Panduan Lengkap: Cara Pinjam Uang di Bank dengan Aman dan Tepat
Dalam era modern ini, kebutuhan finansial seseorang atau suatu entitas bisnis sering kali melampaui apa yang dapat disediakan oleh tabungan atau pendapatan rutin. Baik untuk kebutuhan mendesak seperti biaya medis, pendidikan, pembelian rumah, atau modal usaha, cara pinjam uang di bank kemudian dipilih menjadi solusi.
Namun, cara pinjam uang di bank bukanlah sebuah proses yang sederhana. Bahkan sejak mulai kepikiran, kita sudah harus mulai juga membuat rencana keuangan untuk membayarnya kembali. Pasalnya, ada sederet kewajiban yang kemudian muncul, begitu kita menerima uang. Kewajiban tentu harus dipenuhi, bukan?
Oleh karena itu, pemahaman tentang cara pinjam uang di bank dengan aman dan tepat menjadi sangat penting.
Mengapa Memilih Pinjaman dari Bank?
Ya, mengapa harus meminjam dana sih? Lalu, mengapa bank?
Ketika menghadapi kebutuhan finansial yang mendesak, banyak opsi sumber dana yang dapat dipertimbangkan, mulai dari pinjaman dari keluarga atau teman, lembaga keuangan non-bank, hingga fintech.
Namun, faktanya, bank tetap menjadi pilihan populer bagi banyak orang. Berikut alasan mengapa memilih pinjaman dari bank.
Reputasi dan Kepercayaan
Bank merupakan institusi keuangan yang telah lama berdiri dan memiliki reputasi di masyarakat. Sistem pengawasan dan regulasi yang ketat membuat bank menjadi lebih terpercaya dibandingkan sumber pinjaman lain.
Regulasi dan Pengawasan oleh Otoritas Keuangan
Bank beroperasi di bawah pengawasan otoritas keuangan nasional, dalam hal ini Bank Indonesia, yang memastikan kepatuhan bank tersebut pada standar dan regulasi yang sudah ditetapkan. Perlindungan konsumen menjadi prioritas, sehingga hak dan kepentingan peminjam lebih terjamin.
Suku Bunga yang Kompetitif dan Kondisi Pinjaman yang Jelas
Bank biasanya menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan lembaga keuangan non-bank. Semua informasi terkait pinjaman, seperti suku bunga, biaya administrasi, dan lainnya, juga disajikan dengan jelas dalam perjanjian pinjaman. Istilahnya, mereka umumnya sudah pro.
Fasilitas Tambahan dan Layanan
Banyak bank menawarkan fasilitas tambahan bagi peminjam, seperti asuransi pinjaman, kemudahan dalam pelunasan dini, atau fleksibilitas dalam menyesuaikan tenor. Ada juga bank yang menyediakan layanan konsultasi keuangan bagi peminjam yang membutuhkan bantuan dalam pengelolaan keuangan.
Keamanan Data Pribadi
Yah, meskipun ini debatable, dengan regulasi yang ketat dan infrastruktur teknologi yang canggih, bank menjamin kerahasiaan dan keamanan data pribadi peminjam.
Kemudahan Akses dan Jaringan yang Luas
Kebanyakan bank memiliki jaringan cabang yang luas dan platform digital yang memudahkan proses pengajuan dan pelunasan pinjaman.
Sekali lagi, mengambil pinjaman dari bank bukan berarti tanpa risiko. Namun, dengan pemahaman cara pinjam uang di bank yang baik, serta pertimbangan matang, risiko tersebut dapat diminimalkan. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempelajari dan membandingkan berbagai opsi sebelum memutuskan sumber pinjaman yang tepat bagi kebutuhanmu.
Persiapan Sebelum Mengajukan Pinjaman
Sebelum mengikuti cara pinjam uang di bank, ada beberapa langkah persiapan yang perlu diperhatikan agar proses peminjaman berjalan lancar dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut detail dari persiapan tersebut.
Menilai Kebutuhan Finansial
Apakah pinjaman untuk kebutuhan mendesak seperti biaya medis, pembelian properti, atau modal usaha? Tujuan pinjaman akan memengaruhi jenis pinjaman yang paling sesuai. Tentukan berapa banyak dana yang kamu butuhkan. Jangan tergoda untuk meminjam lebih dari yang dibutuhkan agar tidak terbebani dengan bunga dan cicilan yang tidak perlu.
Mempersiapkan Dokumen
Umumnya, ada beberapa syarat dokumen yang akan diminta. Seperti KTP, SIM, atau paspor. Untuk beberapa jenis pinjaman, diperlukan dokumen tambahan seperti NPWP, surat-surat perizinan misalnya yang terkait usaha, dan lain sebagainya.
