Biaya Menikah di Masa New Normal: Lebih Hemat atau Malah Membengkak?
Aturan-aturan berubah. Semua jadi punya prosedur panjang, setelah datangnya pandemi COVID-19. Termasuk kalau kamu ingin mengadakan pesta pernikahan. Sudah enggak ada lagi resepsi standing party yang dihadiri oleh ribuan orang dalam satu ruangan. Lalu, bagaimana dengan biaya menikah di era baru ini? Apakah juga berubah?
Ya, sudah pasti. Karena banyak prosedur tambahan pun banyak yang harus dikurangi, maka sudah tentu bujet biaya menikah sekarang berubah.
Nah, mari langsung saja kita lihat satu per satu skema upacara pernikahan yang bisa menjadi alternatif kamu ini, sekaligus kita lihat budgeting biaya menikah yang harus kamu siapkan di masa new normal.
Biaya Menikah yang Tetap Harus Disiapkan
Ada biaya yang disesuaikan, tetapi ada juga biaya yang akan harus tetap kamu siapkan, antara lain:
- Baju pengantin untuk pria dan wanita: Rp3.000.000 – Rp5.000.000. Mau lebih hemat? Sewa saja, enggak usah beli.
- Baju seragam untuk keluarga: Rp8.000.000 – Rp10.000.000. Ini juga sama, kalau mau hemat, sewa saja untuk seluruh keluarga.
- MUA: Rp1.500.000
- Alat perlengkapan protokol kesehatan (masker, hand sanitizer, sarung tangan, thermogun, disinfektan, dll): Rp1.000.000
- Undangan: Rp500.000 (ini sangat bisa ditekan, karena mungkin cukup dengan kirim WhatsApp saja karena yang diundang hanya keluarga).
- Seserahan dan maskawin (tergantung kesepakatan): minimal kira-kira Rp500.000
- Dekorasi venue: Rp1.000.000
- Video dan foto dokumentasi: Rp2.500.000
Nah, total kamu butuh bujet biaya menikah Rp18.000.000 saja untuk keperluan paling esensial di atas. Mungkin kamu perlu tambahan, jika memutuskan untuk mengadakan upacara adat. Sila ditambahkan sesuai kebutuhan ya.
Mari kita lanjut ke resepsi pernikahannya.
Skema Resepsi dan Biaya Menikah di Masa New Normal
1. Menikah di KUA atau tempat ibadah
Skema pertama, menikah di KUA atau tempat ibadah.
Untuk tempat, bisa jadi kamu enggak perlu membayar. Tetapi setidaknya, kamu perlu memberi “uang kebersihan” di tempat ibadat. Upacara pernikahan di sini enggak perlu prosedur terlalu kompleks. Cukup akad, dan kemudian tamu bisa pulang setelah selesai acara. Kamu bisa bawakan hampers berisi makanan dan suvenir.
Undangan bisa sangat terbatas, mungkin hanya keluarga saja. Misalnya di KUA, masjid atau gereja, yang boleh masuk ke dalam ruangan mungkin tak boleh lebih dari 5 – 10 orang. Sedangkan sisa keluarga harus menunggu di luar.
Rincian biaya menikah di KUA atau tempat ibadah kurang lebih sebagai berikut, dengan dihadiri oleh 20 orang:
- Uang kebersihan: Rp500.000 – Rp1.000.000
- Administrasi: Rp500.000
- Katering yang dikemas apik untuk dibawa pulang: 20 @ Rp100.000 = Rp2.000.000
- Suvenir: 20 @ Rp50.000 = Rp1.000.000 (dianggap setiap orang bisa mendapatkan suvenir, karena tidak ada undangan keluar)
Jadi, dengan kebutuhan esensial di atas plus kebutuhan di venue ini, kamu total butuh bujet biaya menikah sekitar minimal Rp22 juta.
Jangan lupa untuk menyiapkan dana cadangan sebesar 10 – 20% untuk keperluan di luar rencana.
2. Menikah di rumah
Untuk biaya menikah di rumah, kurang lebih sama.
Alternatif, kamu bisa saja mengundang lebih banyak orang, tetapi dengan sistem shift. Gantian per kelompok, dengan pembatasan masing-masing kelompok 20 – 30 orang, yang berarti sekitar 10 – 15 undangan. Setiap shift-nya harus ada jeda, agar ada waktu untuk beberes dan membersihkan segala sesuatunya, sebelum kelompok berikutnya.
Kamu perlu mengerahkan keluarga dan tetangga, untuk ikut mengatur dan memastikan setiap undangan yang hadir mematuhi protokol kesehatan.
- Bayar tenaga untuk beres-beres, bersih-bersih, mengatur parkir kendaraan, dll: Rp1.000.000
- Katering untuk dibawa pulang: 30 @ Rp100.000 = Rp3.000.000
- Suvenir: 15 undangan @ Rp50.000 = Rp750.000
Total, kamu perlu menyiapkan biaya menikah sebesar kurang lebih minimal Rp22.750.000. Jangan lupa lagi, untuk menyiapkan dana cadangan sebesar 10 – 20% untuk keperluan di luar rencana.
3. Menikah di gedung
Mau tetap mengadakan resepsi pernikahan di gedung? Tetap bisa kok. Hanya saja ada beberapa protokol yang harus diperhatikan:
- Kapasitas gedung enggak boleh diisi full. Jadi gedung berkapasitas 1000 orang, hanya boleh diisi oleh 500 orang yang sudah termasuk keluarga. Ini berarti kurang lebih kita hanya bisa menyebar 200 undangan.
- Resepsi harus dibagi dalam beberapa sesi, yang berarti durasi penyewaan gedung akan lebih panjang.
- Tidak boleh ada prasmanan dan standing party. Alternatif selain membuat paket katering untuk dibawa pulang adalah dengan mengadakan pesta berformat theater, round atau long table. Ini berarti akan ada biaya tambahan untuk waiter/waitress, karena butuh tambahan orang untuk bisa melayani undangan yang hadir. Dan, tentu saja, para waiter dan waitress ini butuh perlengkapan tambahan, seperti mengenakan face shield dan masker, serta sarung tangan.
- Sesi foto juga tidak boleh bergerombol, jadi pertimbangkan solusi untuk membuat booth foto kecil saja.
- Kamu mungkin juga akan butuh bilik kesehatan khusus untuk undangan yang datang tetapi “mencurigakan” secara kesehatan. Jadi, akan ada tenaga medis yang juga mengawasi.
Terlihat lebih kompleks ya? Iya. Pusing? Well, kalau iya, mungkin kamu perlu menghubungi wedding organizer untuk bisa membantumu merencanakan pernikahan di gedung di masa new normal ini.
Nah, bagaimana? Semoga sekarang kamu sudah mendapat gambaran umum untuk menyiapkan biaya menikah di masa new normal ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.