Memperingati Hari Kartini dan Jadi Perempuan Tulang Punggung Keluarga
Selamat Hari Kartini! Hari ketika perempuan-perempuan kembali mengingat, bahwa karena perjuangan Kartini, mereka kini bisa berdaya dengan lebih kuat.
Ya, memang sih, persoalan pemberdayaan perempuan ini bisa enggak hanya diperingati setiap Hari Kartini doang. Namun, yah namanya momen, tentu harus dimanfaatkan. Mumpung Hari Kartini, yuk, kita saling menyemangati agar semakin berdaya, kuat, dan mandiri ke depannya.
Tak ketinggalan bagi perempuan-perempuan tulang punggung keluarga nih! Hari Kartini ini bisa jadi momen khusus kamu untuk berbenah diri.
Kamu-kamu yang merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga, mulai dari para single mothers, atau istri-istri yang dengan tulus ikhlas mengambil alih tugas mencari nafkah suami karena berbagai alasan, anak-anak perempuan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya dalam keluarga yang menghidupi keluarga besar, … pokoknya siapa pun yang saat ini memberikan hidup untuk bisa menanggung kebutuhan banyak orang di rumah …. Kamu semua hebat!
Enggak semua orang bisa melakukannya, tapi kamu bisa. Karena itu, artikel kali ini dipersembahkan khusus untuk kamu di Hari Kartini ini.
Perempuan Menjadi Tulang Punggung Keluarga
Perempuan sering kali menjadi tulang punggung keluarga karena berbagai sebab. Faktanya memang dalam banyak keluarga, perempuan harus memikul beban keuangan keluarga, baik sebagai penghasil utama atau sebagai pendamping penghasil utama. Saat menjadi pendamping penghasil utama, ketika pencari nafkah utamanya tak dapat lagi menunaikan tugas, maka perempuan akan mengambil alih.
Sementara, perempuan juga memiliki tugas keuangan tersendiri. Tugas keuangan perempuan di keluarga meliputi pengelolaan keuangan keluarga, memenuhi kebutuhan sehari-hari, mempersiapkan dana untuk kebutuhan masa depan, serta memikirkan kebutuhan pendidikan dan kesehatan keluarga. Semua tanggung jawab ini sering kali sangat berat bagi perempuan, karena mereka juga harus memikirkan pekerjaan rumah tangga dan peran sebagai ibu. Masih ditambah lagi dengan masalah pekerjaan.
Namun, berperannya perempuan sebagai tulang punggung keluarga ini memiliki dampak positif lho. Ketika perempuan mampu menghasilkan dan mengelola keuangan keluarga dengan baik, mereka bisa menjadi contoh bagi anggota keluarga lainnya. Apalagi jika ia adalah seorang ibu, bisa menjadi contoh yang nyata banget buat anak-anaknya.
Ingat kan, bahwa anak itu akan cenderung menirukan? Sehingga, cara terbaik untuk mengajarkan sesuatu adalah dengan mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam hal keuangan.
Selain itu, keberhasilan perempuan dalam memikul tanggung jawab keuangan bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan dalam diri mereka, serta memperkuat hubungan keluarga.
Kartini dan Perempuan Tulang Punggung Keluarga
Menjadi tulang punggung keluarga yang tangguh, artinya adalah perempuan memang bisa dan harus bisa menjadi mandiri. Utamanya, mandiri secara finansial.
Nah, soal kemandirian, perempuan sebenarnya punya role model yang kuat, yakni Ibu Kartini. Kita tahu, bahwa dalam hidupnya, Ibu Kartini memperjuangkan kemandirian perempuan melalui pendidikan dan keterampilan.
Meneladani sikap mandiri Ibu Kartini, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi perempuan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal menjalankan tanggung jawab keuangan keluarga.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meneladani sikap mandiri Ibu Kartini terkait peran sebagai tulang punggung keluarga.
Mengembangkan keterampilan dan kemampuan
Ibu Kartini sangat peduli dengan pendidikan dan keterampilan perempuan. Oleh karena itu, perempuan bisa meneladani sikap ini dengan terus mengembangkan keterampilan dan kemampuannya masing-masing. Kamu dapat memulainya di Hari Kartini ini.
Hal ini bisa dilakukan dengan membaca buku, mengikuti kursus atau pelatihan, atau bahkan memanfaatkan platform e-learning yang tersedia secara online.
Meningkatkan pemahaman tentang keuangan
Kemandirian Ibu Kartini juga bisa diwujudkan dengan meningkatkan keterampilan mengelola keuangan pribadi dan keluarga.
