5 Hal tentang Alokasi Arus Kas di Masa Karantina Mandiri
Apa kabar kamu yang masih karantina mandiri? Semoga masih survive lahir batin sampai hari ini. Salah satu hal keuangan yang harus kamu sesuaikan selama masa karantina mandiri (yang sudah diperpanjang) ini adalah alokasi arus kas kamu.
Bisa ngebayangin nggak sih, sudahlah badan kurang sehat, eh … keuangan ternyata juga enggak mendukung.
QM Financial sudah beberapa kali membuat artikel dan juga sharing di media sosial mengenai betapa pentingnya mengatur keuangan dan terutama soal alokasi arus kas ini. Salah satu tujuan terbesarnya adalah agar keuangan bisa menjadi pendukungmu untuk keep going and surviving, alih-alih menjadi bakal masalah yang bikin tambah runyam.
Itu harapannya.
So, sekarang rutinitas hidup kita berubah. Yang tadinya berangkat ke kantor untuk bekerja, sekarang harus kerja dari rumah. Yang sekolah, juga harus menjalani pendidikan secara online. Begitu juga beribadah, kita beribadah sendiri-sendiri di rumah.
Yes, semua berubah. Tak pelak, kita pun harus menyusun lagi kebiasaan-kebiasaan kita, termasuk dalam hal keuangan. Apa saja yang berubah dan harus diubah, dalam arti disesuaikan?
5 Hal Alokasi Arus Kas yang Harus Disesuaikan di Masa Karantina Mandiri
1. Cicilan utang
Apa kabar cicilan utangmu? Masih berapa lagi tagihannya?
Alokasi arus kas yang paling penting memang ada di pos cicilan utang. Jadi, kalau kamu mau mengatur ulang, di pos ini kamu bisa memulainya. Kalau kamu kewalahan lantaran bisnis atau pekerjaanmu terimbas oleh pandemi ini, kamu bisa mengajukan keringanan pada pihak pemberi pinjaman.
Pemerintah sendiri menjanjikan kelonggaran pelunasan kredit hingga satu tahun bagi para pekerja informal. Bagaimana dengan kita, orang kantoran, yang bergaji UMR, bukan pekerja informal tapi gaji juga nggak gede-gede amat? Selamat! Kita sudah dianggap mampu untuk mengatur keuangan kita sendiri, tanpa harus dibantu oleh pemerintah. Jadi, coba cari jalan untuk bisa mengulur waktu.
Toh, dengan kondisi seperti ini, pihak pemberi pinjaman kemungkinan besar juga akan memahami. Semua orang terimbas kan? Jadi, tak ada salahnya meminta keringanan jika memang kamu kewalahan.
2. Efisiensi belanja
Salah satu opsi mengubah alokasi arus kas yang bisa kamu lakukan adalah menurunkan standar kualitas hidup untuk sementara waktu. Kalau tadinya apa-apa harus merek super, sekarang bolehlah diturunkan sedikit. Misalnya, beras juga enggak harus grade A, grade B pun masih enak kok dimakan. Harganya lebih bersahabat. Bisa dipakai untuk tambahan lauk yang bergizi.
Selain itu, coba efisien dan efektifkan waktu belanja. Cukup belanja sekali seminggu, tanpa mesti menimbun. Bagi-bagilah dengan sesama yang lain. Mereka juga punya kebutuhan yang sama. Buatlah daftar kebutuhan, and stick to it! Segera pulang setelah selesai belanja.
Seminggu kemudian, kita bisa keluar dan belanja lagi. Cukupkan perbekalan hasil belanja kali ini untuk seminggu.
Bisa kan? Bisa dong.
3. Sosial
Alokasi arus kas untuk pengeluaran sosial juga bisa berubah. Tanpa menghilangkannya sama sekali, kita bisa mengalihkannya ke bentuk solidaritas pada sesama yang membutuhkan. Apalagi jika kamu memang punya lebih.
Seperti tempo hari, ada gerakan untuk membelikan makanan untuk para driver ojol. Nominalnya mungkin kecil, tapi efeknya bagi mereka yang butuh pasti sangat besar.
Kamu juga bisa ikut merawat tetangga kiri kanan, atau saudara, yang sudah lanjut usia. Kalau mau ke supermarket, sekalian deh tanya, mereka butuh apa? Sekalian dibelanjain.
Pengeluaran sosial justru tidak boleh dikurangi di masa sulit seperti ini. Percaya deh, kalau kita punya solidaritas tinggi terhadap sesama, pasti nanti suatu saat kebaikan itu akan kembali juga pada kita.
4. Cek investasi
Apa kabar investasimu? Apakah kamu sedang menekuri nasib lantaran investasi sahammu bergerak ke arah yang kurang menyenangkan?
