Investasi Reksa Dana: Kenali 3 Strategi Terbaik untuk Optimalkan Keuntungan
Memiliki literasi keuangan yang baik akan sangat penting di zaman sekarang. Apalagi di masa-masa yang penuh ketidakpastian ini. Pengetahuan untuk memanfaatkan berbagai produk keuangan dan pasar modal akan membantu kita memastikan, bahwa masa depan kita bisa layak dan terjamin. Salah satu produk keuangan yang bisa dimanfaatkan di sini adalah investasi reksa dana.
Cara investasi satu ini kerap direkomendasikan sebagai cara yang ramah pemula. Pertama, modal terjangkau, karena hanya dengan Rp100.000 saja, kamu sudah bisa memulainya. Bahkan ada loh, yang menawarkan modal awal Rp10.000, dan bisa dibayar via e-wallet sejuta umat. Kalau dulu, untuk investasi reksa dana, kamu bakalan butuh modal awal setidaknya Rp50 juta loh!
Kedua, adanya peran manajer investasi menjadikan instrumen ini tepercaya. Ya, tentu saja, kamu harus memilih manajer investasi yang sudah bereputasi dan berizin resmi Otoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya, kamu bisa melanjutkan investasinya sesuai pengaturan penghasilan yang kamu miliki.
Ketiga, semua bisa dilakukan secara online. No ribet-ribet club. Buka akun online, transfer, beres. Semudah itu! Nggak cuma bisa dibeli di berbagai fintech atau bank, kamu juga bisa beli reksa dana di marketplace, sambil belanja.
Keempat, produk reksa dana juga sangat beragam. Ada reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Kamu bisa memilih sesuai dengan tujuan keuangan kamu, karena masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Yes, dengan investasi reksa dana, investasi jadi terasa mudah. Asalkan komitmen, keuntungan hampir pasti bisa didapat. Mau tingkat risiko rendah atau tinggi, semua ada. Tinggal disesuaikan dengan tujuan keuangan saja.
Nah, untuk mengoptimalkan imbal hasil, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan saat investasi reksa dana. Yuk, kita lihat satu per satu.
Strategi Optimalkan Investasi Reksa Dana
Market Timing
Salah satu hal yang wajib dipelajari oleh investor pemula untuk mengoptimalkan hasil investasinya adalah menentukan waktu yang tepat kapan harus membeli produk investasi. Prinsipnya: jika kamu mulai masuk pasar ketika sedang dalam kondisi harga berada di bawah dan mulai menguat, maka peluang keuntungan besar akan bisa kamu dapatkan.
Dan sebaliknya. Kalau membeli produk investasi secara terburu-buru saat harganya meninggi—biasanya terdorong karena FOMO—potensi keuntungan justru menjadi kecil. Apalagi kalau kemudian harus dijual saat nilainya lagi di bawah.
Saat melakukan investasi reksa dana, meski sudah ada manajer investasi yang akan mengelola dana investasimu, adalah penting bagi kamu untuk tetap memantau pergerakan pasar. Terutama jika instrumen yang kamu pilih adalah reksa dana saham. Dengan belajar memperhitungkan market timing yang tepat, kamu akan tahu, kapan sebaiknya menambah modal, kapan sebaiknya melakukan rebalancing.
Lump Sum
Strategi investasi reksa dana ketiga ini adalah dengan menyetorkan seluruh dana investasi yang sudah kamu alokasikan dalam sekali waktu. Cocok banget buat yang enggak mau ribet harus bolak-balik setor ke manajer investasi, atau ke mana pun kamu membuka rekening reksa dana.
Strategi investasi reksa dana lump sum akan memungkinkanmu untuk berinvestasi dan kemudian mendiamkannya berkembang seiring waktu, sesuai dengan potensi yang sudah dianalisis sebelumnya. Dengan strategi ini, kamu tidak terlalu disibukkan dengan pantauan pergerakan pasar dalam kesehariannya. Cukup melakukan review sekali waktu, untuk melihat apakah perkembangannya sesuai dengan harapan.