Untuk memastikan kamu memiliki kemampuan membayar kembali pinjaman, bank biasanya juga meminta bukti pendapatan seperti slip gaji, laporan keuangan, atau bukti penghasilan lainnya. Selain itu, kadang juga diperlukan data aset yang kamu miliki, sehingga bank dapat menilai profil risikomu. Ini terutama akan diminta jika kamu mengajukan kredit dengan agunan.
Bisa jadi akan berbeda satu bank dengan yang lainnya, maka akan lebih baik jika langsung kamu cari informasinya ke bank terkait, dan cermati satu per satu.
Mengevaluasi Kesehatan Keuangan
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan kamu punya riwayat kredit yang baik. Umumnya bank akan mengecek hal ini di SLIK OJK, sebuah sistem yang merekam riwayat kreditur di Indonesia. Kalau kamu pernah punya kredit bermasalah, maka riwayatmu juga akan ada dalam sistem ini. Riwayat kredit yang baik dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan pinjaman.
Pastikan juga bahwa cash flow kamu lancar, dengan penghasilan yang lebih besar daripada pengeluaran, dan hitung juga rasio cicilan yang mampu kamu penuhi. Pastikan cicilannya nanti secara total tidak lebih dari 30% dari penghasilanmu.
Cara Pinjam Uang di Bank dengan Aman
Tidak ada yang salah dengan pinjam dana dari bank. Faktanya, mengajukan pinjaman memang bisa menjadi pilihan finansial yang tepat bagi beberapa situasi. Namun, tanpa kehati-hatian, bisa berakhir dengan beban keuangan yang memberatkan. Untuk itu, ikuti tips dan trik cara pinjam uang di bank berikut agar lebih aman.
Pahami Kesepakatan dengan Baik
Sebelum menandatangani perjanjian, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua detailnya. Jangan ragu untuk bertanya kepada petugas bank jika ada hal yang kurang jelas.
Pilih Tenor Pinjaman dengan Bijak
Sesuaikan tenor pinjaman dengan kemampuan kamu dalam melunasi. Ingat, semakin panjang tenor, bunganya mungkin semakin besar. Namun, tenor yang terlalu singkat juga bisa memberikan cicilan bulanan yang berat.
Hindari Pinjaman Berlebihan
Meski terkadang tawaran dari bank untuk pinjaman dengan jumlah besar terdengar menarik—biasanya sih iming-imingnya bunganya jatuh lebih ringan, atau ada bonus ini itu—kamu tetap harus berpegang pada rencana awal. Terutama, realistislah dengan kemampuan pembayaranmu.
Jauhkan Diri dari Pinjaman dengan Bunga Sangat Tinggi
Meski terkadang penawaran datang dengan proses yang cepat dan mudah, pinjaman dengan bunga tinggi bisa menjadi beban di kemudian hari. Bandingkan dengan bank atau lembaga keuangan lain untuk mendapatkan suku bunga terbaik.
Selalu Punya Rencana Cadangan
Sebelum mengajukan pinjaman, pikirkan juga rencana cadangan untuk pelunasan jika ada hal-hal tak terduga yang terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau situasi krisis lainnya.
Jangan Terlalu Bergantung pada Pinjaman
Usahakan agar pinjaman hanya menjadi solusi sementara atau untuk kebutuhan yang benar-benar penting. Jangan membuat diri kamu terjebak dalam siklus pinjaman berulang.
Dengan memperhatikan tips dan trik cara pinjam uang di bank di atas, kamu bisa mendekati proses pinjaman dengan lebih bijaksana dan mengurangi potensi risiko keuangan di masa depan. Ingatlah selalu untuk bertindak sesuai dengan kemampuan dan kebutuhanmu, bukan berdasarkan impuls atau tawaran yang too good to be true.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Waspada Joki Pinjol! Ini yang Harus Kamu Perhatikan
Joki pinjol meresahkan. Sudahlah pinjol ilegal masih belum bisa dibereskan, sudah muncul mereka yang juga memanfaatkan situasi, ketidaktahuan, dan kondisi orang yang terpepet. Sungguh miris.
Baca di salah satu berita, ada seseorang yang terpaksa minjol untuk menutup kebutuhan hidup. Dari pengajuan Rp1.3 juta, ia hanya menerima Rp1.1 juta. Dalam waktu sepekan, ia harus mengembalikan pinjaman plus bunga sebesar Rp1.6 juta. Karena tak dapat membayar, ia berutang pada pinjol lainnya, hingga terjadilah gali lubang tutup lubang.
Ndilalah, ada joki pinjol mengirimkan DM di akun Instagramnya menawarkan solusi. Karena ingin segera bebas dari teror pinjol ilegal, ia termakan bujuk rayu si joki pinjol. Katanya, utang yang sekarang Rp5.5 juta bisa langsung ditutup menggunakan jasa joki pinjol tersebut, dengan ia “hanya” membayar setengahnya. Akhirnya, ia mentransfer sejumlah yang disepakati tersebut kepada joki pinjol. Namun, setelah uang ditransfer—alih-alih pinjaman dibereskan—si joki pinjol malah menghilang. WhatsApp dan Instagramnya diblok.
