau kapitalnya seiring waktu, memberikan dua sumber keuntungan: penghasilan pasif dan apresiasi nilai.
Aset yang bekerja untuk kita penting untuk dimiliki. Pasalnya, aset dengan karakteristik seperti ini akan membantu membangun kekayaan dan mengamankan keuangan jangka panjang dengan menyediakan sumber pendapatan yang stabil dan potensi untuk pertumbuhan nilai.
Baca juga: 5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Contoh Aset yang Bekerja untuk Kita
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tak semua aset bisa masuk ke dalam kategori aset yang bekerja untuk kita. Ada beberapa yang bersifat sebagai penjaga nilai melawan inflasi. Berikut adalah beberapa contoh aset yang dapat bekerja untuk kamu dan berpotensi mendatangkan penghasilan.
1. Properti Sewaan
Memiliki properti untuk disewakan merupakan merupakan salah satu contoh aset yang bekerja untuk kita. Metode ini termasuk metode tradisional. Banyak orang tua kita yang memiliki aset ini, dan bisa menghasilkan pendapatan pasif.
Ada beberapa bentuk aset properti sewaan. Mulai dari rumah, apartemen, hingga ruang komersial. Semua aset tersebut dapat menyediakan sumber pendapatan yang stabil melalui pembayaran sewa bulanan.
Pendapatan ini terus mengalir selama ada penyewa yang menempati properti tersebut. Pemilik properti mendapatkan keuntungan tanpa harus terlibat secara aktif dalam pengelolaan sehari-hari, selama properti tersebut terawat dengan baik dan selalu terisi oleh penyewa.
2. Saham yang Memberikan Dividen
Saham yang rutin memberikan dividen juga merupakan salah satu jenis aset yang bekerja untuk kita. Ini juga cara yang cukup efektif untuk memperoleh pendapatan pasif.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Pendapatan ini tergantung pada kinerja perusahaan; jika perusahaan memperoleh keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen secara periodik.
Hal ini memungkinkan pemilik saham untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus terlibat langsung dalam operasional perusahaan tersebut.
Baca juga: Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
3. Obligasi
Memilih obligasi atau instrumen reksa dana pendapatan tetap lainnya juga bisa menjadi strategi investasi yang stabil. Produk obligasi juga termasuk jenis aset yang bekerja untuk kita dan menawarkan pengembalian melalui pembayaran bunga yang diberikan secara periodik.
Ketika berinvestasi di obligasi, dana yang diinvestasikan dipinjamkan kepada penerbit obligasi seperti pemerintah atau perusahaan, yang kemudian membayar bunga sebagai imbalan atas pinjaman tersebut. Pembayaran bunga ini biasanya dilakukan dengan jadwal tetap, memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi bagi pemegang obligasi.
Investasi jenis ini cocok bagi mereka yang mencari sumber pendapatan tetap dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham.
4. Website atau Blog
Memiliki website atau blog yang menarik banyak pengunjung membuka peluang untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini bisa datang dari berbagai sumber seperti iklan yang dipasang di situs, program afiliasi yang memberi komisi saat pengunjung membeli produk melalui link di situs, atau melalui penjualan produk digital langsung dari website.
Untuk mencapai tingkat pengunjung yang memadai, diperlukan upaya awal untuk mengembangkan konten yang menarik dan relevan serta optimisasi untuk mesin pencari, yang membantu meningkatkan visibilitas situs di internet.
Prosesnya memang enggak mudah dan bukan jalan yang singkat. But, hey, mana ada sih yang instan dan gratis hari gini?
5. Buku atau Kursus Online
Menerbitkan buku atau membuat kursus online juga bisa menjadi aset yang bekerja untuk kita. Produk-produk tersebut, ketika dikembangkan dengan baik dan menarik minat banyak orang, dapat terus menghasilkan uang dalam bentuk royalti atau penjualan berulang.
Fokus utama dalam proses ini adalah menciptakan konten yang relevan dan menarik yang dapat menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan pembeli atau mereka yang sedang mempelajari keahlian yang kita tawarkan.
Proses ini juga enggak mudah, terutama di awal. Namun setelah itu, produk dapat terus menghasilkan pendapatan tanpa perlu keterlibatan aktif kita. Dengan begitu, si pembuat konten bisa fokus pada proyek baru sambil terus mendapatkan manfaat dari pekerjaan sebelumnya.