Misalnya, kamu memiliki uang Rp100 juta, untuk modal menikah 5 tahun lagi. Kamu setorkan seluruh dana tersebut ke reksa dana pendapatan tetap dalam sekali transfer. Dan kemudian 5 tahun lagi kamu bisa ambil, sekaligus dengan hasil pengembangannya.
Strategi investasi ini cocok dilakukan oleh mereka yang berpenghasilan tidak tetap, yang melakukan investasi sekaligus sesuai pola penghasilan yang mereka dapatkan.
Dollar Cost Averaging
Strategi investasi reksa dana keempat yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan imbal hasil adalah dollar cost averaging.
Strategi investasi ini cara kerjanya mirip dengan cicilan atau tabungan rutin, cocok banget buat kamu yang punya gaji tetap atau berpenghasilan kecil, tetapi pengin mulai berinvestasi. Caranya, tentukan pos investasi sesuai kemampuan, rekomendasi QM Financial adalah minimal 10% dari penghasilan rutinmu. Kemudian beli reksa dana setiap bulan sesuai porsi tersebut, tak perlu memperhatikan kondisi pasar lagi naik atau turun.
Enaknya reksa dana, kamu tak harus membeli unit penuh. Kamu bisa membeli sesuai dana yang kamu miliki. Berbeda dengan saham, yang minimal harus dibeli secara satuan lot, yang 1 lotnya setara 100 lembar saham. Artinya, kalau harga sahamnya Rp4.000, ya kamu perlu uang Rp400.000 untuk membeli minimalnya. Tapi di reksa dana, tidak. Kamu punya uang Rp100.000 saja, kamu sudah bisa membeli reksa dana dan menambah portofoliomu.
Kamu bisa menentukan sendiri kapan kamu bisa rutin membeli reksa dana dengan strategi dollar cost averaging ini. Mau sebulan sekali, 3 bulan sekali, sesuaikan dengan kemampuanmu. Kebiasaan membeli secara rutin ini akan dapat menghindarkanmu dari keputusan impulsif, FOMO misalnya, dalam berinvestasi, karena kamu sudah punya timeline yang pasti.
Tip Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Nah, sudah mengenal 3 macam strategi untuk investasi reksa dana demi keuntungan optimal, sekarang, simak yuk, beberapa tip investasi reksa dana yang bisa kamu lakukan.
- Selalu ingat #TujuanLoApa, agar kamu bisa fokus pada tujuan keuangan untuk dicapai, alih-alih pengin keuntungan besar semata. Beri “judul” untuk setiap investasimu.
- Alokasikan minimal 10% dari penghasilan rutinmu untuk investasi.
- Sisihkan di awal, jangan mengandalkan sisa uang belanja, karena tidak akan pernah ada sisa.
- Tentukan jangka waktu sesuai tujuan keuangan yang ingin dicapai. Bagilah menjadi tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.
- Lakukan review berkala, untuk melihat apakah perkembangan investasi reksa dana ini sesuai dengan harapan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana: Pengertian, Keuntungan, Risiko, Jenis, dan Cara Membelinya
Investasi reksa dana biasanya menjadi rekomendasi pertama untuk kamu yang masih pemula. Hal ini terkait dengan tingkat risiko instrumen investasi “patungan” ini yang relatif lebih rendah, terutama jika dibandingkan dengan saham, apalagi cryptocurrency.
Meski dibilang relatif rendah risiko, tetapi untuk bisa mengoptimalkannya, kamu tetap mesti belajar dulu, mulai memahami apa itu arti reksa dana, apa saja jenisnya, hingga bagaimana cara membelinya.
Rumit? Tidak sama sekali. Justru, ini juga jadi salah satu alasan lain mengapa instrumen ini sering menjadi rekomendasi untuk investor pemula; karena cara investasinya sangat sederhana.
