SR014 Bisa Mulai Dipesan Hari Ini, Ini Dia Beberapa Hal yang Penting Diketahui Sebelum Investasi
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mulai menawarkan salah satu surat utang negara berjenis sukuk ritel seri SR014 hari ini, Jumat 26 Februari 2021.
Penerbitan SR014 ini nantinya akan dimanfaatkan untuk pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam berbagai sektor, termasuk untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur dan juga berbagai aktivitas dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional dampak dari pandemi COVID-19.
So, ini kesempatan bagus nih buat kalian, terutama yang kemarin terlewat untuk ikut investasi di ORI019, ataupun yang pengin menambah aset instrumen investasi berbasis Syariah.
SR014: Alternatif Investasi dengan Imbal Menarik Sembari Berkontribusi untuk Negeri
FYI, besar imbal SR014 ini fixed rate, dan cukup menarik karena lebih besar daripada suku bunga deposito yang tempo hari diturunkan lagi oleh Bank Indonesia—meskipun lebih rendah daripada kupon ORI019 yang diluncurkan akhir Januari 2021 lalu, yaitu sebesar 5.47%.
Buat kamu yang tertarik untuk ikut berinvestasi, SR014 bisa dipesan mulai dari tanggal 26 Februari 2021 pukul 09.00, hingga nanti 17 Maret 2021, dengan nominal yang cukup terjangkau mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar.
Pembayaran kupon pertamanya 10 April 2021, dan SR014 juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder setelah 3 bulan holding period.
Untuk ikut memesan SR014, kamu bisa menghubungi beberapa mitra distribusi yang sudah ditunjuk oleh Kemenkeu, dan memesan surat berharga ini secara online. Yes, nggak perlu susah-susah kan ya?
Adapun beberapa tahap pemesanannya adalah sebagai berikut:
- Menghubungi Mitra Distribusi yang sudah ditunjuk oleh Kemenkeu. Daftar Mitra Distribusinya bisa dilihat di laman Sukuk Ritel di website kemenkeu.go.id.
- Mendaftarkan diri untuk mendapatkan akun di Mitra Distribusi, dan melalui setiap tahap verifikasinya dengan baik.
- Pesan SR014 melalui menu aplikasi yang sudah disediakan.
- Melakukan pembayaran sesuai nominal yang diberikan, bisa melalui ATM, e-banking, ataupun cara payment yang lainnya.
- Setelah melakukan pembayaran, kamu akan menerima bukti terima pembelian surat berharga, dan kamu pun sudah mendapatkan “jatah” ketika tiba saatnya setelmen.
Mudah kan?
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Berinvestasi di Surat Berharga Negara
1. Pastikan kondisi keuangan sehat
Investasi seharusnya dilakukan ketika kondisi keuangan kita sudah sehat. Jadi, ayo cek dulu sebelum akhirnya ikut memesan SR014 hari ini.
Apakah dana daruratmu sudah aman? Apakah asuransi sudah terbayar preminya semua? Arus kas positif dan lancar?
Jika hal-hal seperti di atas masih menjadi masalah, maka sebaiknya kamu fokus dulu untuk menyelesaikan masalah keuanganmu sebelum kemudian berinvestasi. Dengan demikian, investasi akan lebih lancar, dan hasilnya akan lebih optimal nantinya.
2. Sesuaikan dengan tujuan
Ingatlah untuk selalu berpijak pada #TujuanLoApa setiap kali hendak mulai berinvestasi pada salah satu instrumen, termasuk surat berharga negara. Karena jika dilakukan tanpa tujuan, pada akhirnya hasil investasi juga tidak akan dapat bermanfaat secara optimal.
Tenor seri sukuk ritel umumnya adalah 3 tahun, termasuk SR014 ini. Memang seri sukuk ritel ini bisa dijual di pasar sekunder setelah melalui minimum holding period-nya, tetapi hal ini akan membuatmu “kehilangan hak” untuk menerima kupon tetap setiap bulannya lo.
Jadi, pastikan kamu punya tujuan yang sesuai ya.
3. Sesuaikan dengan kemampuan
Berinvestasi di SR014 memang bisa dimulai dengan nominal yang cukup terjangkau, yaitu Rp1 juta. Meski demikian, akan baik adanya jika kamu juga menyesuaikan dengan kemampuan.
Berinvestasilah dengan dana yang memang dialokasikan untuk investasi, bukan dana yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, apalagi dana hasil berutang. Bijak dalam mengelola dan mengalokasikan uang akan membuahkan hasil investasi yang optimal, termasuk ketika kamu ikut berinvestasi di surat berharga negara.
4. Pahami cara kerjanya
Pahami bahwa setiap investasi memiliki risiko yang datang sepaket dengan imbalnya. Tak terkecuali dengan surat berharga negara, dalam hal ini SR014.
Wah, masa instrumen dari pemerintah berisiko? Ya, meskipun relatif sangat rendah dibandingkan instrumen lain, tetapi risiko tetap ada, sehingga sudah sewajarnya jika kamu juga harus memahaminya.
Nah, demikian sedikit tentang SR014 yang akan bisa mulai dipesan sejak hari ini. Bagaimana? Sudah ada dana yang siap untuk diinvestasikan? Kalau iya, cus, segera menghubungi Mitra Distribusi yang kamu percaya ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Acuan ke 3.5%, Apa Dampaknya terhadap Keuangan Pribadi Kita?
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 17 – 18 Februari 2021, Bank Indonesia menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur periode Februari 2021. Salah satu hasil keputusan rapat tersebut adalah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, atau BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 3.75% menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
Oleh pelaku pasar, hal ini sebenarnya sudah diperkirakan dan diharapkan.
Dengan demikian, suku bunga acuan BI kini ada di level paling rendah sepanjang sejarah, setelah sebelumnya mencapai 3.75% di bulan November 2020. Keputusan pemangkasan suku bunga acuan ini diambil dengan mempertimbangkan perkiraan pertumbuhan inflasi yang tetap rendah, dan yang paling penting, untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional yang lebih cepat.
Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
Biaya bunga kredit menjadi murah
Dengan adanya penurunan suku bunga acuan BI ini, maka ada beberapa sektor yang langsung terimbas, seperti perbankan, properti, dan infrastruktur.
Yang pasti, biaya bunga kredit properti dan konstruksi pun dapat ditekan, sehingga dapat mendorong permintaan kredit konsumsi, investasi, dan bisnis. Dengan demikian, bisnis perbankan pun terungkit mengalami peningkatan.
DP 0% untuk kredit kendaraan bermotor
Salah satu poin yang juga disambut baik dalam pengumuman penurunan suku bunga acuan BI kemarin adalah kelonggaran uang muka kredit kendaraan bermotor mulai dari 0% untuk semua jenis kendaraan baru. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Maret 2021 mendatang, hingga 31 Desember 2021.
DP 0% untuk kredit properti
Selain kendaraan bermotor, pihak Bank Indonesia juga melonggarkan loan to value kredit dan pembiayaan properti menjadi 100%. Artinya, siapa pun yang hendak membeli properti—semua jenis properti—mulai Maret 2021 nanti, juga bisa meminta down payment sebesar 0%.
