Bikin Rekening Bersama Suami Istri: Yay or Nay?
Rekening bersama kadang menjadi salah satu opsi perencanaan keuangan yang dipilih pasangan suami istri. Bahkan, bisa jadi model rekening bersama ini sangat cocok untuk mereka yang suka merencanakan sesuatu bersama pasangan.
Memang, rekening bersama dapat membantu keuangan keluarga lebih mudah dikendalikan. Nantinya pada rekening bersama yang dimiliki suami istri, masing-masing punya kuasa untuk menambah dan menarik dana yang ada pada rekening tersebut.
Tapi, ternyata model perencanaan keuangan dengan model rekening yang dibuat bareng ini nggak selalu cocok untuk setiap pasangan, pun kondisi loh. Kenapa? Nah, kita bahas saja yuk, secara khusus dalam artikel kali ini.

Konsep Rekening Bersama
Rekening bersama merupakan sebuah konsep layanan keuangan yang digunakan untuk menyimpan dana pada pihak ketiga sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara pihak pertama dan pihak kedua. Dana yang disimpan di dalam rekening ini hanya bisa dicairkan jika ada instruksi dari penyetor atau sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Biasanya, rekening jenis ini sering digunakan untuk jual beli online saat pelaku transaksi—penjual dan pembeli—tidak dapat bertemu secara langsung, yang digunakan untuk menghindari tindak penipuan dari kedua belah pihak. Jadi, fungsi rekening bersama ini menjadi sebuah jembatan. Kamu pasti enggak asing sih dengan sistem ini, kalau kamu hobi belanja online di marketplace-marketplace, yang mengharuskanmu untuk transfer duluan. Lalu, ketika barang sudah dikirimkan dan sampai ke tanganmu dengan selamat, dana baru diteruskan pada pihak penjual.
Nah, ternyata bukan hanya dapat membantu dalam transaksi jual beli online, rekening bersama ini dapat dibuat oleh pasangan suami istri di bank secara mandiri. Dana dalam rekening ini hanya bisa diambil saat kedua belah pihak mencantumkan tanda tangan bersamaan. Contohnya saat suami istri menabung bareng untuk biaya pendidikan anak. Dana hanya bisa dicairkan jika biaya pendidikan tersebut sudah dibutuhkan dan kedua belah pihak menyetujui pencairannya.

Kelebihan dan Kekurangan Rekening bersama
Sebagai produk keuangan, rekening bersama tentu ada plus minusnya. Kamu tinggal menentukan apakah cocok untuk memenuhi kebutuhanmu bersama pasangan atau tidak. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan:
- Mudah dikelola, semua informasi berada pada satu tempat. Pengeluaran dan pemasukan juga menjadi lebih mudah dipantau.
- Adil, rekening bersama membuat kedua pihak punya keleluasaan yang sama dalam hal menyimpan atau membelanjakan uangnya untuk keluarga. Bahkan bisa menjadi solusi bagi pasangan yang hanya memiliki penghasilan dari satu sumber atau salah satunya punya penghasilan yang rendah (beberapa kasus perceraian terjadi karena hal ini).
- Kerja sama dalam berumah tangga. Suami istri bukan lagi berbicara tentang dirinya masing-masing dalam hal apa pun. Rekening bersama menjadi salah satu cara pasangan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan keuangan. Caranya bisa dengan menabung, berinvestasi, dan yang lainnya. Cara ini bisa saling mengoreksi kebiasaan pengelolaan keuangan yang salah dan saling menjaga.
- Hemat, terutama biaya administrasi hingga denda. Beberapa bank biasanya menentukan batas simpanan minimal pada rekening yang dibuat. Rekening bersama ini dapat meminimalkan hal tersebut sehingga menjadi lebih efisien.
- Rekening bersama hanya bisa diambil saat kedua belah pihak menyetujuinya, sehingga tidak ada kecurigaan antar keduanya, atau salah satunya mengambil diam-diam dana yang dimiliki.
- Rekening bersama membuat suami istri punya kewajiban yang sama untuk memenuhi rekening tersebut. Jadi masing-masing akan bertanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga
- Tujuan bersama dapat lebih mudah dicapai dengan rekening bersama. Hal ini membantu karena suami istri telah berkomitmen dan keduanya harus juga mematuhinya.
Kekurangan:
Ada kelebihan sudah pasti ada kekurangannya. Rekening bersama ini jelas berbeda dengan rekening biasa, khususnya dari segi aturan yang disepakati bersama, yaitu:
- Semakin besar dana yang disimpan, maka semakin ketat juga aturan yang ditetapkan oleh bank dibandingkan dengan tabungan biasa. Hal ini mungkin akan mengurangi kenyamanan kedua belah pihak, tapi tetap harus dilakukan demi keamanan di kemudian hari.
- Potensi pertengkaran karena uang bisa bertambah juga, karena kemungkinan apa pun wajib didiskusikan bersama pasangan. Komunikasi yang baik menjadi sebuah kunci.
- Berkurangnya privasi karena rekening bersama akan diketahui pasangan mjulai dari jumlah yang dihasilkan hingga yang dibelanjakan. Bagi beberapa orang hal ini akan membuat terasa kurang nyaman karena merasa ingin tetap menyimpan uang sendiri dari sebagian yang dihasilkan.

Tip Membuat Rekening Bersama
Saat membuka rekening atas nama bersama, beberapa hal berikut ini harus menjadi pertimbangan. Apa saja? Mari kita lihat.
Komunikasi yang baik dan lancar
Bicarakan mengenai pengaturan keuangan secara transparan kepada pasangan, khususnya untuk kamu yang baru mulai berumah tangga, atau yang ingin mulai serius mengatur finansial. Komunikasi bersama pasangan menjadi kunci dalam menjalankan rekening bersama.
Siapkan waktu untuk serius membahas kesepakatan membuka rekening bersama, sampaikan dengan jujur tentang penghasilan dan ekspektasi apa yang ingin dicapai dan diharapkan.
Tentukan jumlah tabungan dan tujuannya
Menentukan tujuan menabung dan pembuatan rekening bersama harus didiskusikan di depan. Ini nantinya akan berhubungan dengan komitmen loh. Jadi, tentukan jumlah uang yang akan dikirim setiap bulannya pada tabungan, sesuaikan dengan penghasilan dan tujuan, atau sesuai kesepakatan bersama.
Nggak mesti harus menabungkan jumlah uang yang sama juga kok. Kamu bisa saja menentukan berdasarkan persentase. Ya, kalau gajinya beda jauh, kan jadi beban berat juga untuk yang berpenghasilan lebih rendah. Tapi kalau keduanya sama-sama rendah, bisa jadi tujuan keuangan juga lebih sulit dicapai.
So, bersepakatlah. Cobalah hitung perkiraan pengeluaran setiap bulannya dan diskusikan berapa jumlah tabungan yang harus disetorkan tiap bulannya ke rekening tersebut.
Lakukan review berkala
Ingatlah untuk selalu mengecek jumlah tabungan bersama secara berkala. Pantau mutasi masuk dan keluarnya. Pastikan juga supaya sama-sama nggak lupa untuk mengirimkan sejumlah uang yang telah disepakati sebelumnya agar rencana keuangan dijalankan dengan baik.
Keputusan membuka rekening bersama memang dikembalikan kembali pada setiap pasangan suami istri. Tapi, rekening jenis ini juga bisa jadi salah satu pertimbangan yang baik untuk membuat perencanaan keuangan keluarga yang solid. Banyak kok kelebihannya, sedangkan kamu bisa mengatur dan mencari solusi untuk mengatasi kelemahannya.
Selain untuk menata keuangan keluarga, rekening bersama juga bisa menguatkan chemistry dan kekompakan dalam rumah tangga lho! Jadi gimana, kamu pilih yay or nay?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang: Apa Artinya dan Bagaimana Membuatnya?
Di tengah ketidakpastian masa depan, kamu punya kesempatan untuk membuatnya lebih terencana dengan perencanaan keuangan jangka panjang. Untuk menerapkannya pun tidak sulit, hanya bermodal konsisten dan disiplin saja.
Kamu mungkin pernah merasa panik saat uang gaji mulai menipis padahal waktu gajian masih panjang. Nah, perencanaan keuangan membantu kamu lebih bijak mengelola arus keuangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan kamu di masa depan.

