Urus Rumah Tanpa Asisten Rumah Tangga: Bisa!
Sebagian besar dari kita mengalami ketergantungan terhadap asisten rumah tangga untuk membantu mengurus rumah. Betul?
Tapi, sementara virus corona menyebar dan diberlakukannya pembatasan sosial skala besar, memaksa sebagian dari para asisten itu untuk sementara berhenti dulu lantaran banyak sebab. Ada yang nekat mudik, lantaran kemarin Lebaran, tapi akhirnya nggak bisa balik. Atau, memang kita setop dulu, karena kita sendiri harus mengurangi pengeluaran sementara penghasilan kita juga berkurang.
Lalu, kalau biasanya sudah dibantu oleh asisten rumah tangga dan kemudian enggak lagi, pastilah jadinya kelimpungan sendiri. Bingung, antara mau ngerjain apa duluan sampai baru nyadar kalau kerjaan rumah tangga itu ternyata banyak bangats!
Terus gimana dong?
Tenang, QM Financial selalu punya solusi untuk segala kericuhan hidup kok, termasuk soal “kehilangan” asisten rumah tangga ini. Kita sebenarnya bisa kok melepaskan ketergantungan terhadap mereka, dan memang harus pelan-pelan sih melakukannya. Mulailah dari beberapa hal berikut.
Melepas Ketergantungan terhadap Asisten Rumah Tangga
1. Petakan rutinitas
Apa yang akan kita lakukan setelah ketidakhadiran asisten rumah tangga akan sangat bergantung pada rutinitas kita sehari-hari. Kita bisa mengatur waktu dan tugas, jika kita sudah tahu kesibukan macam apa yang kita kerjakan setiap harinya.
Jadi, mari petakan rutinitas lebih dulu, mulai dari pagi hingga malam hari. Pukul berapa sarapan? Pukul berapa harus berangkat sekolah atau ke kantor? Pukul berapa pulangnya? Pukul berapa makan malam? Apakah kita biasa makan siang di rumah? Pukul berapa saja semua anggota keluarga ngumpul di rumah? Butuh apa saja kalau ngumpul?
Nah, kalau rutinitas ini sudah dipetakan, kita kan jadi mudah melihat, di bagian mana kita akan sibuk, di bagian mana kita bisa “mengaryakan” seluruh anggota keluarga untuk ikut andil dalam mengurus rumah, dan di bagian mana kita bisa ambil waktu untuk rebahan, bekerja, atau ya sekadar ngumpul aja.
Iya, kalau di rumah enggak ada asisten rumah tangga, maka seluruh anggota keluarga harus jadi asisten ya. Jangan diurus sendiri. Rumah kan milik bersama, jadi ya harus diurus bareng-bareng.
2. Cari alternatif bantuan
Dari peta rutinitas itu, kita juga bisa memilah, mana yang bisa dikerjakan sendiri, dan mana yang harus dicarikan bantuan.
Misalnya saja, masalah cucian. Kalau ada mesin cuci yang full otomatis di rumah sih gampang. Tinggal dimasukkan, sementara kita bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang lain sampai cucian selesai dengan sendirinya. Tetapi masalah datang ketika harus menyeterika. Ada alternatif lain: setrika bisa dititipkan ke jasa penatu. Pastinya harganya lebih murah kalau kita hanya minta disetrikain aja, ya kan?
Atau, ketimbang ribet masak setiap harinya–karena suami istri sama-sama harus bekerja di kantor–ya sudah langganan katering keluarga saja. Masak sendiri di setiap weekend bareng-bareng, biar beda dan bisa bikin keluarga tambah dekat.
Jadi, carilah bagian mana yang dimintakan bantuan, bagian mana yang bisa dibagi tugas ke anggota keluarga yang lain, dan bagian mana yang harus kita sendiri yang melakukannya. Anak-anak juga harus mendapat tugas ya, tapi pastikan bukan yang berbahaya.
3. Efektifkan waktu
Untuk bisa mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga, kita akan sering multitasking. Tapi, enggak semua pekerjaan bisa dibikin multitask juga. So, mengenali hal-hal mana saja yang bisa dikerjakan seccara lebih efektif akan sangat membantu.
Misalnya saja, sudah memutuskan untuk memasak sarapan sendiri saja setiap pagi, maka siapkanlah bahan-bahannya semalam sebelum tidur. Begitu juga kalau harus bersiap ke kantor, siapkan sejak semalam juga.
Jadwalkan belanja, misalnya seminggu sekali saja. So, daftar belanja dibuat untuk stok seminggu. Dengan demikian, waktu belanja jadi efektif, pun kita jadi enggak belanja berlebihan. Stick to shopping list ya, nggak usah window shopping kelamaan. Awas lo, malah jadi boncos.
4. Manfaatkan teknologi
Mesin cuci adalah penemuan paling genius yang pernah ada. Begitu juga dengan food processor, microwave, slow cooker, freezer, dan sebagainya.
Memang butuh modal banyak untuk memilikinya, tapi kan juga nggak perlu punya semua. Pilih dari yang paling bisa membantu dulu, sesuai kebutuhan masing-masing.
Dengan alat-alat canggih ini, kita pasti bisa melakukan semuanya sendiri tanpa asisten rumah tangga lagi. Hemat waktu dan tenaga, kita pun bisa mengurus hal-hal lainnya di rumah, bahkan bisa rebahan juga.
5. Siapkan bujet
Iya, mungkin kita akan bisa sedikit mengurangi pengeluaran lantaran enggak harus menggaji asisten rumah tangga lagi. Tapi, pasti akan muncul pengeluaran lain sebagai imbas kehilangan ART ini. Misalnya saja, kayak tambahan untuk setrika di jasa penatu itu. Mungkin enggak banyak, tapi kan tetap harus disiapkan.
Begitu juga kalau kita memutuskan untuk berlangganan katering. Pasti akan butuh bujet juga kan? Dan hal-hal lain yang sekiranya bisa membantu, hitung juga kebutuhan anggarannya.
Kalau siap, pastinya akan lebih mudah.
Nah, gimana? Ada trik lain lagi yang bisa kita lakukan untuk mengurus rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga? Boleh ditulis di kolom komen ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.