5 Langkah Merencanakan Pensiun Dini Seperti Raditya Dika
Raditya Dika merencanakan pensiun dini di usia 40 tahun.
Hal ini sempat disebutkan oleh Bang Radit juga saat menjadi panelis Financial Dialogue 02 di bulan Agustus lalu. Hmmm, apakah kamu memiliki mimpi yang sama dengan Raditya Dika? Pengin pensiun dini dan merasakan bebas finansial di usia 40 tahunmu nanti?
Bisa emang?
Ya, kenapa tidak?
Tapi beda dong, penghasilan Raditya Dika dan penghasilan kita?
Ya, memang beda. Semua ada dalam mindset kok.
Jadi, apa yang mesti kita lakukan agar dapat pensiun dini? Coba simak beberapa tip berikut ini ya.
5 Langkah Merencanakan Pensiun Dini
1. Rencanakan sejak dini
Yes, semua yang akan kamu dapatkan di masa depan, sejatinya adalah apa yang kamu rencanakan mulai sekarang. Pensiun juga tak harus menunggu usia tua lebih dulu. Kamu boleh-boleh saja merencanakan pensiun di usia 40 tahun.
Berapa usiamu saat ini? 20 tahun, 30 tahun? Berapa sisa waktu sampai dengan kamu berencana untuk pensiun dini?
Itulah waktumu untuk membangun dana pensiun dini. Itulah kesempatanmu untuk membuat rencana yang matang dengan target pensiun dini di usia 40 tahun. Jangan sia-siakan sumber daya yang ada untuk terlalu banyak keinginan yang kurang penting, yang tidak ada hubungannya dengan target hidupmu ini.
2. Hitung kebutuhanmu di masa pensiun
Menghitung kebutuhan hidup selama masa pensiun akan menjadi target nominal, dan nggak usah terlalu kaget akan nominal yang besar. Ya pasti akan besar, mengingat kamu akan berhenti “bekerja” di usia muda, dan akan punya waktu lebih panjang nantinya.
Perhitungan ini mungkin agak rumit. Kamu perlu tahu dulu besarnya kebutuhanmu saat sekarang, baru kemudian diproyeksikan sekian tahun ke depan, sesuai rencana pensiun dini kamu.
3. Tentukan produk investasi yang tepat
Jika hanya menabung penghasilan saja, maka sepertinya target akan cukup sulit untuk dicapai. Kamu harus berupaya dengan investasi juga. Nah, pemilihan instrumen investasi juga akan menentukan di sini.
So, belajarlah investasi dan coba pahami cara kerja instrumen-instrumen yang ada, agar kemudian kamu bisa memilih yang paling sesuai.
Satu hal yang harus kamu ingat, bahwa hukum high risk high return selalu berlaku pada instrumen apa pun. Manfaatkan skema compound interest, agar hasil investasimu bisa maksimal.
4. Pengelolaan optimal
Perencanaan tidak akan ada artinya tanpa ada pengelolaan maksimal mulai dari hal kecil dalam keseharian kita, sejak sekarang.
So, sudah punya target, sudah tahu punya berapa banyak waktu untuk menyiapkan diri pensiun dini, selanjutnya rencana diwujudkan dibarengi dengan menerapkan gaya hidup sesuai kemampuan. Kalau perlu, berhemat di sana-sini dengan mengurangi pengeluaran pada pos yang tidak terlalu penting.
5. Segera lunasi utang
Apalah arti pensiun dini, kalau saat kamu melakukannya kamu masih punya utang? Bukan pensiun yang ideal, sepertinya.
So, sebaiknya mulai dari sekarang, kelola utangmu dengan cermat. Buat skema cicilan yang masuk akal, perhatikan angka aman, dan disiplin membayar agar terhindar dari cost yang tak perlu ada.
Nah, bagaimana? Siap untuk pensiun dini seperti Raditya Dika?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Atau, kamu ingin supaya kantor tempat kamu bekerja mengadakan financial training khusus untuk persiapan dana pensiun? QM Financial punya modul yang disusun secara komprehensif dan fun untuk sebuah training karyawan yang interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan loh! Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Financial Dialogue Vol. 02: Atasi Quarter Life Crisis Sekaligus Capai Kebebasan Finansial
Anak muda masa kini, yang sedang berada di usia 20-an, seringnya merasa galau, bingung, ragu, dan akhirnya tidak puas akan semua pencapaiannya. Apa yang dibingungkan? Ya karier, relationship-nya, hingga soal finansial. Dr. Alex Fowke, seorang psikolog klinis senior di Hampsted London, UK, menyebutkan bahwa ini adalah gejala quarter life crisis.
Apa saja gejalanya? Di antaranya:
- Membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain yang sebaya.
- Merasa diri sendiri tidak akan mampu sukses di masa depan
- Merasa sulit untuk menemukan pasangan hidup
- Mempertanyakan tujuan hidupnya sendiri
- Cemas dan minder akan segala hal, termasuk soal keuangan
Wah, banyak juga, dan rata-rata merupakan gejala psikis. Bagaimana dengan kamu, yang sekarang sedang membaca artikel ini? Apakah kamu sedang mengalami hal yang sama?