Yes, ini berlaku untuk pembelian segala jenis properti, mulai dari rumah tapak, rusun, ruko, hingga rukan bagi bank dengan kriteria tertentu.
Saham
Di pasar saham sendiri, sudah mulai terlihat adanya potensi aliran dana yang meningkat.
Hal ini wajar sih, lantaran dengan turunnya suku bunga acuan BI ini, investor akan cenderung untuk mengalihkan dana ke instrumen dengan potensi return yang lebih menarik ketimbang instrumen seperti tabungan ataupun deposito yang pasti akan terdampak oleh tren penurunan suku bunga ini.
Karena adanya penurunan suku bunga acuan ini, banyak perusahaan juga lantas berani untuk kembali meminjam dana untuk berbagai upaya surviving, sehingga secara fundamental akan dapat mengerek tren saham emiten sektor tertentu.
Obligasi
Penurunan BI 7 DRR juga berpengaruh pada naiknya harga obligasi. FYI, harga obligasi selalu berbanding terbalik dengan tren suku bunga. Ketika suku bunga turun, maka harga obligasi akan cenderung naik. Demikian pula sebaliknya, ketika suku bunga acuan ditetapkan naik, maka harga obligasi cenderung turun.
Ketika harga obligasi naik, kinerja reksa dana pendapatan tetap—yang proporsi surat utangnya mencapai 80%–ikut terkatrol naik.
Apa Pengaruhnya untuk Keuangan Pribadi?
Tak hanya bisnis dan ekonomi negara yang akan merasakan dampak penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ini, tetapi efeknya juga akan sampai pada kita yang memiliki berbagai tujuan keuangan pribadi.
Beli properti atau kendaraan
Jika kamu memang berencana untuk membeli kendaraan bermotor ataupun properti dengan pembiayaan kredit, maka kamu bisa saja memanfaatkan kelonggaran DP 0% dari Bank Indonesia ini.
Namun sekali lagi, ini akan baik dilakukan jika memang sesuai dengan kebutuhanmu. Jangan dibalik ya, karena ada DP 0% jadi lantas “seolah-olah” butuh beli mobil baru. Yang paling penting adalah kebutuhan, dan kemudian cek kemampuan.
DP 0% memang bagus, tetapi harus dicek juga bagaimana efeknya pada cicilan-cicilan berikutnya. Apakah ini lantas ikut mengerek ketentuan cicilan kredit per bulannya? Jika iya, maka kamu harus membuat rencana skema cicilan utang ke depannya. Cek, agar jangan sampai melebihi rasio utang 30% untuk seluruh kredit yang kamu miliki.
Investasi
Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang berefek pada pasar modal dan obligasi juga bisa jadi membuatmu ingin melakukan review dan rebalancing.
Sekali lagi, selalu berpijaklah pada #TujuanLoApa.
Harga obligasi bisa jadi naik, pasar saham bisa jadi rally lagi—terutama untuk sektor-sektor tertentu yang industrinya paling kena dampak penurunan suku bunga acuan ini, misalnya seperti industri otomotif, properti, dan perbankan. Namun, kembali lagi ke tujuan investasimu.
Tak perlu memaksakan diri untuk ikut bereaksi pada pergerakan pasar, jika memang tujuan keuanganmu tidak sesuai. Semua tetap harus dikembalikan pada kebutuhan kita. Cek juga horizon waktunya ya, sehingga kamu bisa mengoptimalkan hasil investasimu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Saham vs Obligasi: Mana yang Lebih Untung? Ini Dia 4 Perbandingannya
Saham vs Obligasi, mana sih yang lebih untung?
Yah, penginnya sih pasti punya investasi dengan keuntungan yang banyak, tapi risiko yang minim–kalau perlu nggak usah pakai risiko. Betul enggak? Tapi, sayangnya, yang kayak gitu tuh enggak ada. Jadi, kalau kamu penasaran saham vs obligasi, mana yang lebih untung, akan lebih baik jika kamu mempertimbangkannya sesuai dengan tujuan dan kebutuhanmu.
Untuk tujuan dan kebutuhan tertentu, bisa jadi saham akan lebih sesuai. Sedangkan untuk tujuan dan kebutuhan yang lain, obligasi akan lebih cocok. Ini lebih karena masing-masing instrumen punya karakternya sendiri-sendiri.
Nah, buat kamu yang sekarang lagi bingung, pengin investasi sih, mumpung ORI018 masih dalam masa penawaran dan saham lagi banyak diskon–tapi ya yang namanya dana bukannya tak terbatas, jadi harus memutuskan mana yang lebih baik antara saham vs obligasi, berikut beberapa pertimbangannya.
Pengertian
Saham
Mari kita lihat perbandingan saham vs obligasi mulai dari pengertiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham berarti surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
Surat berharga ini dijual dalam satuan lot (= 100 lembar), dengan harga yang sudah ditentukan dan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung situasi dan kondisi pasar modal itu sendiri. Saham bisa dibeli di bursa saham, di Indonesia ada Bursa Efek Indonesia. Pembeliannya bisa melalui perusahaan sekuritas yang kini semakin banyak jumlahnya.
Obligasi
Obligasi, dalam hal ini yang dikeluarkan oleh pemerintah, adalah surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan. Demikian pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dalam artikel yang lalu, kita sudah berkenalan dengan beberapa jenis obligasi. Nah, obligasi pemerintah adalah salah satu jenisnya. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sendiri ada beberapa jenis. ORI, atau Obligasi Ritel Indonesia, adalah salah satunya.
Keuntungan Saham vs Obligasi
Dalam hal keuntungan, saham vs obligasi juga punya keunggulannya sendiri-sendiri.
Dalam saham, kita bisa mendapatkan beberapa bentuk keuntungan:
- Capital gain, yaitu keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
- Dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan yang kita terima sebagai hak sebagai salah satu pemilik saham. Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen, pun punya jadwal yang tetap. Pembagian dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam obligasi–utamanya obligasi pemerintah–kita bisa mendapatkan beberapa keuntungan juga, yaitu:
- Kupon, yaitu bunga yang diterima atas dana yang kita pinjamkan. Besaran kupon biasanya sudah ditentukan di awal. Seperti misalnya pada ORI018 ini, besaran kupon adalah 5.70% per tahun.
- ORI juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga memungkinkan kita mendapatkan capital gain. Tetapi ada juga yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, seperti SBR. Tetapi SBR ada fasilitas early redemption, yang memungkinkan kita menarik dana sejumlah tertentu sesuai kesepakatan sebelum jatuh tempo.
Risiko Saham vs Obligasi
Saham memiliki risiko berupa:
- Capital loss, yang terjadi ketika kita menjual saham perusahaan yang kita miliki dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga belinya. Harga saham sangat fluktuatif di pasar saham. Seperti sekarang misalnya, ketika IHSG sedang merosot, maka harga saham sudah pasti menurun. Ini bisa jadi menimbulkan kerugian kalau kita harus melepas saham sekarang. Karena itu, banyak investor yang hold sahamnya, menunggu sampai harga naik lagi.