6. Usaha Franchise
Memiliki usaha franchise menawarkan peluang untuk memperoleh pendapatan dari model bisnis yang sudah teruji. Keuntungan utama dari usaha ini adalah adanya struktur dan dukungan yang sudah mapan dari franchisor.
Biaya investasi awal mungkin besar, tetapi imbal hasil bisa sangat menggiurkan. Hal ini terutama efektif bila manajemen harian dijalankan oleh tim yang ahli, memungkinkan pemilik untuk tidak terlibat secara langsung dalam operasi sehari-hari.
Dengan demikian, franchise bisa menjadi salah satu aset yang bekerja untuk kita, terutama yang ingin berinvestasi di sektor yang memiliki risiko lebih terkendali.
7. Pembuatan Aplikasi atau Perangkat Lunak
Mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu bisa membuka peluang pendapatan pasif melalui skema penjualan atau berlangganan. Proses ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi, diikuti oleh pengembangan solusi yang efektif.
Setelah aplikasi atau perangkat lunak diluncurkan, pendapatan dapat diperoleh dari pengguna yang membayar untuk mengakses atau menggunakan produk tersebut. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kemampuan produk untuk menarik dan mempertahankan pengguna, yang banyak dipengaruhi oleh kualitas dan relevansi solusi yang ditawarkan.
8. Investasi Peer-to-Peer Lending
Investasi dalam platform pinjaman peer-to-peer menawarkan kesempatan untuk memberi pinjaman kepada bisnis atau orang lain. Melalui sistem ini, pemilik dana dapat memilih untuk meminjamkan uangnya dan mendapatkan pengembalian berupa bunga.
Strategi ini menciptakan sumber pendapatan pasif, karena pengembalian bunga diperoleh selama periode pinjaman. Platform ini biasanya mengelola semua aspek administratif, dari pengkreditan hingga pengumpulan pembayaran, membuat proses ini relatif mudah bagi investor. Keuntungan dari model ini adalah fleksibilitas dalam memilih pinjaman dan tingkat risiko yang relatif dapat dikontrol, tergantung pada profil peminjam.
Memilih aset yang bekerja untuk kita memerlukan pertimbangan matang dan pemahaman cukup tentang setiap opsi yang tersedia.
Membangun portofolio aset yang terdiversifikasi enggak hanya meningkatkan potensi penghasilan pasif, tetapi juga mengurangi risiko keuangan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang solid, setiap orang dapat memaksimalkan manfaat dari aset-aset tersebut. Yuk, mulai dengan langkah kecil, evaluasi hasil, dan sesuaikan strategi untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Memiliki penghasilan tidak melulu tentang gaji, ada aset aktif yang bisa memberikan kamu penghasilan dan menopang kehidupan kamu di kemudian hari. Barangkali kamu akan bertanya, apa saja contoh aset aktif?
Sekarang ini kamu bekerja dan mempunyai gaji, itu disebut pemasukan aktif. Tapi, apakah gaji ini bisa mencukupi kebutuhan kamu di masa yang akan datang? Apakah kamu akan terus-terusan bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore? Yakin enggak pengin menikmati hidup di masa pensiun tanpa memikirkan harus bekerja aktif?
Nah, di sinilah peran penting aset aktif. Selagi kamu masih kuat bekerja, kondisi fisik masih bugar, bangunlah aset aktif demi mendapatkan pendapatan pasif sebagai persiapan untuk masa pensiun nanti.
Aset aktif adalah aset yang dimiliki seseorang di mana bisa mendatangkan penghasilan tambahan tanpa perlu bekerja secara aktif. Ringkasnya nih, aset aktif ini akan memberikan kamu uang walaupun kamu sedang tidur.
3 Alasan Mengapa Aset Aktif Perlu Dimiliki Selagi Muda
Memberikan waktu
Pernah mendengar kalimat, waktu tidak bisa dibeli dengan uang?
Yup, kalimat ini memang benar adanya. Waktu adalah aset bagi semua orang dan jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa kamu habiskan dalam satu waktu dan bisa dicari dengan berbagai cara, namun waktu hanya bisa habis tapi sekali saja. Ketika waktu berlalu, maka kita tidak bisa kembali lagi.
