Mengenal Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi untuk Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Buat mereka yang belum terbiasa, mengelola keuangan pribadi sering kali dianggap sebagai tugas yang membingungkan dan menantang. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang pos-pos dalam laporan keuangan, tugas tersebut bisa menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Catatan atau laporan keuangan pribadi bukan hanya sekadar catatan tentang pengeluaran dan penghasilan doang, melainkan juga gambaran komprehensif dari kondisi keuangan kamu saat ini. Terutama sih, soal sehat atau enggaknya.
Dengan memahami setiap detail dan pos-pos dalam laporan keuangan, kamu akan punya bekal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan strategis. Dari merencanakan pengeluaran bulanan hingga menetapkan tujuan jangka panjang, pengetahuan akan kondisi diri sendiri ini menjadi fondasi untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Apalagi kalau kamu punya tujuan untuk bisa meraih kebebasan finansial, mengenal dan memahami pos-pos dalam laporan keuangan pribadi adalah langkah pertama yang esensial.
Jenis Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi
Nah, sebelumnya, laporan keuangan pribadi ini pastinya bersifat pribadi juga. Artinya, pos-pos dalam laporan keuangan ini bisa saja akan berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Hal ini enggak jadi masalah ya, kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang penting, berikut adalah garis besarnya.
Neraca
Neraca keuangan pribadi merupakan salah satu bentuk catatan atau laporan keuangan pribadi yang memberikan gambaran tentang aset, liabilitas, dan ekuitas pribadi seseorang pada suatu titik waktu tertentu.
Pos-pos dalam laporan keuangan pribadi ini umumnya terdiri atas catatan-catatan berikut ini.
Aset Pribadi
Aset pribadi yaitu catatan segala sesuatu yang kamu miliki yang memiliki nilai ekonomis, mulai dari rumah, kendaraan, dan sebagainya. Terdiri atas:
- Aset Lancar: Aset yang mudah dikonversi menjadi kas atau yang akan digunakan dalam waktu singkat. Misalnya seperti catatan jumlah kas di tangan dan di bank, deposito berjangka, atau berbagai jenis produk investasi jangka pendek misal reksa dana pasar uang dan sejenisnya.
- Aset Tidak Lancar: Aset yang tidak dengan mudah dijual atau digunakan dalam waktu singkat. Contohnya properti seperti rumah atau tanah, kendaraan seperti mobil atau motor, perhiasan, koleksi pribadi misalnya punya koleksi tas branded.
Liabilitas Pribadi
Liabilitas pribadi adalah kewajiban atau utang yang kita miliki. Umumnya terdiri atas:
- Liabilitas Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu singkat. Contohnya kartu kredit, paylater, dan sejenisnya. Termasuk utang pribadi pada teman atau keluarga. Ini jangan sampai (pura-pura) lupa ya.
- Liabilitas Jangka Panjang: Utang atau kewajiban dengan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang. Misalnya seperti KPR, kredit kendaraan, atau sejenisnya.
Ekuitas Pribadi (Kekayaan Bersih)
Nah, di sini, kita bisa menghitung antara total aset dan total liabilitas yang dimiliki. Dengan kata lain, jika kamu menjual semua asetmu dan membayar semua utang, ekuitas pribadi ini adalah jumlah uang yang kamu miliki. Kita jadi tahu, apakah di sini positif atau negatif.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow dalam konteks keuangan pribadi akan mencatat aliran kas masuk dan keluar dari keuangan seseorang selama periode waktu tertentu. Umumnya pos-pos dalam laporan keuangan ini akan terdiri atas:
Arus Kas Masuk (Penghasilan)
Catatan keuangan ini mencerminkan semua sumber pendapatan atau penerimaan kas selama periode tertentu. Berikut adalah pos-pos dalam laporan keuangan cash flow pribadi yang umumnya ada dari pendapatan:
- Gaji dan Upah: Ini adalah pendapatan utama bagi sebagian besar orang, termasuk gaji, bonus, komisi, atau jenis pendapatan aktif lainnya.
- Investasi: Seperti dividen dari saham, bunga dari deposito berjangka, atau tabungan.
- Sewa: Jika kamu memiliki properti yang disewakan.