- Risiko likuidasi, yang bisa terjadi ketika perusahaan tempat kita menanam dana harus bangkrut.
Seperti instrumen yang lain, ada risiko yang juga dimiliki oleh obligasi, yaitu:
- Capital loss, jika kita menjual obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga beli.
- Gagal bayar, ketika penerbit obligasi tidak bisa membayar kembali pinjaman dana yang dilakukannya. Namun, untuk obligasi pemerintah, risiko yang kedua ini bisa dibilang sangat kecil. Dalam sejarah, pemerintah Indonesia belum pernah gagal bayar sampai sekarang.
Masa Berlaku
Masa berlaku saham tidak terbatas, selama perusahaan yang kita miliki sahamnya terus beroperasi dan selama sahamnya belum kita jual atau hibahkan pada orang lain.
Sedangkan obligasi, ada masa jatuh tempo yang menyertai dan biasanya tercantum pada surat perjanjiannya. Misalnya, untuk ORI, jatuh temponya adalah 3 tahun. Ada yang lebih panjang? Ada, karena hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan si penerbit surat utang, dan tentunya jika si pemberi pinjaman juga sepakat.
Nah, semoga cukup jelas ya, penjelasan mengenai saham vs obligasi ini.
Jadi, mana yang lebih untung? Ya, kembali lagi ke #TujuanLoApa. Saham merupakan instrumen investasi yang akan membantu tujuan keuangan jangka panjang, lantaran fluktuasi harga yang cukup tajam. Sedangkan, obligasi cocok untuk tujuan jangka pendek dan menengah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Jenis Obligasi yang Perlu Diketahui Sebelum Kamu Investasi di ORI018
Obligasi atau surat utang merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa banget menjadi opsi untukmu mencapai tujuan finansial. Mumpung ORI018 akan meluncur sebentar lagi, bagaimana kalau kita belajar tentang beberapa jenis obligasi yang memang perlu untuk dikenali.
Kenapa? Ya, klise sih, karena tak kenal maka tak sayang.
Obligasi, dengan perencanaan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan, akan memberikan manfaat yang lebih banyak, dibandingkan deposito. Obligasi negara atau obligasi pemerintah, seperti ORI018 ini, adalah salah satu jenisnya.
Ada jenis obligasi yang lain, kalau begitu? Iya, ada. Makanya, kita bahas sekarang yuk.
Beberapa Jenis Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui
1.Berdasarkan Penerbit
- Obligasi Korporasi, adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan kepada pihak lain yang bersepakat untuk menjalin kerja sama pendanaan. Perusahaan di sini bisa BUMN ataupun swasta, dengan jatuh tempo obligasi yang bervariasi tergantung kesepakatan dan kebutuhan. Biasanya jatuh temponya minimal 1 tahun. Perlu kamu pahami–jika kamu berminat untuk investasi di instrumen ini, risiko jenis obligasi ini cukup tinggi. So, akan lebih baik jika kamu melakukan riset dan analisis sebanyak yang diperlukan sebelum akhirnya memutuskan.
- Obligasi Municipal, adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Obligasi ini sudah beberapa kali pernah terbit di Indonesia, namun memang tidak banyak. Karena bukan dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka risikonya juga akan lebih tinggi. Dalam sejarah, pernah ada beberapa kali kasus gagal bayar terjadi oleh pemerintah daerah tapi di luar negeri.
- Obligasi Negara/Pemerintah, yaitu surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat atas nama negara. Biasanya obligasi pemerintah diluncurkan dengan tujuan untuk menutup defisit APBN, serta untuk menghimpun dana dari investir individu dalam negeri agar dapat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan negara. Di Indonesia, ada beberapa jenis obligasi pemerintah yang sering ditawarkan, yaitu ORI–termasuk ORI018, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan, yang masing-masing memiliki karakter dan keuntungannya sendiri-sendiri.
2.Berdasarkan Nominal
- Obligasi Konvensional, yaitu surat utang yang nominalnya besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
- Obligasi ritel, yaitu surat utang dengan nominal kecil, mulai dari Rp1 juta. Contohnya seperti seri-seri ORI yang pernah ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.
3.Berdasarkan pembayaran bunga
- Zero Coupon Bond, yaitu surat utang yang tanpa bunga atau kupon berkala. Investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual saat surat ini diperjualbelikan.
- Obligasi Kupon, yang memberikan bunga atau kupon secara berkala pada investor sesuai kesepakatan. Ada dua jenis lagi, yaitu kupon tetap dan kupon mengambang, yang besarannya mengikuti indeks harga pasar.
4.Berdasarkan Penukaran
- Convertible Bond, yaitu obligasi yang dapat diubah atau dikonversi menjadi saham perusahaan dengan rasio penukaran sesuai kesepakatan.
- Exchangeable bond, yaitu yang dapat diubah menjadi saham tapi yang berafiliasi dengan penerbit, misalnya anak atau induk perusahaannya.
- Obligasi opsi beli, yang memungkinkan penerbit obligasi membeli kembali surat utangnya sesuai dengan harga yang disepakati bersama.
- Putable Bond, yang mengharuskan penerbit surat utang untuk membeli kembali surat utang yang sudah diberikan pada investor.
5.Berdasarkan Imbal Hasil
- Obligasi konvensional, yaitu surat utang yang diterbitkan untuk pendanaan dengan berbagai tujuan, dengan memberikan kupon atau bunga dengan jangka waktu tertentu untuk investor. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya ORI018 dan SBR seri-seri sebelumnya.
- Obligasi syariah, atau sukuk, yang cara kerjanya berlandaskan prinsip atau syariah Islam, yang tak beriba. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan.
Wah, ternyata banyak ya, jenis obligasi yang “beredar” di dunia keuangan Indonesia itu?
Tapi tenang, kamu nggak perlu benar-benar memahami semuanya kok. Kalau kamu tertarik untuk berinvestasi di instrumen ini, kamu bisa mulai dari instrumen yang relatif aman dulu.
Yes, ORI018 bisa jadi pilihan yang oke untuk para investor pemula, pun buat mereka yang sudah lama menjelajah dunia investasi. Dengan tingkat kupon sebesar 5,7%, tentunya lebih tinggi ketimbang deposito. Dengan membeli ORI018, berarti kita juga mendukung upaya pemerintah untuk membangun negara kita.
So, yuk. Jangan lupa ikut berinvestasi untuk negara mulai 1 Oktober. Pantengin akun Kemenkeu biar nggak ketinggalan. Dan, selalu ingat pada #TujuanLoApa ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenalan dengan Sukuk Ritel Menjelang SR013 Ditawarkan
Salah satu instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan buat kita, dan cukup aman dengan imbal yang juga sepadan adalah Sukuk Ritel, atau yang biasa juga disebut dengan Sukri.
