Kiat Memilih Sekolah Terbaik dengan Anggaran Terbatas
Memilih sekolah adalah salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh orang tua dalam merencanakan masa depan anak-anak. Rumitnya, enggak cuma ada pertimbangan kualitas pendidikan, tetapi juga harus disesuaikan dengan anggaran keluarga yang sering kali terbatas.
Apalagi di zaman sekarang, ketika biaya pendidikan semakin melangit. Memilih sekolah yang tepat dapat menjadi tugas yang menantang.
So, memang kudu teliti dan telaten, karena ada berbagai faktor yang harus diperhatikan, seperti akreditasi sekolah, kurikulum, program ekstrakurikuler, serta lokasi dan fasilitas yang disediakan.
Table of Contents
Kiat Memilih Sekolah Terbaik sesuai Anggaran
Kalau boleh memilih sekolah, pasti semua orang tua penginnya menyekolahkan anak masing-masing di sekolah terbaik. Namun, lagi-lagi, manusia memang banyak maunya, sayangnya, sumber dayanya terbatas.
Kebutuhannya banyak, sementara duitnya ngepas. Jadi, harus diatur, supaya semua kebutuhan tercukupi dengan baik—termasuk untuk sekolah anak-anak.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Baca juga: Apa sih yang Menyebabkan Tingginya Biaya Sekolah? Bisa Jadi 5 Ini Alasannya!
1. Menentukan Prioritas
Dengan menentukan prioritas, orang tua bisa memilih sekolah menjadi shortlist yang tepat untuk anak masing-masing. Ada beberapa kriteria prioritas yang bisa dipertimbangkan:
- Kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan, misalnya orang tua bisa memperhatikan reputasi sekolah, akreditasinya, hingga prestasi akademiknya. Misalnya jika memilih SMA, berapa persen lulusan tersebut yang bisa menjebol PTN? Nah, orang tua bisa mempertimbangkan sesuai value keluarga masing-masing.
- Lokasi, karena kita harus melihat fakta, bahwa transportasi adalah salah satu aspek yang bisa memberatkan finansial. Sekolah yang lokasinya dekat—katakanlah masih satu kota—pasti biayanya akan lebih ringan ketimbang harus bersekolah di lain kota. Ini juga ada kaitannya dengan hemat waktu.
- Fasilitas dan program sekolah juga menjadi salah satu bahan pertimbangan penting. Sesuaikan dengan minat dan bakat anak.
2. Riset dan Bandingkan Sekolah
Dalam memilih sekolah, kunjungi beberapa di antaranya yang sudah masuk ke dalam shortlist untuk melihat langsung fasilitas dan suasana belajar.
Konon, ada yang bilang, bahwa kalau pengin melihat sekolah itu apa adanya, maka berkunjunglah ke kantin dan duduk di sana beberapa saat. Dari sana akan terlihat bagaimana hubungan antara siswa.
Setelah itu, cek toiletnya. Jika toilet bersih, maka bisa dipastikan bagian lain dari sekolah juga bersih.
Hmmm, gimana nih? Mau coba cara ini juga?
Bandingkanlah satu sekolah dengan yang lainnya. Cari apakah ada testimoni dari orang tua siswa yang sudah bersekolah di tempat tersebut atau dari alumninya.
Umumnya, sekolah yang berkualitas juga memiliki ikatan alumni yang kuat dan solid.
3. Hitung Biaya
Saat mempertimbangkan biaya dalam memilih sekolah, penting untuk menghitung semua biaya yang akan dikeluarkan, termasuk biaya pendaftaran, uang pangkal, SPP, dan biaya tambahan lainnya seperti seragam, buku, kegiatan ekstrakurikuler, dan transportasi.
Memahami keseluruhan biaya ini dapat membantu orang tua merencanakan keuangan dengan lebih baik dan menghindari kejutan di kemudian hari.