Hal ini bisa dilakukan dengan membaca buku tentang manajemen keuangan, mengikuti seminar atau workshop, atau memanfaatkan sumber daya online seperti situs web atau aplikasi keuangan.
Memiliki rencana keuangan yang jelas
Ibu Kartini selalu memiliki rencana dan strategi yang jelas dalam hidupnya. Demikian pula dalam mengelola keuangan, perempuan bisa meneladani sikap ini dengan membuat rencana keuangan yang jelas dan teratur.
Hal ini bisa dilakukan dengan membuat daftar pengeluaran, menyusun anggaran keluarga, serta menabung untuk kebutuhan masa depan.
Menghindari utang yang berlebihan
Sikap mandiri yang juga harus mulai dibangun—mumpung masih di Hari Kartini—adalah dengan mengelola utang secara bijak. Pasalnya, utang yang diambil tidak dengan bijak akhirnya akan dapat mengganggu kemandirian finansial, dan akhirnya bisa membahayakan rencana keuangan secara keseluruhan. Kebebasan finansial jadi bisa enggak tercapai deh.
Karena itu—utang boleh, tapi harus diperhitungkan dengan saksama. Jangan sampai berlebihan, cicilan tidak boleh lebih dari 30% penghasilan rutin setiap bulannya. Kan, enggak lucu, sudah jadi tulang punggung keluarga, eh … malah terlibat utang mencekik yang enggak ada habisnya. Mana utang konsumtif lagi, enggak jadi aset.
Menjaga kesehatan fisik dan mental
Perempuan tangguh dan mandiri yang menjadi tulang punggung keluarga harus juga dapat menjaga kesehatan fisik dan mentalnya agar selalu kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup. Jadi, jangan lupa berolahraga ya, juga makan makanan yang sehat dan bergizi, serta mengelola stres dengan baik.
Itu dia berbagai hal yang bisa dilakukan oleh para perempuan tangguh yang menjadi tulang punggung keluarga. Tentu saja, hal ini bisa dilakukan enggak hanya di momen Hari Kartini saja, tetapi juga harus dilanjutkan di hari-hari ke depannya. Karena, jadi tulang punggungnya enggak hanya hari ini kan?
Dengan meneladani sikap mandiri Ibu Kartini, perempuan bisa menjadi sosok yang tangguh dan mandiri finansial dalam menghadapi tantangan kehidupan. Selain itu, perempuan bisa menjadi contoh bagi anggota keluarga lainnya dalam banyak hal, terutama pengelolaan keuangan yang sehat dan mandiri.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Alasan Mengapa Seharusnya Perempuan Mandiri Finansial
Tanggal 8 Maret diperingati sebagai International Women’s Day–sebuah perayaan untuk memperingati persamaan hak-hak perempuan. Bukan lantas perempuan harus menguasai dunia, atau makna-makna harfiah lain. Bukan. Ini bukan kompetisi perempuan dan laki-laki, melainkan sebuah awareness bahwa kita, perempuan, harus punya daya dan kekuatan untuk melakukan apa saja yang ingin dan seharusnya kita lakukan. Menjadi perempuan mandiri finansial.
Nggak bisa mungkir kan, bahwa di suatu belahan dunia, masih ada perempuan yang belum berdaya; entah tertelikung oleh budaya, mindset, hingga dirinya sendiri. Kita harus mengakui, bahwa belum banyak perempuan mandiri di dunia ini–termasuk di Indonesia.
Sedihnya, masih banyak yang beranggapan, perempuan mandiri adalah perempuan yang enggak butuh partner hidup. Hvft, so shallow. Bukan di situ poinnya. Ada banyak alasan, mengapa seharusnya perempuan itu mandiri–apalagi perempuan mandiri finansial. Itu harus! Terlepas dari statusnya sebagai apa pun, masih lajang atau sudah berkeluarga, perempuan harus bisa mandiri finansial.
7 Alasan Mengapa Seharusnya Perempuan Mandiri Finansial
1. Bisa berperan sebagai pencari nafkah keluarga
Saat kita sudah berkeluarga, pada umumnya, tugas untuk mencari nafkah secara otomatis akan menjadi tugas utama suami, sebagai kepala keluarga. Sebagai istri, perempuan akan menjadi partner mengelola keuangan keluarga.
Itu yang jamak terjadi. However, setiap keluarga pasti punya impian, cita-cita, dan tujuan keuangan. Membebankan seluruh pemasukan hanya di pundak suami saja, tentu enggak salah–sepanjang sudah menjadi kesepakatan bersama. Tetapi, para suami ini didampingi oleh seorang perempuan mandiri finansial, pastilah keluarga akan lebih kuat keuangannya; lebih cepat mencapai tujuan keuangan.