Itulah mengapa membangun aset aktif selagi muda itu penting. Lantaran ini bisa memberikan kamu kebebasan waktu.
Akan ada satu titik, kamu tidak perlu lagi terburu-buru ke kantor, kamu memiliki kebebasan waktu melakukan hal yang ingin dilakukan sejak lama seperti traveling bersama pasangan. Dan semuanya bisa terwujud dengan memiliki contoh aset aktif.
Mengurangi kecemasan tentang masa depan
Kecemasan akan gaji yang tidak bisa mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang itu nyata terjadi. Apakah uang kita bisa mencukupi biaya kuliah anak-anak? Apakah kebutuhan primer keluarga bisa tercukupi? Apa bisa menikmati masa senja dengan nyaman? Ini hanyalah sekelumit kecil pertanyaan tentang keuangan yang berujung kecemasan dalam diri.
Itulah mengapa kita perlu memiliki passive income dari aset aktif untuk bisa menambah nominal di tabungan dan bisa meredakan kecemasan. Jadikan kecemasan tersebut sebagai bentuk motivasi dalam membangun aset aktif.
Bisa bekerja here, there and everywhere
Ada sebagian besar orang yang bekerja di perusahaan maupun instansi tidak bisa melakukan traveling atau mengunjungi satu kota karena alasan pekerjaan. Ya, pekerjaannya tidak bisa ditinggal dalam waktu yang lama karena berpengaruh terhadap gaji. Makin banyak izin, maka makin banyak pula potongan gajinya.
Berbeda dengan orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan di mana saja. Maka mereka memiliki waktu yang fleksibel untuk melakukan berbagai hal.
Pengin bisa seperti golongan orang bekerja di mana saja? Maka bagunlah salah satu contoh aset aktif yang akan memberikanmu pekerjaan yang tidak terbatas waktu dan tempat.
Salah satu contoh aset aktif yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini adalah menjadi vloger. Selain menjadi vloger, apa saja contoh aset aktif yang bisa kamu mulai selagi muda? Berikut ulasannya.
4 Contoh Aset Aktif untuk Dibangun Sejak Muda
Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dalam membangun aset aktif. Ada beberapa contoh aset aktif yang bisa kamu jadikan rujukan untuk memperoleh pendapatan pasif.
Surat Berharga
Contoh aset aktif pertama adalah investasi surat berharga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa investasi bisa menghasilkan pendapatan pasif. Kamu bisa memilih berbagai instrumen investasi surat berharga, mulai dari saham, surat utang negara, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Tapi, perlu diingat gunakan uang dingin ya untuk memulai investasi dan pastikan memilih instrumennya disesuaikan dengan profil risiko bukan bermodalkan ikut-ikutan. Jangan lupa, tentukan dulu #TujuanLoApa, agar kamu bisa berinvestasi secara fokus karena adanya tujuan.
Bisnis
Sejak pandemi, banyak yang banting setir ke bisnis dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai e-commerce untuk jualan. Memang sih kalau dibilang bisnis sebagai contoh aset aktif, cakupannya sangat luas. Kamu bisa kurasi bisnis apa saja sesuai dengan modal yang kamu miliki. Nah, kuncinya, kamu harus menyesuaikan jenisnya dengan tujuanmu untuk mendapatkan aset aktif. Karena tidak semua bisnis berpeluang menjadi aset aktif.
Salah satu contoh bisnis yang bisa menjadi aset aktif adalah bisnis waralaba atau franchise. Ada banyak pilihan untuk bisnis waralaba seperti produk ayam crispy, kopi kekinian, jasa pengiriman, kedai kopi, es krim, crepes dan lain sebagainya.
Tentukan model bisnis yang sustainable, artinya bisa berkelanjutan, hingga nantinya kamu tak perlu terlibat terlalu banyak lagi tetapi bisa mendapatkan dividen. Dengan begini, nantinya kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif dari bisnis tersebut.
Properti
Penjualan properti sejak pandemi mengalami kelesuan. Banyak yang menjual properti tapi sedikit peminatnya. Apabila kamu memiliki properti daripada dijual sebaiknya disewakan atau membuat bisnis kos-kosan.