Kini, ia harus menderita kerugian dobel; ia tetap ditagih membayar pinjamannya sebesar Rp5.5 juta, plus harus kehilangan uang Rp2.750.000.
Apa Itu Joki Pinjol?
Joki pinjol adalah orang atau kelompok tertentu yang menyediakan layanan pencairan pinjaman di platform pinjol. Mereka menargetkan orang-orang yang memiliki pengalaman dengan pinjaman bermasalah, misalnya mereka yang masuk daftar hitam oleh perusahaan kredit karena tidak membayar, sehingga tidak dapat mengajukan pinjaman lagi. Sistem daftar hitam kredit macet ini dikenal dengan SLIK OJK.
Oknum joki pinjol ini biasanya menawarkan jasanya melalui media sosial—seperti melalui DM Instagram—bahkan hingga WhatsApp dan SMS. Pesan-pesan ini biasanya dikirim secara acak. Jika beruntung, ya mereka bisa dapat jackpot; yaitu orang yang memang sedang bermasalah dengan pinjamannya seperti kisah yang sudah diceritakan di atas.
Joki pinjol menawarkan jasa yang diklaim bisa mengatasi masalah pinjaman dengan mudah dan cepat. Bahkan mereka juga tak segan menawarkan nominal yang besar. Untuk meyakinkan (calon) target, mereka juga suka memperlihatkan berbagai screenshot bukti berisi uang yang berhasil dibayarkan.
Umumnya, mereka akan menjelaskan cara kerjanya seperti ini: Target didaftarkan ke suatu platform pinjol dengan data-data palsu. Dengan demikian, target bisa mendapatkan pinjaman lagi meski terlibat kredit macet pada aplikasi pinjol lain yang menyebabkannya masuk ke daftar hitam SLIK OJK. Dengan data palsu ini, si target bisa saja menghindar dari kewajiban membayar, alias gagal bayar secara disengaja.
Namun, alih-alih membereskan masalah, joki pinjol malah memunculkan masalah baru yang justru lebih besar.
Masalah yang Bisa Timbul Akibat Joki Pinjol
Membuka peluang penipuan dengan modus berbeda
Ya, seperti kisah di awal artikel ini, joki pinjol membuka peluang terjadinya kejahatan penipuan lagi untuk korban, dengan modus yang berbeda.
Untuk bisa “memuluskan” upayanya untuk melakukan gagal bayar yang disengaja ini, joki pinjol akan meminta sejumlah tarif pada targetnya untuk dibayarkan lebih dulu. Dari penelusuran, besaran tarif ini bervariasi. Ada yang “hanya” meminta 10% dari total pencairan dana yang diminta korban. Mereka mengistilahkannya sebagai “harga paket”.
Jadi, dari satu pelanggan, joki pinjol bisa mendapatkan ratusan ribu hingga jutaan rupiah—tergantung besar kecilnya pinjaman yang diinginkan. “Seru”-nya lagi, mereka meminta harga paket ini dibayarkan sebelum proses pencairan.
Bagi korban, ini semacam sudah jatuh tertimpa tangga. Rugi dobel; masih saja ditagih oleh platform pinjol plus kehilangan uang yang sudah disetorkan pada joki pinjol.
Pelanggaran data privasi
Untuk melakukan proses gagal bayar ini, joki pinjol akan meminta data-data korban. Tentu saja yang diminta adalah data-data yang cukup penting, seperti halnya data yang diminta saat kita meminjam dana ke platform pinjol.
Lalu, kalau sudah diserahkan, apakah data-data kita akan disimpan saja? Sepertinya sih, enggak. Siapa yang bisa memastikan?
Hindari Joki Pinjol!
Yuk, jadi orang yang cerdas keuangan! Sudah bukan waktunya lagi kita termakan oleh hal-hal seperti ini di zaman sekarang. Informasi sudah begitu terbuka, ilmu pengetahuan bahkan bisa didapatkan gratis di mana-mana.
Ingat, masalah keuangan timbul bisa jadi karena kita sendiri yang belum bijak mengelolanya. Rasanya, tak perlu lagi menambah masalah dengan berbagai hal yang sebenarnya bisa dihindari. Ya, kayak si joki pinjol ini.
Lakukan beberapa hal ini untuk menghindari upaya penipuan berkedok gagal bayar disengaja:
- Abaikan tawaran yang datang melalui berbagai jalur pribadi. Faktanya, berbagai layanan jasa keuangan yang ada di Indonesia dilarang oleh OJK untuk menghubungi nasabah melalui jalur pribadi—seperti DM Instagram, WhatsApp, SMS, atau bahkan juga menelepon. Jika mereka menawarkan jasanya melalui jalur pribadi, itu artinya mereka sudah melanggar peraturan. Pastinya, tidak akan ada bisnis yang dengan sengaja melanggar peraturan seperti itu, bukan?
