Apa Itu Kredit Tanpa Agunan? Simak Penjelasan Lengkapnya Dulu!
Seberapa sering kamu mendapat tawaran kredit tanpa agunan? Atau, jangan-jangan malah kamu sudah menjadi debitur?
Punya banyak mau sepertinya memang jadi sifat naturalnya manusia. Seiring waktu, maunya juga bertambah banyak. Kebutuhan meningkat, seiring perubahan kondisi. Belum lagi ada inflasi yang kadang juga ikut bertingkah. Kebutuhan manusia memang tak pernah ada habisnya, sayangnya kadang hal ini tidak disertai dengan sumber daya yang mencukupi.
Boro-boro ikut meningkat seiring bertambah banyaknya kebutuhan. Cukup saja kadang juga jauh.
Di situlah kemudian muncul “kebutuhan” untuk berutang. Salah satu bentuk utang yang sering ditawarkan oleh penyedia jasa layanan keuangan adalah kredit tanpa agunan.
Banyak yang menyebutkan, bahwa produk pinjaman tanpa agunan ini memiliki banyak keunggulan. Nah, utang memang tidak dilarang. Namun, sebelum kamu benar-benar mengajukan pinjaman dana pada kredit tanpa agunan, ada baiknya kamu pahami dulu cara kerja produk ini. Mengapa? Supaya—kalau memang dibutuhkan—kamu bisa mengelolanya dengan bijak, sehingga manfaat bisa optimal tanpa harus terjerumus menjadi utang yang menjerat.
Apa Itu Kredit Tanpa Agunan?
Kredit, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur. Sedangkan agunan adalah jaminan. Dengan demikian, bisa disimpulkan dengan cukup mudah, bahwa kredit tanpa agunan adalah produk pemberian pinjaman dana yang skema pengembaliannya dengan cara diangsur atau dicicil, tanpa memerlukan jaminan.
Kredit Tanpa Agunan, atau KTA, umumnya dimanfaatkan untuk pengajuan kredit demi memenuhi berbagai kebutuhan nonproduktif. Misalnya, untuk membiayai liburan, renovasi rumah, membeli berbagai macam barang, dan sebagainya.
Lembaga pembiayaan, misalnya seperti bank, biasanya memberikan pinjaman dengan kisaran Rp5 juta hingga ratusan juta rupiah, dengan tenor 3 hingga 5 tahun. Memang tenornya pendek, karena memang melayani berbagai kebutuhan jangka pendek. Tidak seperti kredit kepemilikan rumah, alias KPR, yang bisa sampai puluhan tahun.
Kelebihan Kredit Tanpa Agunan
Kredit Tanpa Agunan—seperti namanya—ditawarkan bagi nasabah yang tidak memiliki aset untuk dijadikan sebagai agunan atau jaminan. Memang di situlah kelebihan produk ini. Syaratnya lebih ringan, di antaranya:
- Tidak butuh jaminan atau agunan
- Proses pencairannya relatif lebih cepat, maksimal 14 hari kerja
- Prosedurnya juga gampang, enggak panjang seperti KPR
- Beberapa bank punya produk bundling KTA dan asuransi
- Pencairan bisa langsung ambil tunai, atau via transfer
Nah, seperti biasa, kalau ada hal yang mudah, pasti juga ada trade off-nya. Ini normal. Begitu juga dengan KTA ini. Beberapa hal yang bisa “menyulitkan” dalam KTA:
- Suku bunga relatif tinggi
- Jika KTA adalah produk dari bank, maka biasanya ada syarat wajib memiliki kartu kredit lebih dulu
- Tenor pendek, biasanya maksimal hanya 5 tahun
- Plafon jumlah pinjaman juga rendah, tidak bisa sampai ratusan juta seperti halnya kredit dengan agunan
- Ada denda yang besar jika kita terlambat mengangsur, atau mengalami gagal bayar
Nah, kalau kamu memang merasa membutuhkan, ya tidak ada larangan untuk ambil Kredit Tanpa Agunan ini. Faktanya, banyak orang bisa juga memanfaatkannya dengan baik, dan akhirnya bisa menjadi leverage alias daya ungkit agar bisa mencapai hal-hal yang di luar jangkauan.
Kamu juga bisa, tetapi wajib hati-hati. Pasalnya, jika tidak memahami cara kerjanya atau tidak mampu mengelola utang dengan baik dan bijak, alih-alih jadi daya ungkit, utang KTA justru bisa menenggelamkanmu dalam gunung utang yang tak bertepi. Tsah.
Lalu gimana dong?
Perhatikan Hal Ini Sebelum Mengambil Kredit Tanpa Agunan
1. Pahami 3 syarat utang sehat
Sudah tahu kan 3 syarat utang sehat?