Tidak bisa dimungkiri bisnis kos-kosan ini contoh aset aktif yang everlasting lantaran dicari banyak orang dan memberikan kamu pendapatan pasif rutin setiap bulannya.
Jenis properti lain yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan pasif adalah menyewakan rumah atau bangunan untuk difungsikan sebagai ruko, rukan, hingga disewakan untuk hunian. Jika kamu punya apartemen, kamu juga bisa menyewakannya sebagai hunian ataupun bergabung di jaringan penginapan seperti Air BnB.
Kekayaan Intelektual
Selain 3 contoh aset aktif di atas, ada satu lagi jenis yang sekarang juga menjanjikan penghasilan pasif yang cukup menarik. Yaitu kekayaan intelektual.
Misalnya saja, kamu bisa menulis buku, menulis lagu, mengomposisi musik, membuat desain web, hingga fotografi. Penghasilan dari kekayaan intelektual bisa didapatkan dari royalti.
Misalnya, kamu unggah foto-fotomu di situs penyedia image CC0, seperti ShutterStock, maka saat ada orang yang mengunduh fotomu, kamu akan mendapatkan royalti. Begitu juga dengan lagu, atau berbagai karya intelektual lainnya.
Nah, itu dia contoh aset aktif yang bisa dibangun sejak masih muda.
Dari 4 contoh aset aktif di atas, yang mana nih mau kamu lakukan sekarang ini? Selamat memulai, semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Taylor Swift Punya Passive Income dari Royalti Albumnya, Kamu Bisa Juga dari 3 Sumber Ini!
Duh, Taylor Swift lagi-lagi kena drama. Kali ini urusannya cukup pelik, karena ada kaitannya dengan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bisa menjadi passive income seumur hidupnya.
Singkat ceritanya sih, Taylor yang dulu berusia 15 tahun saat memulai kariernya sebagai pencipta lagu, musisi, dan penyanyi, menandatangani kontrak untuk 6 album. Salahnya si kecil Taylor–yang saat itu belum paham betul dengan seluk-beluk kontrak yang rumit–langsung saja tanda tangan, tanpa menyadari adanya klausul bahwa hak cipta semua lagu dalam 6 album akan menjadi hak milik label, begitu kontrak ditandatangani.
Saat Taylor menyadari kekeliruannya, nasi sudah menjadi bubur. Taylor berusaha untuk mendapatkan kembali hak cipta atas semua karyanya, namun menemui jalan buntu. Dan sekarang, pihak label telah menjual 6 master album Taylor pada pihak lain tanpa sepengetahuan Taylor.
Dengan demikian, Taylor terancam kehilangan haknya untuk memperoleh passive income dari kerja kerasnya sendiri selama bertahun-tahun. Well, sebagai seorang yang sangat kreatif, Taylor tentu saja tak akan berhenti berkarya. Namun, ia memang harus berjuang menuntut kembali haknya sebagai pencipta.
Karena kalau tidak, proses dan daya kreatifnya tidak akan berharga lagi. Selain tentunya, ia akan kehilangan passive income yang bisa menjamin hidupnya.
Passive Income, Alternatif Penambah Pendapatan
Hmmm, berbicara tentang passive income, jenis pendapatan ini memang merupakan salah satu yang bisa kita lakukan demi menjamin hidup kita di masa depan. Pendapatan aktif adalah pendapatan yang kita miliki dari hasil bekerja secara aktif–kerja, menghasilkan sesuatu, lalu dibayar atas hasil kerja kita. Sedangkan, pendapatan pasif ini adalah jenis pendapatan yang akan terus menerus mendatangkan pemasukan tanpa kita harus menukarkan waktu, tenaga, dan pikiran seperti halnya kalau kita bekerja secara aktif.
Pendapatan pasif, atau passive income, ini layaknya kita menanam benih, lalu benih tersebut tumbuh dengan sendirinya (tentu saja di bawah pantauan kita), bahkan saat kita tidur sekalipun. Hingga suatu saat, kita bisa memetik hasilnya untuk dinikmati.
Taylor Swift punya puluhan lagu dan musik yang sudah diciptakannya sebagai passive income, lantaran ia akan menerima royalti ketika lagu dan musik tersebut diperbanyak dan dipublikasikan untuk kita dengarkan. Taylor menerima kira-kira sebesar Rp4 T hanya untuk royalti albumnya hanya di Spotify saja. Sekarang, bayangkan jika hak cipta 6 album Taylor berpindah tangan. Berapa banyak passive income yang hilang darinya? Kalkulator saja mungkin nggak akan muat angkanya.
