6 Pelajaran Finansial dari Film Gampang Cuan
Sudah pada nonton film Gampang Cuan belum nih? Film ini menarik banget, karena enggak hanya menyajikan komedi segar, tetapi juga mengangkat isu penting tentang literasi keuangan dan relates banget dengan kondisi sekarang.
Film ini berkisah tentang kehidupan anak rantau yang berada dalam situasi generasi sandwich, yang bukan rahasia umum lagi—banyak yang mengalami juga di sekitar kita. Atau, jangan-jangan, kamu juga gen sandwich ini nih.
Diarahkan oleh Rahabi Mandra dan diproduksi oleh Tesadesrada Ryza, film ini menampilkan aktor dan aktris terkenal Indonesia seperti Vino G Bastian, Anya Geraldine, Azi Markers, dan Meriam Bellina. Film ini, yang telah diputar di bioskop sejak 16 November yang lalu ini menawarkan pelajaran berharga tentang melalui cerita hidup Sultan (diperankan oleh Vino G Bastian).
Table of Contents
Inti Cerita Gampang Cuan
Dalam narasi film Gampang Cuan ini, Sultan, anak sulung dari sebuah keluarga di Sukabumi, merantau ke Jakarta. Dia mengklaim telah sukses merantau dengan kekayaan yang melimpah. Namun, adik perempuannya, Bilqis (Anya Geraldine), yang datang menyusulnya di Jakarta, menemukan kenyataan yang berbeda.
Mereka berdua kemudian mengetahui bahwa ayah mereka yang telah meninggal meninggalkan utang sebesar Rp300 juta. Hal ini membuat kehidupan keluarga Sultan menjadi tidak stabil, dengan Sultan yang harus membiayai kuliah adik bungsunya, Aji (Alzi Markers), dan bersama Bilqis berusaha keras mendapatkan uang untuk membayar utang tanpa sepengetahuan ibu mereka, Mamah Diah (Meriam Bellina).
Salah satu strategi yang mereka gunakan adalah investasi saham, yang membawa mereka pada serangkaian kejadian menarik dan pelajaran penting yang terkandung dalam film “Gampang Cuan”.
6 Pelajaran Finansial dari Gampang Cuan
1. Adalah Penting untuk Punya Penghasilan Stabil sebelum Investasi
Buat kita-kita yang berusia produktif ini, mempunyai penghasilan yang stabil merupakan hal yang krusial. Sayangnya enggak dengan karakter-karakter utama film ini.
Sultan dan Bilqis enggak punya pekerjaan tetap. Alhasil, hal ini bikin cash flow mereka kacau. Sudah begitu, mereka malah main saham.
Keputusan gegabah seperti ini bikin hidup Sultan dan Bilqis makin runyam. Pada akhirnya, memang seluruh keuangan keluarga Sultan dan Bilqis bergantung pada investasi yang mereka lakukan.
2. Belajar Dulu sebelum Mulai Investasi
Memiliki pengetahuan merupakan kunci dalam berinvestasi. Apalagi di pasar modal, termasuk saham. Berinvestasi tanpa pengetahuan yang memadai bisa berbahaya, sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Sultan dan Bilqis dalam Gampang Cuan.
Sebelum memulai investasi di pasar modal, kita harus kenalan dulu, dengan berbagai jenis saham, lau menentukan kriteria yang sesuai, mengetahui durasi investasi yang ideal, dan memahami aspek penting lainnya. Penting juga untuk memahami perbedaan antara investasi dan trading saham.
Tanpa pengetahuan yang cukup dan sikap mental yang tepat, bisa jadi investasinya serampangan, yang malah akan membuat risikonya menjadi bertambah tinggi.
Jadi, belajar banget nih, kalau investasi itu bukan hanya tentang mencari keuntungan, tetapi juga memerlukan pengetahuan yang mendalam.
3. Pakai Uang yang Memang Dialokasikan untuk Investasi
Investasi idealnya menggunakan uang dingin, yaitu dana yang enggak dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Uang ini seharusnya tidak terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok.
Nah, yang terjadi di film Gampang Cuan ini malah sebaliknya. Sultan dan Bilqis menggunakan uang panas, yakni uang hasil utang.
Menggunakan uang pinjaman untuk investasi bisa berisiko tinggi, terutama karena pinjaman tersebut sering memiliki batas waktu pengembalian. Ingat, bahwa keuntungan investasi itu tidak pasti, sementara bunga utang itu pasti.
Keterlibatan uang panas dalam investasi dapat memengaruhi kestabilan psikologis investor, khususnya saat pasar saham mengalami penurunan. Hal ini seringkali menyebabkan investor pemula panik, yang bisa berujung pada hasil yang kurang menguntungkan. Kejadian kan, sama Sultan dan Bilqis?
4. Jangan Taruh Semua Telur dalam Satu Keranjang
Tertarik oleh keinginan cepat kaya, Sultan dan Bilqis mengambil keputusan yang kurang bijaksana di pasar modal dengan strategi all in, yaitu menempatkan semua uang mereka dalam investasi untuk memperoleh keuntungan maksimal.
Strategi seperti yang dilakukan Sultan dan Bilqis justru seharusnya dihindari. Hindari untuk menaruh semua telur di satu keranjang yang sama, bener nggak?
Enggak cuma instrumennya harus didiversifikasi, tetapi juga perlu untuk menyisihkan juga dana darurat dan mempertimbangkan faktor penting lainnya. Strategi all in ini sangat berisiko, terutama jika hanya berinvestasi pada satu jenis saham, karena penurunan harga saham dapat menyebabkan penurunan nilai investasi secara signifikan.
5. Enggak Boleh Emosian
Dengan kurangnya pengetahuan tentang pasar saham, Sultan dan Bilqis menjadi investor yang mudah panik, seperti ditunjukkan dalam film Gampang Cuan. Mereka cenderung khawatir saat nilai saham menurun dan terlalu antusias saat nilainya meningkat.
Padahal, fluktuasi nilai saham adalah sesuatu yang normal dan terjadi secara rutin. Karena itu, pengetahuan yang memadai sangat penting dalam berinvestasi. Seorang investor harus cermat dalam memilih jenis saham yang sesuai dengan profil dan kebutuhan mereka, termasuk mempertimbangkan jangka waktu investasi apakah untuk jangka pendek, menengah, atau panjang.
6. Berinvestasilah Saat Keuangan Sudah Sehat
Nah, ini sudah sempat dibahas di poin pertama di atas ya.
Sultan dan keluarganya menghadapi beban utang warisan dari ayah mereka yang berjumlah Rp300 juta. Untuk melunasi utang tersebut, Sultan mencoba berbagai cara termasuk berinvestasi di pasar saham. Ini merupakan kesalahan besar yang dilakukan Sultan dan Bilqis, karena mereka mengambil risiko investasi saat masih terbebani utang.
Buat yang sudah belajar bareng di QM Financial, pasti sudah tahu nih, bahwa untuk bisa investasi, kita tuh harus sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup dulu.Investasi di pasar saham memerlukan pengelolaan keuangan yang baik dan mental yang kuat. Orang sebaiknya tidak berinvestasi ketika keadaan keuangannya tidak memadai, khususnya jika masih terbebani oleh utang atau kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fokus utama dalam kondisi tersebut seharusnya adalah memenuhi kebutuhan dasar sebelum memikirkan investasi.
Gampang Cuan tidak hanya merupakan film, tetapi juga menjadi simbol ironi dalam kisah yang diceritakan. Film ini berhasil menyampaikan pesan penting tentang realitas dan tantangan dalam mengelola keuangan di era modern. Melalui narasi yang menarik dan karakter yang relatable, film ini mengajarkan bahwa kesuksesan finansial tidak datang dengan mudah dan membutuhkan pemahaman serta pengelolaan yang bijak.
Nah, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu masih seperti Sultan dan Bilqis?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Saat krisis datang, yang kemudian membuat pasar modal menjadi bergejolak, umumnya akan membuat panik sebagian investor, terutama yang masih pemula. Sebelumnya, kita pernah bahas beberapa tanya jawab tentang pasar modal yang paling sering muncul di Google. Kali ini, kita akan masuk lebih dalam ke pasar modal, dan mengulik apa yang bisa kita lakukan saat krisis pasar terjadi.
Well, kita tak mengharapkannya untuk terjadi sih. Namun, yang namanya risiko kan akan selalu ada sepaket dengan keuntungan investasi? Nah, krisis pasar merupakan salah satu risiko yang bisa terjadi tersebut.
So, shall we?
Tanya Jawab tentang Pasar Modal: Apa yang Harus Dilakukan saat Pasar Bergejolak?
1. Apa saja yang bisa menyebabkan ketidakstabilan harga di pasar saham?
Ketidakstabilan harga di pasar saham bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bisa jadi karena berita ekonomi; laporan tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi, atau tingkat pengangguran bisa bikin pasar saham bereaksi. Dari pihak perusahaan penerbit saham, kalau ada pengumuman akan aksi yang tak terduga, baik positif maupun negatif, dapat menggerakkan harga saham perusahaan yang bersangkutan.
Faktor politik juga memainkan peran kritis. Seperti misalnya, jelang pemilu seperti sekarang. Di tingkat global, kalau terjadi krisis di satu negara juga bisa berdampak pada pasar saham di seluruh dunia. Misalnya ketika Rusia mulai berperang melawan Ukraina.
Bencana alam, lalu misalnya ada masalah pada perusahaan—seperti ketika Twitter gonjang-ganjing karena Elon Musk bertingkah yang berdampak pada harga saham Twitter di bursa saham AS.
Jadi, intinya, pasar saham adalah refleksi dari beragam faktor yang saling berinteraksi, dan volatilitas adalah bagian tak terhindarkan dari dinamika tersebut.