- Waspada terhadap tindakan phishing. Jangan mengklik tautan atau unduh aplikasi dari sumber yang tidak dikenal atau tidak terpercaya.
- Tunaikan kewajiban! Kalau berani utang, artinya kamu juga harus berani bayar. Namanya meminjam, ya harus dikembalikan. So, cari solusi dan prioritaskan pelunasan utang mulai dari sekarang.
- Belajar keuangan dengan lebih baik, sehingga kamu tidak perlu berutang untuk memenuhi kebutuhan. Utang tidak dilarang, tetapi ada 3 syarat utang sehat yang harus dipenuhi dulu.
- Belajar membuat rencana keuangan yang komprehensif, agar terhindar dari berbagai masalah keuangan di kemudian hari.
- Update berita, supaya kamu bisa lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan baru yang semakin canggih dari hari ke hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Beberapa hal butuh biaya yang besar, sedangkan kondisi keuangan kita tidak memungkinkan untuk bisa menabung lebih dulu. So, mengajukan pinjaman uang menjadi opsi solusinya.
Memang, berutang bisa jadi solusi untuk beberapa hal. Bahkan hal ini sangat lazim dilakukan di dunia bisnis. Uang berputar, pihak satu meminjamkan pada pihak lain, yang kemudian dibayar setelah pihak yang lain mendapatkan uang dari hasil usahanya. Dan begitu seterusnya.
Skema ini skema yang sangat wajar terjadi, bahkan sejak zaman nenek moyang. Hanya saja, akhir-akhir ini, perkara pinjaman uang ini seringnya berujung pada masalah keuangan baru. Apalagi dengan segala kemudahan yang diberikan—thanks to technology—akhirnya semakin banyak orang tergiur untuk berutang. Padahal ya, enggak butuh-butuh amat.
Dari Databoks dilansir, bahwa Otoritas Jasa Keuangan sendiri mencatat, bahwa tak kurang terdapat akumulasi pinjaman online pada fintech peer to peer lending hingga Rp13.78 triliun per Januari 2022, yang artinya naik 1.32% month to month.
Berikut beberapa alasan orang mengajukan pinjaman uang.
Alasan Mengajukan Pinjaman Uang
Memenuhi kebutuhan hidup
Kadang memang terjadi, pemenuhan kebutuhan rutin terganggu akibat banyak hal, misalnya seperti menurunnya atau kehilangan penghasilan secara mendadak, misalnya terkena PHK. Atau, kebutuhan yang tiba-tiba membengkak, misalnya sakit dan yang dicover oleh asuransi hanya biaya rumah sakit. Sementara, butuh untuk obat ataupun vitamin. Jika kondisinya berkepanjangan, maka berutang biasanya lantas menjadi pilihan solusi.
Sebenarnya ini bukan alasan yang bijak untuk mengajukan pinjaman uang, ke pihak mana pun, termasuk pada saudara atau teman. Pasalnya, utang seperti ini terdorong oleh ketiadaan uang. Biasanya yang terjadi kemudian adalah seiring kebutuhan yang terus ada, utang juga akan terus dilakukan. Akan semakin rumit, jika melakukan utang untuk kebutuhan ini dari fasilitas pemberi pinjaman uang dengan bunga yang tinggi.
Membeli barang yang harganya di luar jangkauan
Utang juga biasa dilakukan jika kita ingin membeli sesuatu yang harganya di luar jangkauan kemampuan kita.
Hal ini sebenarnya juga tidaklah salah, apalagi jika barang yang akan kita beli itu nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset kita. Misalnya saja untuk membeli rumah, yang nantinya akan disewakan, sehingga memberikan penghasilan. Atau, beli laptop dengan spesifikasi yang lebih canggih, untuk membantu pekerjaan agar lebih lancar sehingga penghasilan juga bisa ditingkatkan. Atau, bisa juga untuk membeli kendaraan agar mobilitas lebih lancar, sampai di kantor lebih cepat.
Membayar utang
Mengajukan pinjaman uang untuk membayar utang yang lain juga sering dilakukan oleh masyarakat kita.
Ada memang yang melakukan konsolidasi utang seperti ini, dengan mengambil pinjaman yang lebih lunak untuk melunasi utang lain dengan bunga yang tinggi. Tetapi, butuh keterampilan mengatur keuangan yang mumpuni agar rasio utang tetap berada di bawah batas yang seharusnya.
Kalau tidak, ya, bisa jadi malah semakin melilit dan gali lubang tutup lubang terus menerus, tak berkesudahan. Tahu-tahu sudah berutang ke ratusan pihak, dengan jumlah nominal yang membengkak berkali-kali lipat.