Selain itu, cari tahu apakah sekolah menawarkan beasiswa, potongan harga, atau program bantuan finansial yang bisa meringankan beban biaya. Ada sekolah yang menyediakan beasiswa berdasarkan prestasi akademik, nonakademik, atau kriteria lainnya. Ini bisa dimanfaatkan loh.
Setelah informasi lengkap, buat anggaran pendidikan tahunan yang realistis dan pastikan total biaya yang diperlukan sesuai dengan kemampuan finansial keluarga. Dengan anggaran yang terencana, orang tua dapat memastikan bahwa pendidikan anak tidak akan terganggu oleh masalah keuangan.
4. Fokus pada Kebutuhan Anak
Iya, karena yang sekolah kan anaknya, bukan orang tuanya.
So, fokus pada kebutuhan anak sangat penting dalam memilih sekolah. Hal ini untuk memastikan mereka dapat belajar dan berkembang dengan optimal.
Selain itu, lingkungan sosial di sekolah harus dipertimbangkan, termasuk bagaimana anak akan berinteraksi dengan teman-teman sekelas dan guru. Nah, ini nih yang tadi bisa didapatkan dari nongkrong di kantin.
Lingkungan yang positif dan mendukung akan membuat anak merasa nyaman, termotivasi, dan mampu mencapai prestasi akademik serta perkembangan pribadi yang maksimal.
5. Komunikasi dengan Sekolah
Komunikasi yang baik dengan sekolah adalah kunci untuk memastikan bahwa pilihan orang tua tepat dan memenuhi harapan. Jadi, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan kepada pihak sekolah mengenai hal-hal yang penting. Mulai dari kurikulum sampai biayanya.
Mintalah rincian biaya secara lengkap, termasuk biaya pendaftaran, SPP, uang pangkal, dan biaya tambahan lainnya. Pastikan bahwa semua biaya dijelaskan secara transparan dan tidak ada biaya tersembunyi yang bisa mengejutkan di kemudian hari.
Transparansi ini penting untuk perencanaan keuangan yang lebih baik dan untuk memastikan bahwa orang tua dapat mengelola anggaran pendidikan dengan efektif.
Nah, gimana? Paling afdal sih ikut kelas keuangan yang khusus membahas mengenai dana pendidikan nih sama QM Financial. Supaya bisa lebih siap—sampai menghitung dan memproyeksikan kebutuhan beberapa tahun lagi, juga diajarin lo.
Anggaran terbatas? Enggak apa, yang penting bisa memilih sekolah yang paling pas untuk anak.
Yuk, cari tahu caranya dengan belajar mengelola keuangan! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Seperti Putri Ariani, Ini Hal Keuangan untuk Orang Tua yang Ingin Mengantar Anak Mewujudkan Mimpi
Putri Ariani, bintang yang baru-baru ini mencuri perhatian publik lewat penampilannya yang memukau di America’s Got Talent, adalah contoh nyata dari betapa pentingnya dukungan orang tua dalam mewujudkan mimpi anak.
Ketika Putri menaiki panggung dengan suara emasnya, di balik itu adalah jalinan perjuangan, pengorbanan, dan dukungan finansial yang tak terhitung dari orang tuanya. Kepedulian dan dukungan orang tua terhadap aspirasi anak tak hanya bersifat moral, tetapi juga melibatkan aspek keuangan yang tak kalah pentingnya.
Hal ini menjadi sebuah peringatan bagi orang tua yang ingin membantu anak mereka meraih mimpi, terutama di bidang yang membutuhkan investasi waktu dan sumber daya, seperti musik, olahraga, atau seni. Pengelolaan keuangan yang cermat, perencanaan jangka panjang, dan pemahaman akan biaya yang mungkin timbul dalam proses tersebut adalah kunci suksesnya peran orang tua dalam mengantar anak mewujudkan ambisinya.
Dengan semakin banyaknya kisah sukses seperti Putri Ariani, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa mendukung mimpi anak bukan hanya tentang menyemangati, tetapi juga memastikan keberlangsungan dukungan secara finansial.