2. Apa strategi diversifikasi aset yang paling efektif selama pasar bergejolak?
Diversifikasi aset memang merupakan kunci utama untuk melindungi portofolio investasi. Bukan hanya sekadar memiliki berbagai jenis saham.
Pertama-tama, diversifikasi antar kelas aset penting untuk dipertimbangkan. Misalnya membagi antara saham, obligasi, hingga properti dan mata uang asing, kalau perlu. Dengan demikian, misalnya nih, pasar saham sedang tertekan, maka obligasi pemerintah bisa lebih stabil atau bahkan positif.
Diversifikasi sektoral juga dapat membantu. Sebagai contoh, saat sektor teknologi menghadapi tekanan, sektor kesehatan atau utilitas bisa jadi tetap stabil.
3. Bagaimana cara menentukan alokasi aset yang sesuai untuk profil risiko?
Pertama, identifikasi dulu profil risikomu, apakah kamu konservatif, moderat, atau agresif? Coba cek dengan menggunakan kuesioner atau alat online yang bisa kamu cari di internet, untuk mengukur seberapa nyaman kamu dengan fluktuasi investasi jangka pendek.
Biasanya banyak ditemukan di web-web investasi atau asuransi. Dengan begini, kamu akan tahu apa kamu termasuk profil risiko konservatif, moderat, atau agresif.
Jangka waktu juga akan memengaruhi pemilihan instrumen yang sesuai. Misalnya, jika kamu ingin berinvestasi di pasar saham sebagai dana pensiun, sementara kamu sekarang berada di usia 20-an tahun, maka kamu punya jangka waktu sekitar 30 tahun untuk beirnvestasi. Dengan jangka waktu sepanjang ini, kamu mungkin bisa menoleransi alokasi saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen konservatif yang cocok untuk jangka pendek.
Untuk profil risiko konservatif, kamu bisa mengalokasikan sebagian besar aset instrumen rendah risiko, seperti reksa dana atau obligasi pemerintah. Untuk profil moderat, kamu bisa alokasikan antara obligasi dan saham secara seimbang. Sementara untuk profil agresif, alokasi bisa didominasi oleh saham.
4. Apakah ada sektor atau industri yang cenderung tahan terhadap volatilitas atau krisis ekonomi?
Ada dong! Beberapa sektor atau industri yang secara tradisional dianggap lebih tahan terhadap volatilitas atau krisis ekonomi. Sering kali, sektor ini disebut sebagai sektor defensif atau non-siklikal. Beberapa contohnya adalah:
- Sektor kesehatan, yang akan selalu diperlukan, mulai dari perawatan medis, obat-obatan, dan produk kesehatan lainnya, tidak peduli bagaimana kondisi ekonomi.
- Sektor utilitas, yaitu sektor-sektor yang bergerak pada kebutuhan dasar, seperti air, listrik, dan gas. Produk ini akan tetap dibutuhkan konsumen, bahkan saat ekonomi melambat.
- Sektor consumer goods, yang mencakup perusahaan yang menjual barang kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, minuman, dan produk rumah tangga lainnya. Karena barang-barang ini selalu dibutuhkan, permintaannya cenderung kurang sensitif terhadap fluktuasi ekonomi.
Meski demikian, tetap ingat ya, bahwa tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas risiko. Kinerja masa lalu tidak selalu menjamin kinerja masa depan, dan keadaan tertentu bisa menyebabkan sektor-sektor ini berperilaku berbeda dari ekspektasi.
5. Bagaimana cara menilai dampak volatilitas pada investasi jangka panjang saya?
Menilai dampak volatilitas pada investasi jangka panjang bisa dianalogikan seperti mengendarai mobil di jalan berliku dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. Kadang matahari bersinar terang, kadang mendung, dan kadang hujan lebat. Volatilitas di pasar investasi mirip dengan cuaca yang tak menentu tersebut.
Lalu, harus gimana nih?
Sebelum khawatir dengan hujan (volatilitas), ingatlah tujuan perjalananmu. Jika kamu berinvestasi untuk pensiun yang masih 30 tahun lagi, hujan sekarang tidak seharusnya mengganggumu terlalu banyak, asalkan kamu tetap berada di jalur yang benar.
Melihat sejarah, pasar saham telah meningkat nilainya seiring waktu meskipun ada periode volatilitas. Dengan kata lain, meskipun cuaca bisa buruk hari ini, matahari biasanya akan bersinar kembali.
Yang penting ingat, jangan taruh taruh semua telur dalam satu keranjang. Dengan memiliki investasi di berbagai kelas aset dan sektor, kamu dapat mengurangi dampak buruk jika salah satu area mengalami kesulitan. Ibaratnya seperti memiliki payung, jas hujan, dan kaca mata hitam di mobil, kamu siap menghadapi cuaca apa pun.
Volatilitas adalah bagian dari investasi. Fokus pada tujuan jangka panjang dan jangan terlalu khawatir dengan fluktuasi jangka pendek. Seperti perjalanan jauh, yang penting adalah kamu tiba di tujuan dengan selamat, bukan bagaimana cuacanya di tengah jalan.
6. Seberapa seringkah kita harus meninjau dan menyesuaikan portofolio selama periode ketidakstabilan?
Selama periode ketidakstabilan, keinginan untuk terus-menerus memeriksa dan menyesuaikan portofolio mungkin akan meningkat. Namun, frekuensi tinjauan yang berlebihan bisa mengarah pada keputusan impulsif dan emosional yang tidak optimal.
Sebenarnya, ketika dalam kondisi pasar yang tidak stabil, meninjau portofolio setiap kuartal atau setidaknya setengah tahunan sudah cukup bagi kebanyakan investor. Dengan begini, ada kesempatan bagimu untuk menilai kinerja aset dan memastikannya masih sejalan dengan tujuan.
Salah satu alasan utama mengapa perlu untuk meninjau portofolio adalah agar kamu bisa melakukan rebalancing. Jika satu kelas aset tumbuh lebih cepat daripada yang lain, bisa jadi akan muncul ketidakseimbangan, yang akhirnya bisa memengaruhi nilai keseluruhan. Bisa jadi juga, menjadi enggak sesuai lagi dengan profil risikomu.
Jadi, dengan rebalancing, kamu bisa menjual aset yang telah tumbuh dan membeli yang telah menurun, membantumu untuk bisa membeli saat rendah dan menjual saat tinggi.
7. Bagaimana menghindari kepanikan saat investasi di pasar modal?
Menghadapi ketidakstabilan pasar bisa menimbulkan kecemasan bagi banyak investor. Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari kepanikan dan tetap mempertahankan ketenangan pikiran.
Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Ingatlah bahwa investasi kamu adalah untuk tujuan jangka panjang, seperti pensiun, bukan untuk keuntungan jangka pendek. Pasar mungkin turun sekarang, tetapi sejarah menunjukkan bahwa pasar juga cenderung pulih seiring waktu.
Hindari Memeriksa Portofolio Terlalu Sering
Meskipun mungkin sulit, coba hindari kebiasaan memeriksa portofoliomu setiap hari. Melihat fluktuasi harian dapat meningkatkan kecemasanmu.
Edukasi Diri dan Cari Informasi
Coba pahami alasan di balik ketidakstabilan pasar. Kadang-kadang, menyadari bahwa penurunan pasar adalah respons normal terhadap berita atau peristiwa tertentu bisa membantu meredakan kecemasan.
Rebalancing
Pertimbangkan untuk rebalancing portofoliomu jika alokasi aset berubah secara signifikan karena fluktuasi pasar. Bisa jadi, ini adalah kesempatan untuk membeli aset yang ‘murah’ dan menjual yang ‘mahal’.
Tahan Diri dari Keputusan Impulsif
Jangan membuat keputusan berdasarkan reaksi emosional terhadap berita atau rumor. Ambil waktu untuk mempertimbangkan informasi dan konsultasikan dengan sumber tepercaya sebelum mengambil tindakan.
Dengan menjaga perspektif jangka panjang, tetap edukatif, dan mendekati keputusan dengan cara yang dipikirkan dengan baik, kamu akan lebih siap untuk menghadapi ketidakstabilan pasar dengan tenang dan rasional.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tanya Jawab tentang Pasar Modal yang Paling Sering Ditanyakan di Google
Tanya jawab tentang pasar modal sering kali menjadi frasa kunci yang dicari oleh banyak orang, terutama mereka yang baru memasuki dunia investasi. Pasar modal, dengan segala kompleksitas dan dinamikanya, bisa menjadi labirin yang membingungkan bagi para pemula. Namun, dengan pemahaman yang tepat, pasar modal bisa menjadi ladang investasi yang menguntungkan dan membuka peluang untuk mencapai kebebasan finansial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tanya jawab tentang pasar modal yang paling banyak ditanyakan di Google. Tujuan kita adalah untuk menjawab sederet tanya jawab tentang pasar modal tersebut dengan jelas dan sederhana, sehingga kamu dapat memahami pasar modal dengan lebih baik dan merasa lebih percaya diri untuk mulai berinvestasi.
5 Tanya Jawab tentang Pasar Modal
Dalam perjalanan investasimu, bisa saja nantinya kamu akan menemui berbagai istilah dan konsep yang asing. Tapi, enggak perlu khawatir. Artikel ini akan menjawab 5 tanya jawab tentang pasar modal yang sering muncul sebagai bagian pertama.
Semoga segera ada artikel tanya jawab tentang pasar modal part 2, 3, 4 dan seterusnya yang diharapkan dapat membantumu memahami dasar-dasar pasar modal dan memberikan pengetahuan yang kamu butuhkan untuk memulai perjalanan investasimu.
1. Bagaimana cara memulai investasi di pasar modal?
Memulai investasi di pasar modal bisa tampak menakutkan, apalagi kalau belum ada pengalaman sama sekali. Tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, prosesnya dapat menjadi jauh lebih mudah dan menguntungkan.