- Tujuannya jelas, untuk apa utang?
- Periode yang cocok, jangka waktu penggunaan harus lebih lama dibanding jangka waktu pinjaman.
- Mampu bayar kembali
So, mau ambil Kredit Tanpa Agunan? Cek, untuk apa utangnya? Ada hal yang jelas dibutuhkan, dan tidak bisa memanfaatkan pos dana yang lain, dan juga tidak mungkin untuk menabung dulu? Apakah nanti durasi penggunaan atau pemanfaatannya lebih panjang daripada tenor pinjaman? Nantinya, bisa mengangsur dengan dana dari sumber yang mana?
Jika semua pertanyaan tersebut bisa dijawab, maka mau ambil KTA, ya silakan saja.
2. Perhatikan syarat KTA
Perhatikan syarat Kredit Tanpa Agunan yang ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman. Bisa jadi berbeda satu sama lain, tetapi syarat umum di antaranya adalah:
- Warga negara Indonesia, berusia minimal 21 tahun, memiliki identitas diri yang resmi
- Menyediakan bukti penghasilan ataupun slip gaji terakhir. Atau surat izin usaha atau praktik untuk yang profesional
- Memiliki rekening bank dan/atau kartu kredit di bank yang bersangkutan
- Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP
Silakan cek di lembaga pembiayaan terkait mengenai syarat lengkapnya ya. Penuhi semua syaratnya, jangan sampai ada yang ketinggalan.
3. Lakukan simulasi
Umumnya, pihak bank atau lembaga pembiayaan memiliki kalkulator simulasi pinjaman yang bisa kita manfaatkan untuk melihat, seperti apa gambaran pengembalian dengan cicilan nantinya.
Manfaatkan fasilitas atau fitur ini, agar kamu semakin mudah menyusun rencana pengembalian pnjaman.
4. Pinjam sesuai kebutuhan, bukan keinginan
Pinjamlah sesuai kebutuhan. Karena itu, perhitungkanlah dengan cermat.
Pinjamlah pada lembaga resmi yang sudah terdaftar dan diawasi oleh pemerintah. Kamu bisa meminjam ke bank, ataupun ke fintech pinjaman online. Untuk yang terakhir, pastikan fintech yang bersangkutan sudah terdaftar dan/atau memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan.
Jangan pernah meminjam dari mereka yang berada di luar wewenang pemerintah. Kalau ada apa-apa, urusannya panjang dan melebar ke mana-mana.
5. Miliki dana darurat dan asuransi yang memadai
Utang adalah suatu aktivitas yang penuh risiko. Karena itu, adalah penting bagi kamu untuk memastikan bahwa kamu memiliki jaring pengaman keuangan yang cukup, terdiri atas dana darurat dan asuransi.
Pastikan dana daruratmu minimal sudah 3 kali pengeluaran rutin bulanan. Pastikan juga kamu sudah memiliki asuransi wajib, yaitu asuransi kesehatan, dan bila perlu ditambah dengan asuransi jiwa.
Nah, itu dia sekilas gambaran tentang Kredit Tanpa Agunan. Semoga bisa menambah gambaran mengenai skema pinjamannya ya. Yang terpenting, selalu pastikan bahwa kamu mampu membayarnya kembali sesuai kesepakatan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kredit Pemilikan Rumah dan 5 Fakta Plus Minus yang Mesti Diketahui
Kredit Pemilikan Rumah, atau KPR, bisa menjadi salah satu cara yang paling cocok agar kita bisa mencapai tujuan finansial untuk mendapatkan rumah pertama.
Pasalnya, kalau mau beli dengan hard cash yang dikumpulkan dengan cara menabung, well, inflasi harga jadi nggak sebanding dengan kemampuan kita menabung. So, KPR bisa menjadi salah satu solusi untuk meringankan beban finansial tetapi juga tetap bisa mewujudkan impian kita.
Tentu saja, dengan catatan, kita harus punya rencana yang realistis dan komprehensif, lantaran cicilan KPR juga tak sedikit setiap bulannya. Lalu, keinget deh, sambatan seorang artis soal cicilan KPR-nya mencapai Rp250 juta sebulan dan tak bisa dibayar di awal pandemi lalu. *usep kringet*
Nah, barangkali kamu yang sedang membaca artikel ini sekarang sedang mempertimbangkan untuk mengambil kredit pemilikan rumah? Ada beberapa hal yang perlu kamu tahu seputar KPR ini sebelum akhirnya memutuskan untuk berutang. Apa saja? Yuk, kita lihat satu per satu.
Fakta Kredit Pemilikan Rumah
1. Rumah bisa langsung atas nama sendiri
Kredit Pemilikan Rumah memungkinkanmu untuk langsung memiliki rumah atas nama sendiri.
