It’s My Dream, Not Her! – Sebuah Pelajaran Berharga tentang Rahasia Keuangan Suami Istri
Drama pernikahan Mas Aris dan Kinan di serial Layangan Putus jadi topik yang panas sampai saat ini. Mengangkat isu perselingkuhan dalam pernikahan, serial ini banyak menyimpan pesan dan makna tersendiri, termasuk dari kacamata keuangan.
“Lydia Danira itu siapa, Mas? Namanya ada di mana-mana lho di sini. Kamu sampai transfer berkali-kali ke dia, pakai rekening yang aku sendiri gak tahu lho kamu punya, Mas!”
Kira-kira begitu dialog Mbak Kinan waktu tahu suaminya beli penthouse seharga Rp5 miliar, dan transfer uangnya ke rekening wanita lain. Nah loh, gimana kalau misalnya kamu berdiri di sepatu Kinan? Nyesek, pasti!
Serial Layangan Putus rasanya jadi pukulan telak bagi para pasangan suami istri akan pentingnya keterbukaan soal keuangan keluarga.
Layangan Putus Ajarkan Suami Istri Pentingnya Terbuka Soal Keuangan
Sepenting itu, ya? Penting banget! Dalam rumah tangga, entah itu suami maupun istri harus sama-sama berani dan berkomitmen untuk mengatur keuangan agar tujuan keuangan keluarga dapat dicapai bersama.
Misalnya seperti biaya pendidikan, tagihan listrik, cicilan rumah, atau liburan yang ingin dituju bukan hanya tanggung jawab salah seorang saja. Untuk mengatur keuangan keluarga, suami dan istri merupakan satu tim.
Memang sulit. Apalagi kalau punya masalah kayak Mas Aris di Layangan Putus. Sebagai suami, alih-alih membeberkan seluruh pendapatan dan mengalokasikan untuk keluarga, ia justru punya rekening lain demi menutupi biaya keluar untuk kekasih gelapnya.
Tak hanya di Layangan Putus, di dunia nyata pun konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga adalah soal keuangan. Bahkan menurut data dari Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung, 24% pasangan suami istri bercerai akibat masalah keuangan.
Padahal dengan terbuka soal keuangan terhadap pasangan, itu artinya kamu berbagi segala hal terkait kondisi keuangan mulai dari pemasukan hingga setiap detail pengeluaran keluarga. Dengan begitu, setidaknya kamu dapat mengurangi risiko dan ancaman pertengkaran.
Maka perlu diingat, menikah memang bukan cuma soal cinta. Namun lebih dari itu, menikah jadi perjalanan kamu bersama pasangan untuk mencapai tujuan hidup bersama. Kalau sudah punya keyakinan ini, pasangan suami istri akan lebih fokus untuk mewujudkannya.
Manfaat Terbuka Soal Keuangan dengan Pasangan
1. Mencapai Tujuan Keuangan Bersama
Setelah menikah, kamu tentunya punya keinginan atau cita-cita yang ingin dicapai. Misalnya ingin membeli rumah, punya mobil sendiri, persiapan dana pendidikan anak, liburan, atau berinvestasi untuk masa depan.
Dengan terbuka soal keuangan dengan pasangan, kamu bisa merencanakan tujuan keuangan bersama, mengelola dan bekerja sama untuk mencapai target tersebut.
2. Mengetahui arus kas keuangan dalam keluarga
Tentunya setelah memutuskan untuk terbuka, artinya kamu dan pasangan punya hak dan berkewajiban untuk sama-sama mengetahui dan mengatur arus keuangan rumah tangga. Dengan begitu, akan tercapai transparansi dan meminimalkan perselisihan.
Jika ada pengeluaran tambahan di luar alokasi perencanaan keuangan di awal, kamu dan pasangan tidak akan salah paham dan dapat mencari solusi untuk menutupi kekurangan yang ada akibat pengeluaran tersebut.
Nggak seperti Mas Aris di Layangan Putus kan, tahu-tahu keluar duit Rp5 miliar buat beli penthouse. Omo omo!