Sukuk Ritel merupakan salah satu bentuk surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, yang biasanya dikeluarkan dengan tujuan untuk menghimpun dana masyarakat Indonesia demi menambah modal pembangunan infrastruktur negara.
Pemerintah kembali membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia yang pengin berpartisipasi dalam investasi untuk pembangunan negara sendiri melalui SR013 yang akan segera dibuka penawarannya di akhir Agustus ini.
Buat kamu yang saat ini masih asing dengan Sukuk Ritel, yuk, ikuti terus artikel ini agar kamu bisa kenalan dengan instrumen investasi satu ini dan mungkin bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya juga.
Apa Itu Sukuk Ritel?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Sukri ini merupakan instrumen surat berharga berbasis tabungan dari pemerintah, yang ditawarkan bagi investor individu dengan mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Keluarnya jenis surat berharga ini merupakan wujud akomodasi pemerintah agar warga negara Indonesia yang beragama Islam dapat ikut serta berpartisipasi dalam aktivitas investasi negara dengan tetap taat pada ajaran agama.
Dalam praktiknya, Sukuk Ritel tidak menggunakan sistem bunga, seperti halnya yang berlaku ada surat utang atau obligasi pada umumnya. Meski demikian, instrumen ini tetap menawarkan keuntungan atau imbalan yang tak kalah menarik dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain, bahkan lebih besar daripada deposito.
Sukuk Ritel merupakan bagian atau turunan dari instrumen obligasi, dan merupakan salah satu bentuk dari Surat Utang Negara (SUN). Cara kerjanya mirip dengan SBR, atau Saving Bond Ritel. Hanya saja, Sukri merupakan instrumen syariah, SBR adalah instrumen investasi konvensional.
Nah, mari kita lihat beberapa karakteristik Sukuk Ritel ini lebih jauh.
Karakteristik Sukuk Ritel
Berprinsip Syariah
Dana Sukuk Ritel dikelola sesuai dengan prinsip syariah, seperti yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yang berwenang mengeluarkan fatwa mengenai penerapan prinsip-prinsip syariah dalam produk-produk keuangan, termasuk di dalamnya tentang sukuk ini.
Manfaat Imbalan dan Tenor
Bentuk keuntungan bagi investor dalam Sukuk Ritel bukan berupa bunga, melainkan imbalan yang besarnya sudah ditentukan oleh pemerintah. Imbalan dari Sukri bersifat tetap. Hal ini berbeda dengan Sukuk Tabungan yang menawarkan imbalan dengan sifat mengambang, biasanya mengacu pada rate BI yang disesuaikan setiap 3 bulan sekali.
Untuk Sukuk Ritel yang akan ditawarkan tanggal 28 Agustus 2020 besok, SR013, pemerintah telah menetapkan besaran imbalan yang dapat kita terima adalah 6.05% per tahun. Saat artikel ini ditulis, rate suku bunga BI ada di kisaran 4%, sehingga bisa dilihat, imbalan yang ditawarkan pada Sukuk Ritel ini 2.05% lebih tinggi.
Bukan berupa bunga yang berarti riba, imbalan Sukri merupakan uang sewa, atau ujrah, yang pastinya sesuai dengan prinsip syariah Islam. Imbal hasil instrumen ini akan diberikan setiap bulan hingga akhir jatuh tempo 3 tahun, dan pembayaran pertama akan diberikan 10 November 2020.
Nggak Perlu Modal Besar
Sukuk Ritel, seperti juga jenis obligasi pemerintah yang lain, memang menyasar investor individu sehingga nominal minimal yang ditawarkan pun tidak terlalu tinggi. Untuk SR013, kita dapat ikut berinvestasi dengan modal minimal Rp1 juta, dan selanjutnya dengan kelipatan Rp1 juta, hingga nominal maksimal Rp3 miliar.
Tentunya, ini sangat terjangkau ya, buat investor individu. Investor kelompok ataupun perusahaan dan institusi tidak diperkenankan untuk ikut berinvestasi di instrumen ini.
Bisa Diperdagangkan, Tapi Pahami Risikonya
Sukuk Ritel merupakan instrumen yang relatif paling aman, karena ada penjaminan 100% dari pemerintah. Kalau Sukuk Tabungan punya fasilitas early redemption, sedangkan Sukuk Ritel tidak ada fasilitas ini tetapi bisa diperdagangkan di pasar sekunder jika misalnya kamu keburu butuh dananya cair sebelum masa jatuh tempo 3 tahun. Atau, misalnya, kamu mengejar cuan dari selisih harga sehingga mendapatkan capital gain.
Tapi, sadari juga risikonya ya. Bahwa di mana ada capital gain, maka di situ pula muncul risiko capital loss.
Investor diperbolehkan untuk menjual surat berharga ini setelah melewati masa tunggu hingga pembayaran kupon 2 kali, berarti di bulan Desember 2020.
Jika kamu berniat untuk menjual Sukuk Ritel kamu di luar masa penawaran di pasar sekunder, kamu bisa melakukannya melalui sekuritas di mana kamu membelinya sebelumnya. Jangan lupa ada potongan pajak untuk capital gain ya.
Nah, gimana? Tertarik pengin ikut partisipasi dan membeli Sukuk Ritel seri SR013? Tunggu penawarannya besok ya, dan segera hubungi mitra distribusinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
SBR 009 Meluncur, 5 Alasan Mengapa Kamu Sebaiknya Ikut Investasi
Tanggal 27 Januari 2020 yang lalu, pemerintah kembali meluncurkan obligasi ‘ketengan’ pada masyarakat dengan seri SBR 009.
Kalau kamu tertarik untuk ikut investasi, surat obligasi ini bisa kamu dapatkan sampai dengan 13 Februari 2020 mendatang.
Memangnya harus ya, ikut investasi di SBR 009 ini?
Ya enggak harus sih, kan pilihan produk investasi ada banyak. Kamu boleh memilih yang sesuai dengan tujuan dan profil risikomu. Namun, SBR 009 ini merupakan salah satu peluang yang bagus lo, apalagi jika mempertimbangkan beberapa alasan berikut ini.
5 Alasan Mengapa Perlu Ikut Investasi di SBR 009
1. Kesempatan untuk merealisasikan resolusi untuk kondisi keuangan yang lebih baik
Ada yang sudah lupa dengan resolusi keuangan yang kemarin sempat dibuat di akhir ataupun awal tahun?
Semoga sih masih ingat ya. Nah, investasi pada instrumen obligasi pemerintah ini merupakan salah satu langkah baik untuk merealisasikan resolusi untuk keuangan pribadi yang lebih sehat lo.
Kenapa? Karena dijamin keamanannya oleh negara. Masa sih enggak percaya sama negara sendiri? Iya kan?
Jadi, buat kamu yang pengin mulai investasi atau pengin menambah portofolio investasi, ini bisa banget jadi alternatif.
2. Kupon mengambang dengan kupon minimal 6.3% per tahun
Pemerintah menawarkan kupon sebesar 6,3% per tahun. Besaran ini adalah besaran minimal dengan kupon mengambang.
Maksudnya bagaimana?