- Lainnya: Ini bisa mencakup hal-hal seperti hadiah uang, penjualan barang pribadi, atau pengembalian pajak.
Arus Kas Keluar (Pengeluaran)
Di sini mencakup semua pembayaran atau pengeluaran kas selama periode tertentu. Bisa terdiri atas pengeluaran:
- Rumah Tangga: Seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas (listrik, air, gas), dan telekomunikasi (telepon, internet).
- Transportasi: Seperti cicilan mobil, bensin, perawatan, sampai asuransi kendaraan.
- Makanan: Baik untuk belanja bahan makanan atau makan di luar.
- Kesehatan: Seperti premi asuransi kesehatan, biaya dokter, dan obat-obatan.
- Hiburan dan Rekreasi: Seperti bioskop, gym, atau liburan.
- Pembayaran Utang: Meliputi pembayaran kartu kredit, pinjaman pribadi, atau pinjaman lainnya.
- Pengeluaran Lainnya: Seperti pakaian, pendidikan, sumbangan, atau pengeluaran tak terduga.
Hasil Arus Kas (Selisih antara Arus Masuk dan Arus Keluar)
Nah, setelah membandingkan antara arus kas masuk dan keluar, maka kemudian akan muncul catatan berikut:
- Surplus: Jika kamu memiliki lebih banyak uang masuk daripada uang yang keluar.
- Defisit: Jika kamu menghabiskan lebih banyak uang daripada yang kamu terima.
Tips Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana membutuhkan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Berikut adalah beberapa tip yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan pribadi seperti di atas.
1. Pahami Sumber Penghasilanmu
Di bawah pos pendapatan dalam laporan arus kas, catat setiap sumber pendapatan kamu, baik itu gaji, pendapatan investasi, atau pendapatan lainnya. Ini membantumu untuk mengetahui seberapa stabil penghasilan yang kamu dapatkan, dan dari mana saja sumber-sumber tersebut berasal.
2. Kategorikan Pengeluaranmu
Dengan memahami pengeluaranmu berdasarkan kategori (misalnya, makanan, transportasi, hiburan), kamu dapat menentukan area mana yang mungkin memerlukan pemangkasan atau pengelolaan lebih lanjut.
3. Tinjau Liabilitas atau Kewajibanmu
Di neraca pribadi, liabilitas adalah utang yang harus kamu bayar. Dengan memahami jumlah dan jenis utangmu, kamu dapat merencanakan strategi pembayaran yang lebih efisien.
4. Jaga Keseimbangan Aset
Kenali asetmu, baik lancar maupun tidak lancar. Aset lancar seperti tabungan harus mudah diakses untuk kebutuhan mendesak, sedangkan aset tidak lancar seperti properti atau investasi dapat memberikan imbal hasil jangka panjang.
5. Tentukan Kekayaan Bersihmu
Dengan mengurangkan total liabilitas dari total aset yang kamu miliki, kamu akan mendapatkan gambaran tentang kekayaan bersihmu. Jika angkanya positif dan meningkat dari waktu ke waktu, itu adalah tanda pengelolaan keuangan yang kamu lakukan sekarang sudah baik. Kalau belum, maka kamu masih punya waktu untuk mengutak-atiknya, hingga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik ke depannya.
Dengan begini, kamu juga tahu, apakah kebutuhan esensialmu bisa dipenuhi dengan baik tanpa kesulitan?
6. Buat Anggaran dan Ikuti
Setelah memahami arus kas kamu, buatlah anggaran bulanan. Ini membantumu memastikan bahwa pengeluaran enggak melebihi pendapatan dan kamu dapat menabung untuk tujuan jangka panjang.
7. Evaluasi secara Berkala
Setidaknya sekali setiap kuartal, review kembali pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Ini memberikan kesempatan untuk menyesuaikan kebiasaan yang kamu lakukan selama ini dengan perubahan dalam pendapatan atau kebutuhan.
8. Siapkan Dana Darurat
Berdasarkan laporan arus kas, tentukan sejumlah uang untuk disisihkan sebagai dana darurat. Ini akan membantumu dalam menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berutang.
9. Fokus pada Pengurangan Utang
Jika Anda memiliki liabilitas, tentukan strategi untuk menguranginya, apakah dengan metode snowball atau avalanche. Keduanya menekankan pada pembayaran utang dengan cepat.