3. Meningkatkan kepercayaan dan kualitas hubungan
Tak hanya bermanfaat di bidang keuangan, jika pengelolaan keuangan keluarga ini berhasil, rumah tangga kamu dapat lebih harmonis karena kamu dan pasangan lebih percaya satu sama lain dan kualitas hubungan pun meningkat.
Hal ini akan berindikasi pada semangat untuk menyelesaikan perencanaan keuangan dengan baik dan semakin mempercepat terwujudnya impian dan tujuan bersama.
Tip Mengatur Keuangan Keluarga
1. Jangan saling merahasiakan
Keterbukaan adalah koentji, hal mutlak yang tak boleh ditawar. Kisah dalam Layangan Putus bisa kamu jadikan contoh yang tidak untuk ditiru.
Hindari untuk punya rekening rahasia, pengeluaran rahasia, anggaran rahasia, dan rahasia-rahasia lain. Ya mungkin ada alasan kuat untuk berahasia, dan hanya pasangan itu sendirilah yang tahu. Tapi, ingat, hal ini akan meningkatkan risiko masalah di kemudian hari loh.
2. Saling memantau dan mengontrol arus keuangan
Di luar kebutuhan harian, mungkin kamu atau pasangan memiliki keinginan, misalnya tergiur kuliner atau barang impian sedang diskon dan ada cashback. Saat itu terjadi, kamu butuh seseorang untuk mengingatkan agar tidak kebablasan dan berlebihan.
Boleh saja memenuhi keinginan, tapi bukankah kita tetap harus pada alur keuangan yang sudah direncanakan, ya kan? Cukup bahaya jika kamu tidak mengomunikasikan hal ini pada pasangan, dan terus menuruti keinginan kamu saja. Bisa-bisa tabungan untuk keluarga bocor dan sulit untuk di-cover.
3. Buat dana darurat
Rencana penting dalam keuangan rumah tangga salah satunya yaitu membuat alokasi untuk dana darurat. Setelah menikah, kamu mungkin akan menemukan banyak situasi tak terduga yang mengharuskan pengeluaran dadakan.
Jadi, dana darurat di sini sangat berperan untuk menjadi cadangan atau pengeluaran tak terduga di masa depan. Dana darurat juga bisa digunakan apabila cash flow kamu tidak memadai.
Umumnya, jumlah dana darurat dibuat setidaknya untuk 6 kali pengeluaran bulanan di rumah tangga kamu, jika belum ada anak. Kalau sudah anak, maka jumlah ideal juga harus disesuaikan. Nah, simpanlah dana darurat di tempat yang aman. Akan lebih baik jika kamu pisahkan dari rekening utama, agar bisa lebih terkendali. Bisa saja kamu simpan di instrumen investasi yang rendah risiko, misalnya di reksa dana pasar uang. Pastinya bicarakan dulu juga dengan pasanganmu ya.
4. Miliki asuransi sesuai kebutuhan
Dana darurat penting, tapi tak kalah penting lagi untuk pasangan suami istri memiliki asuransi. Untuk awal, kamu bisa penuhi dulu yang paling penting: asuransi kesehatan, dan kemudian asuransi jiwa untuk pencari nafkah.
Terlebih di situasi saat ini di tengah pandemi COVID-19, dana darurat saja tidak cukup untuk menjalani pengobatan ketika virus menghadang keluarga. Belum lagi soal hidup, siapa yang bisa jamin ke depannya? Betul?
Di sinilah pentingnya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa.
5. Berinvestasi
Adalah penting untuk memiliki tabungan dan investasi untuk masa depan keuangan keluarga. Setidaknya sisihkan setidaknya 10% dari pendapatan bulanan untuk investasi. Mau lebih? Boleh banget!
Dengan investasi, masa depan keluarga kamu dapat lebih aman tentunya dengan pengelolaan yang baik. Investasi juga akan mempercepat kamu mencapai tujuan keuangan bersama pasangan.
6. Evaluasi kondisi keuangan
Tak hanya perencanaan saja yang penting dilakukan untuk mengatur keuangan dalam rumah tangga. Evaluasi dan cek kondisi keuangan bersama pasangan, apakah sudah sehat atau masih perlu diperbaiki?