Financial Dialogue Vol. 02: Ajak Milenial Atasi Quarter Life Crisis
Karena kondisi inilah, QM Financial berinisiatif untuk membuat dialog dan diskusi khusus untuk membahas fenomena quarter life crisis bersama para panutan milenial zaman now. Dalam acara ini, QM Financial juga mendiskusikan bagaimana cara mencapai kemerdekaan atau kebebasan finansial sekaligus merayakan momen kemerdekaan Indonesia yang ke-75.
Dibuka oleh Ligwina Hananto, selaku nyonya rumah sekaligus lead trainer QM Financial, yang menyebutkan tentang 3 langkah menuju kebebasan finansial yang harus dilakukan oleh milenial, yaitu:
- Mengelola cash flow atau arus kas pribadi dengan baik
- Memahami manfaat dan kinerja utang, sehingga dapat mengelolanya dengan bijak
- Memiliki tujuan keuangan, terutama memiliki properti pertama
Mengenai gejala quarter life crisis yang terjadi, Mbak Wina menyebutkan bahwa setiap orang punya backstage masing-masing dalam hidupnya, yang orang lain tak ketahui. Kita mungkin melihat orang lain bisa cepat sukses, tetapi di situ kita tidak tahu backstage-nya seperti apa. Kita bisa mulai merencanakan sukses untuk hidup kita kapan saja, tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai,
Ada 3 orang panelis yang dihadirkan oleh QM Financial. Kita akan lihat satu per satu, sembari mencatat quote dan tip terpenting dari mereka agar milenial bisa mengatasi quarter life crisis yang sedang dirasakan.
Raditya Dika
Semua milenial sepertinya sudah kenal dengan bapak satu anak ini, yang menyebut dirinya sendiri sebagai ‘milenial tua’. Karena sudah senior, tentulah Bang Radit tahu betul bagaimana menjadi seorang milenial di zaman teknologi seperti sekarang.
Raditya Dika, yang telah menulis banyak buku pun sukses berakting ini juga punya perjalanannya sendiri menuju sukses.
Ternyata, Bang Radit mulai berinvestasi ketika dia menerima royalti bukunya yang pertama. Menjadi klien QM Financial 10 tahun yang lalu, membuat Raditya melek literasi finansial dengan lebih baik, dan sadar sepenuhnya bahwa yang pertama harus disiapkannya untuk masa depan adalah dana pensiun. Dan tahun lalu, tujuan keuangan dana pensiunnya sudah tercapai.
Memang bener sih, yang dikatakan oleh Bang Radit, bahwa waktu adalah teman terbaik. Selagi ada waktu, kita harus berusaha lebih baik.
Luar biasa, Bang Radit!
Rico Huang
Rico Huang adalah pengusaha yang sedikit banyak menyebarkan insecurity quarter life crisis pada follower-nya (dalam artian baik) lantaran sudah sukses di usianya yang masih muda. Nggak heran sih, Rico punya peluang untuk mulai kenalan dengan bisnis ketika dia duduk di bangku SMP. Sekarang, bisnis Rico berkembang pesat, dan kini sang CEO dan co-founder Alona dan Dropshipaja ini bisa mengendarai Ferrari.
Menurut Rico, selagi masih muda, habiskan jatah gagal, hingga saat usia semakin matang, kita sudah terbiasa dan lebih mudah mencari solusi untuk menikmati kegagalan kita.
Dudi Arisandi
Sumber daya manusia tiket.com kini terdiri atas generasi milenial dan zilenial, dan hal ini ternyata memberi keasyikan tersendiri bagi Kang Dudi Arisandi untuk selalu berinteraksi dengan generasi paling produktif ini.
Menurutnya, generasi milenial dan zilenial ini seharusnya merasa beruntung lantaran sekarang usia sudah bukan lagi halangan dan hambatan untuk berkarier dan sukses. Usia muda tidak menghalangi seseorang untuk menjadi CEO. Sudah ada contoh nyatanya kan?
Banyak insight dan pencerahan yang bisa didapatkan dalam Financial Dialogue Vol. 02 dengan tema Career & Money, dengan judul Quarter Life Crisis – Tip Antigalau untuk Karier Milenial yang diselenggarakan di 15 Agustus 2020 kemarin. Persis seperti pendekatan yang selalu dibawa oleh tim QM Financial dalam setiap edukasinya seputar dunia keuangan, yaitu melalui pencapaian dreams and achievement, tidak sekadar menakut-nakuti, lebih banyak fokus pada diskusi finansial yang sehat dan bisa memberdayakan semua orang.
Terima kasih pada panelis yang luar biasa, nyonya rumah yang ramah, moderator yang cerdas, dan tentunya, 600+ Teman Dialog yang sudah bergabung di Financial Dialogue Vol. 02 kemarin.
Sampai ketemu di Financial Dialogue Vol. 03, 19 September 2020!