Itu adalah cerita Taylor Swift, si seksi cantik penyanyi muda dunia. Bagaimana dengan kita? Apakah kita harus menjadi seperti Taylor Swift untuk bisa punya passive income? Nggak juga kok. Kita juga bisa punya passive income dari 3 sumber pendapatan berikut ini.
3 Sumber Passive Income yang Bisa Kita Dapatkan Sehingga Bisa Sekaya Taylor Swift
1. Royalti dan Hak Pembelian
Ya, mungkin kita enggak bisa mencipta lagu, main musik, ataupun nyanyi seperti Taylor Swift. Tapi kita bisa berkarya dalam bentuk yang lain.
Salah satunya adalah buku. Banyak kan, penulis buku terkenal yang sukses yang bisa kita lihat sekarang? Sebut saja Dee, Tere Liye, … terus kalau yang luar negeri ya JK Rowling. Setiap kali buku mereka diterbitkan, diedarkan, dicetak ulang, dan dibeli oleh pembacanya, mereka akan mendapatkan royalti dalam persentase yang sesuai dengan kesepakatan.
Taruh saja royaltinya 10%, harga bukunya Rp100.000, berarti dari satu buku mereka akan menerima Rp10.000. Kalau bukunya terjual 50.000 kopi, maka mereka akan menerima Rp500 juta (dikurangi pajak, tentunya). Jika buku dicetak ulang–artinya mereka tak perlu menulis lagi–mereka akan menerima minimal jumlah yang sama.
Menggiurkan, bukan? Tapi, jangan salah. Ada banyak usaha dan kerja keras menyertai penulisan sebuah buku lo. Satu judul buku nggak serta merta juga bisa terjual 50.000 kopi dalam waktu singkat. Itu beneran angka fantastis. Apalagi kalau kita belum punya nama. Banyak banget PR yang harus dikerjakan.
Selain buku, kita yang punya keterampilan membuat aplikasi juga bisa menjualnya kita melalui Google Play. Bentuknya bisa aplikasi yang bisa memudahkan, ataupun games. Semakin banyak yang mendownload aplikasi kita, pemasukan pun akan semakin lancar mengalir.
2. Investasi
Cara lain untuk mendapatkan passive income adalah dengan berinvestasi. Semua produk investasi bisa memberikan passive income yang lumayan lo.
Salah satunya P2P Lending. Program investasi ini memungkinkan kita untuk “menitipkan” sejumlah dana untuk kemudian dipinjamkan pada pihak lain yang membutuhkan. Tentu saja, titipan tersebut akan berbuah berupa bunga. Dalam tahap waktu tertentu, dana kita akan kembali berkali lipat.
Produk investasi lain yang juga bisa menjadi sumber passive income adalah saham dan reksa dana.
3. Menyewakan properti
Selain royalti dan investasi, kita juga bisa mendapatkan passive income dari sewa-menyewa properti, seperti kos-kosan atau kontrakan rumah.
Dengan menyewakan properti, setiap bulan kita akan mendapatkan pemasukan tambahan. Satu modal yang harus kita pikirkan untuk investasi sewa-menyewa properti ini adalah perawatannya saja. Lainnya, kita tinggal menunggu saja setoran setiap bulan, atau setiap periode tertentu sesuai kesepakatan.
Nah, apakah kamu sudah memiliki salah satu atau bahkan semua sumber pendapatan berupa passive income di atas, dan apakah sudah dikelola dengan baik?
Kalau belum, kebetulan nih, QM Financial punya jadwal kelas finansial online baru “Membangun Aset Aktif untuk Pendapatan Pasif”. Di kelas ini, kamu bisa mempelajari apa saja alternatif produk investasi untuk memberikan penghasilan pasif, dan juga tools apa saja untuk menghitung penghasilan pasif dari aset aktif. Cek di sini untuk tahu detail dan juga pendaftarannya ya. Yuk, belajar bareng mengelola aset hingga bisa mendatangkan passive income seperti Taylor Swift.
Follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.