Berikut adalah beberapa langkah untuk memulai investasi di pasar modal:
- Pahami dulu apa itu pasar modal dan bagaimana cara kerjanya. Mulailah dengan mengenali karakteristik berbagai instrumennya, seperti saham, obligasi, reksa dana, ETF, dan lainnya. Buku, kursus online, dan blog keuangan adalah sumber daya yang baik untuk memulai.
- #TujuanLoApa? Nah, pertanyaan ini adalah hal kedua yang harus dijawab dulu sebelum mulai berinvestasi. Jangan sampai berinvestasi tanpa tujuan. Mengapa? Karena dengan adanya tujuan, maka strategi pun akan lebih mudah ditentukan dan dilakukan.
- Buatlah rencana dan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan. Strategi ini harus mencakup berapa banyak uang yang ingin diinvestasikan, berapa lama berencana untuk berinvestasi, dan berapa banyak risiko yang bersedia diambil.
- Buka rekening sekuritas di platform investasi online tepercaya. Periksa biaya, pilihan investasi, dan layanan yang ditawarkan sebelum membuat keputusan.
- Pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan, profil risiko, dan kemampuan masing-masing. Ingat, setiap orang punya tujuan keuangan sendiri-sendiri, sehingga instrumen bisa saja berbeda.
- Pantau portofolio, dan buat penyesuaian jika diperlukan. Pasar modal selalu berubah, jadi strategi kita pun mungkin perlu berubah seiring waktu.
- Sabar dan konsisten, karena tidak ada yang instan dalam berinvestasi..
Ingatlah bahwa investasi melibatkan risiko dan selalu ada kemungkinan kehilangan uang. Itulah sebabnya pendidikan dan penelitian yang baik sangat penting. Selalu lakukan due diligence kamu sebelum membuat keputusan investasi.
2. Apa saja jenis-jenis instrumen investasi di pasar modal?
Berikut adalah beberapa jenis instrumen investasi yang umum ditemui di pasar modal yang bisa menjadi penjelasan tanya jawab tentang pasar modal yang kedua ini.
- Saham, yaitu sertifikat yang menunjukkan kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan. Dengan membeli saham, kamu akan menjadi pemilik sebagian dari perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian dari keuntungan atau kerugian perusahaan.
- Obligasi, yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan. Ketika kamu membeli obligasi, maka itu artinya kamu meminjamkan dana kepada penerbit obligasi untuk jangka waktu tertentu. Sebagai gantinya, kamu akan menerima bunga yang tetap selama periode tersebut.
- Reksa dana, yaitu kumpulan uang dari sekelompok investor yang digunakan untuk membeli portofolio saham, obligasi, atau instrumen lainnya. Sebagai investor, kamu bisa membeli unit dalam reksa dana, yang mencerminkan bagian dari aset keseluruhan reksa dana tersebut.
- ETF (Exchange Traded Funds), yang mirip dengan reksa dana, namun diperdagangkan seperti saham di bursa efek. ETF dapat melacak indeks, komoditas, obligasi, atau berbagai aset lainnya.
- Sukuk, yaitu instrumen keuangan yang mirip dengan obligasi, tetapi sesuai dengan prinsip syariah Islam. Sukuk mewakili kepemilikan dalam aset atau proyek tertentu dan memberikan pendapatan yang dihasilkan oleh aset atau proyek tersebut.
Nah, yang perlu diingat dalam tanya jawab tentang pasar modal ini adalah bahwa setiap instrumen investasi memiliki risiko dan keuntungan yang berbeda, dan tidak semua instrumen mungkin cocok untuk setiap investor. Sebelum membuat keputusan investasi, pastikan kamu memahami sepenuhnya apa yang diinvestasikan dan risiko yang terlibat.
3. Bagaimana cara membuka rekening efek?
Membuka rekening efek adalah langkah penting untuk berinvestasi di pasar modal. Proses ini mungkin berbeda-beda tergantung pada broker atau platform investasi yang dipilih, tetapi berikut adalah langkah-langkah umum yang mungkin perlu dilakukan:
- Pilih platform investasi, periksa reputasi, biaya, dan jenis layanannya. Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensimu.
- Lakukan pendaftaran secara online, biasanya akan diminta informasi pribadi seperti nama, alamat, tanggal lahir, dan informasi pekerjaan. Kamu juga akan diminta untuk mengirimkan dokumen seperti fotokopi KTP, NPWP, dan bukti alamat (misalnya tagihan listrik). Beberapa broker mungkin juga memerlukan foto dan tanda tangan digital juga.
- Isi formulir aplikasi untuk membuka rekening, dengan mengisi detail tentang latar belakang keuanganmu, tujuan investasi, dan toleransi risiko.
- Setelah aplikasi disetujui dan rekening sudah aktif, kamu biasanya perlu menyetor sejumlah uang ke rekening sekuritas sebagai modal awal. Jumlah ini berbeda-beda tergantung pada broker atau platform; ada yang meminta minimum nominal, tetapi ada juga yang tidak ada minimum setoran.
Jika sudah menyetor dana, maka kamu bisa mulai membeli saham atau instrumen pasar modal lain.
4. Bagaimana cara memilih perusahaan sekuritas atau broker yang tepat?
Memilih broker atau perusahaan sekuritas yang tepat sangat penting dalam investasi pasar modal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih broker:
- Pastikan broker memiliki reputasi baik dan dapat dipercaya. Cari tahu apakah mereka terdaftar dan diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Periksa layanan dan fitur yang ditawarkan oleh broker. Apakah mereka menawarkan platform perdagangan online? Apakah mereka menawarkan penelitian dan analisis pasar? Apakah mereka menawarkan kelas atau sejenisnya untuk edukasi investor?
- Bandingkan biaya dan komisi yang dikenakan oleh berbagai broker, yang dapat memengaruhi keuntungan investasi. Tapi ingat, broker dengan biaya terendah juga enggak selalu jadi pilihan terbaik.
- Cek, apakah platform perdagangan mereka mudah digunakan? Apakah kamu dapat mengaksesnya dari device yang kamu miliki? Apakah mereka menawarkan alat dan fitur yang dapat membantumu membuat keputusan investasi yang lebih baik? Bagaimana layanan pelanggannya? Apakah mereka mudah dihubungi jika kamu memiliki pertanyaan atau masalah?
- Cek juga, apakah proses pembukaan rekening dan melakukan transaksi sederhana dan mudah dipahami? Apakah kamu bisa melakukan setoran dan penarikan dengan mudah?
Sebelum memilih broker, lakukanlah penelitian dan pertimbangkan kebutuhan dan tujuan investasimu sendiri. Jangan ragu untuk bertanya dan meminta klarifikasi jika ada hal yang enggak dimengerti. Ingatlah bahwa broker adalah mitra dalam investasimu, jadi penting untuk memilih yang paling sesuai.
5. Apa itu indeks saham dan bagaimana cara mengikutinya?
Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan kinerja sekelompok saham. Indeks ini biasanya terdiri dari sejumlah saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti ukuran perusahaan, sektor industri, atau faktor lainnya. Misalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia mencerminkan kinerja saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Berikut adalah cara mengikuti indeks saham:
- Pahami cara kerjanya. Setiap indeks memiliki metodologi sendiri untuk memilih dan memberi bobot saham. Misalnya, beberapa indeks memberikan bobot lebih besar kepada perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang lebih besar, sementara yang lain mungkin memberikan bobot yang sama kepada semua perusahaan.
- Pilih indeks saham yang paling sesuai dengan tujuan investasimu. Misalnya, kamu memilih indeks yang mencerminkan kinerja pasar saham secara keseluruhan, atau mungkin kamu lebih tertarik pada indeks yang mencakup jenis saham tertentu, seperti saham teknologi atau saham perusahaan kecil.
- Ikuti kinerja indeks saham melalui berbagai sumber, termasuk situs web berita keuangan, situs web bursa saham, dan platform investasi atau perdagangan. Mereka biasanya akan melaporkan perubahan dalam nilai indeks, baik dalam persentase dan dalam poin.
- Kalau kamu ingin berinvestasi sesuai dengan kinerja indeks, kamu bisa mempertimbangkan investasi dalam ETF (Exchange Traded Funds) atau reksa dana indeks. ETF dan reksa dana indeks mencoba untuk meniru kinerja indeks tertentu dengan membeli semua (atau sampel) saham dalam indeks tersebut.
- Mengikuti indeks saham juga melibatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja saham dalam indeks. Ini mungkin termasuk analisis fundamental (seperti laba perusahaan dan pertumbuhan) dan analisis teknikal (seperti tren harga dan volume perdagangan).
Ingatlah bahwa meskipun indeks saham dapat memberikan gambaran umum tentang kinerja pasar, mereka tidak mencerminkan kinerja investasi individu dan tidak memperhitungkan biaya atau pajak. Selalu lakukan penelitian dan pertimbangan sendiri sebelum membuat keputusan investasi.
Nah, itu dia tanya jawab tentang pasar modal bagian pertama. Semoga bisa membantumu memahami seluk beluk pasar modal dengan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pasar Saham: Pengertian, Instrumen, dan Manfaatnya
Kamu tertarik untuk terjun ke dunia investasi, terutama ke pasar saham? Jika iya, maka kamu sebaiknya enggak melewatkan untuk belajar seluk-beluknya dulu ygy.
Dalam dunia investasi, kamu akan sering menjumpai istilah pasar saham dan pasar modal. Kedua istilah ini memang cukup mirip, sehingga tidak heran jika banyak masyarakat yang kesulitan dalam memahaminya.
Pasar modal merupakan sebuah pasar untuk transaksi jual beli instrumen keuangan, seperti surat utang atau obligasi, saham, reksa dana, dan instrument devariatif lainnya. Berbeda dengan pasar modal, pasar saham hanya digunakan untuk transaksi saham dan turunannya.
Lantas bagaimana dengan pengertian, instrumen, serta manfaat dari salah satu jenis pasar ini? Yuk, simak ulasannya dengan membaca artikel ini hingga usai.
