5 Hal Keuangan The Grown Ups
Saya ingat benar saat hari wisuda S1 tiba, rasanya bahagia karena sudah menyelesaikan tanggung jawab sekolah tinggi kepada orangtua. Dan, sejak hari itu saya mulai membangun kehidupan saya sendiri.
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Selesai kuliah, bekerja di perusahaan yang punya reputasi baik dan mulai meniti karir. Belum lagi ditambah dengan perasaan bangga bisa menghasilkan uang yang seringkali membuat grown ups, mereka yang berusia 20-30 tahun terlena dengan semboyan, “Muda foya foya, Tua kaya raya!”
But hey! Semboyan di atas adalah kesalahan terbesar yang pernah dinyatakan di bumi! Bukan berarti grown ups tidak boleh senang-senang menikmati hasil kerja kerasnya namun ada baiknya kamu the grown ups mengetahui lima hal tentang perencanaan keuangan untuk golongan yang berumur 20-30 tahun:
- Memulai Karir. Buat kamu yang fresh graduate, kamu mulai belajar menghasilkan uang. Selain menghasilkan uang, pastikan kamu juga punya tujuan mengenai karirmu.
Baca juga: Pentingnya Belajar Menghasilkan Uang
- Menabung minimal 10%. Walau kamu boleh menikmati gaji sendiri dengan memberikan self reward, tapi ingat kalau gajimu bukan hanya untuk hidup satu hari. Sisihkan di awal gajian minimal sebesar 10% dari penghasilanmu untuk tujuan keuangan finansial yang dasar seperti Dana Darurat, Dana Pensiun atau bahkan Dana Kepemilikan Rumah.
Baca juga: Atur Uang Sejak Muda
- Down Payment Rumah Pertama. Memiliki rumah pertama bisa jadi sebuah pencapaian besar bagi the grown ups. Jangan biarkan gaya hidup yang tinggi membuat kamu tidak memiliki rumah saat kehidupan berubah, misalnya memiliki keluarga.
Baca juga: Kamu Mampu Kok Memiliki Properti
- Investasi senilai harga sepatumu. Saya biasanya memberikan self reward bagi diri sendiri berupa sepatu yang nyaman yang bernilai ratusan ribu rupiah hingga jutaan di waktu tertentu, misalnya naik gaji, naik jabatan atau mendapatkan bonus tahunan. Tapi tahu kah kamu kalau nilai sepatumu itu bisa dipakai untuk memulai tujuan finansialmu yang lebih besar seperti DP Rumah Pertama, Dana Menikah atau Dana Pensiun.
Baca juga: Investasi Mulai Setengah Harga Sepatumu!
- Liburan VS Belanja. Punya penghasilan sendiri tentunya sah sah saja menggunakan uang untuk liburan atau belanja. Agar keuangan the grown ups bisa kuat untuk membiayai liburan atau belanja dan mungkin keduanya, buat saja tujuan keuangan yang berjudul Dana Liburan atau Dana Belanja.
Baca juga:
Semoga dengan memperhatikan kelima hal di atas, keuangan the grown ups bisa menjadi kuat dan terhindar dari jerat sandwich generation.
Terus bekali diri dengan belajar keuangan secara mandiri. Kini kamu bisa belajar finansial dari mana saja melalui Financial Clinic Online Series (FCOS) dengan aplikasi zoom. QM Financial menyediakan beragam topik finansial yang bisa kamu pilih. Untuk pilihan kelas dan jadwal lengkapnya, kunjungi event.qmfinancial.com.
Honnie Joseph
Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti
Serba-serbi Investasi
Halo! Sudahkah kamu berinvestasi?
Investasi adalah kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Bedakan dengan menabung ya. Bunga atau imbal hasil tabungan prosentasenya sangat kecil, itupun masih harus berkejaran dengan tingginya biaya administrasi bulanan bank. Menabung memang memiliki risiko relatif kecil karena dana hingga Rp2 M dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun untuk jangka waktu panjang, kegiatan menabung ini kurang cepat membantu kita meraih tujuan finansial.
Kenapa harus investasi?