So, mari ikuti ulasan selengkapnya di artikel ini, sampai selesai.
Apa Itu Reksa Dana?
UU Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 kurang lebih menyebutkan definisi reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari pemodal, yang kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen efek, baik di pasar modal maupun pasar uang, oleh pihak yang disebut manajer investasi.
Jadi, kalau mau dijelaskan dengan bahasa awam, reksa dana itu cara kerjanya investor “menitipkan” dana investasi, “berpatungan” dengan investor-investor lainnya ke pihak yang dipercaya dan sudah berpengalaman untuk dikelola demi mendapatkan keuntungan tertentu.
Manajer investasi adalah pihak yang dititipi dana investasi untuk kemudian dibelikan berbagai macam instrumen investasi yang sesuai dengan jenisnya. Nantinya, jika ada imbal hasil, maka dana imbal hasil tersebut juga akan dikelolakan lagi, sehingga menghasilkan keajaiban dunia ketujuh yang bernama compound interest. Perkembangan kelolaan dana investasi ini kemudian dilaporkan pada investor dalam bentuk nilai aktiva bersih, yang bisa kita lihat pada aplikasi si manajer investasi.
Jenis-Jenis Reksa Dana
Kita mengenal beberapa jenis reksa dana, di antaranya:
1. Reksa dana pasar uang
Penempatan dana investasi pada reksa dana pasar uang didominasi oleh instrumen-instrumen pasar uang, minimal 80%, bertenor pendek, kurang dari 1 tahun. Misalnya seperti deposito berjangka, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga tenor pendek, dan sebagainya.
Keuntungan instrumen ini cukup stabil meski relatif tidak besar, dengan tingkat risiko yang juga sangat minim, sehingga cocok banget untuk instrumen investasi jangka pendek atau dimanfaatkan untuk menyimpan dana darurat.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Penempatan instrumen pada jenis investasi reksa dana ini paling banyak ditempatkan pada surat utang, sebesar minimal 80%. Tingkat risiko instrumen surat utang tetap relatif rendah, meskipun lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang.
3. Reksa dana saham
Penempatan dana investor akan paling banyak berada di instrumen saham, minimal 80%. Sesuai dengan pergerakan saham yang fluktuatif, maka tingkat risiko jenis investasi reksa dana ini juga akan tinggi. Meski demikian, tingkat keuntungan juga akan lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana yang lain.
4. Reksa dana campuran
Dengan investasi reksa dana campuran, kamu dimungkinkan untuk bisa berinvestasi di berbagai jenis instrumen, mulai dari produk pasar uang, obligasi, hingga saham. Tingkat risikonya sudah pasti juga disesuaikan.
Keuntungan dan Risiko Investasi Reksa Dana
Setiap instrumen investasi, selain akan memberikan keuntungan bagi investornya, juga akan membawa serta risiko. Tidak pernah ada instrumen investasi yang mampu menjanjikan keuntungan pasti dan tinggi, dengan zero risk alias tanpa risiko. Kalau ada yang menawarkan instrumen investasi dengan janji seperti ini, maka kamu perlu meningkatkan kewaspadaan karena bisa jadi itu adalah investasi bodong.
Begitu juga dengan reksa dana. Ada berbagai keuntungan yang ditawarkan, selain ada risiko yang juga harus dikelola. Karena itu, penting bagi kamu untuk paham profil risiko diri sendiri.
Keuntungan investasi reksa dana:
- Bisa mulai dengan modal yang kecil. Dengan dana Rp100.000 saja, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana. Seiring waktu, kamu bisa menambah sesuai kemampuanmu
- Tak butuh keahlian dan pengetahuan khusus, karena pada dasarnya pengelolaan akan diserahkan pada manajer investasi. Namun, kamu perlu tetap mempelajari cara kerjanya, agar kemudian kamu bisa melakukan review atas perkembangannya, sudah sesuai dengan tujuan keuanganmu atau perlu ada penyesuaian lagi.