Apa yang Dimaksud dengan Pasar Saham?
Pasar saham adalah tempat untuk melakukan transaksi jual beli saham. Saham merupakan tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Di Indonesia, pasar saham dikelola oleh Bursa Efek Indonesia atau dikenal dengan BEI. Sementara itu, yang berperan sebagai penjual adalah perusahaan sekuritas, dan pembelinya adalah investor.
Terdapat beberapa jenis pasar saham di Indonesia, yakni pasar regular, pasar tunai, pasar negosiasi. Pasar reguler merupakan jenis pasar yang transaksinya dilakukan dengan tawar menawar secara lelang berkesinambungan. Transaksi yang terjadi ini difinalisasi pada T+3, atau pada hari bursa ketiga.
Pasar tunai merupakan jenis pasar saham yang perdagangan sahamnya dilakukan berdasarkan proses tawar menawar secara lelang berkesinambungan dan dilakukan dengan lebih cepat, yaitu pada hari yang sama dengan transaksi bursa. Sementara itu, pasar negosiasi adalah sebuah jenis pasar yang transaksinya dilakukan secara pribadi, tidak melalui JATS (Jakarta Automated Trading System).
Ragam Instrumen Pasar Saham
Setelah mengetahui apa itu pasar saham, sebelum berinvestasi, kamu juga perlu memahami beragam jenis saham. Berikut beberapa jenis saham yang perlu kamu tahu.
1. Bearer Stock
Saham ini juga dikenal sebagai saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemiliknya tidak tertulis pada saham. Dengan demikian, saham ini cukup mudah untuk dialihkan ke pihak lain.
2. Registered Stock
Saham atas nama ini merupakan jenis saham yang nama pemiliknya tertulis di dalam sahamnya. Jenis saham ini lebih sulit untuk dialihkan, karena diperlukan sejumlah prosedur tertentu.
3. Blue chip stock
Blue chip stock adalah jenis saham unggulan yang berasal dari perusahaan dengan reputasi tinggi, memiliki pendapatan stabil, konsisten membayar deviden, serta sebagai leader di sektor industri sejenis.
4. Growth Stock Well Known
Saham yang juga disebut sebagai saham pertumbuhan ini berasal dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan menjadi leader dari industri sejenis yang bereputasi tinggi.
5. Counter Cyclical Stock
Saham siklikal adalah saham yang tidak terpengaruh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis pada umumnya.
6. Speculative Stock
Saham spekulatif ini merupakan saham perusahaan yang kurang konsisten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi di masa yang akan datang.
Dalam transaksi jual beli saham, anggota bursa efek dapat memasukkan penawaran jual atau permintaan beli pada sesi pra pembukaan yang dilakukan pukul 08.45 – 08.55, kemudian dilanjutkan oleh JATS yang mulai melakukan proses pembentukan harga saham pembukaan.
Setelah itu, sesi pra penutupan dilakukan pada pukul 15.00 -15.05. Last session, anggota bursa efek hanya dapat memasukkan penawaran jual atau permintaan beli pada harga penutupan yang dilakukan pada pukul 15.05 -15.15.
Manfaat Pasar Saham bagi Emiten maupun Investor
Hadirnya pasar saham dalam dunia investasi memberikan manfaat yang cukup beragam, baik bagi emiten maupun investor. Apa saja manfaat pasar saham bagi emiten dan investor?
Manfaat pasar saham bagi emiten:
- Emiten dapat menghimpun dana dengan jumlah yang besar
- Meminimalkan ketergantungan emiten kepada bank
- Mendorong laju pembangunan emiten
- Solvabilitas tinggi dapat memperbaiki citra perusahaan
Manfaat pasar saham bagi investor:
- Memperoleh dividen
- Sebagai sarana mencapai kebebasan finansial
- Menghimpun dana untuk mempersiapkan hari tua
- Belajar investasi di level risiko yang lebih menantang
Nah, demikianlah ulasan terkait serba-serbi pasar saham mulai dari pengertian, instrumen, hingga manfaatnya bagi emiten maupun investor. Setelah membaca ulasan di atas, apakah kamu tertarik untuk terjun ke dunia pasar saham?
Di Indonesia, transaksi jual beli saham dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS NEXT-G melalui Bursa Efek Indonesia. Pada dasarnya, anggota Bursa Efek Indonesia akan bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh bursa.
Jangan lupa untuk selalu lakukan analisis dan selalu berpegang pada #TujuanLoApa. Pasalnya, instrumen investasi pasar saham termasuk berisiko tinggi, sehingga kamu perlu memiliki manajemen risiko yang baik. Dengan demikian, peluang kerugian bisa ditekan, sementara peluang perkembangan aset investasi menjadi optimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Buyback Saham, Apa sih Artinya?
Kamu mungkin sering membaca berita bahwa beberapa perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia hendak melakukan aksi korporasi yang disebut dengan buyback saham. Sering baca, tapi mungkin masih bingung akan artinya. Betul, begitu?
Well, meski kamu bukan trader aktif, kamu perlu tahu juga beberapa istilah penting yang sering digunakan di pasar modal. Supaya apa? Ya, agar kemudian kamu tahu, apa pengaruhnya pada portofoliomu. Apalagi kalau ada kaitannya dengan saham yang sudah kamu koleksi. Ya, wajib banget buat paham seluk-beluknya, meskipun belum bisa terlalu mendetail.
So, kalau kamu pernah mendengar istilah buyback saham, kamu harus baca artikel ini sampai selesai supaya tahu, apa artinya dan apa pengaruhnya.
Apa itu Buyback Saham?
Buyback saham diartikan sebagai proses pembelian kembali saham yang berada di tangan investor, oleh perusahaan atau emiten itu sendiri yang merupakan penerbit sahamnya. Sederhananya, perusahaan penerbit saham membeli kembali saham yang sudah beredar.
Umumnya, buyback saham ini dilakukan untuk berbagai tujuan. Di antaranya mencegah penurunan harga yang terlalu dalam, dijual kembali ke karyawan atau diberikan sebagai reward pada karyawan, menaikkan laba bersih per saham, sampai bertujuan mengurangi jumlah pemegang saham perusahaan untuk mengurangi dividen yang dibagikan pada pemegang saham.
Mekanisme Buyback Saham
Setidaknya ada dua mekanisme dalam melakukan buyback saham, yaitu:
1. Tender Offer
Perusahaan memberikan penawaran pada para pemegang saham jika perusahaan akan membeli saham investor dengan kisaran harga tertentu.
Kisaran harganya biasanya ditentukan oleh perusahaan, keuntungannya bagi investor yaitu harga yang ditentukan perusahaan biasanya memiliki harga di atas pasaran. Bagi pemegang saham yang tertarik untuk menjual saham kembali pada emiten, bisa melakukannya melalui perusahaan sekuritas.
2. Pembelian Secara Reguler di Saham Terbuka
Perusahaan membeli saham di pasar reguler sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Namun pengumuman tentang adanya buyback ini sering kali membuat harga melonjak karena sentimen peningkatan permintaan di saham tersebut.
So, ya, kalau mau menjual, kamu juga bisa menjualnya melalui akun investasi saham seperti yang biasanya kamu lakukan.
Keuntungan Buyback Saham
Bagi perusahaan, buyback saham mampu menghemat pembayaran dividen, karena dengan berkurangnya saham yang beredar di masyarakat, emiten akan membayarkan dividen lebih rendah.
Selain itu, aksi ini juga dilakukan sebagai salah satu cara dalam menggagalkan upaya dari pengambilalihan oleh pihak lain. Maksudnya gimana? Beberapa perusahaan pernah melakukan buyback saham hanya karena memiliki cadangan kas yang berlebih dan tidak mau jika ada pihak lain yang membeli sahamnya secara besar-besaran.
Keuntungan buyback saham bukan hanya dirasakan oleh perusahaan saja, tapi juga bagi pihak investor. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Mendapatkan saham gratis bagi investor karyawan
Beberapa emiten melakukan buyback untuk karyawannya sendiri, seperti yang dilakukan oleh INDF dan BBCA. Pemberian saham ini biasanya disebut dengan program ESOP (Employee Stock Option Program). Program ESOP ini sering menjadi bentuk benefit bagi karyawan yang bertindak sekaligus investor bagi perusahaan tempatnya bekerja.
Saham ESOP bisa dijual kembali oleh karyawan ketika harganya sedang naik. Saham ESOP ini diberikan secara gratis untuk mengikat karyawan agar loyal dan lebih giat lagi bekerja di perusahaan.
2. Meningkatkan harga saham
Buyback saham juga kerap kali dilakukan untuk meningkatkan harga saham. Hal ini ada kaitannya dengan EPS atau laba per saham yang bisa membesar saat harganya naik.
Perhitungan laba per saham ini didapat dari membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Jika jumlah saham yang telah beredar berkurang karena ada aksi buyback, maka EPS ini akan terlihat membesar. Akan tetapi, jika dilakukan dalam rangka pemberian insentif pada karyawan maka EPS tidak akan terpengaruh juga sih.
3. Meredam kepanikan pasar
Masih ingat dengan kejadian saat IHSG terjun bebas ketika di tengah pandemi? Kala itu, sejumlah emiten melakukan buyback saham untuk meredam kepanikan pasar. Akhirnya aksi ini memang benar mampu memberikan sinyal positif pada pasar, yang secara eksplisit menunjukkan bahwa keadaan emiten-emiten ini sebenarnya masih baik-baik saja.
Buyback saham berhasil meredam kepanikan pasar dan pasar modal pun secara keseluruhan memulih.
Contoh Buyback Saham
Supaya lebih jelas, coba yuk, kita lihat sebuah contoh proses buyback saham.