Kita punya dana terbatas tapi punya banyak tujuan. Beberapa tujuan finansial punya nilai yang tinggi. Tujuan-tujuan finansial ini akan berat kalau dicapai hanya dengan menabung saja. Misal tujuan finansial mengumpulkan Dana DP Rumah Rp100.000.000 dalam waktu 5 tahun. Untuk mencapai target dana ini dengan menabung, kita harus menyisihkan Rp1.600.000 per bulan. Sedangkan kalau berinvestasi melalui produk yang diasumsikan memberikan imbal hasil 7% per tahun, maka cukup menyisihkan sekitar Rp188.000 per bulan. Jauh ya bedanya?
Pilihan produk investasi
Ada berbagai macam produk investasi yang bisa kamu pilih. Pilihan produk investasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan finansial ya.
baca juga: Memilih Produk Yang Melayani Tujuan Finansial
Saat berinvestasi, kita sedang mengakumulasikan aset. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih.
-
- Bisnis. Bisnis bisa memberikan tingkat imbal hasil tinggi dengan modal yang relatif kecil. Kalau sudah punya ide bisnis, kamu bisa mulai dengan menyusun rencana bisnis dan menetapkan strategi yang dimulai dari finansial.
Ikuti workshopnya yang akan berlangsung September ini: #FinClicBisnisWorkshop 8-9 SEP 2018
2. Properti. Investasi properti bisa berupa tanah, rumah, kebun atau sawah.
3. Surat berharga. Kita bisa berinvestasi langsung dalam bentuk saham, obligasi, sukuk, SUN serta SBR & atau secara tidak langsung dengan membeli reksadana.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mulai berinvestasi
Selain menetapkan tujuan finansial, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum mulai berinvestasi.
- Kenali produknya. Produk seperti apa yang ditawarkan? Apakah imbal hasil yang dijanjian masuk akal? Kita perlu waspada terhadap tawaran investasi yang menjanjian imbal hasil tinggi dan stabil dalam jangka waktu pendek.
- Kenali pengelolanya. Untuk produk keuangan, pastikan pengelola produk investasi yang kita pilih terdaftar dan diawasi oleh OJK.
- Kenali risikonya. Saat berinvestasi kita berhadapan dengan risiko. Untuk meniminimalkan risiko kita bisa melalukan diversifikasi dan menyesuaikan risiko dengan jangka waktu investasi. Semakin dekat jangka waktunya, semakin rendah toleransi kita terhadap risiko.
Dengan tujuan finansial yang banyak dan beragam, kita perlu membekali diri dengan pengetahuan berinvestasi. Bingung memilih produk investasi yang bisa melayani tujuan finansialmu? QM Planner bisa membantu. Hubungi kami via WA di 0811 1500 68 (Mia/Nita).
Titis / Financial Trainer
Merdeka Dan Setara: Kemandirian Finansial Dalam Perspektif Gender
Sepanjang bulan Agustus, QM Financial banyak mengangkat isu merdeka. Mulai dari Merdeka Dalam Berkarya, Merdeka Untuk Pensiun, Merdeka Dari Utang dan terakhir Merdeka Dan Setara. Senin lalu, dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney, Ligwina Hananto mengundang Hannah Al Rashid sebagai narasumber. Hannah adalah aktris sekaligus aktivis kesetaraan gender.
Menurut Hannah, kesetaraan adalah salah satu bentuk kemerdekaan. Kesetaraan akan mendorong kita untuk berdiri di kaki sendiri, menentukan arah hidup kita sendiri – tentunya dengan pilihan yang baik. Kebebasan untuk memilih ini sangat penting.
Tahun lalu, Hannah membuat campaign YouTube “16 Days of Activism”. Dalam salah satu video, Ligwina Hananto mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara finansial dengan kekerasan. Ketika bertemu dengan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang pertama kali kita pikirkan adalah: “Kenapa enggak ditinggalin aja”. Jawabannya: “Nanti saya makan apa, tinggal di mana? Anak-anak sekolahnya gimana?”
Ternyata mereka enggak punya keberanian untuk meninggalkan karena punya ketergantungan finansial! Jadi urusan keuangan jadi lebih penting dibahas untuk para perempuan. Kalau mereka bisa menghasilkan uang sendiri, mereka akan punya keberanian dan kekuatan untuk meninggalkan lingkaran yang tidak sehat tadi untuk bisa berdiri di kaki sendiri.
Apa saja yang bisa dilakukan perempuan untuk bisa merdeka dan setara?