Renovasi rumah
Kebutuhan untuk merenovasi rumah bisa jadi ditimbulkan oleh kerusakan akibat usia, alam, ingin menambah fasilitas, hingga bertambahnya anggota keluarga. Renovasi yang dibutuhkan ini bisa besar, bisa juga kecil.
Seperti halnya KPR, ada beberapa lembaga yang menawarkan pinjaman uang khusus untuk kebutuhan renovasi rumah. Dan, memang banyak orang yang memanfaatkan layanan ini. Jika berutang untuk renovasi rumah yang dilakukan dengan keyakinan mampu membayarnya kembali, atau nantinya akan memberikan nilai tambah pada aset tersebut, tentu tidak terlalu jadi masalah. Sekali lagi, seperti yang selalu direkomendasikan oleh trainers QM Financial, bahwa salah satu utang sehat adalah ada “lawan”-nya yaitu aset yang kemudian dimiliki dan nantinya nilainya bisa berkembang.
Namun, jika tidak, akan lebih baik jika lebih bijak dalam mengambil keputusan berutang.
Biaya menikah
Tak jarang orang juga mengajukan pinjaman uang untuk keperluan biaya menikah, dan kemudian mengandalkan amplop dari para undangan sebagai sumber dana untuk pengembaliannya.
Apakah salah? Sebenarnya tidak, tetapi bisa dibilang kurang bijak. Menikah adalah suatu fase hidup yang sebenarnya bisa direncanakan. Dengan rencana keuangan yang baik dan disesuaikan dengan kemampuan, dana untuk biaya pernikahan bisa dibangun beberapa waktu sebelum hari H, sehingga bisa menghindari utang.
Modal bisnis
Ada juga orang yang mengajukan pinjaman utang untuk dipakai sebagai modal bisnis. Untuk hal ini, pastinya ada mekanisme yang berbeda.
Pinjaman uang untuk membangun atau mengembangkan bisnis bisa jadi dianggap sebagai investasi, sehingga perlu adanya kesepakatan untuk pembayaran kembali. Seperti berapa persen cicilannya dan berapa bunganya, serta seperti apa prosedur pengembaliannya. Apakah dicicil plus bunga, ataukah bunga akan diberikan setiap bulan, sementara pokok pinjaman akan dibayarkan di akhir jatuh tempo seluruhnya.
Karena itu perlu dibuat rencana keuangan yang komprehensif atas nama bisnis tersebut.
Kapan Mengajukan Pinjaman Uang Merupakan Opsi yang Kurang Bijak?
Utang memang bisa jadi solusi untuk beberapa masalah keuangan yang terjadi. Tetapi, harus dipertimbangkan dengan baik dan bijak, karena begitu kita mengajukan pinjaman uang, maka saat itu pula muncul kewajiban untuk mengembalikannya dan juga ada bunga. Jika tanpa pertimbangan bijak, kewajiban pengembalian dan bunga ini bisa jadi beban tambahan untuk keuangan kita.
Ingat kan, ada 3 syarat utang sehat? Yaitu memastikan ada kebutuhannya, ada yang jangka waktu yang pas, dan ada sumber dana yang akan dipakai untuk pengembalian. Jadi, untuk bisa berutang, kita harus memastikan dulu, bahwa memang benar-benar butuh, tahu kapan harus dilunasi dan seperti apa pembayarannya, serta ada uang yang akan dipakai untuk mengembalikan.
Namun, ada beberapa situasi yang sebaiknya dihindari untuk mengajukan pinjaman uang, di antaranya:
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan untuk membayar utang pada satu pihak
- Kalau kita merasa bunga terlalu tinggi
- Arus kas keuangan pribadi kita sedang negatif
- Belum punya dana darurat yang cukup
- Belum memiliki asuransi yang memadai, sesuai dengan kebutuhan
- Utang untuk membeli barang yang manfaatnya lebih pendek daripada jangka waktu pembayaran utangnya
Kondisi-kondisi di atas adalah kondisi yang sangat tidak ideal bagi kita untuk mengajukan pinjaman uang, karena pinjaman tersebut pada akhirnya pasti akan menambah beban berat keuangan. Jadi, hindarilah berutang, jika masih ada salah satu atau beberapa kondisi di atas yang terjadi pada kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Jenis Utang Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan oleh Karyawan
Berbicara soal keuangan, tak jarang kita berurusan dengan utang. Meski dipandang negatif dan kerap kali dihindari, sebenarnya utang juga punya dampak positif dan keuntungan loh buat kita, khususnya utang jangka pendek.
Utang jangka pendek adalah pinjaman dana dengan tenor pembayaran maksimal 1 tahun. Tapi, sama saja dengan utang jangka panjang, kalau utang jangka pendek ini tak dikelola dengan baik, pada akhirnya ya bikin kita mengalami kesulitan keuangan. Apalagi kalau kita karyawan nih, yang lebih banyak mengandalkan gaji.