Nggak lama setelah akad kredit disetujui bank dan semua proses pengajuan kredit sudah dilalui, maka sertifikat rumah juga langsung diproses atas nama kita sendiri. Meski demikian, sertifikat ini biasanya masih harus disimpan di bank yang bersangkutan lantaran menjadi agunan pinjaman sampai kredit kita lunas.
Legalitasnya juga tak perlu diragukan, karena biasanya melibatkan banyak orang dan ada hukum juga yang melindungi. Pihak bank juga biasanya melakukan surveinya sendiri, sehingga mereka pun memastikan bahwa semua proses akan dijalani dengan lancar.
2. DP dulu, cicilan kemudian
Ya, kita hanya perlu menyediakan dana penuh untuk down payment dulu, sebagai syarat pengajuan kredit pemilikan rumah ke bank. Besarannya bervariasi, tetapi menurut peraturan pemerintah setidaknya 15% dari harga rumah.
Setelah DP sudah lunas, maka berikutnya tinggal merealisasikan skema pembayaran cicilan yang sudah kita buat sebelumnya. Adanya cicilan–alih-alih membayar dengan cash keras–juga bisa memperingan beban keuangan kita sehari-hari. Istilahnya, uangnya bisa dibagi-bagi deh dengan kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya.
Cicilan kredit pemilikan rumah ini memang bisa berlangsung sampai hitungan puluhan tahun. Tetapi, karena nominalnya relatif tetap, maka nilainya secara riil mengalami penurunan lantaran inflasi, atau juga penghasilan kita yang naik secara berkala. Awal mencicil mungkin terasa berat, tetapi lama kelamaan, kamu pasti bisa menyesuaikannya dengan baik.
Nah, soal besarnya DP, rata-rata orang biasa memanfaatkan momen pameran properti untuk bisa mendapatkan keringanan down payment ini. So, kenapa enggak kamu manfaatkan juga?
Lah. Kan lagi pandemi, harus mengurangi bepergian keluar? Pameran properti di zaman sekarang juga diadakan secara virtual loh! Coba cari informasinya ya.
3. Bisa menambah skor kredit
Ketika kita bisa membayar cicilan kredit pemilikan rumah dengan baik dan lancar, hal ini pun memengaruhi “rapor” kredit kita di hadapan bank.
Mungkin kamu sudah tahu, bahwa perbankan Indonesia punya satu sistem yang berisi informasi debitur-debitur “nakal” yang bermasalah dengan kredit yang mereka ambil. Setiap kali ada kasus atau masalah kredit, maka sistem ini akan diupdate. Jika kita lancar selama jangka waktu KPR, maka nama kita tidak akan muncul dalam sistem informasi ini.
Hal ini membuat bank tak segan untuk segera menyetujui segala pinjaman yang mungkin kita perlukan untuk kebutuhan lain, misalnya hendak mengambil pinjaman untuk tambahan modal usaha. Selama persyaratan dokumen sudah lengkap, maka besar kemungkinan pengajuan akan cepat dan mudah.
4. Harga riil rumah lebih tinggi
Ini mungkin sedikit dari kelemahan kredit pemilikan rumah, tapi patut juga untuk kamu ketahui sejak awal.
Karena adanya biaya administrasi, biaya-biaya tambahan lain–misalnya seperti biaya legalitas, serta adanya bunga, maka harga riil rumah jatuhnya bisa lebih mahal ketimbang kalau kita membelinya dengan hard cash.
Tetapi, sebagian besar orang bisa mengakali hal ini dengan menyewakan rumah yang masih dalam masa KPR (karena mereka juga tak harus segera menempatinya, karena satu dan lain sebab), dan kemudian mempergunakan uang hasil sewa untuk membayar cicilan. So, bisa jadi nih, pada akhirnya kamu bisa memiliki rumah secara “gratis”.
5. Prosedur cukup lama
Hal ini juga wajar terjadi, karena ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi. Selain kita harus melengkapi dokumen-dokumen yang disyaratkan, pihak bank juga butuh waktu untuk melakukan survei ke lokasi rumah yang hendak dibeli.
Belum lagi ada juga peluang untuk ditolak. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari rumah yang tak memenuhi syarat, atau dokumen kita yang kurang lengkap, atau ya itu tadi, barangkali kita punya “rapor” kredit yang kurang bagus, seperti yang sudah dijelaskan di poin 3.
Nah, sudah cukup paham kan sekarang mengenai kredit pemilikan rumah ini? Mau tahu lebih banyak? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Juga ada kelas yang diperuntukkan bagi kamu yang pengin ambil kredit pemilikan rumah secara khusus loh! Segera cek jadwal dan daftar ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.