- Belajar menghasilkan uang. Penting bagi setiap orang untuk belajar menghasilkan uang – termasuk ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga bisa mulai dengan memperlakukan uang bulanan dari pasangan sebagai penghasilan. Lalu naik kelas dengan belajar menghasilkan uang sendiri, misalnya berdagang. Enggak harus meninggalkan rumah kok. Banyak pintu penghasilan yang bisa dikerjakan di rumah. Jadi, tanggung jawab sebagai ibu dan istri tetap terlaksana.
- Belajar mengelola pengeluaran. Setelah menghasilkan uang, kita perlu belajar mengelola pengeluaran. Ada 5 kategori pengeluaran bulanan yang biasa digunakan QM Financial. Coba cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: min 2.5%
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
3. Menyiapkan proteksi kesehatan. Setiap orang tanpa terkecuali perlu proteksi kesehatan, baik melalui BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan dari kantor maupun asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri. Pastikan seluruh keluarga terlindungi dengan plafon yang cukup ya.
4. Mengelola aset. Mari belajar mengelola aset, terutama aset aktif yang bisa berupa:
- Bisnis. Bisnis yang yang dimaksud adalah bisnis yang bisa tetap berjalan tanpa si pemilik harus mengurusi. Sudah ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti. Properti menjadi aset aktif saat sudah mampu memberikan penghasilan pasif berupa uang sewa, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga. Surat berharga dengan basis instrumen pendapatan tetap seperti obligasi akan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Kamu juga bisa mendapatkan dividen dari saham. Yuk berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
5. Menyiapkan pensiun. Semua orang perlu pensiun. Ada banyak alternatif untuk menyiapkan dana pensiun, diantaranya mengikuti program dana pensiun dari kantor, BPJS Ketenagakerjaan atau menyiapkan Dana Pensiun mandiri hasil investasi rutin di produk keuangan seperti reksadana.
Enggak ada alasan lagi perempuan tidak merdeka dan setara karena ketergantungan finansial ya. Yuk, terus perbaiki cara kita berhubungan dengan uang. Your money, your responsibility.
QM Admin
5 Alasan Kamu Perlu Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Topik Dana Pensiun memang bukanlah topik yang seksi untuk dibahas. Dana Pensiun selalu masuk ke tujuan finansial jangka panjang (>10 tahun). Karena banyaknya tujuan finansial jangka pendek dan jangka menengah yang lebih urgent untuk dipenuhi, kita sering mengabaikan satu tujuan penting ini. Memang sih lebih seru membahas ‘Tahun depan liburan ke mana?’ dibanding ‘Dana Pensiun kamu udah disiapin belum?’.
Beberapa tahun terakhir, QM Financial banyak terlibat dalam program pelatihan persiapan pensiun di perusahaan-perusahaan. Program persiapan pensiun seringkali diadakan sangat dekat dengan periode pensiun. Padahal dengan kebutuhan dana yang sangat besar, kita butuh waktu yang panjang untuk mempersiapkannya. Ini lima alasan kenapa kamu perlu menyiapkan Dana Pensiun sejak dini.
- Saat pensiun, kamu tidak lagi mempunyai penghasilan. Pensiun adalah masa di mana kita berhenti bekerja demi sesuap nasi. Bukan berarti kita tidak bekerja sama sekali. Kita bisa tetap berkarya, namun karena tidak lagi mendapatkan penghasilan bulanan dari perusahaan, kita harus menyiapkan sendiri penghasilan pasif – hasil dari investasi aset aktif – untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup selama pensiun.
- Biaya hidup akan terus naik karena inflasi. Dalam 5 tahun terakhir, besaran inflasi dari data Bank Indonesia sekitar 5%. Jadi jika saat ini kamu berusia 30 tahun dengan biaya hidup bulanan Rp2.000.000 maka biaya ini akan menjadi Rp6.7juta saat masuk usia pensiun 55 tahun. Tahun berikutnya biayanya naik 5% lagi. Banyak ya.
- Kebutuhan biaya pensiun kita besar. Apakah kamu pernah menghitung berapa besarnya Dana Pensiun yang kamu butuhkan? Mungkin kamu berpikir ‘Ah tenang saja, kan ada dana pensiun dari kantor’. Coba hitung lagi, apakah dana pensiun dari kantormu mencukupi?
