Panduan Belajar Manajemen Keuangan Pribadi untuk Pemula
Belajar manajemen keuangan pribadi sering dianggap rumit, padahal sebenarnya nggak sesulit itu. Kalau tahu langkah awal yang tepat, mengatur keuangan bisa jadi hal yang menyenangkan.
Banyak orang sering bingung mulai dari mana, tapi kuncinya ada di memahami dasar-dasar pengelolaan uang. Dengan sedikit usaha dan konsistensi, siapa pun bisa belajar mengelola keuangan dengan lebih baik.
Table of Contents
Langkah Belajar Manajemen Keuangan Pribadi
Untuk mulai belajar manajemen keuangan pribadi, ada beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan. Langkah-langkah ini membantu mengelola uang dengan lebih terencana dan efektif.
1. Pahami Konsep Dasar Manajemen Keuangan
Belajar manajemen keuangan pribadi itu intinya soal gimana merencanakan, mengatur, dan mengontrol uang yang kamu punya. Simpel kan? Tapi kalau nggak tahu dasarnya, semua bisa jadi ribet. Jadi, kamu bisa mulai dari hal-hal mendasar dulu.
Kenali istilah kayak arus kas (cash flow), yang artinya aliran masuk dan keluar uang kamu. Lalu, pahami apa itu aset (barang atau uang yang punya nilai), liabilitas (utang atau kewajiban), dan net worth (selisih aset dan liabilitas).
Kalau masih bingung, nggak perlu panik. Ada banyak sumber belajar manajemen keuangan pribadi yang bisa bantu. Ada banyak buku yang cocok buat yang baru mulai belajar manajemen keuangan pribadi. Coba cari yang bahasanya gampang dimengerti, dan konsepnya sederhana.
Selain itu, cari artikel atau video online yang bahas topik ini secara praktis. Intinya, belajar pelan-pelan, tapi paham sampai ke akar. Jangan buru-buru, karena manajemen keuangan itu perjalanan, bukan lomba lari.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
2. Kenali Jenis Pengeluaran dan Pendapatan
Tanpa tahu apa saja pengeluaran dan pendapatanmu, susah untuk mengatur uang dengan baik. Jadi, mulailah dengan mencatat semua pengeluaran harian. Catatan ini bikin kamu sadar ke mana uang habis setiap hari. Bisa pakai buku catatan kecil atau aplikasi sederhana.
Setelah itu, pelajari perbedaan pengeluaran tetap dan variabel. Pengeluaran tetap itu seperti tagihan listrik, sewa rumah, atau cicilan. Jumlahnya biasanya sama tiap bulan. Sedangkan pengeluaran variabel lebih fleksibel, seperti uang untuk makan di luar, belanja, atau hiburan. Dengan tahu bedanya, kamu bisa lebih gampang mengatur prioritas.
Jangan lupa juga kenali semua sumber pendapatan. Gaji aktif dari pekerjaan utama biasanya yang paling jelas. Tapi, cari tahu juga potensi pendapatan pasif, seperti hasil investasi atau sewa properti. Bonus kerja juga termasuk pendapatan yang bisa dimanfaatkan. Dengan memahami pola ini, kamu bisa lebih bijak mengelola keuangan.
3. Belajar Membuat Anggaran
Setelah tahu apa saja pengeluaran dan pendapatanmu, kamu bisa belajar membuat anggaran. Anggaran ini seperti peta yang bantu kamu tahu ke mana uangmu pergi. Jadi, pertama-tama susun prioritas dari pengeluaranmu. Alokasikan pendapatan sesuai prioritas tersebut.
Salah satu metode yang gampang dipakai adalah 40/30/20/10. Metode ini membagi pendapatan jadi tiga bagian. Sebanyak 40% untuk kebutuhan pokok, seperti makan, transportasi, dan utilitas. Lalu 30% buat cicilan utang. Sisanya, 20% untuk lifestyle dan 10% untuk investasi. Fleksibel ya, kamu bisa disesuaikan sama kondisimu.
4. Belajar Bikin Rencana Keuangan
Sudah punya anggaran, kamu bisa mulai belajar bikin rencana keuangan. Belajar manajemen keuangan pribadi ini enggak harus ribet kok, mulai saja dari yang sederhana.
Misalnya, kamu punya tujuan untuk beli gadget baru atau pergi liburan. Hitung dulu berapa total biayanya. Setelah itu, cari tahu berapa yang bisa disisihkan dari pendapatan tiap bulan. Dari sini, kamu bisa bikin simulasi kapan target itu tercapai.
Pakai timeline biar lebih terukur. Misalnya, kalau butuh Rp5 juta untuk liburan dan bisa nabung Rp500 ribu tiap bulan, berarti butuh waktu 10 bulan. Dengan cara ini, kamu nggak cuma tahu kapan tujuanmu tercapai, tapi juga bisa memastikan rencana itu realistis. Jangan sampai terlalu ambisius dan malah bikin stres.
Latihan seperti ini nggak cuma bantu kamu mengatur uang, tapi juga melatih kesabaran dan disiplin. Rencana kecil yang berhasil akan membangun kebiasaan baik untuk tujuan yang lebih besar di masa depan. Kuncinya, mulai dari sekarang dan tetap konsisten.