10. Investasikan dengan Bijaksana
Setelah memahami posisi keuangan kamu, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Ini bisa membantu meningkatkan asetmu dalam jangka panjang.
Dengan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan pribadi dan menerapkan tip di atas, kamu akan lebih siap untuk mengambil kendali penuh atas keuanganmu sendiri, dan membuat keputusan yang bijaksana untuk masa depanmu.
Pengin tahu lebih banyak tentang serba-serbi pengelolaan cash flow keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Neraca Keuangan, yuk! Kamu Bisa Mulai dari Sini!
Belajar bikin neraca keuangan itu memang enggak terdengar seksi sih. Enggak sehype belajar bahasa Korea, atau belajar kripto. Ya kan? Tapi, belajar neraca keuangan ini justru jadi dasar dalam pengelolaan keuangan loh. Jadi, sebaiknya sih enggak disepelekan.
Kadang yang dipahami adalah belajar neraca keuangan itu cuma dibutuhkan oleh mereka yang pengin jadi pengusaha. Nah, ini pemikiran yang keliru loh. Pasalnya, nggak cuma pengusaha yang butuh, semua orang seharusnya belajar neraca keuangan dulu, sebelum beranjak ke hal-hal keuangan yang lain. Kamu yang punya banyak cita-cita dan mimpi, bisa tuh mulai merencanakan untuk mewujudkannya dengan langkah awal belajar neraca keuangan.
Apa Itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan memang merupakan istilah akuntansi, sehingga buat yang awam, dengar saja ibaratnya bisa auto pusing.
Padahal ya biasa saja. Dalam neraca keuangan memang ada laporan keuangan yang merincikan kekayaan yang kita miliki. Di situ ada catatan pengeluaran dan penghasilan, ada catatan utang juga, pun ada catatan aset yang sudah kita punya. Untuk keperluan pribadi, neraca keuangan tidak sekompleks jika digunakan untuk keperluan perusahaan. Jadi, jangan dulu pusing dengan istilah yang ada.
Meskipun bukan pengusaha, belajar keuangan itu sangat penting dilakukan, terutama soal mencatat arus kas. Pasalnya, dengan catatan keuangan yang baik, pengelolaan keuangan pun akan lebih mudah bahkan sampai jangka panjang. Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan software atau aplikasi keuangan, atau bisa juga secara manual.
Beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam belajar neraca keuangan:
- Sumber penghasilan dan jumlahnya, tak hanya penghasilan aktif tetapi juga penghasilan pasif, jika ada. Jangan lupa juga untuk mencatat penghasilan tahunan.
- Pos-pos pengeluaran bulanan, biasanya terdiri atas belanja rutin, cicilan utang, investasi, sosial, dan lifestyle. Kamu bisa menambahkan sesuai kondisi.
- Pos pengeluaran tahunan, yang harus dialokasikan dengan teliti karena biasanya nominalnya besar
- Posisi utang, baik utang produktif maupun konsumtif
- Kepemilikan aset, baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang produktif maupun konsumtif
- Hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana keuangan pribadi
Pentingnya Belajar Neraca Keuangan
Apa manfaatnya belajar neraca keuangan?
Well, di atas sudah sedikit disinggung, bahwa belajar neraca keuangan bisa jadi langkah dasar bagi kamu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Kamu mau belajar investasi, belajar saham, belajar kripto, belajar membangun aset, semuanya enggak akan dapat berhasil dengan baik kalau dasar pengelolaan keuangan kamu belum kuat. Dan, dasar pengelolaan keuangan ada pada belajar neraca keuangan.
Selain itu, dengan belajar neraca keuangan, kamu juga belajar untuk membuat standar keuangan sehat untuk dirimu sendiri. Nantinya, kamu bisa melakukan review dan evaluasi untuk memastikan bahwa kebutuhanmu sampai jauh ke depan bisa terpenuhi dengan baik.
Belajar Neraca Keuangan, Mulailah dari Sini!
Mau belajar neraca keuangan? Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah berikut ini.