Baca juga: Dana Pensiun Dari Kantor Bukan Jaminan Pensiun Sejahtera
- Mencegah sandwich generation. Saat pensiun nanti, pengeluaran seperti cicilan rumah, kendaraan dan pengeluaran untuk kebutuhan anak seharusnya sudah tidak ada lagi. Anak-anak pun sudah membangun kehidupan sendiri. Dengan memiliki Dana Pensiun yang mencukupi, kita bisa pensiun dengan mandiri tanpa membebani generasi berikutnya.
- Memanfaatkan compound interest. Usia muda adalah kesempatan berharga untuk memanfaatkan hukum compound interest. Semakin panjang jangka waktu investasi, semakin kecil jumlah uang yang perlu kamu investasikan per bulannya. Kamu bahkan bisa mulai investasi Dana Pensiun dengan setengah dari harga sepatumu! Dengan hanya mengurangi sedikit porsi lifestyle, kamu bisa menyiapkan diri untuk pensiun sejahtera.
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Jadi, enggak ada lagi alasan untuk menunda menyiapkan Dana Pensiun ya. Kalau membutuhkan konsultasi untuk kebutuhan Dana Pensiunmu, kamu bisa menghubungi tim QM Financial di WA 0811 1500 688.
Ayo mulai berinvestasi untuk masa pensiun yang sejahtera!
QM Admin
Merdeka Untuk Pensiun
Apakah kamu sudah terbayang akan seperti apa masa pensiun yang merdeka? Apa saja yang sudah kamu siapkan untuk menghadapi masa pensiun?
Masa pensiun seharusnya menjadi masa yang paling indah. Sudah susah-susah bekerja, sekaranglah saatnya menikmati masa tua yang merdeka dan sejahtera. Untuk bisa merdeka di masa pensiun, kita butuh dana pensiun yang jumlahnya raksasa! Ini perlu disiapkan dari sekarang. Di masa pensiun nanti kita perlu memiliki aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Ada 3 jenis aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, properti dan surat berharga.
Enggak semua pensiunan harus jadi pemilik bisnis loh. Tapi memang bisnis jadi salah satu aset aktif yang paling diminati karena mampu memberikan imbal hasil paling tinggi. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya. Berdasarkan pengalaman salah satu pemilik bisnis, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6!
Oleh karena itu, banyak orang yang mulai membangun bisnisnya sejak masih menjadi karyawan. Salah satunya adalah Pak Akhyar Sulhan, karyawan di sebuah bank yang juga pemilik bisnis Kepiting Depok. Menjabat sebagai kepala cabang sebuah bank, Pak Akhyar berpikir kalau bisa menjual produk perusahaan, kenapa enggak bisa jual produk sendiri? Pak Akhyar tidak hanya menekuni satu bisnis saja. Berawal dari hobi makan, Pak Akhyar mulai memasarkan berbagai produk makanan. Mulai dari rendang, udang premium, dan yang paling hits kepiting. Untuk karyawan yang ingin memulai bisnis, Pak Akhyar menyarankan untuk menyingkirkan rasa malu. Jangan baper! Kita harus bangga akan produk yang kita jual.
baca juga: Ingin Berbisnis Setelah Pensiun?
Lain Pak Akhyar, lain pula Pak Alex. Kalau Pak Akhyar memulai bisnis sejak masih menjadi karyawan, Pak Alex mengambil langkah yang berani. Beliau meninggalkan karirnya sebagai pimpinan cabang sebuah bank swasta untuk membangun bisnis bank sendiri. Keberaniannya berbuah manis. Kini, bank miliknya sudah berkembang menjadi BPR terbesar di Bali dengan aset terbesar kedua secara nasional. Dialah Bapak Alex Purnadi Chandra, Founder dan Chairman dari BPR Lestari.
Pak Alex mempunyai definisi sendiri untuk pensiun. Menurut Pak Alex, pensiun bukan tentang berhenti bekerja, tapi titik di mana kita bekerja tak lagi demi sesuap nasi. Kebutuhan hidup sudah tercukupi dari penghasilan pasif, hasil investasi aset aktif. Kita bekerja karena memang ingin bekerja, karena suka dengan apa yang kita kerjakan – kita berkarya.