So, kali ini, kita akan membahas berbagai aspek keuangan yang harus diperhatikan oleh orang tua yang ingin serius mendampingi anak dalam mengejar impian mereka, mulai dari pengelolaan dana, perencanaan anggaran, hingga cara menghadapi berbagai tantangan finansial yang mungkin muncul di sepanjang perjalanan tersebut.
Menjadi Supporter Mimpi Anak dan Hal Keuangan di Baliknya yang Harus Diwaspadai
Mendukung mimpi anak yang ingin sesukses Putri Ariani adalah salah satu aspek krusial dalam perkembangan mereka, dan ini melibatkan lebih dari sekadar dorongan emosional.
Dukungan keuangan sering kali menjadi komponen penting dalam membantu anak mencapai tujuan mereka. Berikut adalah beberapa cara di mana keuangan terkait dengan mendukung mimpi anak, dan apa yang perlu diwaspadai oleh orang tua:
Investasi Awal
Untuk hampir setiap aspirasi atau mimpi, ada biaya awal yang harus dikeluarkan. Misalnya, jika anak bercita-cita menjadi musisi, mereka akan memerlukan instrumen musik, pelajaran musik, dan mungkin biaya rekaman.
Jika bercita-cita menjadi atlet, mereka akan memerlukan perlengkapan olahraga, pelatihan, dan biaya partisipasi dalam kompetisi. Orang tua harus siap dengan investasi awal ini dan memahami bahwa ini adalah langkah pertama dalam mendukung mimpi anak.
Biaya Berkelanjutan
Selain biaya awal, ada juga biaya berkelanjutan yang harus dipertimbangkan. Ini bisa berupa biaya pelajaran lanjutan, biaya perjalanan untuk kompetisi, atau biaya pemeliharaan peralatan. Ini adalah aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan jangka panjang.
Seperti Putri Ariani, yang orang tuanya dengan sigap menerbangkannya ke Amerika Serikat untuk mengejar mimpi. Pastinya biayanya tidak murah, bukan?
Pengorbanan Waktu dan Sumber Daya
Mendukung mimpi anak mungkin juga berarti mengorbankan waktu dan sumber daya yang bisa saja dialokasikan untuk hal lain. Hal ini perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan keuangan keluarga.
Keseimbangan Antara Dukungan dan Keberlanjutan Finansial
Penting bagi orang tua untuk menemukan keseimbangan antara mendukung mimpi anak dan memastikan keberlanjutan finansial keluarga. Mengalokasikan terlalu banyak sumber daya ke satu arah dapat menyebabkan tekanan finansial.
Pendidikan Finansial untuk Anak
Sementara mendukung mimpi anak, penting juga untuk mendidik mereka tentang manajemen keuangan. Ini akan membantu mereka nantinya jika ternyata mereka mendapatkan penghasilan dari minat dan mimpinya tersebut. Jangan sampai mereka memiliki konsep yang keliru tentang uang, dan akan membuat mereka memiliki hubungan yang tidak baik dengan uang.
Dengan memahami nilai uang dan pentingnya pengelolaan sumber daya dengan bijaksana, mereka akan bisa mendapatkan manfaatnya untuk sepanjang hidup.
Kesiapan untuk Ketidakpastian
Tidak semua mimpi berujung pada kesuksesan, dan kadang ada risiko finansial yang terlibat. Orang tua perlu siap untuk menerima bahwa terkadang, meskipun sudah banyak investasi yang dikeluarkan, hasilnya mungkin tidak sesuai harapan. Ini penting untuk diantisipasi dan diakui sebagai bagian dari proses.
Dengan memahami dan menavigasi tantangan dan aspek keuangan ini dengan bijaksana, orang tua dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anak-anak mereka dalam mewujudkan mimpi mereka seperti Putri Ariani, sambil menjaga keseimbangan dan keberlanjutan finansial keluarga.