Dengan begitu kamu dan pasangan dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih baik dan memperbaiki apa yang masih kurang sebelumnya.
Nah, penjelasan di atas soal mengatur keuangan keluarga sudah sangat jelas ya? Perhatikan poin-poin penting di atas, dan mulailah untuk terbuka soal keuangan dengan pasangan kamu. Jangan sampai kisah Mas Aris dan Kinan dari Layangan Putus terjadi di rumah tangga kamu ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pasangan Suami Istri Sering Saling Merahasiakan 5 Hal Keuangan Ini
Bagaimana jika pasangan suami istri saling mempunyai rahasia? Well, mungkin untuk beberapa hal–demi kebaikan bersama–masih bisa ditoleransi. Namun, kalau rahasia itu menyangkut keuangan, nah … itu bisa jadi runyam.
Pada kenyataannya, hal ini memang bisa terjadi. Alasannya bisa bermacam-macam, dan hanya pasangan suami istri tersebutlah yang tahu. Ya, pasti ada alasan yang cukup kuat hingga membuat masing-masing pihak saling merahasiakan, tetapi harus waspada, karena rahasia keuangan seperti ini berpeluang untuk menciptakan konflik di kemudian hari. Bisa jadi masalah besar.
Rahasia keuangan apa saja yang berpeluang menjadi konflik rumah tangga antara pasangan suami istri itu? Mari kita lihat satu per satu.
5 Hal Keuangan yang Sering Menjadi Rahasia Pasangan Suami Istri
1. Utang
Ini kisah yang benar-benar terjadi. Seorang teman menikah dengan teman masa kecilnya. Setelah pulang dari honeymoon, barulah terungkap bahwa sang istri memiliki utang pinjaman online puluhan juta rupiah. Alasan utangnya sebenarnya cukup miris, untuk membiayai ongkos rumah sakit ayahnya yang terkena stroke.
Si suami tentu saja shock. Sekian lama berpacaran, pasangannya ternyata bisa rapi menyembunyikan rahasia ini. Iya, dia tahu sih, kalau ayah (mantan) pacarnya itu sempat dirawat di rumah sakit, tapi enggak membayangkan kalau ongkosnya dibayar dengan pinjaman online.
Tak hanya bawaan masa lajang, utang yang dirahasiakan juga bisa terjadi ketika pasangan suami istri sudah berada dalam ikatan rumah tangga. Sudah sering dengar celetukan, “Lakinya kan enggak tahu, kalau bininya ngutang panci!”
Aduh, mirisnya. Dan, tak hanya pihak istri yang sering menyembunyikan utang seperti ini, pihak suami pun tak jarang juga melakukannya.
2. Belanja online
Sempat viral di media sosial beberapa waktu yang lalu. Sebuah toko online mem-publish capture-capture bagaimana para suami minta dibuatkan nota palsu ketika berbelanja di online shop tersebut. Kebetulan online shop tersebut berjualan barang-barang hobi yang biasa dilakukan oleh pria aka suami-suami.
Yang harganya Rp15 juta, diminta ditulis Rp2 juta saja. Yang harganya Rp5 juta, minta ditulis Rp500 ribu. Dan seterusnya. Memang sih, para suami ini membelanjakan uangnya sendiri–bukan uang istri, tapi mereka beralasan, supaya enggak dibawelin atau diomelin istri karena belanja segitu banyaknya hanya untuk hobi mereka.
Ya, kalau liat capture-capture yang dipublish ya lucu sih. Bikin ngakak. Tapi di balik itu, ya sedih. Sampai segitunya ya?
3. Tabungan
Punya tabungan rahasia? Bisa saja terjadi. Seorang teman mengaku merahasiakan tabungannya dari suaminya sendiri. Apa pasal? Demi menyelamatkan keuangan keluarga, lantaran si suami ini terkenal boros banget.
Well, untuk alasan itu, mungkin masih bisa diterima akal sehat sih. Tetapi, kalau untuk tujuan, misalnya seperti, “Tabunganku ya tabunganku. Tapi biar suami aja yang biayain kebutuhan hidup. Keenakan dia dong!” … nah, itu salah.