Sebenarnya, status sebagai karyawan itu ada keuntungannya sendiri juga loh, kalau dilihat dari sisi kemampuannya untuk berutang. Karyawan itu punya penghasilan tetap, sehingga seharusnya sih masalah berutang dan membayarnya kembali itu enggak akan kesulitan. Tapi, faktanya … *sebagian kalimat menghilang*
Yah, begitulah. Menjadi karyawan itu satu sisi memang lebih menguntungkan, tetapi di sisi lainnya ya ada perjuangannya. Tapi, hei, untuk itulah kita hidup kan? Jadinya, seru!
Nah, jadi, dalam artikel kali ini, mari kita belajar lagi tentang utang jangka pendek, terutama yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh karyawan.
Mengenal Lebih Banyak tentang Utang Jangka Pendek
Dalam ilmu akuntan, utang jangka pendek merupakan kewajiban suatu pihak untuk melunasi pembiayaan menggunakan sumber aktiva lancar dengan kekayaan pribadi, misalnya dengan gaji karyawan atau penghasilan lainnya yang dimiliki.
Utang jangka pendek akan lebih mudah diselesaikan jika sumber aktiva lebih besar daripada jumlah pinjamannya. Nah, jika kamu berada di kondisi sebaliknya, maka sudah pasti, kamu akan mengalami kendala berupa tunggakan, denda, dan lainnya.
Utang jangka pendek tidak dilarang untuk diambil. Tetapi, kesehatan keuangan harus dijaga dengan baik, begitu juga pengelolaannya harus banget dilakukan dengan baik. Misalnya nih, kadang kita memang butuh yang praktis-praktis, so, oke aja buat belanja, kamu gesek kartu kredit. Tetapi, sebelum jatuh tempo, langsung lunasi sehingga tak membebanimu dengan bunga ataupun denda. Dengan demikian, hidupmu lebih praktis, dan credit score kamu juga terjaga dengan baik.
So, prinsipnya utang boleh, tapi kamu harus memastikan bahwa memang ada dana untuk membayarnya kembali. Pembayaran utang jangka pendek harus segera dilunasi dan menjadi prioritas pembiayaan rutin sesuai waktu jatuh tempo.
Saat ini pinjaman jangka pendek dapat ditemui dengan mudah seiring munculnya pinjaman online. Nah, ini nih yang sekarang kadang bikin runyam. Ya kan?
Keuntungan Utang Jangka Pendek
Meski dinilai negatif, utang bukannya nggak punya manfaat loh. Justru, utang bisa membantu kita juga di saat-saat tertentu. Jenis pinjaman ini memiliki manfaat terutama bagi kamu yang tengah berada di kondisi darurat.
Pasalnya, sering terjadi juga, ketika kita sedang butuh uang dengan cepat, tetapi aset belum bisa dicairkan dengan segera. Misalnya, kalau punya emas ya mesti dijual dulu. Atau kalau deposito atau reksa dana, ya mesti dicairkan dulu dan itu butuh waktu.
Nah, kalau sudah begini, utang jangka pendek bisa jadi opsi solusi.
Persyaratan Mudah
Pinjaman dana dengan tenor yang pendek umumnya hanya memerlukan syarat dokumen lebih sederhana dan mudah, terutama jika memilih pinjaman tanpa jaminan.
Perusahaan pinjaman online atau fintech bahkan membebaskan pengguna untuk keperluan apa pun asal bukan tindakan ilegal atau kejahatan. Tak sedikit fintech yang hanya memberikan pinjaman dengan modal KTP.
Tenor Singkat
Daya tarik utang jangka pendek yaitu waktu pelunasan yang cepat dengan durasi 3, 6 sampai 12 bulan untuk pinjaman tanpa agunan non-bank, atau lewat fintech.
Waktu pelunasan yang singkat dapat mempermudah kamu dalam mengatur arus kas keuangan dan menciptakan perasaan aman karena tidak ada beban jangka panjang. Pasalnya, semakin panjang tenor, maka jumlah uang yang harus disisihkan pun semakin besar.
Pencairan Cepat
Keuntungan lain dari pinjaman jangka pendek adalah waktu pencairan yang cepat biasanya di antara 1 – 3 hari masa pengajuan. Bahkan, beberapa fintech dapat mencairkan dana hanya dalam hitungan menit atau jam saja, hanya bermodal KTP dan foto diri untuk pengajuannya.
Jumlah dan waktu terbatas
Meminjam dengan dana yang besar tentunya bukan hal yang disarankan, terutama jika pendapatan kamu memang masih minim. So, pastikan kamu hanya meminjam ketika memang sangat butuh, pinjamlah sesuai kebutuhan, dan pastikan ada dana yang bisa dipakai untuk membayar kembali.