Apa Itu Perencanaan Keuangan Jangka Panjang?
Perencanaan keuangan bisa kamu buat untuk waktu pendek dan panjang. Untuk jangka pendek umumnya digunakan untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran rutin di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan perencanaan keuangan jangka panjang adalah perencanaan tujuan keuangan yang lebih besar dan memakan waktu beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun untuk dicapai. Biasanya melibatkan lebih banyak jumlah uang daripada sasaran jangka pendek.
Contoh tujuan untuk perencanaan jangka panjang misalnya uang pensiun, memulai sebuah bisnis, menabung untuk biaya kuliah anak, dan lainnya.
Perencanaan keuangan jangka panjang mungkin tampak seperti prospek yang menakutkan, terutama jika rasio menabung kita masih rendah. Bahkan mungkin tampak nggak penting banget, kalau kamu masih berusia 20-an. Namun, sebenarnya, semakin cepat kamu memulai perencanaan keuangan jangka panjang ini, semakin banyak yang bisa kamu peroleh untuk mencapai tujuan keuangan.

Lalu, bagaimana membedakan perencanaan keuangan jangka panjang dengan jangka pendek?
Meski berbeda, kedua jenis perencanaan keuangan ini bisa kok dijalankan secara bersamaan. Kamu hanya perlu membuat rencana keuangan harian (perencanaan keuangan jangka pendek) dan rencana keuangan untuk masa depan (jangka panjang).
Yang seterusnya perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya kamu mengalokasikan sumber pendapatan kamu dengan bijak untuk memenuhi keduanya. Ada banyak cara dan metode pengelolaan keuangan yang bisa kamu pelajari.
Contohnya metode atur keuangan 50-30-20. Dengan metode ini, kamu bisa membagi pendapatan dengan alokasi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk lifestyle. Atau bisa juga dengan 40-30-20-10, dengan alokasi 40% kebutuhan rutin, 30% cicilan utang, 20% investasi, dan 10% biaya lifestyle. Sesuaikan saja dengan kondisi dan kemampuanmu.
Kamu nggak harus selalu menggunakan kedua metode di atas juga kok, kalau memiliki pandangan dan cara lain dalam mengaturnya. Tentunya yang memahami kondisi dan strategi terbaik untuk finansial adalah diri kita sendiri, ya kan?

Cara Membuat Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Setelah memahami konsep dari perencanaan keuangan jangka panjang, kini waktunya mencoba menerapkannya dengan beberapa cara berikut ini.
Buat garis besar tujuan keuangan dan target waktu
Ini adalah langkah utama dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Kamu perlu merumuskan semua tujuan keuangan dengan rinci, beserta jangka waktunya.
Misalnya, kamu ingin pensiun pada usia 55, dengan usiamu yang 25 tahun saat ini, itu artinya 30 tahun lagi. So, kamu akan perlu menghitung dan membuat anggaran untuk dana pensiun, dengan menyesuaikannya kebutuhan kamu nantinya. Kamu bisa berpatokan dengan pengeluaranmu sekarang, yang kemudian dihitung dengan rumus Future Value dengan memperhitungkan inflasi.
Setelah itu, kamu akan mendapatkan besaran nominal yang kamu perlukan. Nah, baru deh kamu buat rencana keuangan yang sesuai untuk bisa mencapai target nominal tersebut.
Bangun dana darurat
Dana darurat adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, agar kamu tidak menggunakan uang investasi atau tabungan ketika terjadi sesuatu yang tak terduga.
Berapa banyak? Ini jumlah idealnya, yang bisa disesuaikan dengan kondisimu:
- Lajang: 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah: 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 1 anak: 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance: 12 x pengeluaran bulanan
Simpanlah dana darurat ini di instrumen-instrumen yang mudah diakses, mudah dicairkan, dan berisiko rendah. Misalnya di reksa dana pasar uang, deposito dengan tenor pendek, atau bisa juga di tabungan bank biasa.

Lunasi utang
Saat kamu membuat rencana keuangan jangka panjang, pastikan bahwa sudah termasuk rencana untuk keluar dari utang. Kamu tidak dapat benar-benar memulai masa depan keuangan dengan tenang jika masih memiliki banyak utang.
So, gunakan strategi pelunasan utang yang tepat, dan konsistenlah agar bisa segera bebas dari utang.
Buat rencana keuangan untuk berinvestasi
Jika salah satu tujuan keuanganmu adalah mendapatkan kebebasan finansial di masa depan, maka dalam menyusun perencanaan keuangan jangka panjang, kamu harus membuat rencana membangun aset yang dapat bekerja sendiri. Dengan begini, kamu akan mendapatkan passive income.
Kenali beberapa sumber passive income yang ada, dan tentukan mana yang paling sesuai untukmu. Mulai dari investasi surat berharga, properti, ataupun bisnis.
Namun, sebelum mulai membangun passive income, adalah penting bagi kamu untuk mengenali juga kemampuan toleransi dirimu sendiri terhadap risiko investasi. Nantinya, hal ini akan memengaruhi perjalanan keuanganmu.
Miliki asuransi yang tepat
Setelah bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang, hal terakhir yang diinginkan yaitu menjaga aset tetap aman. Asuransi pada dasarnya merupakan bagian yang penting juga dalam perencanaan keuangan jangka panjang, lantaran dapat melindungi aset jika terjadi sesuatu yang merugikan.
Cakupan asuransi ada banyak, mulai dari mobil, properti, bisnis, dan sebagainya. Namun, yang paling penting untuk dimiliki lebih dulu adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Dengan asuransi, kamu melindungi sesuatu yang sangat penting yang memiliki nilai tinggi untuk memastikan bahwa kamu terlindungi secara finansial.

Hindari pengeluaran berlebihan
Perjalanan untuk mempertahankan perencanaan keuangan jangka panjang yang baik mungkin tidak mudah. Bisa terjadi hal tak terduga dan kamu dapat kehilangan kendali untuk mempertahankan alokasi anggaran. Maka penting untuk punya perencanaan keuangan jangka panjang yang solid, disiplin, dan hindari pengeluaran berlebihan.
Nah, itulah penjelasan terkait perencanaan keuangan jangka panjang. Yuk mulai untuk menerapkan cara dan langkah di atas supaya tujuan keuangan di masa depan dapat kita amankan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kriteria Sejahtera Saat Pensiun adalah Mencapai 5 Hal ini
Pensiun adalah satu hal yang sering kali terlintas waktu kita sedang mumet bekerja. Rasanya waktu dan energi sudah banyak terkuras hingga ingin segera berhenti untuk kemudian menikmati hidup. Tapi, setelah melihat kondisi keuangan, lagi-lagi kita meringis dibuatnya.
Memang, keputusan untuk pensiun adalah bukan persoalan yang mudah ya. Apalagi untuk kamu yang juga punya tanggungan untuk menghidupi keluarga. Semua harus diperhitungkan matang-matang mulai dari anggaran, sumber pemasukan, hingga tujuan apa yang ingin kamu lakukan saat pensiun nanti.
Lalu, kapan waktu ideal untuk pensiun?
Dalam UU No. 20/2021 tentang Cipta Kerja, waktu untuk pensiun adalah menjadi keputusan pribadi masing-masing, pun di berbagai undang-undang maupun peraturan tidak ada yang mengatur detail tentang usia pensiun.
Hanya saja, yang diatur adalah hak atas manfaat pensiun, disebutkan dalam Permenaker No.02/1995 bahwa usia pensiun adalah 55 tahun bagi mereka yang berstatus PNS. Jika pekerjaan tetap diperoleh saat mencapai usia 55, maka maksimal pensiun pada 60 tahun. Namun, ketentuan usia pensiun ini kembali lagi pada hak pekerja dan disesuaikan dengan kebijakan internal dari pemberi kerja, terutama bagi karyawan swasta.
Lagi pula, yang penting dari pensiun adalah bukan tentang waktu saja, melainkan keadaan atau kondisi kamu setelah tidak bekerja. Siap enggak kamu menjalaninya? Kehidupan seperti apa yang kamu inginkan nantinya?