Yang pasti, jika ada sesuatu yang menimpa pencari nafkah utama *knocks on wood* sebagai istri, seorang perempuan mandiri finansial bisa dengan sigap mengambil alih tugas sebagai pencari nafkah keluarga.
Tentunya, lagi-lagi, ini seharusnya sudah disepakati bersama ya.
2. Siap menghadapi kebutuhan yang selalu bertambah
Kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu, sesuai dengan tahapan hidup yang kita lalui. Dari lajang, menikah, kemudian jadi mahmud abas (mamah muda anak baru satu), lalu jadi dua anak, tiga anak, dan seterusnya, kebutuhan akan selalu menyesuaikan.
Jika seorang perempuan dapat mandiri secara finansial, maka ia akan dapat menyesuaikan dengan kondisi yang berubah setiap waktu. Karena seorang perempuan mandiri finansia biasanya juga paham, bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik. Dia akan dapat merencanakan langkah-langkah antisipasi, agar keuangan keluarga tetap stabil sembari memenuhi kebutuhan yang selalu bertambah.
3. Meningkatkan rasa percaya diri
Seorang perempuan mandiri finansial juga akan lebih percaya diri, karena mereka yang mandiri biasanya memiliki satu ciri khas: tidak mau tergantung pada orang lain. Mereka bisa mengambil keputusan secara bebas, berdasarkan pemikirannya dan mau bertanggung jawab atas keputusannya tersebut.
Demikian pula seorang perempuan mandiri finansial. Ia akan tahu, apa yang dimau dan diinginkannya, dan pasti tujuannya juga baik–demi keluarga, orang yang dicintainya, maupun dirinya sendiri.
4. Siap menghadapi masa pensiun
Seorang perempuan mandiri finansial akan siap menghadapi masa pensiun lebih daripada mereka yang kurang mandiri.
Biasanya ia juga sudah punya rencana, pengin menghabiskan masa pensiun seperti apa, dengan siapa, di mana, dan mengerjakan apa. Bahkan saat masuk ke usia pensiun pun, biasanya mereka juga masih akan terus berkarya, meskipun sudah tidak berorientasi pada penghasilan berupa uang lagi.
Seorang perempuan mandiri finansial siap untuk memutus mata rantai sandwich generation.
5. Bisa merdeka menentukan perkembangan diri sendiri
Tentu saja, karena mandiri secara finansial, seorang perempuan akan dapat menentukan ingin ke arah mana ia berkembang.
Pastinya setiap orang ingin bertumbuh menjadi lebih baik kan? Hal ini bisa dengan mudah dicapai jika seseorang sudah mandiri secara finansial. Kalau tidak, ya susah juga–karena untuk berkembang, kita akan butuh modal. Harus realistis kan?
6. Salah satu bentuk self love
Yash, enggak perlu memamerkan lipatan lemak di perut untuk di-posting di media sosial untuk bisa menunjukkan bahwa kita mencintai diri sendiri. Salah-salah, malah dilaporkan melanggar UU ITE. #ups
Menjadi perempuan mandiri finansial juga bisa menjadi salah satu cara untuk mencintai diri sendiri. Dengan bisa memenuhi kebutuhan sendiri, kita sudah membuktikan bahwa kita punya self love.
Kan, untuk bisa membahagiakan orang lain, kita harus membahagiakan diri sendiri lebih dulu, betul?
7. Menjadi inspirasi untuk yang lain
Tentu saja sosok perempuan mandiri finansial selalu bisa menjadi inspirasi bagi perempuan lain yang ingin berdaya juga. Bisa jadi contoh yang baik dan nyata, enggak omong doang.
Karena itu, tunjukkan bahwa kita melek literasi keuangan, dan sebarkan semangat yang sama untuk orang-orang di sekitar kita.
Yash! So, happy International Women’s Day untuk semua perempuan di dunia.
Sudah waktunya kita untuk menjadi perempuan mandiri finansial–bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, dan punya tujuan keuangan yang jelas. Karena dengan demikian, kita bisa membahagiakan orang-orang yang kita cintai, dan tentunya, diri kita sendiri.
Kamu pun bisa belajar untuk menjadi perempuan mandiri finansial dengan ikut serta di kelas-kelas finansial online QM Financial. Cek jadwalnya, dan pilih sesuai kebutuhanmu ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.