Kupon mengambang berarti besarannya akan disesuaikan dengan perubahan bunga acuan Bank Indonesia–atau BI 7 Day Reverse Repo Rate–setiap tiga bulan sekali, tetapi tidak akan lebih rendah dari 6,3%.
Jadi, semisal bunga acuan Bank Indonesia turun sampai 5% pun, kupon yang kamu terima tetap minimal 6,3%. Enggak akan ikut turun sampai 5%.
Ini akan berlaku sampai tanggal jatuh tempo tiba 2 tahun lagi, dengan kupon akan dibayarkan di tanggal 10 setiap bulannya.
Mau detail simulasi investasi SBR 009 ini? Sudah disediakan juga lo di web Kemenkeu. Silakan dicek ya.
3. “Hanya” butuh Rp1.000.000
Harga per unit SBR 009 adalah Rp1.000.000, sehingga minimal kamu “hanya” perlu menyediakan dana sebesar Rp1.000.000 untuk bisa ikut berinvestasi.
Terjangkau banget kan?
Maksimalnya berapa? Rp3 miliar. Kalau memang punya uang segitu juga enggak ada salahnya diinvestasikan semua, apalagi jika memang cocok dengan tujuan keuanganmu.
SBR 009 memang tidak bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, tetapi pemerintah menawarkan fasilitas early redemption, artinya kamu boleh meminta pelunasan pokok SBR 009 sebelum jatuh tempo. Ini berlaku buat kamu yang sudah berinvestasi minimal Rp2 juta ya, dengan maksimal redemption sebesar 50%.
4. Kesempatan untuk bantu negara
Ya, alasan buat beli SBR 009 yang keempat ini memang nasionalis dan heroik sih. Tapi ya negara mau minta bantuan siapa kalau bukan ke warganya dulu kan?
Negara kita ini PRnya banyak, coba saja lihat tuntutan kita sehari-hari di media sosial. Pemerintah harusnya begini, begitu, dan seterusnya. Ketimbang omong doang, ayo, sekalian bantuin dananya! Realisasikan apa yang menjadi tuntutan kita.
5. Gampang banget prosedurnya
Untuk bisa ikut berinvestasi di SBR 009 ini juga gampang banget kok caranya.
- Cari Mitra Distribusi (Midis) yang ditunjuk oleh pemerintah menjadi agen penjual SBR 009, lalu lakukan registrasi. Registrasinya dengan cara mengisi data diri dan beberapa isian nomor identitas. Bisa minta bantuan pada Midis-nya kalau enggak jelas ya.
- Setelah registrasi berhasil, kamu lantas bisa melakukan pemesanan SBR 009, dengan minimal pembelian Rp1 juta.
- Setelah pemesanan diverifikasi, kamu akan mendapatkan kode pembayaran dari Midis. Lakukan pembayaran melalui transfer bank, ATM, internet banking, dan sebagainya, sesuai yang kamu punya.
- Setelah pembayaran dilakukan, kamu akan mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan mendapatkan alokasi SBR 009 pada tanggal penerbitan.
- Selanjutnya kamu tinggal memantau portofoliomu di Midis. Bisa lewat aplikasi mobile mereka, jika memang Midis-nya menyediakan.
See? Gampang kan?
Midis-nya ada banyak, mulai dari beberapa bank besar di Indonesia, juga ada banyak perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Kamu bisa mengeceknya, dan langsung juga melakukan pemesanan, di tautan SBR 009 yang sudah disebutkan di atas.
Jadi tunggu apa lagi, gaes? Segera amankan alokasi SBR 009 tahun ini sebagai salah satu langkah realisasi resolusi keuanganmu yuk!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Surat Berharga Sebagai Aset Aktif: 3 Hal yang Harus Kamu Tahu
Salah satu jenis aset aktif yang bisa kamu miliki untuk mendapatkan pendapatan pasif–atau passive income–adalah dengan memiliki surat berharga.
Jika kamu sekarang sedang mempertimbangkan untuk berinvestasi pada surat berharga demi mendapatkan passive income, maka ini adalah artikel yang tepat untukmu. Yuk, simak sampai selesai ya.
Apa Itu Surat Berharga?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berharga adalah
1. surat bernilai uang yang dapat diperjualbelikan atau digunakan sebagai agunan saham
2. bukti penyertaan modal
Jadi, kalau mau dijabarkan, surat berharga adalah dokumen yang bernilai uang, biasanya dipergunakan dalam transaksi-transaksi dagang, yang diakui dan dilindungi oleh hukum negara.
Surat berharga dapat diperjualbelikan, ataupun dapat difungsikan sebagai pengganti uang sebagai alat pembayaran.
Jenis-Jenis Surat Berharga Sebagai Aset Aktif
Sebenarnya ada banyak jenis surat berharga yang dikenal di dunia keuangan maupun perdagangan.
Misalnya saja:
- Wesel
- Surat kesanggupan
- Cek
- Kuitansi
- Bilyet giro
- Travel cheque
Bahkan seperti kartu kredit pun bisa dimasukkan ke dalam golongan surat berharga.
Lo, kok bisa? Ya, karena apa pun yang memenuhi ciri berikut, maka bisa dikategorikan sebagai surat berharga:
- Berbentuk dokumen tertulis
- Ada penyebutan nama pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam pembuatannya
- Ada tanda tangan pihak-pihak yang bertanggung jawab
- Ada janji atau perintah mengenai pembayaran
- Ada keterangan waktu pembayaran
Nah, meski surat berharga ada beberapa jenis, namun yang cukup populer untuk dimanfaatkan sebagai aset aktif ada 2 jenis. Mari kita lihat.
Saham
Untuk saham sendiri sebenarnya sudah banyak dibahas dalam artikel-artikel di situs ini. Kamu bisa menelusurinya satu per satu:
- 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula
- Kiat Berkenalan Investasi Saham
- 5 Hal Berinvestasi Saham
Saham merupakan salah satu instrumen aset aktif yang paling populer, dan semakin populer saja belakangan ini seiring semakin berkembangnya literasi keuangan masyarakat.
Mempunyai saham sebagai salah satu aset aktif merupakan salah satu langkah yang direkomendasikan oleh banyak financial planner demi mencapai tujuan finansial. Hal ini terkait dengan tingkat imbal saham yang terhitung cukup tinggi, meski dibarengi dengan tingkat risiko yang juga tinggi.
Karena itu, jika kamu memang mempertimbangkan untuk membeli jenis surat berharga satu ini sebagai salah satu aset aktifmu, maka sebaiknya kamu belajar dulu seluk-beluk mengenainya. Mulai dari mengenali karakteristiknya, trik memilih saham, hingga melakukan analisis dan review.
Surat Utang
Surat utang adalah surat pernyataan suatu pihak yang meminjam dana pada pihak lain, di mana dalam surat tersebut tercantum jumlah pinjaman serta kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak peminjam kepada investor.
Kewajiban tersebut meliputi:
- Pengembalian dana dalam jangka waktu sesuai kesepakatan
- Pemberian bunga atau kupon yang besarnya juga sesuai kesepakatan
Surat utang sering juga disebut obligasi, dan bisa diterbitkan baik oleh perseorangan, perusahaan, maupun negara.