1. Kumpulkan catatan keuangan
Kumpulkan catatan pengeluaran dan juga penghasilan yang bisa dipakai untuk mengisi neraca, mulai dari nota-nota, faktur, dan sebagainya. Kalau kamu biasa cashless, ini malah lebih baik, karena biasanya semua pengeluaran dan pemasukan justru sudah tercatat dengan rapi pada aplikasi yang kamu gunakan. Mau lebih rapi? Tinggal disalin ke dalam catatan.
2. Siapkan neraca
Kamu bisa membuatnya dalam Excel, dengan aplikasi keuangan yang bisa diunduh langsung ke smartphone, atau bisa juga dengan buku catatan manual. Pilih sesuai preferensi, dan yang paling nyaman untukmu.
Neraca terdiri atas pada umumnya terdiri atas 3 bagian, yaitu penghasilan, pengeluaran, dan aset. Nah, tinggal per bagian bisa kamu bagi lagi sesuai kondisi. Misalnya, penghasilan ada penghasilan aktif yaitu gaji dari kantor, ada juga penghasilan pasif misalnya hasil menyewakan properti. Ada juga penghasilan sampingan, jika ada. Pengeluaran bisa dibagi per pos, atau buat yang lebi sederhana: belanja dan kewajiban. Bisa juga dibagi per periode, misalnya pengeluaran bulanan dan tahunan. Sementara aset, bisa dibagi lagi misalnya aset produktif, misalnya kos-kosan atau mobil yang disewakan, termasuk jika kamu punya sejumlah investasi, dan aset konsumtif, misalnya kendaraan yang dipakai sendiri, emas perhiasan, handphone, laptop, dan sebagainya.
3. Isi nilainya
Untuk langkah selanjutnya, isi nilai masing-masing bagian. Per bagian tentu butuh kecermatan.
Biasanya yang agak membingungkan adalah di bagian aset. Sedikit pro tips, isilah nilai aset properti dengan harga jualnya, yaitu harga jika properti tersebut kamu jual. Misalnya, kamu membeli rumah secara KPR. Ketika KPR lunas nanti, nilai rumah tersebut adalah harga beli ditambah bunga KPRnya. Harga jual adalah harga beli ditambah KPR yang masih diperhitungkan dengan keuntungan. Jika lokasi rumah cukup strategis, bisa jadi nilainya akan sangat lebih tinggi daripada saat beli.
Lakukan hal yang sama dengan aset lain yang bernilai ekonomis lebih besar daripada harga beli. Misalnya seperti surat-surat berharga, ataupun emas.
4. Buat track record utang
Utang adalah kewajiban yang enggak boleh dilalaikan. Buatlah track record uang, yang meliputi jumlah pinjaman, jatuh tempo, dan besarnya cicilan. Dengan begini, kamu bisa mengevaluasinya, dan dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin menghambat.
Belajar neraca keuangan juga akan membuatmu lebih bijak ketika mempertimbangkan untuk berutang.
5. Buat track record tujuan keuangan
Belajar neraca keuangan juga dapat membantumu untuk membuat rencana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan. Sebut saja seperti membeli rumah pertama, menyekolahkan anak setinggi mungkin, hingga mewujudkan masa pensiun yang sejahtera dan mandiri.
Buat track record masing-masing tujuan keuangan, sehingga kamu bisa tahu bagaimana perkembangannya. Hal ini nantinya juga akan memudahkanmu untuk melakukan review secara berkala, sehingga memastikan bahwa tujuan bisa tercapai dengan paripurna.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa didapatkan dari belajar neraca keuangan dan juga bagaimana memulainya.
Tertarik untuk belajar neraca keuangan lebih jauh lagi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Membuat Laporan Keuangan Pribadi untuk Pemula yang Paling Sederhana
Apakah kamu sudah punya laporan keuangan pribadi? Yes, laporan keuangan enggak hanya wajib dimiliki perusahaan besar loh. Individu dengan gaji kecil, tidak tetap, besar, bukan orang kantoran, atau pebisnis, ada baiknya untuk belajar membuat laporan keuangan.
“Mau bikin laporan apa, orang uangnya aja nggak ada.”
Apakah kamu suka berkata demikian? Tahu nggak sih, bahwa kamu justru harus mulai belajar membuat laporan keuangan saat uangmu masih sedikit. Ini adalah bagian dari belajar keuangan secara keseluruhan, secara komprehensif.