Hal yang Harus Dipersiapkan Saat Pensiun Adalah …
Ada baiknya sebelum saat merencanakan pensiun, kamu sudah mempersiapkan hal-hal berikut ini yang dapat menunjang kehidupan di masa setelah selesai bekerja. Supaya apa? Agar kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang tanpa kekhawatiran.
Dana Pensiun
Buatlah rekening untuk menyimpan tabungan dana pensiun. Umumnya, kamu bisa mengikuti program dana pensiun dari tempat kamu bekerja.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana pensiun adalah dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan itu setelah pensiun.
Sementara mungkin kantormu sudah memiliki program pensiun yang tersistemasi dengan baik, kamu juga bisa mempersiapkannya secara mandiri. Dana ini bisa diperoleh dari penyisihan 10% dari pendapatan bulanan kamu, atau berapa pun sesuai kondisimu dan juga setelah kamu melakukan analisis keuangan, tentunya.
Berapa yang harus dipersiapkan? Semua tergantung pada gaya hidup seseorang. Ini nantinya akan memengaruhi besarnya pengeluaran rutin, yang kemudian akan jadi faktor penghitung kebutuhan selama masa pensiun.
Jadi, berapa? Sudah berhitung belum? Kalau sudah ikut kelas Dana Pensiun QM Financial sih, pasti sudah ketemu angkanya.
Selesaikan Utang
Salah satu hal yang mestinya bereskan sebelum pensiun adalah kewajiban membayar utang. Ini berlaku baik untuk utang jangka pendek maupun panjang.
Ingat, di masa pensiun, asumsinya kamu sudah tak berpenghasilan aktif loh. Gaji pensiunan biasanya ya diambil dari dana pensiun yang sudah ada. Besarannya pastilah enggak sama dengan besarnya gaji sebelum kamu pensiun. Konon, malahan, kamu setidaknya “hanya” menerima 30%-nya saja kalau hanya mengandalkan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan.
Ouch! Jauh banget nggak tuh?
Buat Perencanaan Keuangan
So, sebaiknya, jangan tunda lagi. Sekaranglah saatnya mulai membuat rencana keuangan untuk pensiun agar kamu semakin terdorong untuk mencapai tujuan.
Apa tujuan kamu setelah pensiun? Liburan, melakukan kegiatan baru? Tentunya untuk memulai hal baru kamu harus punya finansial yang mumpuni untuk bisa meraihnya. Rencanakan tujuan setelah pensiun, agar kamu bisa memperkirakan dan mempersiapkan berapa biaya yang harus kamu punya.

Kriteria Sejahtera di Masa Pensiun Adalah Saat Mencapai 5 Hal Ini
Merdeka Finansial
Pensiun adalah waktunya kamu menikmati hasil kerja kerasmu. Merdeka secara finansial jadi kriteria terpenting untuk bisa mendapatkan masa pensiun yang sejahtera. Artinya dalam hal keuangan kamu sudah siap dan tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Tidak juga pada anak-anakmu.
Hal ini—pertama-tama—berarti kamu terbebas dari utang, aset yang cukup, dan gaya hidup yang sesuai.
Dapat Melakukan Hobi atau Kegiatan Baru dengan Leluasa
Pensiun adalah masa ketika kamu bisa memulai kembali kehidupanmu, setelah bertahun-tahun bekerja keras, dan menata kembali apa yang ingin kamu lakukan di dunia. Misalnya kamu ingin ikut kegiatan volunteer atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.
Atau kamu pernah punya cita-cita jadi penulis? Kamu bisa memulainya dengan membuat blog atau naskah cerita untuk kemudian diterbitkan. Carilah kegiatan baru yang dapat menghibur, menambah kualitas diri, dan jadi pengalaman baru kamu.
Tinggal di Tempat yang Diinginkan
Kamu mungkin memiliki keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di tempat yang nyaman. Mau tetap di kota? Atau melipir ke desa? Atau pengin punya beach house? Atau rumah dengan lahan yang luas untuk berkebun dan menanam pohon buah?
Apa pun yang kamu inginkan, adalah target yang harus kamu capai sebelum masa pensiun tiba. So, pilihan lokasi saat membeli rumah itu sangat penting. Sesuaikan dengan rencana keuangan yang sudah kamu buat ya.

Punya Pendapatan Pasif
Meski sudah menyiapkan dana pensiun, kadang ini juga nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan darurat. Sejahtera menjalani pensiun adalah ketika kamu memiliki bekal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya dengan memiliki pendapatan pasif, alias passive income.
Pendapatan pasif bisa diperoleh dari investasi saham, sewa properti, atau memiliki usaha yang memungkinkan kamu dapat menikmati hasil tanpa harus bekerja mengeluarkan waktu dan tenaga.
Meraih Impian yang Lama Terpendam
Pernahkah kamu berangan-angan untuk berkeliling dunia? Atau sesederhana ingin pergi ke taman hiburan Disneyland di Jepang? Ya, meski terlihat sederhana, kadang impian tersebut susah diraih saat masih produktif bekerja.
Pensiun adalah saatnya untuk kamu meraih impian yang sempat kamu pendam lama. Persiapkan biaya akomodasi dalam perencanaan keuangan pensiun.
Namun, jangan lengah dan gunakan masa produktif kamu saat ini untuk bekerja dan menggali potensi diri. Sejahtera saat pensiun adalah impian semua orang, tapi hal itu tidak bisa kita capai jika saat ini masih menyia-nyiakan waktu yang ada.
Yuk, persiapkan dengan sebaik-baiknya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Prinsip Perencanaan Keuangan Syariah yang Wajib Diketahui
Konsep keuangan syariah di Indonesia saat ini memiliki potensi yang optimis, terutama di berbagai jasa keuangan. Tapi, kamu juga bisa loh menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membuat perencanaan keuangan syariah.
Kamu pasti sudah paham seberapa penting perencanaan keuangan dalam kehidupan pribadi maupun keluarga. Sebuah rencana, bisa membuat kita mengubah pola pikir untuk mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Terutama dengan prinsip syariah, proses pengelolaan nantinya akan sejalur dengan ajaran agama yang tidak hanya berorientasi pada dunia semata.

Perencanaan Keuangan Syariah, Apa itu?
Tak berbeda jauh dengan konsep secara umum, perencanaan keuangan syariah adalah kegiatan merencanakan, menyimpan, mengatur, dan menginvestasikan harta dengan prinsip syariah Islam.
Selain membantu kelola keuangan, kamu juga diarahkan untuk memanfaatkan harta yang kamu miliki dengan optimal dan bisa memberikan manfaat sesuai dengan ajaran Islam. Mulai dari mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan, menggunakan produk syariah, hingga warisan.
Ciri-ciri perencanaan keuangan syariah yang menjadi pembeda dengan konsep umum yaitu tidak melanggar ajaran agama, tidak ada riba, tidak merugikan pihak lain, dan ada akad baik di setiap transaksi yang dilakukan.
Salah satu contoh dalam penerapan syariah dalam arus kas misalnya dengan membuat alokasi zakat, prioritas pelunasan utang, hingga alokasi investasi syariah secara rutin. Sementara tujuan keuangan misalnya seperti ibadah haji ke tanah suci, atau biaya pendidikan anak.
Penggunaan produk-produk investasi dalam perencanaan keuangan syariah misalnya diperhatikan mulai dari sukuk, deposito syariah, atau reksa dana syariah. Di sisi lain, rencana warisan juga harus mengikuti aturan waris dalam Islam.