Tenang. Jangan terburu-buru untuk panik dulu. Ingatlah untuk selalu balik lagi ke #TujuanLoApa, dan rencana semula. Kamu investasi untuk apa? Berapa lama? Lakukan analisis, apakah dengan jangka waktu sekian itu, investasimu masih aman? Jika memang waktunya masih panjang, kamu enggak perlu panik. Sejarahnya, grafik investasi memang selalu berfluktuasi, sehingga nanti akan bounce back juga pada waktunya.
Namun, jika sekarang kamu butuh dananya, maka boleh saja kamu pertimbangkan untuk dicairkan. Perhitungkan untung ruginya dengan saksama ya.
5. Lifestyle
Kalau dalam alokasi arus kas biasanya, kamu bisa “menghabiskan” 20% dari gaji untuk pos lifestyle. Nah, sekarang kamu perlu cermati kembali. Bisakah dihemat lagi? Mungkin mereknya yang harus diganti dari grade A menjadi grade B? Atau bahkan bisa ditunda saja?
Toh, kamu akan lebih banyak melewatkan waktumu di rumah kan? Pos buat nongkrong di kafe mungkin bisa kamu alihkan untuk menambah kuota internet untuk memperlancar kerjaan.
Cek lagi ya, di setiap posnya.
Hidup memang lagi berubah. Alokasi arus kas juga akan berubah, menyesuaikan kondisi. Namun, kita pasti bisa mengatasinya. Intinya: catat ulang semua pengeluaranmu, sehingga kamu akan menemukan polanya lagi.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mengatur Gaji UMR 2020 Supaya Cukup Sebulan? Bisa!
Berdasarkan surat edaran Menteri Ketenagakerjaan bernomor B-M/308/HI.01.00/2019, di bulan November 2019 yang lalu, para gubernur di 34 Provinsi di Indonesia secara serentak mengumumkan kenaikan gaji UMR di wilayah masing-masing. Apa kabar gaji UMR Jakarta nih?
Kenaikan gaji UMR ini berdasarkan pada laju inflasi nasional yang mencapai 3,39% dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%. Dengan demikian, diputuskan ada kenaikan gaji UMR 2020 bagi pekerja di Indonesia sebesar 8,51%.
Kalau menurut hitungan, berarti seharusnya sih di tahun 2020 ini, gaji UMR Jakarta itu sebesar Rp4.267.349.
Apakah ini kabar gembira untukmu?
Bisa jadi, tapi harus kamu ingat. Bahwa kenaikan gaji UMR secara nasional ini diputuskan atas dasar inflasi. Sehingga enggak cuma gaji kamu saja yang naik, barang-barang kebutuhan pokok juga akan naik. Belum lagi uang sekolah, harga rumah, dan lain sebagainya.
Sudah harus mengelap keringat di dahi sekarang? Well, no worries. Gaji besar ataupun kecil sebenarnya enggak masalah, yang penting bagaimana kita bisa mengaturnya dengan bijak. Termasuk jika sekarang kamu menerima gaji UMR Jakarta.
Punya gaji UMR terus merasa paling menderita, sengsara, nelangsa? No, no. Enggak. Bahkan dengan gaji UMR pun, kamu seharusnya masih bisa menabung dan investasi kok.
Bagaimana caranya?
5 Langkah Mengatur Gaji UMR
1. Pisahkan dalam 5 pos pengeluaran
Di QM Financial, kami memisahkan pos-pos pengeluaran dalam 5 jenis, yaitu:
- Cicilan dan utang, hanya boleh maksimal 30% dari penghasilanmu. Jadi–kalau mau pakai UMR Jakarta sebesar Rp4.267.349, maka maksimal kamu hanya mampu mempunyai cicilan sebesar Rp1.280.204,7. Jangan lebih ya, ini adalah besarnya maksimal cicilan semua utang: kartu kredit, cicilan gawai, panci, sampai KPR sekalipun.
- Tabungan dan investasi, sebesar 10 – 30% dari penghasilan bulanan. So, untuk gaji UMR Jakarta, seharusnya sih kamu bisa menyisihkan minimal Rp426.734,9. Bulatkan ke Rp500.000 deh. Bisa kan? Bisa dong. Pilihlah instrumen tabungan dan investasi yang sesuai dengan profil risikomu. Kalau masih pemula, kamu bisa simpan di deposito atau di Reksa Dana Pasar Uang, yang lebih minim risiko.
- Pengeluaran sosial, seperti zakat, donasi, dan sebagainya. Besarnya tergantung pada aturan masing-masing. Ada zakat yang 2,5%, ada persepuluhan untuk yang beragama Nasrani.