Tujuannya agar kamu tahu ke mana saja uang pergi, sehingga tidak ada yang sia-sia dari uangmu yang tak seberapa itu. Atau, jangan-jangan, uangmu sedikit karena kamu enggak tahu ke mana saja uangmu pergi? Hmmm, itu artinya malah urgent banget bagi kamu untuk segera belajar membuat laporan keuangan.
Sebenarnya, belajar membuat laporan keuangan itu rumitnya hanya di pikiran. Kalau sudah dilakukan, simpel banget kok, karena memang ada bentuk laporan keuangan sederhana saja. Kan, kamu juga enggak perlu yang terlalu rumit kayak laporan keuangan perusahaan. Mulai saja dari yang termudah dan ternyaman, lalu seiring waktu, kamu bisa sesuaikan dengan kondisi dan situasi.
Tapi, sebelum belajar membuat laporan keuangan, ada baiknya kita lihat dulu pengertiannya ya.
Pengertian Laporan Keuangan Pribadi
Laporan keuangan adalah sebuah buku besar yang berisi catatan kondisi keuangan yang meliputi perhitungan pendapatan dan alokasi pengeluaran untuk berbagai kebutuhan, mulai dari belanja rutin, investasi dan tabungan, cicilan, dan semua kebutuhan pribadi dan keluarga.
Adanya catatan keuangan ini—apalagi jika dibuat dengan detail—maka kita akan dengan mudah mengevaluasi kondisi keuangan, yang kemudian bisa mempermudah kita untuk mengambil berbagai keputusan keuangan. Misalnya, kita jadi tahu dengan pasti, berapa besar belanja rutin kita setiap bulan; apakah memang sudah efektif atau belum. Kalau belum, bagian mana nih, yang bisa diperbaiki?
Meskipun tidak wajib dilakukan, tetapi dengan mencatat keuangan seperti ini manfaatnya akan kembali lagi padamu. Di antaranya:
Memastikan kita dapat memenuhi kebutuhan
Apa sih tujuan kamu bekerja dan mencari uang? Hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup standar, ataukah kamu punya cita-cita, mimpi, dan keinginan yang lain?
Mau hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan menyusun laporan keuangan, kamu akan dapat memastikan semuanya terpenuhi dengan baik—meski dengan sumber daya yang minimal sekalipun. Namun, jika kamu punya cita-cita dan mimpi yang besar, catatan keuangan akan dapat membantumu untuk memastikan bahwa tujuanmu bisa dicapai dengan baik—tanpa mengabaikan kebutuhanmu saat ini. So, kebutuhan hari ini dan masa depan bisa dipenuhi.
Menjaga agar pengeluaran tepat guna
Baru kemarin gajian, kok hari ini uang tinggal seperlimanya aja nih? Kemarin buat beli apa aja ya?
Nah, dengan belajar membuat laporan keuangan, kamu enggak akan pernah bertanya-tanya seperti ini. Kamu tahu uangmu terpakai untuk apa saja, dan bisa memastikan bahwa pengeluaranmu bukan hal yang sia-sia.
Membantumu menyusun prioritas
Belajar membuat laporan keuangan berarti juga kamu belajar menyusun prioritas. Sudah dari sononya manusia itu banyak mau, tetapi sayangnya, sumber daya (baca: uang) terbatas. So, kalau tidak dikelola dengan baik, setiap orang bisa saja mengalami kesulitan keuangan.
Karena itu, prioritas harus disusun. Mana yang urgent, mana yang penting tetapi bisa menunggu, hingga mana yang bisa dipenuhi paling akhir. Dengan menentukan prioritas, kamu pun enggak bingung dalam membelanjakan uang dan memenuhi kebutuhan setiap harinya, karena dalam laporan keuangan juga ada budgeting yang akan menjadi koridormu dalam mengelola keuangan.
Menyusun portofolio investasi
Untuk mulai dapat berinvestasi, kamu akan perlu untuk melakukan financial check up, yang memastikan bahwa kondisi keuangan kamu sehat dan baik. Tanpa kondisi keuangan yang sehat, investasi rasanya akan sulit untuk bisa dilakukan dengan baik.