Bagaimanapun, peran pasangan suami istri yang seimbang sangat diperlukan di sini. Jika kelak pasangan tahu, bahwa salah satu pihak merahasiakan tabungannya, hal ini bisa memicu konflik dalam rumah tangga juga lo. Jadi, harus waspada ya.
4. Kartu kredit
Lah, punya kartu kredit dirahasiakan? Iya, memang. Dan, ada. Alasannya, ya supaya enggak dipakai belanja sama pasangannya.
Yah, mungkin memang ada alasan yang kuat, tetapi harus waspada. Karena seperti halnya rahasia-rahasia lain sebelumnya, hal ini juga berpeluang untuk menimbulkan konflik pada pasangan suami istri.
Ada baiknya untuk dibicarakan saja. Jika memang hanya untuk keperluan kantor (karena juga merupakan fasilitas kantor untuk mendukung kerjaan), misalnya, jelaskan pada pasangan. Buat dia mengerti, bahwa kartu kredit tersebut tidak untuk dipakai sendiri.
5. Penghasilan
Masih zaman ya, menyembunyikan jumlah penghasilan kalau sudah resmi jadi pasangan suami istri begini?
Ya, seharusnya enggak sih. Kalau masih masa pacaran sih, ya wajar. Kan, belum tentu jadi pasangan sehidup semati. Tapi, kalau sudah menikah dan berkomitmen membentuk keluarga–ditambah lagi, dengan punya cita-cita dan tujuan hidup jangka panjang–masa masih merahasiakan penghasilan masing-masing?
Kelima rahasia keuangan di atas memang menjadi hak masing-masing pihak. Percaya banget deh, bahwa pasti ada alasan mengapa harus dirahasiakan satu sama lain. Namun kelimanya juga bisa berpeluang untuk menimbulkan konflik di kemudian hari.
Jadi, gimana dong? Ya, duduk berdua, lalu bicara. Ajak ngobrol, yang santai, tanpa emosi yang meledak-ledak. Jika ada kesulitan, segera cari solusi berdua. Ingat, it takes two to tango. Sebuah keluarga enggak akan bisa harmonis bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama, kalau masing-masing pihak hanya mementingkan egonya sendiri.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pertengkaran Rumah Tangga Bisa Dipicu oleh 5 Masalah Keuangan Ini – Beresin Yuk!
Namanya rumah tangga, biasalah jika terjadi riak-riak kecil di sana-sini. Namun, dari semua akar permasalahan, akan terasa lebih berat dan kompleks ketika ada hubungannya dengan masalah keuangan. Sepertinya ini memang menjadi penyebab klasik pertengkaran rumah tangga.
Memang kan, begitu kita mulai membangun rumah tangga dan keluarga–saat sudah punya anak–kebutuhan hidup juga akan meningkat. Sebenarnya ini wajar, dan terjadi pada semua orang. Hanya saja, pada beberapa pasangan, kurang lancarnya komunikasi juga ikut “membumbui” sehingga akhirnya pertengkaran rumah tangga pun terjadi.
Apa saja masalah keuangan yang bisa memicu pertengkaran rumah tangga ini? Kita lihat satu per satu yuk!
5 Masalah Keuangan yang Dapat Memicu Pertengkaran Rumah Tangga
1. Sandwich generation
Ini adalah masalah yang biasa dialami oleh generasi milenial di zaman sekarang; menjadi sandwich generation.
Seharusnya sih enggak masalah untuk membantu keluarga. Bagus, malah. Namun, kadang karena begitu menjiwai perannya sebagai sandwich generation, ada lo yang lantas “melupakan” keluarganya sendiri. Ini dia yang lantas menjadi bibit pertengkaran rumah tangga, apalagi jika pasangan sudah mulai merasa dinomorduakan.
Kalau mau membantu keluarga besar, pastikan keuangan kita sehat terlebih dahulu. Alokasikan dana sesuai kesanggupan–bicarakan hal ini dengan pasangan ya–di pos pengeluaran sosial. Misalnya, 5 – 10% dari penghasilanmu. Lalu, berani menolak ketika bantuanmu sudah melebihi jatah yang disepakati.