Di salah satu wawancara dengan sebuah media, Pak Alex pernah memaparkan data bahwa menurut survei, 70% tenaga eksekutif terancam miskin di usia pensiunnya. Bahkan data Gallup terhadap 100 orang yang diikuti perjalanan hidupnya hingga usia 65 tahun menunjukkan bahwa sebanyak 54% diantaranya masih harus ditanggung pemerintah atau menjadi beban keluarga, 5% harus tetap bekerja setelah pensiun, 36% meninggal dunia, 4% sejahtera dan 1% kaya raya. Data ini semakin menguatkan bahwa kita perlu menyiapkan pensiun sejak dini.
Persiapan pensiun sudah harus disiapkan ketika kita mulai bekerja. Penghasilan pasif seharusnya dibangun mulai usia 25 tahun, sehingga ada waktu 30 tahun hingga usia pensiun 55 tahun. Dengan investasi yang rutin, di usia pensiun nanti hasil investasi aset aktif sudah bisa memberikan penghasilan pasif yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan begini, tidak akan ada lagi orang yang miskin di usia pensiun.
Coba cek berapa umurmu sekarang? Apakah kamu sudah memulai langkah investasi untuk mengumpulkan aset aktif agar bisa pensiun dengan merdeka?
Kalau bingung mau investasi ke mana, ikutan aja Financial Clinic Workshop yang akan diadakan 25-26 Agustus 2018 di Jakarta. Belajar sekali, manfaatnya seumur hidup. Daftar di sini: bit.ly/FinClic2526AGT.
Fransisca Emi
Atur Keuangan Atlet Agar Tetap Sejahtera Di Masa Tua
“Dipuja selagi muda, merana saat tua.” Kalimat miris ini menggambarkan kesejahteraan para atlet yang banyak menjadi perhatian bersama. Tak seperti karyawan yang rata-rata pensiun di usia 55 tahun, atlet memiliki rentang waktu produktif yang lebih pendek. Ambil contoh Susi Susanti. Memulai karir bulutangkis di usia 14 tahun, Susi memutuskan untuk gantung raket di usia 27 tahun. Artinya rentang waktu produktifnya sebagai atlet hanya 20 tahun saja.
Pemerintah Indonesia memberikan honorarium untuk atlet-atlet yang tergabung dalam Program Indonesia Emas (Prima). Besaran honorarium bervariasi untuk atlet utama Rp10juta per bulan, atlet muda Rp8juta per bulan, atlet pratama Rp6juta per bulan, dan atlet paralimpiade Rp8juta per bulan. Selain honorarium, atlet juga akan menerima bonus jika memenangkan kejuaraan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Besaran bonus bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran Rupiah! Jangan dulu silau dengan pendapatan besar para atlet. Mereka harus berlatih keras setiap harinya untuk bisa mencapai prestasi. Wajar kalau mereka diganjar dengan sejumlah bonus yang besar.
Dengan rentang waktu produktif yang pendek, para atlet harus pintar mengatur keuangannya agar bisa tetap sejahtera di masa tua.
Memisahkan penghasilan rutin dan bonus prestasi
Atlet memiliki dua macam penghasilan: rutin dan bonus prestasi. Penghasilan rutin dari honorarium bisa dialokasikan untuk pengeluaran bulanan. QM Financial biasanya membagi pengeluaran bulanan ke dalam 5 pos untuk memudahkan pengelolaan. Sementara itu, bonus prestasi bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif.
Baca juga: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Membangun aset aktif sejak muda
Jumlah bonus yang cukup besar bisa dialokasikan untuk membangun aset aktif yang nantinya akan bisa memberikan penghasilan pasif. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih atau dikombinasikan.
- Bisnis. Bisnis merupakan aset aktif dengan potensi imbal hasil tertinggi. Kita bisa memilih membangun bisnis sendiri atau membeli franchise dari bisnis yang sudah berjalan dengan baik. Susi Susanti memilih untuk membangun aset aktif berupa bisnis. Sempat menjajal berbagai bisnis, kini Susi memiliki usaha produksi peralatan olahraga dengan merk Astec dan beberapa cabang sport massage.