Perusahaan PT ASDF Tbk. melakukan initial public offering alias IPO sebanyak 1000 lembar saham untuk dibeli oleh investor di bursa saham. Ternyata ada pihak—sebut saja, ZXCV—yang membeli langsung sejumlah 200 lembar. Artinya 200 dari 1000 lembar saham (20%) dimiliki oleh ZXCV.
Selang beberapa waktu, ASDF hendak melakukan buyback terhadap 200 lembar saham yang dimiliki oleh ZXCV.
Nah, ketika 200 lembar saham sudah diambil kembali, sementara 800 lembar sisanya masih beredar di tangan pemilik masing-masing, maka perusahaan ASDF memiliki persentase kepemilikan saham sebesar 25%, yaitu 200 lembar dari 800 lembar saham yang beredar.
Sampai di sini cukup jelas kan? Semoga lain kali kamu menjumpai istilah buyback saham, kamu enggak bingung lagi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana: Kenali 3 Strategi Terbaik untuk Optimalkan Keuntungan
Memiliki literasi keuangan yang baik akan sangat penting di zaman sekarang. Apalagi di masa-masa yang penuh ketidakpastian ini. Pengetahuan untuk memanfaatkan berbagai produk keuangan dan pasar modal akan membantu kita memastikan, bahwa masa depan kita bisa layak dan terjamin. Salah satu produk keuangan yang bisa dimanfaatkan di sini adalah investasi reksa dana.
Cara investasi satu ini kerap direkomendasikan sebagai cara yang ramah pemula. Pertama, modal terjangkau, karena hanya dengan Rp100.000 saja, kamu sudah bisa memulainya. Bahkan ada loh, yang menawarkan modal awal Rp10.000, dan bisa dibayar via e-wallet sejuta umat. Kalau dulu, untuk investasi reksa dana, kamu bakalan butuh modal awal setidaknya Rp50 juta loh!
Kedua, adanya peran manajer investasi menjadikan instrumen ini tepercaya. Ya, tentu saja, kamu harus memilih manajer investasi yang sudah bereputasi dan berizin resmi Otoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya, kamu bisa melanjutkan investasinya sesuai pengaturan penghasilan yang kamu miliki.
Ketiga, semua bisa dilakukan secara online. No ribet-ribet club. Buka akun online, transfer, beres. Semudah itu! Nggak cuma bisa dibeli di berbagai fintech atau bank, kamu juga bisa beli reksa dana di marketplace, sambil belanja.
Keempat, produk reksa dana juga sangat beragam. Ada reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Kamu bisa memilih sesuai dengan tujuan keuangan kamu, karena masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Yes, dengan investasi reksa dana, investasi jadi terasa mudah. Asalkan komitmen, keuntungan hampir pasti bisa didapat. Mau tingkat risiko rendah atau tinggi, semua ada. Tinggal disesuaikan dengan tujuan keuangan saja.
Nah, untuk mengoptimalkan imbal hasil, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan saat investasi reksa dana. Yuk, kita lihat satu per satu.
Strategi Optimalkan Investasi Reksa Dana
Market Timing
Salah satu hal yang wajib dipelajari oleh investor pemula untuk mengoptimalkan hasil investasinya adalah menentukan waktu yang tepat kapan harus membeli produk investasi. Prinsipnya: jika kamu mulai masuk pasar ketika sedang dalam kondisi harga berada di bawah dan mulai menguat, maka peluang keuntungan besar akan bisa kamu dapatkan.
Dan sebaliknya. Kalau membeli produk investasi secara terburu-buru saat harganya meninggi—biasanya terdorong karena FOMO—potensi keuntungan justru menjadi kecil. Apalagi kalau kemudian harus dijual saat nilainya lagi di bawah.
Saat melakukan investasi reksa dana, meski sudah ada manajer investasi yang akan mengelola dana investasimu, adalah penting bagi kamu untuk tetap memantau pergerakan pasar. Terutama jika instrumen yang kamu pilih adalah reksa dana saham. Dengan belajar memperhitungkan market timing yang tepat, kamu akan tahu, kapan sebaiknya menambah modal, kapan sebaiknya melakukan rebalancing.
Lump Sum
Strategi investasi reksa dana ketiga ini adalah dengan menyetorkan seluruh dana investasi yang sudah kamu alokasikan dalam sekali waktu. Cocok banget buat yang enggak mau ribet harus bolak-balik setor ke manajer investasi, atau ke mana pun kamu membuka rekening reksa dana.
Strategi investasi reksa dana lump sum akan memungkinkanmu untuk berinvestasi dan kemudian mendiamkannya berkembang seiring waktu, sesuai dengan potensi yang sudah dianalisis sebelumnya. Dengan strategi ini, kamu tidak terlalu disibukkan dengan pantauan pergerakan pasar dalam kesehariannya. Cukup melakukan review sekali waktu, untuk melihat apakah perkembangannya sesuai dengan harapan.
Misalnya, kamu memiliki uang Rp100 juta, untuk modal menikah 5 tahun lagi. Kamu setorkan seluruh dana tersebut ke reksa dana pendapatan tetap dalam sekali transfer. Dan kemudian 5 tahun lagi kamu bisa ambil, sekaligus dengan hasil pengembangannya.
Strategi investasi ini cocok dilakukan oleh mereka yang berpenghasilan tidak tetap, yang melakukan investasi sekaligus sesuai pola penghasilan yang mereka dapatkan.
Dollar Cost Averaging
Strategi investasi reksa dana keempat yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan imbal hasil adalah dollar cost averaging.
Strategi investasi ini cara kerjanya mirip dengan cicilan atau tabungan rutin, cocok banget buat kamu yang punya gaji tetap atau berpenghasilan kecil, tetapi pengin mulai berinvestasi. Caranya, tentukan pos investasi sesuai kemampuan, rekomendasi QM Financial adalah minimal 10% dari penghasilan rutinmu. Kemudian beli reksa dana setiap bulan sesuai porsi tersebut, tak perlu memperhatikan kondisi pasar lagi naik atau turun.
Enaknya reksa dana, kamu tak harus membeli unit penuh. Kamu bisa membeli sesuai dana yang kamu miliki. Berbeda dengan saham, yang minimal harus dibeli secara satuan lot, yang 1 lotnya setara 100 lembar saham. Artinya, kalau harga sahamnya Rp4.000, ya kamu perlu uang Rp400.000 untuk membeli minimalnya. Tapi di reksa dana, tidak. Kamu punya uang Rp100.000 saja, kamu sudah bisa membeli reksa dana dan menambah portofoliomu.
Kamu bisa menentukan sendiri kapan kamu bisa rutin membeli reksa dana dengan strategi dollar cost averaging ini. Mau sebulan sekali, 3 bulan sekali, sesuaikan dengan kemampuanmu. Kebiasaan membeli secara rutin ini akan dapat menghindarkanmu dari keputusan impulsif, FOMO misalnya, dalam berinvestasi, karena kamu sudah punya timeline yang pasti.
Tip Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Nah, sudah mengenal 3 macam strategi untuk investasi reksa dana demi keuntungan optimal, sekarang, simak yuk, beberapa tip investasi reksa dana yang bisa kamu lakukan.
- Selalu ingat #TujuanLoApa, agar kamu bisa fokus pada tujuan keuangan untuk dicapai, alih-alih pengin keuntungan besar semata. Beri “judul” untuk setiap investasimu.
- Alokasikan minimal 10% dari penghasilan rutinmu untuk investasi.
- Sisihkan di awal, jangan mengandalkan sisa uang belanja, karena tidak akan pernah ada sisa.
- Tentukan jangka waktu sesuai tujuan keuangan yang ingin dicapai. Bagilah menjadi tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.
- Lakukan review berkala, untuk melihat apakah perkembangan investasi reksa dana ini sesuai dengan harapan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Pemula: 3 + 4 Hal Ini yang Harus Benar-Benar Diingat
Investasi saham pemula itu sebenarnya simpel. Cuma kadang orang sudah overthinking duluan. Belum-belum sudah kepikiran kalau rugi, atau duitnya ilang. Padahal ya tergoda banget kalau ada yang pamer keuntungan besar yang didapatkan dari investasi di pasar modal. Atau, pusing duluan lihat berbagai ticker perusahaan. Bingung harus memilih yang mana.
Dari overthinking berbuah overwhelmed. Ya begitulah stereotype saham bagi pemula. Akhirnya, kalah sebelum berperang. Tsah. Maksudnya, ya menunda lagi buat mulai investasi. Padahal semakin lama menunda, kamu bisa rugi sendiri karena tujuan keuangan akan semakin sulit untuk dicapai. Bisa jadi, kamu harus mengurangi standar tujuan keuangan. Tadinya rencana mau pensiun dengan bekal uang Rp5 miliar, jadi ya udah Rp500 juta aja deh. Ya, mungkin bisa saja sih pensiun dengan Rp500 juta, tapi enggak akan selega kalau bekalnya sampai Rp5 miliar kan?
Sekali lagi, sebenarnya investasi saham pemula itu simpel. Memang banyak yang harus dipelajari, tetapi kamu tak harus segera menguasai semua ilmu trading saham. Pelajarilah prinsip-prinsipnya terlebih dulu, agar kamu tak salah langkah. Apa saja prinsipnya? Ini dia.
Langkah Investasi Saham Pemula
Tentukan tujuan
Jangan lupa, bahwa semuanya harus dimulai dengan menentukan #TujuanLoApa. Dengan memiliki tujuan, kamu akan dapat membuat rencana yang realistis dan komprehensif. Dengan adanya tujuan, kamu juga akan termotivasi untuk terus berjuang mencapainya. Dengan adanya tujuan, kamu bisa tahan godaan sampai menyabotase keuangan sendiri.
Jadi, selalulah mulai dengan menentukan tujuan, dan kemudian menentukan kebutuhan nominalnya. Nah, dari sini, kamu mulai bisa membuat rencana dan mengeksekusinya sesuai rencana tersebut.