Jumlah pinjaman yang besar berujung pada besarnya bunga yang harus dibayar. Dengan adanya utang jangka pendek, akan ada batasan. Secara tak langsung, hal ini dapat menolongmu dari keinginan untuk berutang lebih banyak lagi. Kamu bisa fokus pada jumlah yang dibutuhkan untuk waktu yang singkat, sehingga tidak membebani perencanaan keuangan kamu,
Melihat beberapa keuntungan di atas, tak heran jika jasa peminjaman dana dalam jangka pendek diminati. Terlebih untuk kebutuhan yang belum terpenuhi dengan gaji karyawan saat ini, yang kadang dirasa pas-pasan.
3 Jenis Utang Jangka Pendek yang Biasa Dimanfaatkan Karyawan
Utang jangka pendek jadi salah satu alternatif solusi mudah di kala darurat. Nah, bagi karyawan umumnya ada beberapa contoh utang jangka pendek yang bisa dimanfaatkan, tetapi dengan catatan; harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik.
Paylater
Paylater adalah metode yang saat ini banyak diadaptasi oleh aplikasi atau platform digital. Memiliki kegunaan untuk menunda dan mencicil pembayaran ketika kamu ingin membeli sesuatu.
Perusahaan digital dan start-up adalah yang paling banyak menawarkan layanan Paylater ini untuk penggunanya. Konsep umumnya kurang lebih sama dengan kartu kredit, tetapi penggunaannya dibuat lebih sederhana dan praktis.
Tak heran, jika banyak orang yang tak segan mengaktifkan fitur pinjaman jangka pendek ini. Kamu juga boleh saja memanfaatkannya, tetapi ingat! Pastikan kamu menggunakan Paylater untuk kebutuhan mendesak, dan pastikan kamu mampu membayarnya.
Kartu kredit
Sebagian besar masyarakat pasti sudah tahu banget jenis utang pendek ini. Kartu kredit dapat digunakan untuk melunasi pembayaran dari transaksi untuk keperluan apa pun.
Sebagai karyawan, kamu juga bisa banget memanfaatkan layanan kartu kredit ini. Misalnya, kamu bepergian, ketimbang terlalu banyak bawa-bawa uang tunai yang kurang aman dan nyaman, mendingan pakai kartu kredit saja.
Nah, tapi lagi-lagi ya, pastikan semua sudah sesuai bujet dan kebutuhan, sehingga kamu bisa membayarnya tepat waktu.
Utang koperasi
Sebagai lembaga keuangan nonbank, koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis usaha yang dibuat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, terkhusus bagi anggotanya. Ketika kamu berada di situasi genting, sebagai anggota koperasi kamu beruntung karena kegiatan usaha ini dapat memberikan pinjaman uang kepada anggotanya.
Saat ini koperasi simpan pinjam banyak menawarkan jasa dengan akad syariah, sehingga kamu tak perlu khawatir riba. Selain itu, OJK juga merilis koperasi yang mengeluarkan aplikasi pinjaman online. Namun, pinjaman ini hanya berlaku untuk anggota koperasi saja dan tidak diperbolehkan untuk orang lain di luar lembaga ini. Syarat untuk pengajuan pinjaman cukup sederhana seperti KTP, KK, slip gaji, pembayaran PBB, dan biaya listrik.
Nah, biasanya perusahaan-perusahaan besar juga punya koperasi untuk karyawan. Niatnya—pada umumnya—untuk membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan. So, boleh saja kalau kamu pengin memanfaatkan fasilitas ini. Lagi-lagi pastikan, kamu mampu membayarnya kembali.
Menjadi karyawan memang tak sepenuhnya menjamin kebutuhan hidup terpenuhi. Apalagi jika kamu merupakan generasi sandwich yang menanggung biaya orang tua dan keluargamu sendiri di rumah.
Utang jangka pendek menjadi pilihan alternatif yang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan di masa genting. Namun, pastikan pendapatan kamu mampu untuk melunasi utang tersebut tepat waktu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi P2P Lending: Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memulainya
Semakin maju teknologi, semakin berkembang pula berbagai aspek hidup. Termasuk juga dalam hal keuangan. Kalau dulu, kita hanya bisa mengelola keuangan melalui bank, sekarang enggak lagi. Dulu hanya orang yang punya duit banyak saja yang bisa berinvestasi, sekarang enggak lagi. Apalagi sekarang juga investasi P2P Lending, investasi berbasis teknologi terkini yang memungkinkan siapa pun untuk ikut berpartisipasi asalkan memenuhi syarat.
Apa itu investasi P2P Lending?
Investasi P2P Lending–atau peer to peer lending–adalah investasi peminjaman dana/modal antar pihak melalui platform digital atau online. Jadi seperti halnya marketplace sebagai tempat jual beli barang secara online yang mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka, platform P2P Lending mempertemukan calon peminjam dana dengan investor secara online.