- Pengeluaran rutin, untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti token listrik, pulsa, makan, transportasi, dan sebagainya. Sebagai karyawan, kamu perlu waspada terhadap pengeluaran transportasi. Coba baca artikel mengenai tip hemat pengeluaran transportasi di web ini ya. Siapa tahu kamu bisa mendapatkan pencerahan. Besarnya pengeluaran rutin ini maksimal banget adalah 40% dari penghasilanmu. Jadi, dengan gaji UMR Jakarta 2020, anggaran seharusnya sih enggak lebih dari Rp1.706.939,6. Yes, kamu harus benar-benar berhemat di pos ini ya. Hiduplah sewajarnya. Pasti bisa kok!
- Pengeluaran lifestyle, tempat segala dosa keuangan bisa ditemukan. Boleh kok kalau kamu pengin nongki-nongki di weekend bareng teman-temanmu. Kan, harus piknik ya, biar enggak stres? Tapi, bujetmu jangan sampai melebihi 20% dari penghasilanmu, yaitu sebesar Rp853.469,8 untuk gaji UMR Jakarta. Ini udah maksimal banget ya!
Jadi, sudah berapa banyak uangmu yang masuk ke pos-pos? Nggak bersisa ya? Enggak apa-apa, sembari jalan kamu bisa berhemat lagi di sana-sini. Sesuaikan saja dengan kondisi.
Semangat ya!
2. Investasi dan menabung di awal
Agar kamu tetap bisa menabung meski kamu hanya punya gaji UMR saja, maka menabunglah di depan. Jangan tunggu sisa uang, karena bakalan susah deh nyisain uang. Apalagi hidup di Jakarta. Bener nggak nih?
Jadi, enggak ada alasan, “Gajiku kecil, buat kebutuhan hidup aja kurang. Mana bisa investasi?” Bisa kok, bisa.
Kamu tahu enggak, beli reksa dana sekarang bisa dengan Rp100.000 saja. Bahkan ada juga kok yang lebih murah lagi. Hanya saja, kamu memang perlu lebih smart dalam memilih ya. Sekali lagi, sesuaikan dengan profil risikomu.
3. Buat dana darurat
Jangan lupa untuk membuat dana darurat. Nah, agar tabunganmu bisa konsisten, kamu memang perlu memberinya judul. Kalau kamu menabung tanpa “judul”, maka motivasimu mungkin akan kurang maksimal.
Jadi, ingat selalu #TujuanLoApa.
Untuk yang pertama, kamu perlu membuat dana darurat dulu dengan tabunganmu. Untuk kamu yang masih lajang, besarnya adalah 4 x pengeluaran bulanan. Nah, kamu bisa membaca trik mengumpulkan dana darurat di artikel ini.
4. Punya rekening tambahan
Untuk mempermudah dalam pengelolaan keuangan pribadi dengan gaji UMR ini, kamu harus punya metode. Ada beberapa cara yang bisa kamu pakai sih, tergantung kamu nyamannya yang mana.
Bisa pakai amplop-amplop, bisa juga kamu membuat rekening tambahan khusus selain rekening tempat kamu biasa menerima gaji. Rekening tambahan ini bisa kamu fungsikan sebagai rekening tabungan, atau malahan sebagai rekening khusus belanja.
Jadi, setiap kali hendak belanja, kamu transfer ke rekening tambahan. Begitu uang di situ sudah habis, maka setop belanja sampai tiba gajian berikutnya.
5. Seminggu sekali aja ke ATM
Nah, ini sih trik langsung dari Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial. Kalau mau pengin lebih bisa mengendalikan keuanganmu, ke ATMlah seminggu sekali saja. Ambil uang sesuai bujet, lalu hiduplah dengan uang itu sampai tiba waktunya ke ATM lagi minggu depan.
Bisa? Bisalah. Asalkan kamu sudah membuat bujet bulanan juga ya, sebagai patokan.
Nah, ternyata simpel kan, mengatur gaji UMR ini? Apalagi gaji UMR Jakarta, bisa bangetlah diatur.
Selanjutnya, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk menambah penghasilan.
Semangat ya, untuk tahun 2020!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Cerdas Mengelola Bonus Karyawan
Bonus karyawan barangkali adalah hal lain yang sangat diharapkan dan ditunggu ya, selain gaji. Satu, karena bonus bisa dianggap sebagai apresiasi perusahaan terhadap kinerja kita, sehingga kita pun akan merasa bahagia jika hasil kerjanya diakui. Kedua, tentunya karena bonus–terutama yang berupa uang–pasti akan banyak gunanya bagi kita.
Tapi, eits. Jangan buru-buru pergi ke mal atau langsung pesan tiket pesawat untuk berlibur begitu menerima bonus karyawan ini.