- Mudah, karena sekarang hampir setiap manajer investasi memiliki aplikasi mobile yang memungkinkanmu berinvestasi secara online, sehingga lebih praktis. Juga tersedia marketplace reksa dana, tempat berbagai manajer investasi berkumpul. Beli reksa dana di sini akan lebih mudah; semua data juga tersedia secara lengkap.
- Pilihan produknya banyak. Dengan kepiawaianmu menyesuaikannya dengan tujuan keuangan dan jangka waktu, maka perkembangan dana investasimu akan bisa optimal.
Kerugian investasi reksa dana:
- Satu investor rugi, maka semua ikut rugi, jika manajer investasi kurang bisa mengelola dana dengan baik sehingga nilai unit penyertaan berkurang.
- Adanya risiko likuiditas yang terjadi ketika manajer investasi tak mampu mencairkan dana akibat terlalu banyaknya investor yang ingin menarik dana.
- Ada biaya pengelolaan, baik dari manajer investasinya sendiri maupun dari bank kustodian.
- Peluang manajer investasi yang disuspensi atau bangkrut, sehingga dana investasi enggak balik.
Meskipun ada beberapa kelemahan investasi reksa dana, tetapi hal ini bisa ditekan peluangnya dengan cara memilih manajer investasi yang bereputasi baik dan tepercaya. So, do your homework, lakukan riset dan analisis terlebih dulu terhadap (calon) manajer investasi sebelum kamu membeli produk reksa dananya.
Cara Membeli Reksa Dana
Sudah melakukan riset dan survei terhadap manajer investasi, sekarang kamu pun siap untuk mulai investasi reksa dana. Ikuti langkah berikut agar investasimu lancar.
1. Beli di mana?
Tentukan, mau beli produk reksa dana di mana? Mau langsung ke manajer investasi atau melalui marketplace reksa dana?
Yang pasti, pilih yang bereputasi baik ya. Kamu juga wajib untuk menelusuri fund fact sheet yang sudah disediakan. Cermati perkembangan dana kelolaannya, dan juga penempatan instrumennya.
2. Buka rekening
Untuk investasi reksa dana online, caranya enggak pakai ribet sama sekali. Bisa jadi berbeda step by step-nya, tetapi secara umum tahapan buka rekeningnya kurang lebih:
- Registrasi, isi form data diri.
- Lampirkan dokumen-dokumen persyaratan, seperti foto KTP, NPWP, foto selfie sambil memegang KTP, hingga fotokopi buku tabungan.
- Tunggu adanya tahapan verifikasi yang akan dilakukan, ada yang minta voice call/video call juga ya. So, kamu ikuti saja prosedurnya.
- Saat rekening sudah aktif, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana.
3. Beli produk
Di manajer investasi, juga akan ada berbagai produk reksa dana yang ditawarkan sesuai jenisnya. Pilihlah yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, cermati data-data yang disertakan. Lakukan simulasi perkembangan dana investasi jika perlu. Hampir setiap aplikasi reksa dana ada fitur untuk simulasi perhitungan investasi ini, so, manfaatlah dengan baik.
Jika sudah menemukan yang pas, pilih opsi “beli”, dan selanjutnya ikuti petunjuk yang ada. Ada manajer investasi yang meminta kamu untuk menyetorkan deposit sebelum mulai memilih produk. Tetapi ada juga yang memintamu untuk transfer dana setelah pembelian, sehingga kamu bisa menyetorkan sejumlah yang diminta saja. Mana yang lebih baik? Semua baik, sesuaikan dengan kondisimu.
4. Review
Selanjutnya, lakukan review berkala terhadap dana investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan. Bandingkan dengan rencana keuanganmu, apakah sudah sesuai? Jika belum sesuai, mungkin ada yang bisa kamu perbaiki lagi. Misalnya, setoran ditambah, atau bahkan memindahkan ke produk lain. Mau pindah manajer investasi? Boleh saja, asalkan sudah kamu perhitungkan.