- Properti. Properti bisa berupa rumah, apartemen atau ruko yang disewakan, maupun kios di pusat perbelanjaan. Properti yang disewakan ini bisa menjadi penghasilan bulanan setelah pensiun menjadi atlet. Liliana Natsir – pebulutangkis ganda campuran pemenang Olimpiade Rio 2016 – memilih untuk berinvestasi di properti. Investasi ini sudah dimulai sejak dia berusia 20 tahun.
- Surat berharga. Aset aktif berupa surat berharga terdiri dari berbagai portofolio seperti obligasi, saham, dan kontrak penempatan dana. Surat berharga mampu memberikan hasil investasi yang efisien tanpa perlu terlibat langsung dalam bisnis. Investor akan mendapatkan penghasilan pasif berupa dividen dan juga bisa menikmati capital gain. Meski terbilang efisien dan praktis, calon investor perlu belajar banyak tentang seluk-beluk surat berharga sebelum mulai berinvestasi dan bisa menghasilkan penghasilan pasif dari sini.
Memiliki proteksi
Proteksi berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa bagi mereka yang memiliki tanggungan, wajib dimiliki. Selain itu, ada juga proteksi sebagai pekerja. Beruntung, pemerintah Indonesia sudah memfasilitasi jaminan sosial kesehatan dan tenaga kerja melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Pastikan para atlet terdaftar ya!
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, sejahtera di masa tua bagi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa bisa diwujudkan.
QM Financial
Ayo Jadi Generasi Milenial Yang Siap Pensiun
Dana pensiun memang berkaitan dengan masa tua. Namun bukan berarti urusan dalam menyiapkan dana pensiun ini hanya penting bagi generasi tua saja. Justru bagi generasi milenial yang masih berusia di bawah 30 tahun, sekarang inilah saat yang paling tepat untuk menyiapkan dana pensiun.
Secara logika, tentunya kita tidak ingin mengalami kesulitan finansial di saat pensiun nanti. Siapkan dana pensiun selagi masih produktif dan mengatur keuangan kita dengan baik, agar kita bisa menikmati masa pensiun dengan nyaman.
Namun kenyataannya, masih banyak generasi milenial yang menunda-nunda dalam menyiapkan dana pensiun. Entah karena belum terpikirkan betapa pentingnya menyiapkan dana pensiun selagi muda atau memang mereka sudah tidak mempunyai sisa dari penghasilan yang bisa disisihkan untuk menabung.
Merencanakan masa pensiun tidak hanya sekedar memastikan penghasilan untuk masa tua tetapi ada beberapa hal lain yang harus diperhatikan. Berikut tips agar kamu bisa hidup nyaman saat masa pensiun nanti.
- Hindari perilaku konsumtif. Generasi milenial yang serba praktis, modern dan mobile cenderung konsumtif. Untuk menghindarinya, kamu harus membuat skala prioritas antara kebutuhan dan keinginan. Sederhananya, kebutuhan itu diperlukan dan harus dipenuhi, sementara keinginan bukanlah sesuatu yang urgent dan bisa ditunda. Oleh karena itu, kebutuhan memiliki prioritas lebih tinggi. Jika kamu ingin menghindari perilaku konsumtif, mulailah untuk memprioritaskan kebutuhan. Jika kebutuhan sudah tercukupi, keinginan pun bisa dipenuhi apabila terdapat dana sisa.
- Lunasi utang. Perilaku konsumtif seringkali berujung pada utang. Utang ini bisa berupa pinjaman pada saudara, bank atau kartu kredit. Anggapan bahwa bahwa gaji bulanan yang didapat bisa digunakan untuk membayar utang tentu tidak salah. Namun jika kita tidak pandai mengelola keuangan, utang kecil pun bisa menjadi besar. Oleh karenanya, segera bayar utang sekecil apapun agar tidak menumpuk dan kamu bisa fokus untuk menyiapkan dana pensiunmu.
- Siapkan Dana Darurat. Dana darurat sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga. Jika kamu sakit atau ada keluarga yang memerlukan bantuan finansial, maka dana darurat ini bisa digunakan sewaktu-waktu. Dana darurat ini bisa kamu siapkan dengan cara menabung atau berinvestasi. Kamu yang single cukup menyiapkan dana darurat sebesar 4 kali pengeluaran bulanan.