Nah, biasanya sih obligasi negara merupakan salah satu bentuk surat berharga yang paling banyak diminati untuk dibeli sebagai aset aktif. Obligasi negara ada 2 macam, yaitu Obligasi Ritel (ORI) dan Sukuk (obligasi negara berbasis syariah).
Kalau kamu tertarik untuk mempunyai aset aktif yang berupa obligasi negara ini, ada baiknya kamu follow akun Kementrian Keuangan RI, agar enggak ketinggalan update ketika ORI dan Sukuk diluncurkan.
Tip Mulai Berinvestasi Surat Berharga
So, kamu mau membangun aset aktif melalui investasi surat berharga–apa pun itu? Perhatikan beberapa hal berikut ini ya.
1. #TujuanLoApa
Selalu mulailah dari #TujuanLoApa: tentukan tujuan finansialmu, tujuan investasimu, dan tentukan horizon waktumu berinvestasi.
Yes, memang dalam mengelola keuangan pribadi itu semuanya berawal dari #TujuanLoApa, karena tanpa tujuan ya gimana kita bisa memikirkan dan mencari jalan untuk mencapainya? Tujuan aja enggak ada loh!
Ibarat mau liburan, enggak tahu mau ke mana, ya gimana bisa bikin itinerary. Betul?
2. Sesuaikan kemampuan
Yang kedua, sesuaikan kemampuan. Kalau idealnya, jumlah dana yang harus diinvestasikan setiap bulan adalah 10% dari penghasilan.
Tentu saja ini bukan angka mutlak. Misalnya, kalau kamu sekarang sedang ada beban utang dan pengin segera menyelesaikannya, maka boleh saja kamu kurangi sedikit jatah investasi untuk aset aktif ini dan alokasikan ke cicilan utang.
Atau, misalnya kamu baru saja mendapatkan bonus akhir tahun. Maka kamu alokasikan semua bonusmu ke aset aktif, ya itu sah-sah saja.
Angka 10% adalah angka patokan. Kurang atau lebih, tentu harus disesuaikan dengan kondisimu.
3. Diversifikasi
Seperti nasihat yang sudah sangat klise ini: Jangan menaruh telur-telur dalam keranjang yang sama. Demikian juga investasi aset aktif surat berharga ini, sebisa mungkin kamu diversifikasikan juga.
Jika kamu malas ribet, ada reksa dana yang bisa kamu pilih. Tinggal serahkan saja asetmu pada manajer investasi terpercaya, dan kamu tinggal duduk manis sembari memantau asetmu.
4. Sadari risiko
Hal keempat ini harus selalu diingat, bahwa akan selalu ada risiko dalam setiap langkah investasi. Karena itu, belajar dan jangan hanya ikut-ikutan.
Uangmu, tanggung jawabmu sendiri.
5. Keep updated
Keep learning! Perkembangan literasi keuangan itu sangat cepat. Apalagi kalau kamu memang berniat untuk serius membangun aset aktif surat berharga ini.
Follow akun-akun media sosial yang tepat, yang bisa memberimu informasi dan ilmu yang bisa kamu manfaatkan. Sudah follow akun Instagram QM Financial kan? Nah, it’s a good start then!
So, gimana nih? Tertarik untuk menambah surat berharga sebagai aset aktif yang bisa mendatangkan passive income untukmu?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif–terutama surat berharga–sebelum memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
3 Jenis Aset Aktif yang Bisa Menjadi Andalan Finansial
Ada 2 jenis pemasukan yang bisa kita dapatkan, yaitu pemasukan aktif atau active income, dan pemasukan pasif atau passive income. Kalau pemasukan aktif bisa kita dapatkan melalui pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari dan kita mendapatkan imbalan atas hasil kerja, maka pemasukan pasif bisa kamu dapatkan dari beberapa jenis aset aktif.
Kalau kamu sudah paham mengenai konsep Blueprint of Your Money, maka kamu pasti bisa menemukan aset aktif ini di dalamnya. Komponen ini ada di lantai dua cetak biru rumah finansial kita. Artinya, sebelum kamu mulai membangun aset aktifmu, kamu harus sudah punya fondasi, pilar, dan lantai satu yang kuat terlebih dahulu.
Mengapa membangun aset aktif ini penting?
Ya, salah satu alasannya adalah aset aktif ini bakalan bermanfaat banget untukmu di masa pensiun nanti, saat kamu sudah tak produktif bekerja lagi.
Aset aktif adalah aset yang kita miliki, yang kemudian dapat “bekerja” dan menghasilkan uang untuk kita manfaatkan. Kalau sekarang kamu bisa bekerja dan menghasilkan uang, tapi di masa tua nanti kamu harus ingat, bahwa mungkin tenagamu tidak akan sebanyak sekarang lagi. Enggak gesit lagi. Minimal seharusnya sih, kalaupun kamu masih menikmati pekerjaan, tapi kamu melakukannya bukan untuk imbalan tetapi untuk bersenang-senang.
Di sinilah aset aktif akan berperan, untuk memberikan manfaat.
Beberapa Jenis Aset Aktif
Ada 3 jenis aset aktif yang bisa kamu bangun sejak sekarang. Apa saja?
1. Surat berharga
Surat berharga adalah surat-surat yang memiliki nilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum untuk kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan atau sejenis lainnya.
Surat berharga sebagai aset aktif bisa dibagi lagi ke dalam 2 jenis:
- Saham, yaitu surat-surat bukti kepemilikan terhadap perusahaan, yang memungkinkan investor mendapatkan berbagai keuntungan, seperti capital gain dan dividen dari perusahaan di mana ia menanam dana. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang sangat populer, tapi sekaligus menakutkan lantaran sifatnya yang sangat agresif. Apalagi jika kita mencoba menggelutinya tanpa landasan ilmu sama sekali.
- Surat utang atau obligasi, yaitu instrumen investasi yang berupa surat pernyataan peminjaman dana dari satu pihak kepada pihak lain, yang lantas membuat si peminjam dana mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi pada pihak investor. Kewajiban ini adalah bunga atau kupon yang dibayarkan berkala, yang jumlahnya sesuai kesepakatan, dan pengembalian dana sesuai jangka waktu sesuai yang sudah disepakati juga.
2. Properti
Satu hal yang perlu kamu pahami mengenai properti ini adalah bukan berarti kalau kamu sudah punya rumah itu berarti kamu sudah punya aset aktif. Properti akan memberikan passive income saat properti tersebut bisa mendatangkan uang untukmu, alias disewakan.
Kalau kamu beli rumah, dan kemudian kamu tempati sendiri, maka itu bukanlah merupakan aset aktif. Saat kamu beli rumah dan kemudian kamu sewakan sebagai kontrakan atau kos-kosan, nah, itu berarti properti tersebut sudah menjadi aset aktif.