Yang Bisa Dilakukan oleh Orang Tua untuk Dukung Anak Meraih Mimpi seperti Putri Ariani
Agar orang tua dapat mengatur keuangan dengan efektif untuk mendukung dan mengantar anak meraih mimpinya seperti Putri Ariani, ada beberapa langkah dan strategi yang bisa diambil.
Menetapkan Prioritas dan Tujuan
Orang tua harus memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh anak mereka dan berapa banyak sumber daya yang diperlukan. Dengan mengetahui prioritas, orang tua dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana mengalokasikan keuangan.
Menyusun Anggaran
Membuat anggaran khusus untuk mendukung mimpi anak seperti Putri Ariani adalah langkah penting. Ini harus mencakup estimasi biaya awal, biaya berkelanjutan, dan dana darurat untuk ketidakpastian. Pastikan juga untuk memasukkan biaya pendidikan dan kebutuhan lainnya.
Jangan sampai cash flow secara keseluruhan terganggu, hingga kebutuhan-kebutuhan penting terlupakan.
Menabung dan Investasi
Mulai menabung dan berinvestasi lebih awal untuk tujuan jangka panjang. Investasikan dalam instrumen yang aman dan berkembang sehingga dana tersebut dapat berkembang seiring waktu. Ini akan membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk mendukung mimpi anak.
Mencari Sumber Pendanaan Eksternal
Terkadang, dukungan keuangan dari keluarga mungkin tidak cukup. Dalam kasus ini, orang tua bisa mencari beasiswa, hibah, sponsor, atau pendanaan crowdfunding untuk membantu menutupi biaya yang diperlukan.
Pengelolaan Utang dan Kredit
Jika perlu mengambil pinjaman untuk mendukung mimpi anak, pastikan untuk mengelola utang dengan bijaksana. Jangan mengambil lebih banyak utang daripada yang mampu dibayar kembali dan selalu berupaya untuk mempertahankan skor kredit yang baik.
Fleksibilitas dan Adaptasi
Kondisi keuangan dan tujuan anak dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk tetap fleksibel dan siap menyesuaikan rencana keuangan sesuai dengan kebutuhan yang berkembang.
Pengendalian Emosi dan Pengambilan Keputusan Rasional
Dalam mendukung mimpi anak, penting untuk tidak terbawa emosi dalam pengambilan keputusan keuangan. Selalu evaluasi opsi dengan kepala dingin dan fokus pada keberlanjutan finansial jangka panjang.
Menjaga Keseimbangan Hidup
Sambil mendukung mimpi anak yang ingin sesukses Putri Ariani, jangan melupakan kebutuhan dan aspirasi anggota keluarga lainnya. Pastikan untuk menjaga keseimbangan dalam pengeluaran dan investasi untuk seluruh keluarga.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, orang tua dapat lebih efektif dalam mengatur keuangan mereka untuk mendukung dan mengantar anak-anak mereka dalam meraih mimpinya.
Kesuksesan Putri Ariani yang viral bisa menjadi inspirasi bagi banyak keluarga yang ingin melihat anak-anak mereka mewujudkan mimpinya.
Dalam perjalanan yang penuh tantangan ini, peran orang tua tidak hanya sebagai pemberi semangat, tetapi juga sebagai penopang keuangan yang stabil. Dengan perencanaan, pengelolaan, dan pendekatan yang bijaksana terhadap keuangan, orang tua dapat meletakkan pondasi kokoh bagi masa depan anak-anak mereka.
Kunci keberhasilan terletak pada keseimbangan antara mendukung aspirasi dengan menjaga keberlanjutan finansial keluarga. Ingatlah bahwa investasi dalam pendidikan dan mimpi anak adalah investasi dalam masa depan yang lebih cerah dan penuh makna. Biarkan kisah Putri Ariani menjadi pemicu bagi kita semua untuk berinvestasi secara cerdas dalam impian anak-anak kita dan mendukung mereka dengan penuh cinta dan dedikasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Survei: 52% Orang Tua Mengalami Stres Selama Pandemi Karena Alasan Finansial – Apa yang Harus Dilakukan?