4 Prinsip Perencanaan Keuangan Syariah
Sejak awal sering disinggung terkait prinsip syariah, sebenarnya apa itu? Dan bagaimana penerapannya dalam perencanaan keuangan? Kamu dapat menerapkan sistem ini di rencana keuangan.
1. Dari Mana Harta Diperoleh
Bagaimana kamu memperoleh harta yang kamu miliki saat ini? Dari mana saja sumber keuanganmu?
Pertanyaan tersebut menjadi dasar dari prinsip pertama. Pasalnya, untuk mengelola keuangan kamu wajib memperhatikan asal usul uang yang kamu dapatkan. Dalam Islam, umatnya diajarkan untuk mengonsumsi makanan halal dan baik.
Hal itu disebutkan dalam Qs. al-Baqarah ayat 168 yang menjelaskan, makanan dalam hal ini diartikan sangat luas, termasuk harta yang kita punya untuk mendapatkan makanan. Apakah itu bersumber dari hal-hal yang baik?
So, bisa dibilang, secara tidak langsung, perencanaan keuangan syariah ini mengimbau kamu untuk mencari uang dari pekerjaan yang halal, baik itu dari gaji, honor, maupun imbal hasil investasi.
2. Bagaimana Harta Dilindungi
Melindungi harta di sini artinya membuat harta kamu bersih dengan cara menunaikan zakat, sedekah atau infak. Selain untuk membersihkan kekayaan, hal ini juga diyakini dapat memperlancar rezeki dan menolak musibah.
Selain itu, kamu juga bisa melindungi harta kekayaan dengan prinsip ta’awun atau tolong menolong yang merupakan bagian dari proteksi syariah.
3. Ke Mana Harta Dikeluarkan
Pengeluaran harta secara syariah yaitu dengan menentukan adil dan objektif menentukan prioritas keuangan. Kamu harus mendahulukan apa yang menjadi kebutuhan primer atau pokok dibanding kebutuhan sekunder.
Dengan begitu, kebutuhan primer seperti makan, tempat tinggal, dan yang keperluan wajib lainnya dapat terpenuhi. Menentukan priorita keuangan erat kaitannya dengan piramida finansial.
Apa itu piraminda finansial?
Piramida finansial yaitu terdiri dari zona aman, nyaman dan mapan. Kamu berada di zona aman ketika cash flow sehat, utang terlunasi tepat waktu, dan kamu punya dana darurat. Sementara mapan, artinya kamu sudah berada di tahap tak lagi mengkhawatirkan masalah finansial.
4. Harta yang Dikelola
Harta yang dimiliki harus dikelola dan dialokasikan ke hal-hal yang bermanfaat dan berdampak baik untuk sesama. Misalnya dengan investasi pada produk syariah berdasarkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
Saat ini sudah banyak instrumen produk syariah yang tersedia, seperti deposito syariah, reksa dana syariah, saham syariah, bahkan kredit pemilikan rumah syariah, dan lainnya pun tersedia.

Tip Membuat Perencanaan Keuangan Syariah
1. Mengelola Aset dengan Baik
Untuk mengelola aset dengan prinsip syariah, kamu harus bisa adil dan seimbang. Selain itu, perhatikan segala hal dari aspek syariahnya.
Kelolah uang dengan baik; jumlah yang kamu keluarkan sebaiknya tidak lebih banyak dari jumlah yang kamu dapatkan. Selain itu juga ingat, bahwa penting untuk melunasi utang sesegera mungkin. Terlalu lama terjerat dengan utang tidak akan baik untuk kondisi finansial kamu. So, pastikan untuk menjauhi riba agar harta yang kamu miliki sekarang lebih berkah.
2. Membuat Tabungan dan Mulai Investasi
Sama halnya dengan penerapan perencanaan keuangan konvensional, kamu harus menabung dan berinvestasi namun dalam prinsip syariah gunakan kaidah Islam mulai dari pembiayaan hingga penggunaan jasa investasi yang sah dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Berzakat
Tip lainnya adalah rutin melakukan zakat, sedekah, atau infaq untuk membersihkan harta kamu dan menjadikannya lebih bermanfaat untuk orang lain. Diajarkan pula dalam prinsip agam Islam, bahwa harta yang kita miliki saat ini sedikitnya milik orang lain di luar sana.
4. Pahami Risiko dan Beli Asuransi Syariah
Banyak hal tak terduga selama manusia hidup. Masalah bisa saja datang silih berganti dan kita harus siap menghadapinya. Untuk mengurangi risiko keuangan, sebaiknya kamu menggunakan asuransi syariah, yang dapat menjamin kerugian ketika kamu ditimpa musibah.
Dengan penjelasan prinsip perencanaan keuangan syariah di atas, kamu tentunya sudah memahami apa saja yang harus diperhatikan dan dilakukan. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk buat perencanaan keuangan sendiri!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Konsep Rencana Keuangan Agar Resolusi Tahun Baru Lebih Mudah Direalisasikan
Apa resolusi tahun baru 2022 kamu kali ini? Melanjutkan studi atau membangun rumah untuk keluarga? Membeli mobil atau kendaraan impian pun pilihan yang bagus.
Resolusi tahun baru memang jadi hal identik setiap pergantian tahun. Tak hanya mempersiapkan target yang akan dicapai selama satu tahun ke depan, namun kamu perlu merancang strategi yang matang untuk meraihnya.
Meski tak semua resolusi berkaitan dengan finansial, namun hal ini jadi prioritas kebanyakan orang. Kenapa? Karena setiap orang tentunya ingin mencapai kondisi keuangan yang lebih baik dari sebelumnya.
Keuangan merupakan aspek penting yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Karena itu, dengan perencanaan keuangan yang baik, kamu bisa merealisasikan apa yang sudah kamu targetkan sepanjang tahun.
Menyambut awal tahun baru 2022, apa kamu siap mengubah sistem perencanaan keuangan yang lebih baik? Ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki resolusi keuangan agar mimpi kamu bisa terwujud di tahun ini.

Konsep Keuangan 3K (Kebutuhan, Keinginan, Kemampuan) untuk Resolusi Tahun Baru
Jika melihat kondisi keuangan sepanjang tahun kemarin, kamu mungkin mulai menyadari kendala dan penyebab ketidakstabilannya. Bahkan terdapat resolusi yang belum terlaksana akibat kondisi finansial yang kurang baik.
Nah, kini saatnya kamu menerapkan sistem perencanaan keuangan yang lebih teratur dan bijaksana. Langkah pertama yaitu kamu wajib memahami konsep keinginan, kebutuhan, dan kemampuan dalam keuangan kamu saat ini.
Kebutuhan
Hal dasar yang wajib dipenuhi dan berpengaruh pada keberlangsungan hidup kamu. Kebutuhan bersifat objektif atau mengikat artinya sangat diperlukan dan menjadi prioritas untuk bertahan hidup. Memiliki manfaat dan fungsi yang jelas dan berkelanjutan.
Keinginan
Umumnya merupakan turunan dari kebutuhan yang berlebih atau sesuatu yang kamu anggap masih kurang. Padahal, keinginan sifatnya tidak mengikat dan tidak wajib dipenuhi sesegera mungkin.
Kemampuan
Jika dikaitkan dengan finansial, kemampuan di sini artinya merujuk pada kondisi keuangan seseorang ketika dirinya mampu memenuhi tingkat pendanaan tertentu dalam hidupnya.
Sederhananya, kebutuhan merupakan sesuatu yang wajib kamu miliki untuk menunjang kehidupan misalnya makan dan minum, tempat tinggal, biaya internet, tagihan listrik dan lainnya. Sementara keinginan merupakan sesuatu yang kamu harapkan untuk dimiliki.
Dari definisi di atas kamu sekarang bisa memaknai apa fungsi dan ana yang harus diprioritaskan. Untuk merancang resolusi tahun baru, 3 konsep tersebut juga dapat diterapkan. Mana yang saat ini lebih kamu butuhkan, mana yang harus diprioritaskan?
Namun bukan berarti kamu dilarang memenuhi keinginan kamu. Selama kebutuhan pokok kamu dan keluarga sudah terpenuhi, kamu bebas saja untuk mengabulkan apa yang kamu inginkan. Hal tersebut dapat diputuskan dengan melihat kemampuan finansial kamu saat ini.
Dengan catatan, pastikan kebutuhan tercukupi dengan baik dan tepat waktu. Caranya kamu perlu menghitung pendapatan dan pengeluaran kemudian buat rincian dan membuat check-list agar tidak ada yang terlewatkan.

Strategi Mengelola Keuangan untuk Resolusi Tahun Baru
Setelah kamu membuat checklist dan rincian terkait target termasuk perencanaan keuangan untuk tahun ini, saatnya membuat strategi untuk mewujudkannya.
Bukan hanya rincian anggaran tertulis yang dibutuhkan, namun kemampuan mengelola dan mengatur keuangan dengan bijak dapat membantu kamu memenuhi target resolusi tahun ini.
Mengendalikan pengeluaran dengan membatasi keinginan
Kamu bisa menambah pendapatan yang artinya perlu effort dan energi lebih yang harus dikeluarkan. Jika terlalu sulit, kamu bisa memulai dengan mengurangi pengeluaran dan keinginan kamu.
Ingat, kebutuhan pokok adalah prioritas kamu disamping memenuhi keinginan. Kamu bisa mewujudkan keinginan tersebut secara perlahan dan tidak buru-buru dengan tujuan jangka panjang. Yang terpenting dalam mengatur keuangan untuk resolusi tahun baru adalah optimis namun tetap realistis.
Menggali informasi terkait produk dan layanan keuangan
Carilah produk atau layanan yang dapat menunjang resolusi kamu. Misalnya kamu ingin membeli mobil atau elektronik di tahun ini, kamu bisa menabung dari sekarang dengan menggunakan produk keuangan yang tepat sesuai kebutuhan.
Tahun ini juga jadi tahun yang tepat kalau kamu pengin mulai investasi. Pemulihan ekonomi yang secara bertahap telah terlihat akan memengaruhi juga kondisi di pasar uang dan pasar modal, yang bisa kamu manfaatkan. Lakukan analisis dengan saksama, untuk menentukan instrumen mana yang cocok dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan keuanganmu.