Saat kamu beli rumah lalu dijual lagi, kemudian hasil penjualan kamu jadikan modal untuk beli rumah lagi dan lalu dijual lagi, maka itu masuk ke bisnis. Sama-sama aset aktif sih, tapi masuk ke jenis aset ketiga yang akan kita bahas setelah ini.
Kini, penyewaan properti seperti ini juga mulai berkembang dengan baik. Enggak hanya disewakan untuk dikontrakkan per unit rumah ataupun per kamar saja sebagai kos-kosan, tetapi juga disewakan untuk tempat menginap wisatawan. Ini jelas menguntungkan apalagi kalau propertimu berada di lokasi (atau dekat dengan) wisata. Karena zaman sekarang, tempat menginap sudah enggak melulu di hotel lo! Di properti pribadi juga bisa, entah itu rumah, apartemen, vila, atau sejenisnya.
Menarik kan?
3. Bisnis
Bisnis ini menjadi alternatif banyak orang yang masa pensiunnya akan segera tiba.
Bisnis ini luas banget sih, cakupan dan jenisnya. Dan pastinya memang butuh persiapan yang cukup panjang dan matang. Tapi sebenarnya, siapa pun bisa melakukannya.
Seorang entrepreneur, founder sebuah grup bisnis yang bergerak di penerbitan buku dan home decor pernah berkata begini pada saya, “Pada dasarnya, siapa pun bisa kok berbisnis. Pokoknya, lakukan saja dulu. Tapi, siapkan mental dan niat, karena sambil berjalan, kita akan perlu belajar tentang banyak hal. Termasuk belajar dari kesalahan.”
Hmmm, siapkah kamu?
Nah, itu dia 3 jenis aset aktif yang bisa kamu bangun untuk memberimu pendapatan pasif. Sampai dengan saat ini, yang manakah yang sudah kamu miliki?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai aset aktif ini sebelum kamu memulainya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
4 Hal Tentang Investasi Obligasi yang Harus Investor Pemula Ketahui
Investasi obligasi barangkali tidak sepopuler emas, properti, ataupun saham. Namun, semakin ke sini, tampaknya juga semakin cerah saja harapannya, lantaran pemerintah sendiri juga cukup gencar memperkenalkan jenis investasi ini pada masyarakat.
Bagaimana denganmu? Sudah kenal dengan produk investasi satu ini belum? Kalau belum, coba baca artikel ini sampai selesai, siapa tahu bisa membuatmu semakin yakin untuk mencoba berinvestasi di instrumen satu ini.
Apa Itu Investasi Obligasi?
Obligasi merupakan salah satu produk pasar modal yang berupa surat pernyataan utang, yang diterbitkan oleh pihak tertentu dengan janji akan dikembalikan sejumlah utang pokok plus bunga dalam jangka waktu tertentu.
Penerbit obligasi bisa perseorangan, korporasi atau perusahaan, bisa juga pemerintah.
Khusus obligasi pemerintah, bulan lalu baru saja pemerintah meluncurkan ORI 016. Mungkin kamu sempat juga membaca beritanya, atau malah sudah ikut berpartisipasi memberikan pinjaman untuk negara.
Investasi obligasi ini cocok jika dimanfaatkan untuk tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, lantaran jatuh temponya biasanya antara 1 hingga 10 tahun.
Biasanya obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan dana segar tambahan modal bagi perusahaan. Bagi pemerintah, obligasi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pinjaman demi mengatasi defisit APBN, dan untuk mengajak kita agar lebih berperan aktif mendukung program-program pembangunan negara. Ketimbang utang pada asing kan, mending utang pada warga negara sendiri?
Nah, lalu apa kelebihan dan kekurangan investasi obligasi? Karena setiap produk investasi itu selalu ada plus minusnya, imbal dan risikonya. Begitu juga dengan obligasi.
Lanjut baca ya.
Kelebihan Investasi Obligasi
Di antara produk investasi, obligasi mempunyai beberapa kelebihan atau keunggulan, yaitu:
- Dengan berinvestasi di obligasi, kita sebagai investor berhak untuk mendapatkan bunga atau kupon. Kalau obligasi pemerintah, kupon ini akan diberikan secara berkala. Jadi, kita seperti dapat pendapatan tetap gitu deh. Nah, makanya ada reksa dana pendapatan tetap–yang nanti akan kita bahas secara khusus juga.
- Ada 2 jenis kupon atau bunga yang biasanya menyertai penawaran obligasi, yaitu bunga tetap (flat)–yaitu bunga yang besarannya tetap dan diberikan secara berkala–dan bunga mengambang (floating)–yaitu bunga yang besarannya berubah-ubah, mengikuti kebijakan dan pasar. Masing-masing jenis bunga juga ada plus minusnya–yang kapan-kapan akan kita bahas juga lebih lanjut untuk mengenal perbedaan di antara keduanya. Adanya pilihan ini, kita bisa menimbang sesuai kebutuhan, obligasi mana yang lebih cocok untuk kita berinvestasi.
- Besaran kupon atau bunga ini akan lebih besar daripada bunga deposito rata-rata yang ditawarkan oleh bank
- Investasi obligasi relatif aman, terutama jika kita memberikan pinjaman dana kepada negara karena ada undang-undang yang melindungi.
- Bagi investor yang sudah berpengalaman, obligasi ini bisa dijual kembali di pasar sekunder sehingga bisa mendapatkan keuntungan berupa capital gain dari selisih harga beli dan harga jual.
- Obligasi negara juga bisa diajukan sebagai agunan demi mendapatkan dana lainnya lagi.
Kekurangan Investasi Obligasi
Meski relatif aman, tetap ada risiko yang menyertai investasi obligasi. Apa saja?
- Risiko gagal bayar, yaitu ketika pihak peminjam dana tidak bisa membayar bunga, bahkan kadang juga kejadian, pokok utang juga enggak kembali
- Obligasi sangat tergantung pada perubahan-perubahan yang terjadi di luar, misalnya seperti kondisi ekonomi atau politik suatu negara, sehingga memengaruhi kondisi pasar modal.
Beberapa Jenis Investasi Obligasi yang Harus Dikenali oleh Investor Pemula
Sebenarnya ada banyak sekali jenis investasi obligasi yang bisa ditemui, masing-masing berdasarkan penerbitnya, besaran bunganya, jangka waktu jatuh temponya, dan seterusnya. Kalau mau dijelaskan semua sepertinya kurang memungkinkan, lagi pula malah membingungkan. Bener nggak? :)
So, sebagai investor pemula, kamu hanya perlu mengenali 3 jenis investasi obligasi ini dulu.
1. Obligasi perusahaan
Obligasi ini adalah surat utang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan yang ingin meminjam dana dari pihak lain. Perusahaan di sini bisa saja BUMN (perusahaan milih pemerintah) ataupun swasta.
Term and condition biasanya enggak jauh berbeda sih dengan obligasi pemerintah. Namun, lebih personal karena bisa besaran bunga dan jatuh tempo bisa disepakati bersama antara pihak peminjam dan investor.
2. Obligasi pemerintah
Yaitu surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara, sebagai bukti peminjaman dana kepada warga negaranya.