Mulailah dengan memilih indeks saham
Sebagai investor, sudah pasti seharusnya kamu membeli saham perusahaan yang berprospek baik. Kalau kamu bingung dengan berbagai saham yang ada, untuk investasi saham pemula, sebenarnya kamu bisa mulai dari memilih indeks saham dulu. Ada 22 jenis indeks saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tak perlu menelusuri semuanya, kamu hanya perlu mengenali yang berlikuiditas tinggi dulu sebagai langkah awal investasi saham pemula.
Untuk membeli saham yang baik, kamu bisa mengandalkan LQ45, yang merupakan indeks saham berisi 45 saham emiten berlikuiditas tinggi. Likuiditas tinggi artinya perusahaan tersebut mampu membayar utangnya tanpa kesulitan. Jika likuiditas sebuah perusahaan dikatakan tinggi, maka kinerja otomatis juga baik. Selain LQ45 ada juga IDX30, yaitu indeks saham 30 emiten yang juga berlikuiditas paling tinggi.
Pilih sekuritas yang legit
Investasi saham pemula akan butuh perusahaan sekuritas sebagai perantara main saham. Pastikan sekuritas yang hendak kamu manfaatkan jasanya sudah legal dan berizin. Cek berapa persentase biaya yang dibebankan pada investor untuk setiap transaksinya, dan pilih yang paling rendah. Dengan demikian, keuntungan yang bisa kamu dapatkan lebih optimal.
Belajar Investasi Saham Pemula dengan Bijak
Soal keuangan, menjadi bijak adalah kunci. Segala cara investasi tidak akan sukses kalau kita sendiri tidak atau kurang sabar. Bisa jadi, tengah jalan akan menyerah. Belum lagi kalau harus menghadapi penurunan nilai investasi, misalnya seperti di awal pandemi ketika indeks saham kebakaran. Kalau enggak bijak, bisa jadi kita akan panik.
Jadi, apa yang harus dilakukan seharusnya?
1. Belajar analisis alih-alih hanya ikut-ikutan
Masih menjalani investasi saham pemula, maka wajar jika kamu merasa belum tahu apa-apa. Nah, di sini ada kemungkinan kalau kamu akan berusaha mencari tahu saham apa yang paling baik untuk diinvestasikan. Sayangnya, kebanyakan kemudian hanya sekadar ikut-ikutan yang direkomendasikan oleh orang lain—yang tampak sudah ahli—tanpa mau repot melakukan analisis dan riset lagi.
Di sinilah banyak yang kecolongan. Alih-alih hanya ikut-ikutan, akan lebih baik kalau kamu mempelajari cara menganalisis saham yang benar. Dengan demikian, kamu bisa melakukan analisis secara mandiri, dan bisa mengoptimalkan investasi sesuai rencana dan kebutuhan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ingat, bahwa cara, tujuan, kemampuan, dan kebutuhan setiap orang berbeda. Rencana investasi orang lain belum tentu sesuai dengan kebutuhanmu loh.
2. Rutin alih-alih impulsif
Nah, ini kadang juga menjadi kesalahan mereka yang melakukan investasi saham pemula. Pertanyaan yang sering muncul adalah kapan waktu yang tepat untuk beli saham? Saat harga saham naik, atau saat turun?
Ini dia. Karena tidak punya tujuan dan rencana yang jelas—bahkan cenderung spekulatif—banyak yang membeli saham secara impulsif. Padahal, melakukan pembelian tanpa pertimbangan yang matang akan dapat meningkatkan risiko. Apalagi ini soal investasi.
Akan lebih optimal jika kamu bisa berinvestasi secara konsisten dan rutin, dengan menyisihkan minimal 10% penghasilan setiap bulan ke instrumen investasi yang sudah kamu pilih.
3. Alokasikan alih-alih utang
Investasi saham pemula jangan sampai menggunakan utang. Berutang untuk investasi bukan merupakan pilihan yang bijak. Investasi saham seharusnya dilakukan untuk meningkatkan kekayaan. Di samping itu, pertumbuhan investasi tidak dapat dijamin meningkat secara tetap, sedangkan bunga utang adalah kepastian.
Alokasikan dana sesuai kemampuan untuk berinvestasi, bukan dengan utang. Idealnya memang minimal 10%, tapi kalau bisa lebih, kenapa enggak?
4. Saat harga turun, beli alih-alih jual
Kadang kita memang harus dihadapkan pada pilihan investasi saham pemula, ketika nilai saham sedang turun: jual sebelum keburu rugi lebih jauh, atau beli lagi mumpung lagi murah?
Semua keputusan tentu ada di tanganmu. Namun, jika kamu sudah melakukan cara investasi saham pemula dengan benar, yaitu dengan analisis, kamu akan tahu pilihan mana yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuanmu. Jika kondisi perusahaan baik, tak ada perubahan kebijakan yang terlalu ekstrim hingga “mengancam” bisnis, kondisi nilai saham yang buruk bisa jadi disebabkan oleh faktor eksternal yang tak mungkin dihindari. Biasanya sih, penurunan ini juga terjadi pada saham-saham yang lain.
Jika kamu yakin dengan fundamental perusahaan yang sahamnya kamu pegang, maka inilah kesempatan untuk membeli lagi lebih banyak saham mumpung sedang diskon. Saat krisis berlalu, saham perusahaan yang baik akan kembali ke harga awalnya bahkan bisa jadi akan lebih tinggi nantinya.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi saham pemula yang harus kamu ingat agar kamu tak salah langkah sebagai investor yang baru saja mulai berinvestasi. Bagaimana? Simpel saja kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Cara Beli Saham Paling Sederhana untuk Investor Pemula
Saham adalah salah satu instrumen investasi jangka panjang yang sangat populer saat ini. Bahkan, sejak pandemi dimulai, hal menarik yang terjadi adalah adanya peningkatan jumlah investor pasar modal yang sangat signifikan. Karena itu, semakin banyak orang yang penasaran bagaimana cara beli saham yang paling sederhana yang bisa dilakukan oleh pemula.
Sekilas tentang Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan terhadap perusahaan. Jika kita membeli saham sebuah perusahaan, maka itu artinya kita sedang menyertakan modal agar bisnis perusahaan tersebut bisa lancar dijalankan. Iya, meskipun sebenarnya sih, yang terjadi di pasar modal adalah kita membeli saham milik orang lain yang dijual pada kita. Namun, itu artinya tetap kita sedang menginvestasikan uang dan menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut.
Keuntungan saham didapatkan dari dividen dan capital gain, yaitu selisih yang didapatkan jika kita menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya. Nggak hanya berupa uang semata, dengan berinvestasi saham, kita juga punya hak suara terhadap keputusan-keputusan bisnis dalam perusahaan yang sahamnya kita miliki, dan berhak menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham. Selain itu, kita juga andil dalam roda perekonomian secara makro loh!
Namun, di samping keuntungannya, sebagai investor pemula, kamu pun harus juga sadar dan paham akan risiko saham yang relatif cukup tinggi. Salah satu risiko terbesar yang harus siap kamu hadapi adalah capital loss, yang bisa terjadi ketika kamu harus menjual saham dengan harga yang lebih rendah daripada harga belinya. Ada juga beberapa risiko lain, seperti risiko delisting emiten di bursa. Meski demikian, dengan mitigasi yang tepat, sebenarnya segala risiko ini bisa diminimalkan. Karena itu, adalah penting untukmu belajar investasi terlebih dulu sebelum tahu cara beli saham.
Bagaimana Cara Beli Saham?
Kalau dulu, cara membeli saham cukup rumit. Kamu harus datang sendiri ke kantor sekuritas, dan kemudian memproses pembelian saham dari sana. Banyak paperwork-nya, dan tentu saja makan waktu. Sekarang, cara beli saham sangat mudah. Setiap orang pasti bisa melakukannya, karena bisa dilakukan asalkan kamu punya kuota internet dan smartphone. Thank to technology!
Perusahaan sekuritas sendiri merupakan perantara transaksi jual beli saham Bursa Efek Indonesia, dan beberapa aktivitas pasar modal lainnya, yang telah mendapat izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK.
Yes, sekarang hampir setiap perusahaan sekuritas sudah menyediakan platform dalam bentuk aplikasi mobile untuk membeli saham. Kayaknya sih, kalau belum punya, bakalan ketinggalan banget ya. Ini semacam “kewajiban” sekarang, kalau mau dilirik untuk dipakai jasanya oleh para investor di zaman sekarang.
Dengan begini, cara beli saham menjadi sangat praktis. Kamu tinggal membuka rekening, dengan mempersiapkan syarat-syarat dokumennya yang biasanya juga tak terlalu banyak, serta menyediakan dana investasi yang akan disertakan dalam permodalan.
Untuk step by step cara beli saham bagi pemula, bisa dilihat sebagai berikut.
1. Tentukan perusahaan sekuritas
Pastikan bahwa kamu menggunakan jasa perusahaan sekuritas yang telah terdaftar dan berizin OJK ya. Kudu waspada karena sekarang ini banyak sekali penipuan berkedok investasi. Apalagi yang bermodus titip dana modal untuk diinvestasikan.
Tidak begitu cara beli saham yang benar. Untuk bisa memiliki saham, kamulah yang harus membelinya sendiri dengan perantaraan perusahaan sekuritas.
Kamu bisa mengecek legalitas perusahaan sekuritas melalui website OJK.
2. Buka Rekening Dana Nasabah (RDN)
Setelah memilih perusahaan sekuritas yang dipertimbangkan dapat melayani kebutuhanmu, cara beli saham berikutnya adalah membuka Rekening Dana Nasabah, atau Rekening Dana Investor. Perusahaan sekuritas akan menentukan bank kustodian mana yang akan membuatkan Rekening Dana Nasabah kamu ini.
Rekening Dana Nasabah adalah rekening yang akan dipakai untuk menampung dana investasi sebelum kamu membeli saham, ataupun sesudah menjual saham.