- Mulai berinvestasi. Investasi merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam menyiapkan dana pensiun. Banyak produk investasi yang bisa kamu pilih, salah satunya adalah reksa dana. Selain menguntungkan, reksa dana adalah jenis investasi yang mudah dilakukan karena dikelola oleh manajer investasi. Kamu cuma perlu menyetor dana ke perusahaan manajer investasi. Selanjutnya, mereka yang akan mengelola dana investasimu. Kamu juga tak perlu modal jutaan untuk berinvestasi di reksa dana. Ada lho manajer investasi yang memperbolehkan kita berinvestasi mulai dari Rp50.000 saja! Setara dengan secangkir kopi di kedai favorit kan?
Baca juga: Investasi Untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu!
Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk persiapan masa pensiun. Jangan ragu untuk mulai menyiapkan masa pensiun dari sekarang agar kamu bisa hidup nyaman di masa depan. Ayo tunjukkan kalau kamu bisa jadi generasi milenial yang siap pensiun.
Nita Kurniawati
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Masa pensiun memang tidak bisa dihindari. Usia pensiun identik dengan fisik yang makin lemah sehingga penyakit lebih mudah muncul, menjadi pelupa dan merasa tidak berguna. Sebenarnya pikiran buruk mengenai pensiun tersebut dapat dihilangkan dengan menambah pikiran positif mengenai pensiun.
Seperti apa sih pikiran positif mengenai pensiun? Pensiun seharusnya menjadi masa yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu. Masa istirahat setelah lelah bertahun-tahun bekerja. Kala tak lagi bekerja, kita membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari. Itulah pentingnya menyiapkan dana pensiun.
Baca juga: Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Setengah Harga Sepatu
Namun selain persiapan dana pensiun, kita membutuhkan persiapan yang lain yang tak kalah penting, yaitu persiapan fisik dan emosional. Saya sering mengamati mereka yang sudah pensiun di sekeliling rumah tempat saya tinggal. Mereka terlihat segar dan ceria menjalani harinya. Walau rambut mulai berubah warna, namun semangat mereka masih terasa. Mereka rutin berolahraga, aktif dalam setiap organisasi yang dibuat bersama, saling bersilahturahmi dan rajin beribadah. Mereka terlihat menikmati masa pensiun sebagai masa yang menyenangkan. Apa saja yang bisa dilakukan untuk menjalani masa pensiun yang bahagia?
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental. Kesehatan fisik dan pikiran saling berhubungan. Dengan asupan makanan bergizi dan rutin berolahraga, kita membuat badan selalu sehat dan mencegah munculnya penyakit degeneratif di hari tua.
- Kembangkan Hobi Yang Tertunda. Di masa produktif, waktu untuk mengerjakan hobi seringkali kalah oleh rutinitas bekerja. Pensiun adalah saat yang tepat untuk kembali menjalani hobi. Siapa tahu berawal dari hobi bisa jadi rezeki untuk menambah penghasilan di masa pensiun.
- Menjaga Hubungan Baik. Manusia adalah makhluk sosial. Kita perlu bersosialisasi dan berinteraksi satu sama lain. Walaupun sudah pensiun, sebaiknya kita tetap menjalin komunikasi yang baik dengan teman atau relasi. Sempatkan melakukan kegiatan yang dulu sering dilakukan bersama atau sekedar bertukar pikiran. Bisa jadi dengan tetap berhubungan dapat tercipta bisnis bersama.
- Luangkan Waktu Bersama Keluarga. Untuk apa kita bekerja? Tentu salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Seringkali kesibukan bekerja membuat kita lupa meluangkan waktu untuk keluarga. Di masa pensiun, dengan kebebasan waktu yang ada, kebersamaan keluarga bisa kembali dibangun.
- Perkuat Ibadah. Pensiun juga menjadi masa untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Perbanyak ibadah yang mungkin selama ini kita lewatkan karena padatnya jadwal kerja. Dengan begitu, kita akan mendapatkan ketenangan batin.
Masa pensiun seharusnya menjadi masa untuk sepenuhnya menikmati hidup. Masa yang bahagia dan sejahtera. Ayo siapkan dari sekarang!