5. Konsisten
Kunci sukses investasi, termasuk juga investasi reksa dana, adalah konsisten. So, pastikan kamu konsisten berinvestasi sesuai rencana keuangan yang sudah kamu buat.
Nah, bagaimana? Ternyata simpel kan, investasi reksa dana itu? Iya, ini memang salah satu instrumen investasi yang simpel dan menguntungkan, cocok banget buat kamu yang baru mulai berkenalan dengan berbagai produk pengembangan dana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tantangan Finansial Generasi Milenial di Era New Normal
Menjadi generasi milenial itu sungguh sesuatu. Tantangannya banyak banget. Mulai dari hal-hal yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang luar biasa, yang menciptakan godaan begitu banyak, hingga sekarang krisis akibat pandemi yang membuat kita harus lebih banyak memutar otak untuk mengatasi keterbatasan pergerakan yang membawa imbas ekonomi yang tak kalah besar.
Sungguh sesuatu.
Karena itu, berbanggalah, generasi milenial! Jika kamu dapat melewati ujian-ujian ini, di hari depan, kamu bisa menjadi generasi tertangguh yang pernah ada. Tsah.
Sekarang, kita sudah mulai berada di fase new normal, meski masa pandemi belum juga dinyatakan berakhir. Sementara kasus positif justru bertambah banyak di luar sana, tetapi kita “dipaksa” untuk segera kembali beraktivitas demi perekonomian negara yang harus pulih. Tak pelak, hal ini pun memunculkan tantangan lagi bagi kita, terutama soal finansial. Apa saja?
5 Tantangan Finansial Bagi Generasi Milenial di Era New Normal
1. Gaya hidup yang berubah
Kondisi yang berubah harus kamu respons dengan perubahan kebiasaanmu juga. Seperti gaya hidup, misalnya.
Barangkali kamu sekarang sudah mikir-mikir lagi kalau mau jajan di sembarang tempat. Mulai pula beralih lebih banyak belanja online ketimbang ikut berdesakan di mal. Cari hiburan juga lebih banyak di online. Kalaupun harus offline, kamu akan cenderung lebih berhati-hati.
Ini perubahan yang bagus, yang mungkin tanpa sadar kamu ubah demi melakukan penyesuaian diri terhadap apa yang terjadi sekarang.
Gaya hidup yang berubah akhirnya pasti juga akan mengubah rutinitas dan kebiasaan finansialmu. Pengeluaran jelas akan berubah, lantaran ada pos yang berubah juga.
Jadi, sudahkah kamu membuat catatan pengeluaran yang baru, agar kamu dapat pola keuangan yang baru juga di masa new normal ini?
2. Dana darurat harus lebih kuat
Pelajaran terpenting yang bisa kita ambil dari krisis pandemi ini adalah kita bisa survive dengan baik ketika kita memiliki dana darurat yang kuat.
So, jangan ulangi kesalahan yang sama. Saat new normal tiba–dengan pemasukanmu yang mungkin sudah mulai pulih seperti semula–jangan sampai mengabaikan keberadaan dana darurat lagi.
Ditambah lagi, secara global, perekonomian kita belum akan segera pulih, setidaknya butuh waktu 2 – 3 tahun untuk dapat kembali seperti sebelumnya. So, perjalanan menuju pemulihan akan cukup berliku, sehingga generasi milenial perlu untuk memiliki dana darurat yang memadai sebagai bekal.
Bukan mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi pada kita sih, tetapi bukankah kita harus sedia payung sebelum hujan?
3. Investasi yang lebih strategis
Generasi milenial bisa dibilang adalah generasi investor. Pertumbuhan jumlah investor–menurut data yang ada–memang tumbuh pesat belakangan, dan didominasi oleh generasi milenial.
Nah, sekarang kamu sudah tahu, bagaimana dan seperti apa situasinya ketika krisis melanda dan akhirnya berimbas ke pasar modal dan pasar uang kita. Pelajaran yang dapat kita ambil di sini adalah untuk berinvestasi, kita juga butuh strategi yang mumpuni.