Untuk membuka rekening dana nasabah, seperti biasa, kamu akan diminta untuk menyiapkan sejumlah dokumen persyaratan, seperti kartu identitas—KTP, SIM, atau paspor. Kemudian, ada perusahaan sekuritas yang juga mensyaratkan selfie beserta KTP, foto buku tabungan, NPWP jika ada, dan syarat lainnya. Silakan dicek di masing-masing perusahaan sekuritas ya. Pilihlah yang syaratnya tidak menyulitkan.
3. Setor dana investasi
Cara beli saham berikutnya adalah menyetor dana investasi ke Rekening Dana Nasabah, untuk menjadi modal membeli saham.
Ada perusahaan sekuritas yang menentukan jumlah minimal deposit ini, tetapi ada juga yang tidak. Kamu bisa menyetorkan dana sesuai dengan kemampuan, sesuai dengan pos investasi yang sudah kamu tentukan dalam rencana keuanganmu.
Nantinya, kalau kamu menjual saham, maka dananya juga akan masuk ke Rekening Dana Nasabah ini, setelah dipotong pajak sesuai ketentuan. Baru dari RDN ini, kamu bisa mentransfernya ke rekening pribadimu.
4. Pilih saham
Nah, ini mungkin adalah bagian dari cara beli saham yang relatif paling rumit bagi investor pemula, yakni memilih saham yang hendak dibeli.
Satu hal yang pasti dan tidak boleh di-skip untuk dilakukan dalam cara beli saham ini adalah melakukan analisis terhadap emiten yang sahamnya kamu incar. Ada beberapa cara analisis yang bisa dilakukan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Secara singkat, inilah beberapa tip memilih saham yang bisa dilakukan oleh investor pemula:
- Cek laporan keuangan perusahaan terkait, lihat apakah labanya rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
- Lihat juga, apakah harga sahamnya cenderung stabil, terutama di masa-masa krisis. Meskipun anjlok, tetapi tetap menjadi yang terbaik di indeks harga saham.
- Pilih saham dari perusahaan yang kamu kenal betul, seperti produknya, jajaran manajemennya, dan sebagainya.
Ketiga hal di atas sudah bisa menjadi panduan awal, sebelum kamu mempelajarinya lebih dalam seiring waktu. Jangan membeli saham yang kamu tidak paham betul perusahaan dan bisnisnya. Apalagi hanya berbekal tren, atau direkomendasikan oleh influencer. Bukan begitu cara beli saham yang benar.
5. Beli saham
Setelah memilih, berikutnya adalah membeli sahamnya. Umumnya, di aplikasi sekuritas, akan ada daftar emiten yang sahamnya bisa dibeli. Kamu tinggal mencari saja saham emiten yang kamu incar melalui fitur pencarian, tuliskan kode tickernya. Kalau belum hafal kodenya, kamu bisa juga kok ketikkan nama perusahaannya.
Setelah informasi emiten muncul, biasanya akan ada tombol untuk jual dan beli saham. Kamu bisa mengklik tombol beli, masukkan jumlah lot yang ingin kamu beli (1 lot = 100 lembar saham), dan kemudian klik submit.
Aplikasi selanjutnya akan memproses pembelian sahammu. Kamu tinggal menunggu notifikasi apakah berhasil dilakukan atau tidak. Jika tidak berhasil dilakukan, maka dana akan tetap aman dalam RDN.
Pantau Pergerakan Pasar
Cara beli saham tidak hanya sampai di sini. Setelah kamu memiliki saham yang kamu inginkan, bukan berarti PR sudah selesai. Kamu juga wajib memantau pergerakan pasar, dan melakukan review secara berkala, apakah investasi saham kamu sesuai dengan rencana keuangan atau perlu penyesuaian lagi.
Perlu kamu ingat, bahwa saham bergerak sangat fluktuatif. Karena itu, perlu untuk dicek secara berkala. Dan, ingat lagi, untuk mengelola emosi dengan baik. Selalu berpegang pada tujuan keuangan, jangan sekadar FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Pemula dengan Modal Awal Rp1.000.000: Ini Caranya!
Banyak orang mengira, selain berisiko relatif lebih tinggi ketimbang jenis instrumen investasi lain, kita juga perlu modal besar untuk bisa investasi saham pemula di pasar modal.
Padahal, ya enggak juga. Dengan uang Rp1 juta pun, kita bisa kok mulai berinvestasi saham. Bursa Efek Indonesia pun dalam ketentuannya sudah menjelaskan, bahwa minimal pembelian saham adalah sejumlah 1 lot, yang terdiri atas 100 lembar saham. Maka, untuk modal Rp1 juta, bagi kamu yang ingin investasi saham pemula, sudah bisa memiliki 1 lot saham seharga Rp10.000 per lembarnya. Tentu jumlah ini akan lebih banyak kalau kamu bisa mendapatkan saham yang fundamentalnya baik seharga di bawah Rp10.000.
Apalagi ada wacana juga dari BEI, bahwa satuan lot akan dikurangi, tidak lagi 100 lembar saham. Bisa jadi 10 lot, atau mungkin juga lebih kecil lagi. Tentunya, hal ini akan membuat investasi saham pemula semakin menarik kan? Kamu bisa membeli lebih banyak saham dengan modal yang sama kecilnya. Hal yang sama pernah dilakukan oleh BEI di tahun 2014, yang mengurangi jumlah lot saham dari 500 lembar menjadi 100 lembar.
FYI, sekarang ini ada lebih dari 700 emiten yang memperdagangkan sahamnya setiap hari kerja di lantai bursa, dan rerata berada di bawah Rp10.000. So, kamu pun berkesempatan untuk bisa memegang lebih banyak saham dari lebih banyak emiten.
Cara Investasi Saham Pemula dengan Modal Rp1 Juta
Lalu bagaimana caranya untuk bisa melakukan investasi saham pemula? Sebenarnya sih sama saja dengan tips investasi saham jangka panjang lainnya. Tetapi, berhubung modal kamu bisa dibilang cukup minim, maka ada beberapa hal yang mesti kamu perhatikan, agar nantinya dari modal kecil ini kamu bisa meraih keuntungan sehingga dapat mencapai tujuan keuanganmu.
1. Belajar fundamental
Untuk investasi saham pemula dengan modal Rp1 juta, kamu bisa memilih saham dengan harga maksimal Rp10.000 untuk memulainya. Murah? Iya, tetapi nggak berarti murahan.
Justru, ada banyak saham bagus yang harganya jauh di bawah Rp10.000, bahkan. Pasalnya, kunci untuk membeli saham potensial memang bukan melulu ada pada harga saham yang mahal atau murah, tetapi pada valuasinya, atau Price to Earning Ratio-nya.
Nah, Price to Earning Ratio atau PER ini adalah salah satu indikator fundamental yang dapat membantumu menilai, beli saham yang seperti apa yang bisa memberimu keuntungan yang sesuai kebutuhan keuanganmu. PER adalah rasio harga terhadap pendapatan emiten saham. Peningkatan rasio ini berarti menggambarkan kenaikan penghasilan si emiten, atau perusahaan penerbit sahamnya.
Ada 2 hal yang memengaruhi besar kecilnya PER ini, yaitu besaran dividen yang dibagikan dan pertumbuhan laba. Seiring laba yang meningkat, maka rasio juga akan tinggi. PER ideal untuk saat ini dianggap jika berada di antara 20 – 25 kali lipat dari penghasilan. Tetapi tentu saja, besarnya PER juga tak begitu saja menggambarkan bagusnya suatu saham. Sektor usaha dan faktor lainnya juga perlu dipertimbangkan.
So, intinya adalah belajar analisis fundamental dan membaca laporan keuangan dengan baik, agar kamu tidak salah memilih saham. Karena investasi saham pemula bukan sulap bukan sihir, apalagi taruhan dan judi. Ada analisis yang harus dilakukan agar modal yang hanya minim kemudian bisa berkembang sesuai rencana dan harapan.
2. Fokus pada keuntungan jangka panjang
Investasi saham pemula akan lmemberikan keuntungan yang lebih pptimal jika berfokus pada keuntungan jangka panjang, alih-alih jangka pendek. Artinya, tujuan keuangannya merupakan tujuan jangka panjang. Misalnya seperti dana pensiun, atau dana pendidikan anak untuk masuk perguruan tinggi, dan sejenisnya.
Mengapa? Investasi jangka pendek artinya cenderung untuk trading saham. Artinya (lagi), kamu harus punya strategi yang sangat jitu saat bertransaksi saham untuk memastikan mendapatkan keuntungan dalam jendela waktu yang sempit. Tentu saja—mengingat saham berisiko tinggi—hal ini akan effort ekstra dari kamu untuk memantau pasar, mencermati grafik pergerakan harga saham, dan sebagainya. Kamu harus siap dengan kondisi harga saham yang cepat sekali pergerakannya.
3. Investasi rutin dan konsisten
Kunci investasi saham pemula apalagi yang jangka panjang adalah rutin dan konsisten. Alokasikan penghasilan sesuai porsinya untuk investasi di awal, minimal 10%. Lebih banyak? Lebih bagus!
Seiring waktu, walaupun nominalnya tidak banyak, pasti akan terlihat juga hasilnya. Ingat pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit kan?
4. Mengelola emosi dengan baik
Akan ada waktu ketika kita tergoda FOMO atau merasa panik dalam perjalanan investasi saham pemula kita. Pasalnya, isu-isu miring akan sering terdengar, begitu juga dengan berbagai ragam jenis investasi baru yang terdengar kekinian dan edgy. Akan ada waktu juga ketika kita melihat portofolio investasi kita tidak berkembang sepesat milik orang lain.