Mia Damayanti
Jangan Khawatir, Rezeki Sudah Ada Yang Mengatur
“Jangan khawatir, rezeki sudah ada yang mengatur”
Inilah jawaban yang saya dapatkan saat mengajukan pertanyaan seputar pengelolaan keuangan freelancer kepada Fairuzul Mumtaz, seorang konsultan buku lepas yang saat ini berdomisli di Yogyakarta. Meski freelancer identik dengan job yang tidak pasti – kadang ramai, kadang sepi – Fairuz tak pernah khawatir sepi order. Fairuz mengaku tak pernah kekurangan job. Pekerjaan selalu ada, tinggal kita malas atau tidak mengerjakannya.
Mengkhawatirkan ada tidaknya order besok, itu artinya menghina Tuhan, begitu katanya. Meski tak khawatir akan datangnya order, Fairuz mengaku khawatir akan pengelolaan keuangan keluarganya, tentang bagaimana sebaiknya menabung dan berinvestasi untuk masa depan.
Apakah kamu punya kekhawatiran yang sama?
Ada banyak jalan rezeki. Ada yang memilih bekerja sebagai wirausahawan atau karyawan. Ada pula yang yang memilih menjadi freelancer seperti Fairuz. Sebagai seorang freelance konsultan buku, sehari-harinya Fairuz bekerja di garasi rumah yang ia sulap menjadi kantornya.
Fairuz menyediakan jasa end to end pengerjaan buku. Mulai dari menulis naskah, proof reading, editing, desain & layouting, perijinan (ISBN) hingga mengurus ke percetakan. Fairuz juga masih menyediakan waktu untuk mengajar teknik-teknik penulisan kepada mereka yang tertarik belajar. Semua dilakukannya di garasi rumahnya di daerah Bantul,Yogyakarta.
Prinsip Fairuz, seorang buruh harus punya banyak bos. Itulah yang membuat pekerjaan selalu mengalir kepadanya. ‘Bos-bos’ ini didapatkannya dari hasil membangun jaringan. Menjalani pekerjaan freelancer sejak 2008, Fairuz sudah membangun jaringan penulis dan penerbit sejak masih berstatus sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Setelah lulus, ia sempat mengelola Radio Buku, sebuah radio tentang dunia literasi berbasis internet. Pekerjaan ini memperluas jaringannya di luar Jogja, terutama Jakarta. Jaringannya juga diperkuat oleh sang istri, Tikah Kumala, yang sebelumnya bekerja sebagai editor sebuah penerbit di kota yang sama.
Dalam mengelola keuangan keluarganya, Fairuz menganut manajemen keuangan Lillahi ta’ala, artinya kurang lebih ikut kehendak Gusti Allah. Fairuz percaya, selama kita giat, pekerjaan atau rezeki akan selalu ada. Tapi pekerjaan rumahnya adalah apakah kita mengelola rezeki dengan benar? Apakah bisa menabung atau berinvestasi untuk masa depan?
Selama ini, Fairuz sudah membuat rekening terpisah untuk keperluan masa depannya. Honor yang cukup besar ditransfer ke rekening ini. Sayangnya, beberapa kali rekening ini terpaksa dijebol saat terjadi keadaan darurat atau untuk memenuhi biaya sosial yang tinggi.
Meski mengaku bidang literasi seperti yang digelutinya selama 10 tahun terakhir ini adalah salah satu passion-nya, Fairuz menganggap freelance bukan pekerjaan selamanya. Tidak menutup kemungkinan untuk menjadi pekerja kantoran jika ada kesempatan untuk mengekspresikan bakat kreatifnya. Mungkin saja saat menjadi karyawan, biaya sosial bisa lebih rendah karena waktu luang yang terbatas sehingga tidak sempat terlalu banyak berkomunitas. Lagipula, seorang karyawan lebih mudah mendapatkan persetujuan kredit (terutama KPR) dibandingkan freelancer kan?
Rezeki memang sudah ada yang mengatur. Namun, kitalah yang harus belajar mengelola rezeki yang sudah kita terima untuk kebutuhan masa kini dan masa depan. Sebagai langkah awal agar rekening untuk keperluan masa depannya tak lagi dijebol, Fairuz perlu membuat Dana Darurat.
baca juga: Tentang Dana Darurat
Ayo coba cek apakah target Dana Daruratmu sudah terkumpul? Apapun struktur rezekimu, pastikan kamu terus meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.
Your money, your choice, your responsibility.
Fransisca Emi