Sudah bukan waktunya lagi investasi hanya ikut-ikutan, tanpa tahu dengan jelas tujuan kita sendiri apa. Sudah bukan waktunya lagi juga tak mau bertanggung jawab untuk keputusan investasi kita sendiri.
Belajar investasi yuk, mulai dari teorinya dan kemudian praktik pelan-pelan! Generasi milenial harus bisa menjadi financial planner untuk dirinya sendiri!
4. Tantangan utang
Di masa new normal, sebaiknya kamu juga lebih bijak jika berutang, terutama utang konsumtif.
Semoga di masa pandemi kemarin, enggak ada di antara kamu yang ngos-ngosan membayar cicilan utang, lantaran pemasukan berkurang sedangkan ada tunggakan utang yang belum terbayar. Semoga pula, kamu sudah mengajukan keringanan kredit jika memang kamu terimbas oleh pandemi secara ekonomi.
Next, di masa new normal, generasi milenial seharusnya sudah lebih bijak jika ingin berutang. Sekali lagi, pastikan kamu bisa membayarnya. Ingat ya, perjalanan perekonomian ke depan mungkin akan lebih berliku untuk sampai pulih sebenar-benarnya.
5. Anggaran kesehatan lebih besar
Kamu akan butuh anggaran kesehatan yang lebih besar di masa new normal ini. Kamu butuh nutrisi yang lebih baik, dan juga berbagai hal lain yang bisa membantumu untuk memastikan kesehatan tubuhmu dalam kondisi baik.
Di era new normal, generasi milenial tak hanya semakin aware akan pentingnya kesehatan fisik, tetapi semakin memperhatikan pula kesehatan mental mereka. So, tentunya ada hal-hal yang harus dilakukan untuk memastikan keduanya menjadi lebih baik ke depannya.
Dan, ini tentu saja butuh biaya. Persiapkan dengan baik, tambah anggaran kalau perlu. Kamu bisa mempertimbangkan untuk naik kelas asuransi kesehatan, plus membeli asuransi jiwa juga. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaanmu yang sudah berubah.
Bagaimana, generasi milenial? Siapkah kamu menghadapi era new normal yang segera datang, dengan segala tantangannya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang yang Harus Diketahui
Sudah semakin banyak orang yang paham, bahwa selain menabung, investasi adalah opsi terbaik untuk bisa membantu kita untuk mewujudkan tujuan keuangan. Tinggal disesuaikan saja instrumennya, mau di pasar modal atau pasar uang. Tapi, apa sebenarnya perbedaan pasar modal dan pasar uang ini?
Perbedaan karakter keduanya ini sebaiknya memang dipahami, agar kita mengerti bagaimana memanfaatkannya seoptimal mungkin. Karena ketidaksesuaian instrumen dan kebutuhan bisa membuat tujuan keuangan yang sudah direncanakan menjadi enggak tercapai juga.
Jadi, apa perbedaan pasar modal dan pasar uang yang paling prinsip? Yuk, kita cari tahu.
Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang
1. Pengertian dan tempat aktivitas
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi instrumen keuangan; tempat bertemunya penerbit surat berharga dengan para investor. Pasar modal biasa disebut juga pasar saham dan bursa efek.
Pasar modal di Indonesia sebelumnya ada 2, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Namun, sekarang hanya ada satu, yaitu Bursa Efek Indonesia, dan berkedudukan di Jakarta.
Pasar uang adalah suatu aktivitas transaksi komoditi berupa sekuritas keuangan yang berjangka waktu pendek, kurang dari satu tahun.
Berbeda dengan pasar modal yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia, pasar uang tidak butuh tempat fisik untuk melakukannya, karena semua transaksi dilakukan secara virtual.
2. Instrumen
Perbedaan pasar modal dan pasar uang berikutnya yang paling mendasar adalah instrumen yang menjadi komoditi. Keduanya sangat berbeda.
Instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal antara lain:
- Saham, yaitu surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan.
- Obligasi, yaitu surat utang satu pihak kepada investor, dengan masa jatuh tempo lebih dari 1 tahun.
- Reksa dana, utamanya reksa dana saham dan reksa dana campuran.
- Derivatif, yaitu surat berharga turunan dari saham dan obligasi.
Sedangkan, produk keuangan yang menjadi komoditi di pasar uang adalah:
- Surat berharga pasar uang, yaitu surat utang nasabah pada bank dengan jangka waktu jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
- Sertifikat Bank Indonesia, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
- Sertifikat deposito, yang mirip dengan deposito simpanan tetapi tanpa nama pemilik sehingga bisa diperjualbelikan.
- Juga ada produk lain, mulai dari Bank’s Acceptance, Call Money, dan lain sebagainya.
So, kamu sudah punya yang mana saja dari banyak produk di atas?
3. Jangka waktu
Seperti dalam pengertiannya, perbedaan pasar modal dan pasar uang juga meliputi jangka waktu jatuh tempo produk keuangan yang menjadi komoditi masing-masing.
Pasar modal dimanfaatkan untuk mengembangkan dana investor untuk jangka waktu yang cenderung panjang, di atas satu tahun. Biasanya dana yang didapatkan dari pasar modal digunakan untuk ekspansi usaha, penambahan modal kerja, pembelian alat, dan sebagainya.
Pasar uang dimanfaatkan oleh para investor untuk mengembangkan dana dalam jangka waktu pendek, kurang dari 1 tahun. Biasanya memang para investor memanfaatkan pasar uang demi mendapatkan keuntungan dari investasi yang pendek-pendek, begitu juga dengan para peminjam dana, biasanya juga ingin memanfaatkan demi mendapatkan dana yang pergerakannya cepat.
4. Imbal dan risiko
Perbedaan pasar modal dan pasar uang yang utama juga meliput keuntungan atau return dan risiko yang harus dihadapi.
Keuntungan yang didapat dari pasar modal biasanya lebih besar ketimbang return yang didapat dari pasar uang. Hal ini ada kaitannya juga dengan jangka waktu jatuh temponya yang memang cenderung lebih panjang. Kalau besarannya sih, tergantung pada pergerakan pasar saat itu.
Risiko investasi di pasar modal–karena return-nya juga lebih besar–lebih besar daripada pasar uang. Ada peluang untuk mengalami capital loss, wanprestasi, hingga likuidasi.
Sedangkan, return pasar uang memang tidak sebesar jika kita berinvestasi di instrumen pasar modal, tetapi risikonya enggak terlalu besar juga. Return dan risiko ini memang berbanding lurus; ketika return besar, maka risiko sudah pasti lebih besar juga.
Tidak pernah ada risiko kecil tapi untungnya besar dalam waktu singkat. Kalau ada yang menawarkan investasi seperti ini, sudah pasti itu bodong.
5. Pelaku
Karakteristik berbeda, instrumen berbeda, sudah pasti pelakunya juga menjadi salah satu perbedaan pasar modal dan pasar uang yang paling mendasar. Terutama otoritasnya
Di pasar modal, otoritas tertinggi dijabat oleh Otoritas Jasa Keuangan, yang berpartner dengan Bursa Efek Indonesia, yang bertanggung jawab atas semua regulasi, kontrol, hingga administrasi setiap kegiatan yang terjadi di lantai bursa.
Di pasar uang, otoritas tertinggi ada pada Bank Indonesia, yang memiliki wewenang membuat izin, mengatur, mengembangkan, dan mengawasi setiap aktivitas yang terjadi.
Itu dia beberapa perbedaan pasar modal dan pasar uang yang paling mendasar, yang perlu diketahui sebelum kamu benar-benar terjun di dunia investasi.
Semoga bisa memberimu sedikit pengetahuan tambahan ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.