Alokasikan uang di rekening terpisah
Ada baiknya jika kamu memisahkan rekening aktif untuk bertransaksi dengan rekening tabungan. Hal ini untuk mengurangi risiko kerugian dan memastikan resolusi tahun baru kamu tercapai. Dengan begitu tujuan keuangan dapat terlindungi.
Kunci tercapainya resolusi adalah disiplin
Perencanaan keuangan memang penting, namun dalam menerapkannya sepanjang tahun ini diperlukan konsistensi dan sikap disiplin dalam diri. Jangan lagi berpikir untuk menabung dengan menyisakan uang, tetapi menyisihkan uang di depan, tepat setelah kamu menerima penghasilan. Sisihkan secara rutin setiap pendapatan ke setiap pos alokasi keuangan.
Dengan perencanaan keuangan dan strategi yang tepat, resolusi tahun baru kali ini dapat direalisasikan tanpa ada yang terlewat. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera buat rencana keuanganmu sekarang!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan yang Harus Dilakukan oleh Pemilik Bisnis yang Ingin Sukses
Jika kamu adalah seorang pemilik bisnis, dan ingin agar bisnismu sukses, maka kunci pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan keuangan perusahaan yang rapi dan detail. Pasalnya, perkembangan bisnis itu mau enggak mau memang akan diukur dari perkembangan laba dan juga modal usaha. Betul nggak?
So, memang perencanaan keuangan perusahaan menjadi hal utama yang harus jadi prioritas, di samping operasionalnya sendiri. Perencanaan keuangan perusahaan yang baik akan sangat bermanfaat untuk pengendalian arus kas, di samping memastikan bahwa operasional berjalan lancar.
Sebenarnya, prinsip dari perencanaan keuangan perusahaan ini tidak jauh berbeda dengan prinsip keuangan pribadi, yaitu berfokus pada menentukan tujuan, membuat rencana, eksekusi, evaluasi, dan akhirnya mencatat.
Jadi, buat kamu pemilik bisnis, jika memang ingin bisnis kamu sustainable dalam jangka waktu yang lama, mulailah untuk membuat perencanaan keuangan perusahaan yang komprehensif. Bagaimana urutan langkahnya? Yuk, simak yang berikut ini sampai selesai.

Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan
1. Tentukan tujuan bisnis
Prinsip dasar perencanaan keuangan perusahaan adalah memiliki tujuan yang jelas mengenai apa yang akan menjadi target bisnis ke depannya. Ya, sama seperti perencanaan keuangan pribadi yang harus dimulai dengan #TujuanLoApa.
Pastinya, hal ini juga harus disesuaikan dengan konsep bisnisnya sendiri ya, yang sebenarnya di dalamnya termasuk aktivitas planning, analisis, hingga manajemen risiko yang akan berfungsi sebagai pengendalian keuangan perusahaan. Kalau tujuan sudah jelas, maka proses planning, analisis, hingga manajemen risiko pun akan lebih mudah untuk dibuat dan dilakukan.
Karena itu, coba tanyakan pada diri sendiri, pengin seperti apa sih nantinya bersama perusahaan atau bisnis ini? Ingin sebesar apa? Ingin beromzet berapa?
Ingat, if your dreams don’t scare you, they are not big enough.
2. Tentukan kegiatan bisnis
Setelah ada tujuan yang menjadi target, tentukan apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan—bersama jajaran manajemen dan karyawan—untuk dapat mencapainya.
Dengan begini, aktivitas bisnis nantinya akan lebih efisien, efektif, dan tepat sasaran. Efeknya, pengeluaran keuangan perusahaan pun juga akan dapat efisien, jelas, dan terarah. Pemborosan bisa ditekan, perusahaan pun dapat menghindari berbagai hal yang tak perlu, dan fokus pada tujuan.

3. Tentukan sumber pemasukan
Seperti halnya perencanaan keuangan pribadi, perencanaan keuangan perusahaan juga akan selalu bergerak antara penghasilan dan pengeluaran. Dan, seperti keuangan pribadi juga, penghasilan atau pemasukan diperlukan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Menentukan sumber pemasukan berarti akan membahas seputar modal, investor, dan juga target pasar—yang bisa berarti mendapatkan klien ataupun penjualan produk fisik, tergantung jenis bisnisnya.
Dan, seperti juga keuangan pribadi, perencanaan keuangan perusahaan akan menjadi lebih mudah ketika memiliki beberapa income stream sekaligus. Karena itu, buatlah rencana penjualan dan pemasaran yang komprehensif, termasuk melakukan riset pasar hingga membuat buyer persona.
4. Eksekusi operasional
Jika tujuan, aktivitas, dan sumber penghasilan sudah dapat tergambarkan dengan jelas, maka langkah penting selanjutnya adalah eksekusi operasional, dengan berpedoman pada perencanaan keuangan perusahaan yang sudah dibuat sebelumnya. Meliputi berapa target penghasilan yang harus dicapai, dan berapa besar pengeluaran yang boleh dilakukan.
Buat perhitungan dengan tepat, agar tidak boros dalam operasionalnya, dan bisa sesuai dengan rencana.
Evaluasi adalah langkah yang juga sangat penting untuk dilakukan, agar kita bisa tahu, mana aktivitas yang efektif dan mana yang tidak, sehingga rencana ke depan bisa dibuat dengan lebih baik lagi.

5. Catat arus keuangan
Last but not least, justru yang menjadi inti dari perencanaan keuangan perusahaan: catat arus keuangan keluar dan masuk.
Dengan mencatatnya, hal ini akan dapat memudahkan manajemen untuk memantau perputaran arus kas keuangan bisnis. Ada banyak tool, aplikasi, ataupun software yang bisa membantu proses ini agar lebih mudah. Temukan, dan manfaatkan yang sesuai kebutuhan.
Nah, itu dia 5 langkah awal perencanaan keuangan perusahaan yang bisa dilakukan oleh pemilik bisnis. Namanya juga awal, maka ke depannya harus ada penyesuaian juga dengan kondisi yang berkembang.
QM Financial juga memiliki kelas-kelas finansial bisnis yang bisa diikuti oleh siapa saja yang ingin memulai bisnis dan mengembangkannya hingga sukses. Silakan cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Hal yang Harus Dicek saat Review Rencana Keuangan Akhir Tahun
Nggak kerasa ya, sudah mulai melipir ke penghujung tahun 2021. Apa kabar 2021-mu? Apakah baik-baik saja sampai di sini? Ada tujuan keuangan yang sudah tercapai? Atau justru mundur sedikit, untuk akhirnya melangkah maju lagi di tahun 2022 nanti? Sudah siap melakukan review rencana keuangan akhir tahun?
Apakah harus melakukan review rencana keuangan akhir tahun?
Well, sebenarnya juga tak ada yang mewajibkan sih. Tetapi, kalau kita melakukannya, kita dapat memanfaatkan hasil review tersebut untuk membuat perencanaan keuangan tahun depan dengan lebih baik. Kita juga akan tahu, sudah seberapa dekat kita dengan tujuan keuangan kita.
Yah, meski tahun 2022 juga belum ada kepastian akan seperti apa ekonomi kita, tapi bukankah kita harus siap dengan hal terburuk sekaligus berharap untuk yang terbaik? Setidaknya, kita pasti pengin dong, tahun 2022 jadi tahun yang lebih baik.
So, apa saja yang perlu kita cek dalam review rencana keuangan akhir tahun? Ini dia.