Survei Universitas Michigan yang melibatkan 500 lebih orang responden (dengan 51% di antaranya memiliki anak di bawah usia 12 tahun) ternyata membuktikan, bahwa tak sedikit orang tua mengaku mengalami stres hingga terjadi peningkatan intensitas hukuman fisik dan psikologis yang diberikan pada anak di masa-masa karantina mandiri ini.
Lebih menarik lagi, peningkatan ini ternyata dipicu oleh alasan keuangan. 50% di antaranya mengaku, stres datang lantaran mereka khawatir tidak bisa membayar berbagai tagihan, sedangkan 55% cemas akan kehabisan uang selama masa #dirumahaja.
52% orang tua mengaku, bahwa masalah finansial memengaruhi hubungan mereka dengan anak selama masa pandemi, dan 50% lainnya mengaku, semakin berkonfliknya hubungan mereka dengan anak disebabkan oleh isolasi sosial.
Hmmm, ini menarik.
Memang setelah dua minggu masa karantina berlangsung, mulai ada keluhan dari para orang tua yang “ditugasi” oleh guru dan sekolah (serta pemerintah) untuk mendampingi dan mendidik anak selama belajar di rumah.
Well yes, the thing is enggak semua orang tua punya kompetensi untuk mendidik anak secara akademis sendiri. Ditambah lagi, banyak orang tua yang masih sibuk bekerja meski mereka tinggal di rumah.
Di samping itu, muncul pula kekhawatiran finansial karena mungkin ada pengurangan tunjangan dan fasilitas ketika orang tua bekerja di rumah. Ini belum termasuk mereka yang secara resmi dirumahkan tanpa gaji ataupun upah.
So, bagaimana caranya mengelola diri agar tak mengalami stres selama mendampingi dan mendidik anak belajar di rumah? Yah, setidaknya meminimalkan efek dari stres yang bisa berdampak kurang baik untuk anak.
7 Hal yang Bisa Dilakukan Orang Tua Agar Tak Mengalami Stres Karena Kekhawatiran Finansial Saat Mendampingi Anak Belajar di Rumah
1. Beri pengertian
Adalah penting bagi anak untuk mengetahui bahwa kondisi sekarang agak berbeda dari biasanya. Memang sebagai orang tua, kita tidak boleh menambahkan beban–apalagi ketakutan–kepada mereka. Cukup kita saja yang mengalami stres, bukan anak-anak.
Namun, ada baiknya memberi mereka pengertian, bahwa sekarang waktunya untuk lebih wawas diri dan prihatin dengan kondisi. Inilah waktunya untuk memperkenalkan rasa empati pada anak.
So, coba cari waktu untuk bisa mengobrol. Biasanya anak-anak yang sudah lebih besar (minimal sudah duduk di bangku SD) akan lebih mudah diberi pengertian. Sedangkan, jika masih sangat kecil, ini waktunya untuk memperkenalkan pola hidup yang lebih sehat dan hemat pada mereka.
2. Pos kesehatan dan gizi pastikan aman
Pos kesehatan dan makanan merupakan kebutuhan yang paling urgent di masa-masa pandemik ini. Jadi, pastikan anak-anak dan keluarga tetap mendapatkan nutrisi baik yang mereka perlukan untuk tumbuh dan berkembang.
Pastikan juga jaminan kesehatan terhadap mereka tetap dipenuhi. Mulai dari pencegahan, obat-obatan, hingga asuransi kesehatan.
3. Atur prioritas keuangan
Yes, gerak ekonomi kita sekarang sedang melambat di semua sektor. Banyak pekerja dirumahkan, baik dengan gaji yang dikurangi atau bahkan tanpa gaji. Banyak orang kehilangan mata pencaharian, sehingga banyak pula yang hidup dengan uang tabungan.
Wajar jika kemudian kita mengalami stres karenanya. Penghasilan berkurang, sedangkan pengeluaran bertambah.