Dengan belajar membuat laporan keuangan, kamu bisa menyusun tujuan keuangan, melihat jangka waktunya, dan kemudian menyesuaikannya dengan berbagai instrumen investasi yang ada. Dengan adanya catatan laporan keuangan, kamu juga bisa memastikan bahwa nantinya aktivitas investasi akan lancar, hingga tujuan keuangan pun bisa tercapai dengan baik.
Belajar Membuat Laporan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Sekarang saatnya kamu belajar membuat laporan keuangan pribadi. Enggak perlu terlalu rumit, kamu bisa membuatnya berdasarkan kondisimu sekarang.
Beberapa komponen neraca keuangan yang biasanya ada di antaranya:
Neraca Arus Kas
Terdiri atas:
- Penghasilan bulanan: gaji, gaji pasangan, penghasilan dari bisnis, penghasilan dari properti, penghasilan dari surat berharga, dan penghasilan lainnya yang ada.
- Pengeluaran bulanan: biaya hidup, cicilan utang, investasi dan tabungan, serta lifestyle
- Penghasilan tahunan: bonus, THR, gaji ke-13, dan penghasilan lainnya
- Pengeluaran tahunan: Lebaran, Kurban, premi asuransi, pajak, dan sebagainya
Neraca Aset
Terdiri atas:
- Aset lancar: tabungan bank, reksa dana, surat berharga, saham, nilai tunai asuransi, unitlink, emas/logam mulia, dan sebagainya.
- Aset tidak lancar: perhiasan emas, properti, tanah, barang koleksi, nilai bersih bisnis, kendaraan, dan sebagainya.
Neraca Kewajiban
Terdiri atas:
- Utang jangka pendek: kartu kredit, cicilan elektronik, KTA, KPM, utang lainnya
- Utang jangka panjang: KPR, kredit apartemen, dan lainnya
Contoh laporan keuangan secara visual bisa kamu lihat kurang lebih seperti berikut ini. Kamu bisa membuatnya sendiri di Excel, atau bisa juga kalau mau membuat secara manual. Yang mana saja asal nyaman untukmu.
Tip Belajar Membuat Laporan Keuangan Pribadi
1. Buat waktu
Yah, yang paling sulit sepertinya sih memang soal ini, yaitu ketersediaan waktu untuk duduk dan membuat. Pasalnya, ya, siapa sih yang enggak sibuk hari gini?
Namun, demi keuangan yang lebih baik, bisa dong ya, membuat waktu sebentar untuk duduk dan belajar membuat laporan keuangan. Toh enggak harus membuat yang rumit. Kamu bahkan bisa banget memanfaatkan berbagai aplikasi keuangan yang sudah tersedia secara gratis di smartphone. Nggak perlu membuat tabel-tabel, langsung saja bikin dengan smartphone. Praktis banget.
Yang penting, fokus ya saat membuatnya, karena kamu akan terlibat dengan banyak angka, bahkan prediksi dan proyeksi. Jadi, buat waktu yang benar-benar nyaman untukmu.
2. Ajak pasangan
Jika kamu sudah berkeluarga, maka wajib hukumnya untuk mengajak pasangan untuk bareng-bareng belajar membuat laporan keuangan, kalau kalian berdua memang belum pernah membuatnya.
Berkomunikasi dengan pasangan soal keuangan keluarga adalah wajib hukumnya. Pasalnya, rumah tangga itu memang masalah berdua kan? Bukan hanya salah satu? Tujuan dan cita-cita juga berdua, meskipun mungkin masing-masing punya juga cita-cita dan mimpi masing-masing.
3. Review dan evaluasi
Jika kamu sudah belajar membuat laporan keuangan, maka juga wajib untuk melakukan review dan evaluasi di setiap akhir bulan. Dengan begitu, jika ada sesuatu yang salah atau tidak semestinya, kamu juga akan segera bisa mengetahuinya. Kamu pun lebih mudah mengambil solusi atas masalah yang muncul.
Demikian cara belajar membuat laporan keuangan pribadi yang paling sederhana yang bisa kamu coba lakukan. Yang penting, pilihlah media yang paling membuatmu nyaman.
QM Financial juga membagikan worksheet berisi catatan keuangan, sudah dengan rumus dan kamu tinggal mengisinya sesuai dengan kondisi loh! Mau? Yuk, daftar di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!