Cek 5 Hal Ini Saat Review Rencana Keuangan Akhir Tahun
1. Penghasilan vs Pengeluaran
Yang pertama harus dicek di akhir tahun 2021 ini adalah kondisi penghasilan versus pengeluaranmu selama satu tahun.
- Apakah cash flow kamu lancar?
- Apakah kamu masih living paycheck to paycheck? Alias gaji masih cuma numpang lewat di ATM?
- Punya berapa sumber penghasilan?
- Berapa rasio utang kamu?
- Berapa rasio menabungmu?
- Berapa rasio likuiditasmu
Periksa catatan keuangan, dan cermati, bagian mana yang kamu merasa “kecolongan”? Jika kamu sudah berkeluarga, ajak pasangan untuk mencermati bersama. Kalau memang ada yang belum sesuai dengan harapan, carilah solusi terbaik agar kondisi bisa diperbaiki di tahun depan.
Terutama soal penghasilan. Jika di tahun 2021 ini, kamu masih bergantung pada satu jenis pintu income, cobalah untuk mencari peluang tambahan lain. Ada banyak alternatif bisa dicoba, yang sekiranya tidak mengganggu pekerjaan utama. Misalnya freelancing atau jualan produk.
2. Kinerja investasi
Review rencana keuangan akhir tahun juga meliputi pengecekan terhadap kinerja investasi. So, coba cermati, bagaimana kondisinya saat ini?
- Sudah berinvestasi pada instrumen apa saja?
- Bagaimana pertumbuhannya? Apakah sudah positif, atau masih relatif negatif jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi?
- Instrumen mana yang kurang bagus kinerjanya? Apakah mungkin dioptimalkan lagi, ataukah mesti direview secara khusus dan lebih mendalam lagi, karena sudah tak tertolong?
- Apakah masih dalam jangka waktu yang diharapkan? Ataukah, ada tujuan keuangan yang sebentar lagi sudah harus dicapai? Misalnya, untuk dana pendidikan anak yang akan dibayarkan tahun depan, apakah instrumennya sudah aman? Atau perlu dipindahkan?
Perhitungkan kembali semuanya, cocokkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Kalau perlu, pertimbangkan apakah perlu melakukan rebalancing, agar komposisinya lebih seimbang di tahun depan.

3. Aset vs Liabilitas
Perbandingan aset terhadap liabilitas, atau kewajiban, akan menentukan seberapa besar net worth, atau kekayaan bersih, yang kita miliki. Jika sudah didapat perbandingannya, kita bisa mengomparasikannya juga dengan kondisi tahun lalu; apakah berkembang, atau malahan menyusut?
Jika berkembang, maka kamu bisa melanjutkan apa yang sudah kamu lakukan, dengan penyesuaian dengan kondisi saat ini. Jika menyusut, kamu perlu mencari tahu, apa penyebabnya dan kemudian mencari solusinya.
Cek rasio utang saat ini. Semoga saja tetap sehat ya, yaitu di bawah 30% dari penghasilan rutinmu.
4. Proteksi
Hal berikutnya yang harus kamu cek dalam review rencana keuangan akhir tahun adalah kebutuhan proteksi. Cek:
- Apakah asuransi yang kamu miliki sudah sesuai dengan kebutuhanmu?
- Apakah sudah ada klaim yang kamu ajukan, dan bagaimana prosesnya?
- Apakah uang pertanggungan asuransi jiwa kamu sudah sesuai dengan kebutuhan?
- Apakah perlu ditambah?
- Apakah ada asuransi yang jatuh tempo? Apakah perlu diperpanjang kembali?

5. Tujuan keuangan
So, sudah sampai di sini, kamu perlu juga cek kembali pencapaian tujuan keuangan kamu dalam review rencana keuangan akhir tahun 2021 ini.
Tujuan keuangan apa saja yang kamu punya, dan bagaimana posisinya sekarang? Misalnya, kamu punya tujuan keuangan DP rumah, yang di tahun 2021 ini seharusnya sudah terpenuhi sebesar 70%. So, gimana? Apakah sudah 70%, atau belum? Jika belum, maka kamu perlu mencari masalahnya di mana, dan kemudian membuat rencana baru untuk mengatasi masalah yang ada.
Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kamu cek dan cermati dalam proses review rencana keuangan akhir tahun 2021. Well, semoga semua baik-baik saja ya. Hasil review kamu ini nantinya bisa kamu manfaatkan untuk membuat rencana keuangan dan menentukan prioritas pencapaian di tahun 2022. Pastinya, kamu pengin kondisimu lebih baik di tahun 2022 mendatang kan? Iya dong, pasti!
Kalau memang kamu merasa perlu untuk belajar mengatur keuangan lagi, kamu bisa bergabung kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Prinsip Perencanaan Keuangan Keluarga yang Harus Selalu Diingat
Membuat perencanaan keuangan keluarga—harus diakui—sebenarnya tidak sesederhana yang dipikirkan. Apalagi kalau memang bagi yang masih awam, atau memiliki literasi keuangan yang belum begitu baik. Tapi, teteup ya, harus dibuat.
Pasalnya, tanpa punya perencanaan keuangan untuk keluarga, bisa jadi kita hanya berjalan tak tentu arah, atau bahkan hanya jalan di tempat. Akibatnya, masalah keuangan akan lebih rentan terjadi. Perencanaan keuangan keluarga berfungsi layaknya navigasi; kita mau ke mana, pengin hidup seperti apa, ingin meraih apa ke masa depan nanti.
Perencanaan keuangan juga merupakan alat kontrol dan evaluasi terhadap apa yang sudah kita lakukan; apakah sudah sesuai dengan yang kita inginkan, atau perlu penyesuaian.
Ya, memang sepenting itulah sebuah perencanaan keuangan keluarga.
Untuk mulai membuatnya, yuk, singkirkan dulu pikiran rumit itu. Kita bisa kok membuat perencanaan keuangan keluarga secara sederhana dulu, asalkan ingat 7 prinsip berikut ini.

7 Prinsip Perencanaan Keuangan Keluarga
1. Sepakat dengan pasangan
Keluarga adalah unit kecil, tetapi bisa saja dianggap sebagai organisasi. Dalam organisasi, sudah pasti ada bagian atau divisi-divisinya. Orang yang akan diserahi jabatan tertentu sudah pasti harus tahu apa job desc masing-masing, dan siap bekerja sama dengan divisi yang lain.
Begitu juga dalam keluarga. Sepakati peran dalam keluarga dengan pasangan. Hal ini harus menjadi PR pertama yang diselesaikan. Siapa yang akan bekerja untuk nafkah keluarga, bagaimana membaginya, siapa membayar apa, atau kalau butuh uang harus ke mana, dan seterusnya.
Saling terbuka dan backup adalah kunci lancarnya prinsip perencanaan keuangan keluarga yang pertama ini. Jadi, begitu sudah membangun keluarga, prinsip ini harus dilakukan yang pertama kali.
2. Cash flow lancar dan positif
Besar pasak daripada tiang? Oh no! Perencanaan keuangan keluarga yang baik artinya cash flow lancar dan positif. Ingat, kamu sudah bukan lajang lagi, dan sekarang sudah punya tanggungan—apalagi sudah punya anak. Besar pasak daripada tiang artinya ada masalah dalam pengelolaan keuangan. Artinya, harus ada yang diulik dan disesuaikan.
Lakukan financial check up, buat catatan terutama mengenai:
- Berapa penghasilan yang masuk setiap bulannya? Bisa juga diambil rata-rata jika penghasilannya tidak tetap
- Berapa pengeluarannya setiap bulan?
- Pos pengeluaran mana yang paling banyak menyedot dana?
- Pos pengeluaran mana yang bisa dihemat?
- Bagian mana yang bocor halus?
Cash flow harus positif, artinya penghasilan lebih besar daripada pengeluaran, agar ke depannya tidak menjadi beban yang terlalu berat. Jika memang masih negatif, coba diulik apakah ada yang bisa dihemat lagi. Atau, coba mencari pintu rezeki lain demi menambah penghasilan.

3. Utang tidak dilarang, tapi …
Jika pos pengeluaran terbesar kamu adalah cicilan utang, maka hal ini juga harus menjadi perhatian utama dalam perencanaan keuangan keluarga.
Memang tidak ada yang melarang kita untuk meminjam dana, terlepas dari apa pun penggunaannya. Tetapi tentu saja, harus diperhitungkan dengan cermat. Cicilan utang seharusnya tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan rutin setiap bulan. Rasio ini dianggap ideal, karena artinya kamu masih punya 70% penghasilan untuk memenuhi kebutuhan rutin.
Karena itu, setiap kali ingin meminjam dana—untuk keperluan apa pun—pastikan nantinya cicilan total semua utang tidak lebih dari 30%. Kalau sekarang sudah lebih gimana dong? Cari solusi agar bisa dikurangi sampai 30%.
4. Budgeting adalah koentji
Membuat anggaran untuk pengeluaran rutin adalah hal wajib untuk perencanaan keuangan keluarga yang lebih baik. Dengan anggaran—apalagi jika bisa dibuat secara detail—kamu akan dapat memastikan rencana keuangan direalisasikan dengan baik.
Budgeting juga soal menyusun prioritas, agar kebutuhan masa sekarang dan masa depan sama-sama bisa dipenuhi dengan baik. Dengan budgeting, kita juga tahu jika cash flow kita mengalami gangguan, sehingga bisa mengantisipasinya dengan lebih baik.