2. Penghasilan istri lebih besar ketimbang penghasilan suami
Yang sering terjadi di Indonesia adalah suami seharusnya berperan sebagai tulang punggung keluarga, yang menafkahi keluarga untuk segala kebutuhan hidupnya.
Namun, di zaman sekarang, peran ini sudah banyak bergeser. Kadang, para istri juga turut bekerja di luar rumah–bahkan punya karier yang lebih bagus sehingga penghasilan pun menjadi lebih tinggi ketimbang suami.
Seharusnya hal ini juga enggak jadi masalah, ketika keduanya sepakat untuk pembagian peran yang adil pada masing-masing pihak. Toh, rezeki itu selalu berputar. Mungkin akan tiba saatnya, si suami menanjak pula kariernya sehingga bisa mendapat gaji yang sepadan.
Diskusikan hal ini dengan pasangan secara terbuka. Jangan biarkan ada gaji di antara kita. Jangan jadikan hal ini sebagai penyebab pertengkaran rumah tangga. Ingat, yang penting kebutuhan bisa terpenuhi. Masalah pintu rezeki dari mana pun, harus disyukuri. Sepakat kan?
3. Peran yang kurang seimbang
Pembagian peran keuangan antara pasangan suami istri memang penting untuk dilakukan. Bahkan hal ini harus dilakukan sejak awal menikah dan masih berstatus sebagai pengantin baru.
Pembagian peran ini haruslah seimbang dan atas dasar kesepakatan bersama. Jangan sampai salah satu pihak merasa bebannya lebih besar ketimbang yang lain, karena bisa memicu pertengkaran rumah tangga. Ini bukanlah hal yang sepele lo!
Kalau ada yang merasa kurang adil, segeralah duduk dan berdiskusi, sebelum pertengkaran rumah tangga terjadi. Sepakati, siapa bertugas di bagian apa, siapa in-charge di mana. Misalnya saja, suami berperan di topup investasi setiap bulannya dan membayar asuransi. Istri memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ingat, tujuan keluarga kan sama, jadi harus ditanggung dan diperjuangkan bersama juga.
4. Masing-masing memiliki rahasia keuangan
Beberapa waktu yang lalu, sempat viral di media sosial, pengakuan-pengakuan para suami yang punya hobi tertentu dan belanja keperluan hobinya di online shop, yang meminta pada admin olshop untuk “memalsukan” nota pembelian.
Lucu sih. Kebanyakan beralasan supaya enggak dibawelin istri. Tapi, waspada, karena hal seperti ini bisa menjadi masalah besar lo. Pertengkaran rumah tangga bisa terjadi, kalau istri merasa dibohongi.
Begitu juga dengan istri. Sering ada kasus, istri berutang untuk panci, tas branded, atau apa pun deh, tanpa sepengetahuan suami. Ketika nunggak cicilan, istri kabur, eh … suaminya yang ditelpon dan ditagih. Wah, bisa kebayang deh akhirnya gimana. Ya kan?
Yuk, kurangi kebiasaan ini. Bukankah semua bisa didiskusikan bareng pasangan? Apalagi masalah keuangan seperti ini.
5. Gaya hidup yang enggak sinkron satu sama lain
Namanya suami istri, biarpun sudah disatukan dalam ikatan pernikahan, tetap saja terdiri atas 2 kepala dan 2 hati. Kadang ya kurang sinkron satu sama lain. Sebenarnya juga wajar, tinggal bagaimana kompromi satu sama lain demi tujuan keuangan keluarga bersama.
Jika salah satu merasa kurang sreg dengan keputusan yang diambil oleh pasangannya, ya enggak ada jalan lain selain mendiskusikannya dengan duduk bareng. Kalau enggak, ya bisa jadi pertengkaran rumah tangga terjadi. Kalau sudah begini, masing-masing pasti saling menyalahkan, bukan?
Jadi, terbukalah dengan pasangan kamu, tentang apa pun itu. Terutama jika menyangkut masalah keuangan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.