Harga Kebutuhan Pokok Meroket, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Siapa nih yang kerasa, uang Rp1 juta kemarin bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan termasuk beli gas LPG nonsubsidi, beli token listrik, dan beli BBM. Sekarang? Ya, begitulah. Harga kebutuhan pokok memang lagi meroket.
Penyebab naiknya harga kebutuhan pokok ini beragam. Mulai dari kelangkaan bahan baku, sampai dipicu oleh pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Yang paling akhir, pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi, karena di luar sana harga gas sudah begitu tinggi. Sebelumnya, harga kedelai yang tinggi jadi penyebab naiknya harga tempe, tahu, dan berbagai produk olahannya. Belum lagi soal minyak goreng. Padahal barang-barang itu kita butuhkan setiap hari kan? Termasuk juga dengan gula pasir, telur ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya yang diperkirakan akan merangkak naik juga.
Coba yuk, kita rangkum, harga kebutuhan pokok mana saja yang naik belakangan ini? Supaya selanjutnya kita bisa membuat beberapa alternatif solusi, terutama biar dompet nggak boncos tetapi dapur tetap ngebul.
Harga Kebutuhan Pokok yang Mengalami Kenaikan
1. LPG
LPG nonsubsidi baru saja dinaikkan oleh pemerintah. Terakhir, saat artikel ini ditulis, harga yang berlaku saat ini Rp15.500 per kg. Ukuran terkecil tabung gas nonsubsidi adalah 5 kg. Dengan demikian, sekarang harganya adalah sekitar Rp77.500. Untuk tabung 12 kg menjadi Rp186.000—yang bisa jadi lebih mahal kalau kita membeli tidak secara langsung ke distributor besarnya.
Harga kebutuhan pokok satu ini tak pelak menimbulkan polemik. Masyarakat lantas memburu gas kemasan 3 kg yang sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Kelangkaan pun mulai terlihat.
2. Bahan bakar minyak (BBM)
Harga kebutuhan pokok satu ini juga mengalami kenaikan, lagi-lagi untuk jenis nonsubsidi, mulai 12 Februari 2022. Jenis BBM yang mengalami kenaikan harga adalah Pertamax Turbo jadi Rp13.500, Pertamax Dex menjadi Rp13.200, dan Dexlite jadi Rp12.150.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini konon terjadi mengikuti perkembangan yang terjadi di industri minyak dan gas belakangan ini. Saat artikel ini ditulis, harga minyak ICP per Januari 2022 mencapai USD 85 USD per barel. Ini artinya ada kenaikan sebesar 17% dari harga Desember 2021.
Meski demikian, ada penyesuaian harga untuk Pertalite, yang sebelumnya Rp7.650 menjadi Rp6.450 per liter, setara dengan Premium yang merupakan BBM subsidi.
3. Bahan makanan
Kenaikan harga kebutuhan pokok paling terasa ada pada bahan makanan, mulai dari kedelai, minyak goreng, cabai, hingga daging sapi.
Berikut tangkapan layar mengenai harga kebutuhan pokok dari situs hargapangan.id yang terpantau secara nasional.
So, pastinya, beban jadi lebih berat, ya? Mari gandengan, karena ini dialami oleh semua orang saat ini. Terus, bagaimana cara mengatasinya? Of course, dengan mengelola arus kas kita dengan lebih baik.
Atasi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok dengan Pengelolaan Keuangan yang Baik
Berikut beberapa tip sederhana mengelola keuangan untuk atasi efek kenaikan harga kebutuhan pokok agar kondisi keuangan tetap baik.
1. Financial check up
Lakukan financial check up terkait kenaikan harga kebutuhan pokok sekarang ini. Kira-kira bagian mana saja yang paling memengaruhi arus kas keuanganmu? Apakah di pos makan? Atau, pos transportasi?
Identifikasi bagian mana dari keuanganmu yang paling berat saat ini, kemudian telusuri juga, bagian mana yang bisa dihemat.
Ibaratnya, kamu mencari bagian yang timpang, dan kemudian melakukan rebalancing agar seimbang kembali. So, catatan keuangan akan memegang peranan penting di sini.
2. Buat anggaran baru
Jika memang sangat terdampak oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dewasa ini, maka selanjutnya kamu perlu membuat anggaran baru yang sesuai dengan kondisi.
Bisa jadi, kamu harus mengurangi pos lain agar dapat mengurangi beban pos belanja rutin, karena enggak mungkin kalau kita harus menunda beli gas, misalnya.
Intinya, kurangi beban pengeluaran yang kurang penting dan susun lagi prioritas. Tentu saja, kebutuhan sehari-hari harus diutamakan.
3. Amankan dana darurat
Pastikan dana darurat kamu dalam kondisi aman dan terkendali. Cek lagi berapa jumlahnya, dan apakah sudah ideal atau belum. Jika belum ideal, tak apa. Kamu bisa kok menabung lagi dengan mencoba mengulik anggaran.
Dana darurat adalah dana yang akan menjadi cadangan dana jika kondisi memburuk. Tentu kita enggak mengharapkan hal buruk terjadi, tetapi akan baik adanya kalau kita siap. Dana darurat akan dapat membantu keuangan jika nanti karena satu dan lain hal, kita butuh uang tambahan, sehingga kita terhindar dari utang. Bayangkan jika kondisi sulit, dan kita harus berutang untuk biaya hidup. Makin berat kan bebannya? Di sinilah dana darurat berperan.
4. Tidak menambah utang dulu
Utang yang sudah kita ambil harus diselesaikan dulu. Iya, meski harga kebutuhan pokok naik. Ini kan kewajiban, jadi harus diprioritaskan. Jika tidak, justru bebanmu akan semakin bertambah dengan adanya denda.
So, akan lebih baik jika kamu tidak menambah beban dulu sementara kondisi belum stabil. Ingat, kamu masih punya banyak kebutuhan penting lainnya. Jika tergoda utang, coba kembali lagi ke memilah antara kebutuhan dan keinginan, serta timbang kembali kemampuanmu dalam membayar cicilan. Apakah masih mampu, mengingat pengeluaran pokok sedang membengkak?
5. Masih ada dana? Investasi!
Tentunya kita bersyukur jika sudah melakukan financial check up, menyesuaikan anggaran, dan tak menambah utang, ternyata dana masih ada tersisa. Alokasikan sisanya ke berbagai instrumen investasi yang kamu pilih.
Tentu saja, ini di luar investasi rutin yang seharusnya sudah kamu lakukan di awal bulan.
Nah, bagaimana? Semoga dengan beberapa langkah di atas, beban karena kenaikan harga kebutuhan pokok tidak semakin berat kamu rasakan ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!