5. Investasi di depan
Pastikan memprioritaskan investasi di depan pada perencanaan keuangan keluarga. Bukan di belakang, dengan uang sisa belanja. Pasalnya, tak akan pernah ada yang namanya ‘uang sisa’.
Investasi merupakan ‘kendaraan’, atau ‘alat’, yang dapat membantu kita untuk mencapai tujuan keuangan. Karena itu, pastikan proprosinya pas. Idealnya sih minimal 10% dari penghasilan rutin. Mau lebih? Tentu lebih baik lagi.
Jadikan investasi sebagai bagian dari rutinitas perencanaan keuangan keluarga, bukan dilakukan sekadar kalau ingat atau pakai uang sisa, agar nantinya tujuan keuangan bisa dicapai dengan baik.
6. Lengkapi proteksi
Proteksi juga merupakan elemen penting dalam perencanaan keuangan keluarga, dan tak boleh diabaikan. Pasalnya, proteksi akan melindungi kamu dan keluargamu dari risiko finansial jika ada musibah atau hal-hal yang tak diinginkan terjadi.
Kadang kita meremehkan adanya asuransi. Tapi, begitu kesulitan sudah datang, baru deh menyesal, kenapa kemarin enggak ambil asuransi.
Meski demikian, beli polis asuransi juga sebaiknya tak sembarangan. Pastikan bahwa polis asuransi yang kamu beli memang benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Bacalah polis dengan saksama, cermati berbagai syarat dan ketentuannya. Jangan sampai ketika nanti harus klaim, ternyata klaim ditolak atau hanya dicover sebagian hanya karena kita kurang paham cara kerja perlindungannya.

7. Review berkala
Prinsip perencanaan keuangan keluarga yang terakhir adalah review yang dilakukan secara berkala. Kamu bisa melakukannya tiga bulanan, enam bulanan, atau mungkin juga tahunan. Sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhanmu.
Cek, apakah semua berjalan sesuai rencana? Atau adakah yang perlu diperhatikan lebih detail lagi? Jika masih jauh dari harapan, di bagian mana yang harus disesuaikan?
Hasil review kamu akan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan keuangan keluarga yang berikutnya.
Nah, itu dia 7 prinsip perencanaan keuangan keluarga. Mungkin sudah ada yang melakukan ketujuh prinsip di atas, itu pastinya hal yang sangat bagus. Tinggal dilanjutkan saja, dan disesuaikan dengan tujuan keuanganmu.
Buat yang belum mulai membuat perencanaan keuangan keluarga, tidak pernah ada kata terlambat loh. Kamu bisa mulai membuatnya hari ini juga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jika Literasi Keuangan Indonesia Tetap Rendah, maka 5 Hal Inilah yang Akan Terjadi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah mengadakan survei untuk melihat tingkatan literasi keuangan Indonesia, dan hasilnya tidak sampai dari 30% masyarakat yang dinilai masuk dalam kategori well literate.
Wah, memprihatinkan dong ya, berarti? Jelas.
Padahal, literasi keuangan adalah hal yang wajib dikuasai oleh masyarakat, bahkan termasuk dari salah satu literasi dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang. Artinya, jika tidak memiliki keterampilan literasi dasar, maka hal itu akan mempersulit kita sendiri untuk menjalani hidup.
Meski terbilang rendah, dari hasil survei yang dilakukan oleh OJK tersebut dapat terlihat bahwa sebenarnya masyarakat Indonesia sudah mengenal, memahami, dan mampu menggunakan dengan bijak beberapa fitur, instrumen, juga mengerti akan hak dan kewajiban dalam dunia keuangan. Walaupun memang hanya sebagian saja yang bisa menggunakannya dengan baik.
Lantaran itulah, edukasi perihal literasi keuangan Indonesia masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Karena jika dibiarkan terus menerus maka akan ada beberapa hal yang muncul sebagai akibat dari rendahnya literasi keuangan tersebut.

Apa Itu Literasi Keuangan?
Sebelum kita membahas mengenai dampak yang akan terjadi jika literasi keuangan Indonesia tidak mengalami peningkatan, ada baiknya kita pahami lagi apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan literasi keuangan itu.
Secara umum, literasi keuangan atau financial literacy adalah wawasan dan keterampilan masyarakat untuk meyakinkan lembaga keuangan serta produk keluaran mereka dalam skala indeks.
Menurut Manurung, seorang ahli ekonomi Indonesia, literasi keuangan adalah seperangkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk memutuskan memiliki kebijakan yang efektif dalam memanfaatkan sumber daya keuangan yang mereka miliki.
Dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjendikti), ada 6 literasi dasar yang seharusnya dikuasai oleh setiap orang, yakni literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya, dan literasi finansial, atau literasi keuangan. Mengapa penting? Karena dengan menguasai keenamnya, kita dapat hidup dengan lebih nyaman, sehat dan lebih baik.

5 Hal yang Akan Terjadi jika Literasi Keuangan Indonesia Tetap Rendah
Jika angka literasi keuangan Indonesia yang rendah dibiarkan saja, maka kurang lebih, hal-hal inilah yang akan terjadi:
1.Tidak Ada Tujuan Hidup
Hal pertama yang bisa terjadi sebagai dampak dari rendahnya literasi keuangan Indonesia adalah tidak adanya tujuan hidup.
Ini tentu saja bukan hal sepele, bahkan kalau dibiarkan berlarut-larut, orang bisa saja terdemotivasi karenanya. Akibatnya, masa depan pun terabaikan.
2. Tidak Ada Perencanaan Keuangan
Karena nggak punya tujuan hidup, maka bingung juga sih, kalau punya uang. Pastinya, juga enggak punya rencana keuangan dong.
Tanpa adanya perencanaan yang baik dan matang, uang yang dimiliki bisa habis begitu saja dengan pengeluaran yang tidak seberapa penting. Tanpa perencanaan, akan menjadi sulit untuk bisa menabung dan berinvestasi demi masa depan.
Akhirnya, suka bingung sendiri. Dan, akhirnya membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain yang dirasa lebih sukses.

3. Salah Pilih Instrumen Investasi
Jika ternyata tingkat literasi ekonomi Indonesia masih terus rendah, yang mungkin akan terjadi adalah sering terjadi kesalahan dalam memilih instrumen investasi, dan secara otomatis tidak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari investasi yang berpotensial.
Masyarakat bisa saja mengerti apa itu investasi dan bagaimana cara memulainya. Namun hal itu bukan berarti mereka memahami instrumen investasi apa yang sesuai dengan kondisi keuangan dan tujuannya. Jika salah memilih instrumen investasi, maka yang sudah pasti terjadi adalah mereka tidak paham bagaimana cara mengelola investasi tersebut, dan akhirnya malah mengalami kerugian.
Ini buktinya sudah nyata banget, yaitu begitu mudahnya orang Indonesia terpikat investasi bodong.
4. Terkena Investasi Bodong
Nah, ini nih. Hasil paling nyata dari rendahnya literasi keuangan Indonesia.
Investasi bodong seperti money game atau dalam bentuk emas palsu memang masih banyak terjadi di negara ini. Hal ini bisa terjadi karena masyarakat yang tidak memahami bahwa investasi yang ditawarkan kepada mereka adalah investasi ilegal yang tidak terdaftar di OJK.
Seringnya, masyarakat tergiur dengan iming-iming keuntungan besar yang akan didapatkan, tanpa menyadari bahwa investasi memiliki risiko yang tinggi, apalagi yang ilegal. Jika tingkat literasi keuangan tinggi, maka masyarakat akan bisa mengerti tentang risiko yang wajar bagi setiap bentuk instrumen investasi.