Indonesia mulai mengeluarkan obligasi pada masyarakat tahun 2006, dan sejak itu secara rutin selalu ada obligasi yang diterbitkan setiap tahun. Bahkan pernah sampai dua kali setahun. Kalau kamu ingin ikut berpartisipasi dalam program peminjaman dana oleh negara ini, update saja terus di akun media sosial atau website Kementrian Keuangan. Supaya enggak ketinggalan berita.
3. Obligasi municipal
Surat utang ini juga sama-sama dikeluarkan oleh pemerintah sih, tetapi bukan oleh pemerintah pusat seperti halnya ORI atau SUKUK, melainkan oleh pemerintah daerah.
Biasanya obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah daerah demi bisa mengurangi beban APBD dan mengurangi ketergantungan dana pada pemerintah pusat.
Nah, gimana? Sampai di sini, semoga sudah sedikit tercerahkan mengenai investasi obligasi ini ya. Sebenarnya masih banyak yang bisa digali lagi dari surat utang ini, dan semakin menarik lo! Tapi kamu bisa mulai dari beberapa pengetahuan dasar seperti di atas.
Yuk, gabung di kelas finansial online QM Financial, agar kamu tahu lebih banyak mengenai produk investasi dan juga bisa lebih banyak mengulik tujuan finansialmu. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya!
6 Instrumen Investasi yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Mulai Menanam Dana
Tanggal 23 Oktober 2019 yang lalu, KSEI–atau Kustodian Sentral Efek Indonesia–merilis data, bahwa saat ini total ada 2,8 juta investor di Indonesia, dan 43%-nya adalah generasi milenial dengan instrumen investasi yang beragam. BEI juga memberikan catatan, bahwa pertumbuhan jumlah investor sampai dengan Agustus 2019 tercatat sebesar 36% setiap bulannya.
Luar biasa ya? Tentunya ini adalah hal menggembirakan untuk kita semua. Semakin banyak orang yang sadar pentingnya berinvestasi dalam salah satu usaha mengelola keuangannya demi tercapai tujuan finansial masing-masing.
However, buat kamu yang baru mulai investasi, masih ada banyak waktu untukmu mulai. Dan, ada baiknya juga untuk kenalan dulu dengan masing-masing instrumen investasi sebelum akhirnya kamu memilih hendak berinvestasi di mana dan seberapa.
Berikut adalah beberapa instrumen investasi yang cocok dilakukan oleh pemula, yang harus kamu kenali lebih dekat sebelum mulai menanam dana.
6 Instrumen Investasi untuk Pemula
1.Logam mulia
Logam mulia–atau emas–merupakan salah satu instrumen investasi yang paling konvensional, kalau boleh dibilang. Coba tengok orang tua kita, biasanya sih rata-rata kalau mau investasi ya enggak jauh-jauh amat dari emas. Bentuknya pun perhiasan, bukan emas utuh.
Sebagai investor pemula, kamu juga bisa memilih logam mulia untuk mulai berinvestasi. Namun, ingat. Harga emas juga fluktuatif lo. Jadi, bisa saja pas butuh dana segar dan kamu menjualnya, harganya pas juga lagi turun. Jadi, risiko rugi tetap ada.
Selain itu, juga ada risiko dari segi keamanan, apalagi jika hanya disimpan di rumah. Kamu juga harus memperhitungkan hal ini jika ingin mengandalkan emas sebagai instrumen investasi untuk mencapai tujuan finansialmu.
2. Deposito
Deposito lebih kurang bisa dikatakan sebagai tabungan berjangka. Dalam jangka waktu tertentu, kita menyimpan uang yang enggak boleh diambil atau diutak-atik. Sebagai imbal, kita akan mendapatkan bunga yang besarannya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan dipotong pajak.
Deposito juga merupakan instrumen investasi yang paling aman. Karena merupakan produk bank, jadi dijamin oleh LPS hingga batas jumlah tertentu.
3. Reksa Dana
Reksa dana bisa dibilang instrumen investasi kolektif yang dilakukan oleh pihak tertentu–yang disebut dengan Manajer Investasi–dari banyak investor, yang kemudian “dibelanjakan” pada produk-produk investasi sesuai permintaan.
Karena kolektif, maka risiko dan imbal juga dibagi antara investor yang ikut mempercayakan dananya untuk dikelola oleh si Manajer Investasi ini.
Reksa dana ini juga cocok jika mau dicoba oleh investor pemula, karena enggak perlu pusing-pusing mempelajari pasar, memilih produk, hingga memutuskan kapan beli dan kapan jual. Semua diurusin sama Manajer Investasi. Yang perlu kita lakukan adalah memantau kinerja si Manajer Investasi saja.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat utang, yang dibuat sebagai tanda peminjaman dana dari satu pihak (perseorangan, perusahaan/instansi, ataupun pemerintah) kepada pihak lain, dalam jangka waktu tertentu. Biasanya sih antara 3 – 10 tahun.
Obligasi juga merupakan salah satu instrumen investasi yang terhitung rendah risikonya, apalagi jika surat utang ini dikeluarkan oleh pemerintah. Meski demikian, risiko tetap ada ya. Salah satunya jika pihak peminjam gagal bayar.
5. Saham
Saham bisa dikatakan sebagai bukti hak kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Saat kita membeli saham, maka saat itulah kita sedang membeli hak atas kepemilikan terhadap perusahaan.
Investasi saham termasuk investasi yang berisiko cukup tinggi. Karena itu, kalau kamu mau langsung mulai dengan investasi saham, kamu harus belajar banyak hal terlebih dahulu. Ada kelas-kelas online saham dari QM Financial yang bisa kamu ikuti, hasil kerja sama dengan TICMI–The Indonesian Capital Market Institute. Di kelas tersebut, kamu akan belajar A – Z tentang saham, mulai dari kenalan dulu, belajar analisis, hingga ada simulasi juga. Coba cek jadwalnya ya!
6. Properti
Instrumen investasi keenam yang bisa dicoba juga oleh investor pemula adalah investasi properti. Di antara semua produk investasi, sepertinya properti inilah yang butuh modal paling tinggi. Ya iyalah, kamu kan butuh modal kalau mau beli rumah atau apartemen atau ruko, atau bentuk properti yang lain kan?
Meski demikian, properti juga merupakan salah satu instrumen investasi favorit banyak orang sih, karena kenaikan harga properti setiap tahunnya sangat menjanjikan keuntungan yang lumayan banget.
Untuk risiko, selain butuh biaya perawatan yang enggak sedikit juga, investasi properti terhitung kurang likuid. Ya kan, kita butuh waktu beberapa lama untuk menjualnya. Kalau butuh dana cepat, ya agak susah deh jadinya.
Nah, gimana? Setelah membahas mengenai beberapa instrumen investasi untuk pemula di atas secara sekilas, apakah kamu sekarang sudah mulai bisa memutuskan hendak berinvestasi di mana??
Dalam beberapa artikel ke depan, kita akan membahas masing-masing instrumen investasi ini secara lebih mendalam. Stay tuned ya!