Di sinilah pentingnya kita bisa mengelola emosi dengan baik. Tanpa pengelolaan emosi yang baik, bisa saja kita menyerah di tengah jalan. Karenanya, penting untuk selalu berpegang pada tujuan dan rencana semula, juga harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
5. Review berkala
Lakukan review berkala pada investasi saham kamu, cek apakah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, atau perlu penyesuaian.
Akan ada waktu ketika nilai investasi kita turun, atau naik terlalu cepat sehingga perlu penyesuaian agar bisa seimbang lagi. Nah, di sinilah review berkala akan berperan penting. Di sini, kamu bisa melakukan rebalancing dan diversifikasi terhadap portofoliomu.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi saham pemula dengan modal minim, seminim Rp1 juta, yang bisa kamu lakukan, terutama untuk jangka panjang. Memang tak semudah yang dibayangkan, karena investasi saham itu enggak hanya beli lalu jual saham saja. Tetapi, juga tak terlalu rumit, asalkan kamu mau belajar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana: Pengertian, Keuntungan, Risiko, Jenis, dan Cara Membelinya
Investasi reksa dana biasanya menjadi rekomendasi pertama untuk kamu yang masih pemula. Hal ini terkait dengan tingkat risiko instrumen investasi “patungan” ini yang relatif lebih rendah, terutama jika dibandingkan dengan saham, apalagi cryptocurrency.
Meski dibilang relatif rendah risiko, tetapi untuk bisa mengoptimalkannya, kamu tetap mesti belajar dulu, mulai memahami apa itu arti reksa dana, apa saja jenisnya, hingga bagaimana cara membelinya.
Rumit? Tidak sama sekali. Justru, ini juga jadi salah satu alasan lain mengapa instrumen ini sering menjadi rekomendasi untuk investor pemula; karena cara investasinya sangat sederhana.
So, mari ikuti ulasan selengkapnya di artikel ini, sampai selesai.
Apa Itu Reksa Dana?
UU Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 kurang lebih menyebutkan definisi reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari pemodal, yang kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen efek, baik di pasar modal maupun pasar uang, oleh pihak yang disebut manajer investasi.
Jadi, kalau mau dijelaskan dengan bahasa awam, reksa dana itu cara kerjanya investor “menitipkan” dana investasi, “berpatungan” dengan investor-investor lainnya ke pihak yang dipercaya dan sudah berpengalaman untuk dikelola demi mendapatkan keuntungan tertentu.
Manajer investasi adalah pihak yang dititipi dana investasi untuk kemudian dibelikan berbagai macam instrumen investasi yang sesuai dengan jenisnya. Nantinya, jika ada imbal hasil, maka dana imbal hasil tersebut juga akan dikelolakan lagi, sehingga menghasilkan keajaiban dunia ketujuh yang bernama compound interest. Perkembangan kelolaan dana investasi ini kemudian dilaporkan pada investor dalam bentuk nilai aktiva bersih, yang bisa kita lihat pada aplikasi si manajer investasi.
Jenis-Jenis Reksa Dana
Kita mengenal beberapa jenis reksa dana, di antaranya:
1. Reksa dana pasar uang
Penempatan dana investasi pada reksa dana pasar uang didominasi oleh instrumen-instrumen pasar uang, minimal 80%, bertenor pendek, kurang dari 1 tahun. Misalnya seperti deposito berjangka, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga tenor pendek, dan sebagainya.
Keuntungan instrumen ini cukup stabil meski relatif tidak besar, dengan tingkat risiko yang juga sangat minim, sehingga cocok banget untuk instrumen investasi jangka pendek atau dimanfaatkan untuk menyimpan dana darurat.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Penempatan instrumen pada jenis investasi reksa dana ini paling banyak ditempatkan pada surat utang, sebesar minimal 80%. Tingkat risiko instrumen surat utang tetap relatif rendah, meskipun lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang.
3. Reksa dana saham
Penempatan dana investor akan paling banyak berada di instrumen saham, minimal 80%. Sesuai dengan pergerakan saham yang fluktuatif, maka tingkat risiko jenis investasi reksa dana ini juga akan tinggi. Meski demikian, tingkat keuntungan juga akan lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana yang lain.
4. Reksa dana campuran
Dengan investasi reksa dana campuran, kamu dimungkinkan untuk bisa berinvestasi di berbagai jenis instrumen, mulai dari produk pasar uang, obligasi, hingga saham. Tingkat risikonya sudah pasti juga disesuaikan.
Keuntungan dan Risiko Investasi Reksa Dana
Setiap instrumen investasi, selain akan memberikan keuntungan bagi investornya, juga akan membawa serta risiko. Tidak pernah ada instrumen investasi yang mampu menjanjikan keuntungan pasti dan tinggi, dengan zero risk alias tanpa risiko. Kalau ada yang menawarkan instrumen investasi dengan janji seperti ini, maka kamu perlu meningkatkan kewaspadaan karena bisa jadi itu adalah investasi bodong.
Begitu juga dengan reksa dana. Ada berbagai keuntungan yang ditawarkan, selain ada risiko yang juga harus dikelola. Karena itu, penting bagi kamu untuk paham profil risiko diri sendiri.
Keuntungan investasi reksa dana:
- Bisa mulai dengan modal yang kecil. Dengan dana Rp100.000 saja, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana. Seiring waktu, kamu bisa menambah sesuai kemampuanmu
- Tak butuh keahlian dan pengetahuan khusus, karena pada dasarnya pengelolaan akan diserahkan pada manajer investasi. Namun, kamu perlu tetap mempelajari cara kerjanya, agar kemudian kamu bisa melakukan review atas perkembangannya, sudah sesuai dengan tujuan keuanganmu atau perlu ada penyesuaian lagi.
- Mudah, karena sekarang hampir setiap manajer investasi memiliki aplikasi mobile yang memungkinkanmu berinvestasi secara online, sehingga lebih praktis. Juga tersedia marketplace reksa dana, tempat berbagai manajer investasi berkumpul. Beli reksa dana di sini akan lebih mudah; semua data juga tersedia secara lengkap.
- Pilihan produknya banyak. Dengan kepiawaianmu menyesuaikannya dengan tujuan keuangan dan jangka waktu, maka perkembangan dana investasimu akan bisa optimal.
Kerugian investasi reksa dana:
- Satu investor rugi, maka semua ikut rugi, jika manajer investasi kurang bisa mengelola dana dengan baik sehingga nilai unit penyertaan berkurang.
- Adanya risiko likuiditas yang terjadi ketika manajer investasi tak mampu mencairkan dana akibat terlalu banyaknya investor yang ingin menarik dana.
- Ada biaya pengelolaan, baik dari manajer investasinya sendiri maupun dari bank kustodian.
- Peluang manajer investasi yang disuspensi atau bangkrut, sehingga dana investasi enggak balik.
Meskipun ada beberapa kelemahan investasi reksa dana, tetapi hal ini bisa ditekan peluangnya dengan cara memilih manajer investasi yang bereputasi baik dan tepercaya. So, do your homework, lakukan riset dan analisis terlebih dulu terhadap (calon) manajer investasi sebelum kamu membeli produk reksa dananya.
Cara Membeli Reksa Dana
Sudah melakukan riset dan survei terhadap manajer investasi, sekarang kamu pun siap untuk mulai investasi reksa dana. Ikuti langkah berikut agar investasimu lancar.
1. Beli di mana?
Tentukan, mau beli produk reksa dana di mana? Mau langsung ke manajer investasi atau melalui marketplace reksa dana?
Yang pasti, pilih yang bereputasi baik ya. Kamu juga wajib untuk menelusuri fund fact sheet yang sudah disediakan. Cermati perkembangan dana kelolaannya, dan juga penempatan instrumennya.
2. Buka rekening
Untuk investasi reksa dana online, caranya enggak pakai ribet sama sekali. Bisa jadi berbeda step by step-nya, tetapi secara umum tahapan buka rekeningnya kurang lebih:
- Registrasi, isi form data diri.
- Lampirkan dokumen-dokumen persyaratan, seperti foto KTP, NPWP, foto selfie sambil memegang KTP, hingga fotokopi buku tabungan.
- Tunggu adanya tahapan verifikasi yang akan dilakukan, ada yang minta voice call/video call juga ya. So, kamu ikuti saja prosedurnya.
- Saat rekening sudah aktif, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana.
3. Beli produk
Di manajer investasi, juga akan ada berbagai produk reksa dana yang ditawarkan sesuai jenisnya. Pilihlah yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, cermati data-data yang disertakan. Lakukan simulasi perkembangan dana investasi jika perlu. Hampir setiap aplikasi reksa dana ada fitur untuk simulasi perhitungan investasi ini, so, manfaatlah dengan baik.
Jika sudah menemukan yang pas, pilih opsi “beli”, dan selanjutnya ikuti petunjuk yang ada. Ada manajer investasi yang meminta kamu untuk menyetorkan deposit sebelum mulai memilih produk. Tetapi ada juga yang memintamu untuk transfer dana setelah pembelian, sehingga kamu bisa menyetorkan sejumlah yang diminta saja. Mana yang lebih baik? Semua baik, sesuaikan dengan kondisimu.
4. Review
Selanjutnya, lakukan review berkala terhadap dana investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan. Bandingkan dengan rencana keuanganmu, apakah sudah sesuai? Jika belum sesuai, mungkin ada yang bisa kamu perbaiki lagi. Misalnya, setoran ditambah, atau bahkan memindahkan ke produk lain. Mau pindah manajer investasi? Boleh saja, asalkan sudah kamu perhitungkan.
5. Konsisten
Kunci sukses investasi, termasuk juga investasi reksa dana, adalah konsisten. So, pastikan kamu konsisten berinvestasi sesuai rencana keuangan yang sudah kamu buat.
Nah, bagaimana? Ternyata simpel kan, investasi reksa dana itu? Iya, ini memang salah satu instrumen investasi yang simpel dan menguntungkan, cocok banget buat kamu yang baru mulai berkenalan dengan berbagai produk pengembangan dana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!