Jadi, mari atur prioritas keuangan lagi. Alokasi arus kas harus dicek lagi. Lihat di bagian mana, pos pengeluaran bisa dikurangi.
4. Buat jadwal
Yes, it’s all about time management lagi. Kalau perlu, buat jadwal harian yang berlaku untuk seisi rumah, agar kita bisa menjamin setiap kegiatan bisa on time.
Kalau perlu tulis jadwal di whiteboard atau apa pun, dan letakkan di tempat yang mudah dilihat.
Karena, berada di rumah bukan berarti kita liburan nih kali ini, tetapi tetap belajar dan bekerja. Jadi rutinitas pun harus tetap jalan: tetap bangun pagi, tetap harus sarapan, dan mandi.
Justru sebagai orang tua, ini kesempatan kita untuk mengajarkan kedisiplinan dan kemandirian pada anak dengan lebih baik.
5. Ajak anak berkreasi dengan barang bekas/yang sudah ada di rumah
Di rumah pasti ada barang bekas kan? Jika tugas sekolah sudah selesai, dan masih ada waktu luang, ajak anak-anak berkreasi membuat mainan sendiri atau kreasi lain dari barang-barang tak terpakai ini.
Lakukanlah ini juga di sela-sela kesibukan kita bekerja dari rumah. Lumayan jadi selingan buat orang tua yang mengalami stres lo.
Carilah video tutorial yang banyak ditemukan di Youtube (ketimbang hanya membiarkan anak-anak menonton video yang tanpa muatan pendidikan), lalu coba praktik sendiri. Modifikasi jika perlu, sediakan bahan-bahan yang bisa mereka pakai.
6. Ajak anak untuk bersolidaritas
Sekarang juga waktunya untuk memperkenalkan rasa empati pada anak-anak. Ajak mereka untuk ikut bersolidaritas pada mereka yang berada di garda depan memerangi virus korona.
Ajak anak-anak berdonasi dari uang jajan sekolah atau uang saku yang biasanya mereka dapatkan. Nominal kecil pun tak masalah kan?
Atau biarkan mereka memesan makanan secara online via aplikasi ojol, dan pesankan makanan untuk driver sekalian, seperti ajakan Mbak Ligwina Hananto tempo hari yang sempat viral di media sosial.
Dengan begini, kita yang mengalami stres ini semoga lantas tersadarkan, bahwa kondisi kita masih lebih baik ketimbang mereka yang harus tetap berada di luar itu. Pun dapat menanamkan nilai-nilai solidaritas pada anak-anak.
7. Berikan sugesti bahwa semua akan ada akhirnya
Ini sugesti penting buat kita yang mengalami stres di masa pandemik ini, bahwa semua ini pasti juga akan ada akhirnya.
Sampaikan juga hal ini pada anak-anak. Suatu hari nanti, mereka juga akan kembali ke sekolah, berkegiatan seperti semula. Orang tua juga demikian, akan kembali ke kantor dan bisa bekerja seperti biasa. Saat weekend atau liburan panjang nanti, kita juga bisa berlibur seperti sebelumnya, pun bisa jalan-jalan ke mana saja dengan leluasa.
Sampaikan sugesti ini sesering yang diperlukan, untuk menumbuhkan harapan dan motivasi untuk bertahan. Baik bagi kita, ataupun anak-anak.
Nah, stay safe, everyone! This too shall pass! Stay sane, stay healthy, and stay at home!
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Tinggal di Rumah Sendiri atau Mertua? Mana yang Lebih Baik?
Apakah kamu baru saja menikah? Memulai kehidupan baru dalam berumah tangga adalah tantangan yang akan dihadapi oleh pengantin baru. Salah satu hal penting yang menjadi bahan pertimbangan saat menikah adalah keputusan untuk tinggal di rumah sendiri atau di rumah orang tua/mertua. Walau terkesan sepele, sebaiknya kamu benar-benar memikirkannya karena tinggal di rumah sendiri atau pun di rumah orang tua atau mertua memiliki nilai plus dan minusnya masing-masing