Ada beberapa hal lain yang lebih penting ketimbang sekadar belanja-belanji atau liburan yang bisa kita penuhi dengan memanfaatkan bonus karyawan yang kita terima lo, dan kaitannya dengan masa depan kita yang lebih panjang.
Yuk, kelola bonus karyawan dengan cerdas, dengan memprioritaskan beberapa hal berikut terlebih dahulu sebelum kita belanja atau liburan.
5 Prioritas yang Harus Dipertimbangkan Terlebih Dahulu Saat Menerima Bonus Karyawan
1. Lunasi Tagihan dan Utang
Yang pertama pastilah utang. Coba cek, berapa banyak utang yang kita punya?
Jika kita punya utang kartu kredit dan bisa langsung dibayar lunas dengan bonus karyawan yang kita terima, maka lebih baik langsung saja bayarkan penuh. Siapa sih yang tak mau merdeka dari utang, terutama utang kartu kredit? Fyuh, rasanya seperti terbebas dari penjajahan lo!
Karena itu, utang kartu kredit menjadi prioritas utama kalau kita menerima bonus.
Kalau tak punya utang kartu kredit, adakah utang lain yang bisa dicicil dengan nominal yang lebih besar demi mempersingkat waktu cicilan? Coba cek ya, dan segera alokasikan dana untuk membayarnya dari bonus karyawan yang kita terima.
Kedua, adakah tagihan tahunan yang masih menjadi kewajiban kita tahun ini? Misalnya saja, pajak kendaraan? Pajak Bumi dan Bangunan? Atau pajak-pajak tahunan yang lain?
Kalau iya, segera alokasikan pula dana dari bonus yang kita terima tersebut.
2. Sisihkan untuk Dana Darurat
Prioritas kedua adalah menambah dana darurat. Tahu kan, apa pentingnya dana darurat?
Dana darurat adalah salah satu hal paling dasar yang mesti kita siapkan dalam perencanaan keuangan kita. Besarnya dana darurat dan apa manfaatnya, sudah pernah dijelaskan juga di situs ini. Pastinya, sudah tak perlu lagi diuraikan panjang kali lebar kali tinggi lagi kan?
Untuk memenuhi target dana darurat, kita bisa menutupnya dengan mengalokasikan sebagian bonus karyawan yang kita terima, setelah utang dan tagihan terpenuhi.
Coba deh, selain merdeka dari utang dan juga tagihan, punya dana darurat yang cukup itu bikin hidup jadi terasa sangat nyaman dan aman.
3. Tambah Investasi
Prioritas ketiga yang perlu kita pertimbangkan setelah menerima bonus karyawan adalah menambah pundi-pundi investasi. Bisa dengan menambah jenisnya–yang tentu saja dipertimbangkan bagaimana mengelola investasi ini ke depannya–atau top up investasi yang selama ini sudah dijalankan.
Besarnya berapa? Jika memang ada alokasinya, sisihkan 10 – 30% dari bonus karyawan yang kita terima untuk menambah investasi ini, sembari menganalisis lagi portofolio yang sudah kita punya.
4. Pengeluaran Sosial
Juga, adakah pengeluaran sosial yang harus kita penuhi dan membutuhkan dana yang besar? Kalau ada, yuk, sisihkan sebagian bonus karyawan yang kita terima untuk keperluan sosial ini.
Kita bisa menyalurkannya melalui badan-badan sosial supaya benar-benar sampai pada mereka yang membutuhkan. Dengan menyisihkan dana sosial, penghasilan kita ke depannya juga akan semakin berkah lo!
Jadi, setelah prioritas-prioritas lain yang lebih urgent sudah dipenuhi, jangan lupa untuk bersedekah ya.
5. Manjakan Diri!
Nah, kalau semua hal di atas sudah terpenuhi dengan baik, baru deh, mari kita pikirkan apa yang pengin kita lakukan atau nikmati dengan “sisa” bonus yang kita punya, jika ada.
Mau liburan? Ayo, segera cari tiket dan pesan hotel. Kalau ada voucher promo, jangan lupa juga untuk dimanfaatkan. Lumayan kan, bisa liburan lebih murah. Mau belanja ke mal? Coba cek, kapan ada jadwal sale. Mau beli kamera untuk menyalurkan hobi fotografi? Coba cek juga, toko mana yang menjual kamera kualitas baik dengan harga yang terjangkau.
Atau, mau langsung ke salon dan spa saja untuk perawatan demi meringankan stres akibat pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari? Ide bagus juga tuh.
Dengan menempatkan kewajiban dan prioritas penting seperti poin-poin di atas, kita pasti bisa memanfaatkan dan mengelola bonus karyawan yang kita terima dengan tidak sia-sia. Banyak kebutuhan hidup yang lebih penting dari sekadar hore-hore namun akhirnya jadi huru-hara kan?
Tertarik mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.