5. Tidak Ada Social Safety Net
Social safety net, atau yang biasa disebut juga dengan jaring keamanan sosial, adalah sebuah tameng untuk antisipasi agar masyarakat tidak mengalami kemiskinan. Jika literasi keuangan Indonesia masih ada di tingkat rendah dan tak ada peningkatan dalam waktu dekat, maka peningkatan kesejahteraan hidup akan lebih sulit diwujudkan.
Seperti yang terjadi masa pandemi ini. Prevalensi penduduk miskin meningkat; banyak yang mengeluhkan kehilangan pekerjaan. Bahkan survei OECD juga menyebutkan, bahwa sejumlah 46% masyarakat Indonesia hanya punya dana darurat untuk seminggu saja.
Miris? Jelas ya. Akibatnya juga bisa dilihat kan? Pandemi belum juga tuntas hingga mendekati 2 tahun, dan banyak dari kita yang mengalami kesulitan untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi.
Peningkatan literasi keuangan Indonesia harus segera dilaksanakan, mengingat begitu banyak dampak negatifnya yang bisa terjadi pada masyarakat. Dalam hal ini, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, media, dan juga masyarakat sendiri yang mau berpikiran terbuka dan berani mempelajari hal baru demi kemapanan ekonomi pribadi.
Makanya, yuk, kita mulai dari diri sendiri dulu, agar lebih melek literasi keuangan. Belajar lebih banyak, dan manfaatkan deh semua produk keuangan yang ada untuk dapat meningkatkan kualitas hidup kita ke depannya.
Ingat, investasi yang paling mahal dan besar adalah investasi pada diri sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Paling Penting dalam Perencanaan Keuangan Pribadi Adalah Aman dan Nyaman, Seperti Apa?
Saat ini, semakin banyak orang yang menyadari bahwa konsep perencanaan keuangan adalah hal yang penting untuk diterapkan untuk bisa mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
Nggak memungkiri sih. Pasalnya, pengertian dari perencanaan keuangan adalah metode yang digunakan dalam merancang dan mengelola keuangan secara terperinci dan terencana, yang sangat penting untuk dilakukan secara rutin dan terus menerus selama kita hidup demi mencapai beberapa tujuan.
Mengapa kita harus punya tujuan? Ya, bisa dibilang, ketika kita akhirnya mencapai tujuan tersebut, kita akan merasa nyaman, dan aman. Di situlah titik nyaman, alias financial comfort zone, kita.
Lantas, tujuan apa sih yang bila diraih lantas bisa menghadirkan wilayah aman ini? Cukup banyak. Contohnya, bisa beli rumah, beli mobil, bisa menyekolahkan anak sampai setinggi-tingginya, bisa pensiun dengan sejahtera, dan masih banyak lagi. Kamu bisa menambahkan sendiri, dan semua itu bisa didapatkan dari perencanaan keuangan yang benar. Pasalnya, inti dari perencanaan keuangan adalah membangun rasa aman dan nyaman untukmu menjalani hidup.
Sampai di sini sahih kan?
Nah, kalau dilihat-lihat lagi, perasaan nyaman kita untuk hidup itu meliputi 4 hal, yang kemudian menjadi inti dari perencanaan keuangan yang kita lakukan.

4 Kenyamanan yang Menjadi Inti Perencanaan Keuangan
1. Nyaman di Akhir Bulan
Kondisi yang nyaman di akhir bulan maksudnya adalah kamu tidak merasa khawatir saat tanggal gajian masih jauh, karena uang masih cukup leluasa untuk digunakan sehari-hari.
Simpel kan? Tapi jangan salah, banyak orang yang kesulitan loh untuk mendapatkan kenyamanan yang pertama ini.
Hal ini bisa dipengaruhi oleh 2 faktor. Pertama, total pendapatan yang kamu miliki memang lebih besar daripada pengeluaran bulanan. Kedua, kamu sudah punya pengelolaan keuangan yang baik.
Memang, di sinilah inti dari perencanaan keuangan secara keseluruuhan, karena itu di sini juga perlu mulai didapatkan kemampuan mengatur dan mengelola keuangan yang mumpuni.
2. Nyaman dalam Musibah
Membaca kalimat ini kok terasa ambigu, ya? Musibah, kok nyaman? Tenang, maksudnya begini.
Ambil contoh saat ternyata secara mendadak kamu sakit dan dikenai biaya berobat dengan nominal yang besar. Jika kamu sudah berada dalam “titik nyaman”, maka hal ini tidak akan banyak mengganggumu. Kamu siap menjalaninya, karena ada dana darurat, juga ada asuransi kesehatan yang memadai.
Begitu juga untuk berbagai risiko kehidupan lain yang mungkin terjadi. Sakit, kan hanya salah satu risiko. Misalnya ada musibah lain terjadi, iya sih, kamu akan terdampak, tetapi dampaknya tidak akan separah kalau kamu tidak siap.

3. Nyaman Bertumbuh
Bekerja keras memang penting. Namun, bayangkan, bagaimana bila cukup uangmu saja yang bekerja keras untukmu sedangkan kamu bisa santai menjalani hidup bersama orang-orang tercinta?
Hal ini erat kaitannya dengan kesadaran akan pentingnya berinvestasi, soal menumbuhkan aset. Dengan memperhitungkan kebutuhan, kemampuan, tujuan, dan profil risiko, kamu bisa memilih instrumennya dengan baik, sehingga juga bisa kamu manfaatkan sebaik-baiknya untuk pemenuhan kebutuhan hidupmu dan orang-orang yang kamu cintai.
Bahkan di satu titik, kamu bisa pensiun sejahtera, tanpa harus membuat anakmu menjadi sandwich generation.
4. Nyaman pada Nantinya
Nyaman nanti maksudnya adalah untuk di masa yang akan datang.
Karena pada dasarnya, suatu hari kita akan sampai pada titik ketika merasa tidak mampu lagi bekerja. So, kalau perencanaan keuangan kamu sudah baik, maka kamu bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman tanpa perlu memikirkan kondisi keuangan lagi. Bahkan, tanpa perlu merasa bingung bagaimana caranya mendapatkan uang lagi.
Kenyamanan ini bisa didapat jika sejak awal kamu mampu konsisten untuk membuat rencana keuangan, dan juga merealisasikannya.
Punya dana pensiun yang sudah terencana dengan baik adalah keuntungan yang sangat besar. Dengan begitu, jika saat pensiun sudah tiba, gaya hidup kamu masih bisa seperti selayaknya saja tanpa perlu ada yang diubah terlalu drastis.

Perencanaan Keuangan Adalah Soal Keamanan dan Kenyamanan
Selain 4 hal di atas, manfaat lain dari perencanaan keuangan adalah juga untuk melindungi keluarga kamu dari berbagai kejadian yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba, agar tidak perlu merasa cemas dan khawatir lagi.
Perencanaan keuangan yang baik juga akan meminimalkan peluang berutang. Bukannya dilarang, tapi kalau bisa ditekan peluangnya, bukankah akan lebih baik?
Lalu, bagaimana caranya membuat perencanaan keuangan yang baik? Hal pertama yang harus diingat, bahwa perencanaan keuangan adalah hal yang sifatnya tidak statis antara orang yang satu dengan yang lain. Perencanaan keuangan yang baik bagi orang lain belum tentu cocok untuk kamu, pun sebaliknya. Jadi, yang paling baik saat kamu membuat perencanaan keuangan adalah selalu berpijak dari kebutuhanmu sendiri.
Pencatatan yang rinci dan detail dalam perencanaan keuangan adalah kuncinya. Sebisa mungkin selalu catat berapa pendapatan yang kamu terima. Catat juga pengeluaran apa saja yang kamu lakukan, baik dalam jumlah besar atau kecil. Dari catatan tersebut, akan terlihat mana pengeluaran yang memang penting dan mana yang kurang atau bahkan tidak penting. Kamu bisa mulai mengatur perencanaan keuangan dari poin tersebut, yaitu mengurangi pengeluaran yang kurang penting dan mengalokasikan dananya ke hal lain seperti tabungan atau investasi.
Financial comfort zone tidak datang secara instan, ada proses yang perlu kamu lalui untuk mencapai titik tersebut, dan perencanaan keuangan adalah kuncinya. Jadi, jangan pernah ragu untuk segera memulainya. Bila dalam hal perkembangan pribadi, pasti sering kamu dengar kalimat yang menyatakan bahwa kamu harus berani keluar dari comfort zone, maka yang terjadi dalam hal ini adalah sebaliknya.
Kamu harus bisa menciptakan financial comfort zone sendiri bagi hidup kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!