Ini adalah model bisnis keuangan terbaru, yang berkembang sesuai perkembangan industri 4.0 berbasis digital.
Berbeda dengan pinjaman online–yang kemarin sempat diulas sedikit juga di web QM Financial ini–yang biasanya menawarkan pinjaman berlimit sedikit, berjangka waktu pendek, untuk keperluan pribadi yang bersifat mendesak, investasi P2P Lending biasanya menawarkan pinjaman dana untuk keperluan modal usaha. Karenanya, limitnya lebih besar ketimbang pinjaman online dengan jangka waktu lebih panjang.
Suku bunga pinjaman yang ditawarkan pada investasi P2P Lending juga lebih rendah, antara 16 – 30% per tahun. Enggak per hari seperti halnya pinjaman online.
Nah, sudah tahu ya, apa itu investasi P2P Lending dan apa bedanya dengan pinjaman online? Untuk tahu lebih banyak mengenai perbedaan investasi P2P Lending dan pinjaman online, kamu bisa saja baca artikel yang sudah tayang di QM Financial.
Lalu, apakah kamu tertarik juga untuk mencoba investasi P2P Lending? Coba simak dulu artikel ini sampai selesai ya.
5 Hal yang perlu diketahui mengenai investasi P2P Lending
1. Alur dan mekanisme P2P Lending
Dalam sistem yang sudah dipersiapkan di dalam platform, nantinya akan ada berbagai data terkait profil para calon peminjam dana. Kita sebagai investor bisa mengakses data melalui dasbor yang disediakan.
Sebelum memulai berinvestasi, hendaknya kita benar-benar cermat menelusuri data calon peminjam. Jika kita sudah menemukan profil peminjam yang sesuai, maka kita kemudian bisa langsung memberikan pinjaman setelah melakukan deposit.
Setiap bulan, peminjam akan mencicil pokok pinjaman berikut bunganya pada kita selaku investor.
Sederhana kan?
Para peminjam sendiri juga enggak serta merta disetujui pengajuan pinjamannya. Harus melengkapi banyak syarat dan ketentuan yang ketat, akan ada juga peluang pengajuan pinjamannya ditolak.
2. Ketahui platform investasi P2P Lending yang mempunyai izin dan diawasi OJK
Tidak semua platform fintech resmi dan terdaftar di OJK. Jangan ambil risiko dengan bekerja sama dengan fintech ilegal.
Sampai dengan September 2019, ada 127 fintech lending yang terdaftar di OJK, dan 13 di antaranya mengantongi izin. Cek terus di website OJK langsung mengenai perkembangan fintech ini, agar tak ketinggalan info.
3. Telusuri rekam jejak platform di internet dan media sosial
Yah, namanya juga teknologi baru, jadi semuanya masih berkembang. Demikian juga investasi P2P Lending ini. Salah satu indikasi apakah platform investasi P2P Lending ini profesional menjalankan bisnisnya adalah dengan melihat rekam jejak digitalnya di media sosial dan internet.
Coba follow akun-akun media sosialnya. Jika ia aktif mengedukasi, sharing, dan responsif terhadap follower, maka ini adalah pertanda baik. Namun, jika ada rekam jejak yang menunjukkan banyaknya keluhan atau kritik dari netizen pada platformnya, wah, sepertinya kita perlu mempertimbangkan ulang apakah kita harus tetap melakukan investasi di platform tersebut.
4. Ketahui risikonya
Setiap investasi selalu disertai risiko. Begitu juga dengan investasi P2P Lending.
Risiko terbesar yang bisa terjadi di investasi P2P Lending adalah risiko gagal bayar atau wanprestasi. Hal ini terjadi ketika peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari penyalahgunaan dana, peminjam mengalami kebangkrutan, hingga mungkin terjadi bencana alam.
Karena itu, riset mengenai latar belakang dan profil platform fintech sangat penting. Begitu juga dengan profil peminjam, demi meminimalkan risiko gagal bayar yang mungkin terjadi ini.
5. Pengelolaan yang tepat
Setelah menginvestasikan dana, akan baik tentunya jika kita juga mengelola investasi yang sudah kita lakukan tersebut. Caranya?
- Diversifikasi
- Hasil imbal diinvestasikan lagi, sehingga mendapatkan compound interest
Nah, memang kalau dilihat, proses investasi P2P Lending ini cukup sederhana ya? Tapi, ada baiknya kita belajar dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Gabung di kelas finansial online QM Financial yuk, untuk belajar serba-serbi investasi. Enggak hanya investasi P2P Lending saja, tetapi juga berkenalan dengan berbagai instrumen investasi lain. Cek jadwalnya ya, dan segera daftar di kelas yang kamu butuhkan.