5. Belajar Investasi dan Menabung
Sudah ada rencana keuangan, kamu bisa mulai menabung dan berinvestasi. Keduanya konsepnya beda, tapi sama-sama penting.
Menabung lebih fokus untuk keamanan jangka pendek. Misalnya, untuk kebutuhan darurat atau rencana belanja dalam waktu dekat. Uangnya biasanya disimpan di tempat yang aman dan mudah diambil, seperti rekening tabungan biasa. Tujuannya bukan untuk untung besar, tapi untuk memastikan ada dana siap pakai.
Investasi, di sisi lain, bertujuan meningkatkan kekayaan dalam jangka panjang. Uangnya enggak langsung dipakai, tapi ditanam di instrumen yang bisa memberi keuntungan. Contohnya reksa dana, deposito, atau emas.
Belajar investasi juga enggak harus langsung ribet. Kalau bingung, coba pelajari yang sederhana dulu, cari kelebihan dan kekurangannya. Seiring waktu, pengetahuanmu akan bertambah, dan kamu bisa coba yang lebih kompleks. Yang penting, jangan buru-buru dan pahami risikonya.
Baca juga: Pengertian Investasi dan Bedanya dengan Menabung
6. Belajar Mengendalikan Diri
Belajar manajemen keuangan pribadi itu soal pengendalian diri. Bahkan, sebenarnya inti dari mengatur uang adalah supaya kita punya kendali terhadap keuangan kita.
Bisa enggak kita menahan diri untuk mengeluarkan uang buat hal-hal yang kurang penting, dan memprioritaskan anggaran yang sudah dibuat? Paham enggak kalau kita punya banyak risiko yang harus dihadapi dalam hidup? Tahu enggak nanti suatu saat kita juga harus “beristirahat”?
Nah, belajar manajemen keuangan pribadi kayak gini kalau enggak dilatih, ya enggak bisa dilakukan. Dengan latihan rutin, kemampuan mengendalikan diri akan semakin kuat. Ini bukan tentang pelit, tapi soal memastikan uangmu dipakai untuk hal yang lebih penting.
Belajar manajemen keuangan pribadi adalah langkah penting untuk hidup lebih teratur secara finansial. Dengan memahami dasar-dasar pengelolaan uang dan konsisten menerapkannya, kamu bisa mencapai tujuan keuangan tanpa stres. Mulai dari langkah kecil, dan nikmati prosesnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Academy, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyiapkan Dana Pendidikan Anak di Tengah Kenaikan Biaya Tahun 2025
Biaya sekolah nggak pernah turun. Betul? Tiap tahun, angka yang harus dibayar selalu naik, bikin banyak orang tua pusing tujuh keliling. Makanya, menyiapkan dana pendidikan sejak dini jadi hal yang wajib, apalagi di tengah tren kenaikan biaya yang nggak bisa dihindari kayak di tahun 2025 ini.
Kalau nggak dipersiapkan dari sekarang, besar kemungkinan keuangan keluarga bisa keteteran saat waktunya tiba.
Tantangan utamanya adalah menjaga kestabilan keuangan sambil tetap menabung buat masa depan anak. Tapi jangan khawatir, ada banyak cara yang bisa dilakukan biar dana pendidikan tetap aman tanpa harus bikin stres.
Kuncinya, mulai dari langkah kecil dan disiplin dalam mengatur keuangan. Dengan perencanaan yang matang, kebutuhan pendidikan anak bisa tercapai tanpa mengorbankan kebutuhan penting lainnya.
Table of Contents
Siapkan Dana Pendidikan, Meski Lagi-Lagi Naik di Tahun 2025
Yes, biaya pendidikan akan terus naik tiap tahun. Banyak orang tua mulai khawatir, tapi sebenarnya ada cara untuk tetap menyiapkan dana pendidikan tanpa stres berlebihan.
Yuk, bahas langkah-langkah yang bisa diambil untuk mempersiapkan masa depan pendidikan anak dengan lebih tenang. Mumpung masih di awal tahun kan?
1. Hitung dan Pantau Kenaikan Biaya Pendidikan
Menghitung estimasi dana pendidikan itu penting dilakukan pertama kali, supaya kita tahu targetnya dan enggak asal menabung. Jadi, hitung dulu ya.
Ingat, jangan cuma fokus ke uang pangkal atau SPP, tapi pikirkan juga biaya lain kayak buku, seragam, alat tulis, sampai kegiatan ekskul atau study tour yang pasti muncul tiap tahun. Semua itu bakal jadi pengeluaran rutin yang enggak bisa diabaikan.
Selain itu, pantau terus kenaikan biayanya. Jarang banget biaya sekolah itu tetap, biasanya tiap tahun naik sekitar 10-15%, tergantung kebijakan sekolah. Jadi, penting banget tahu tren kenaikan biar enggak kaget pas waktunya bayar.
Info ini juga bakal bantu kamu menghitung berapa dana yang perlu disisihkan tiap bulan dan bikin perencanaan jadi lebih matang.
Baca juga: Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Tujuan Finansial Dana Pendidikan Anak
2. Sesuaikan Kemampuan
Pilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan finansial. Hindari memaksakan diri untuk memasukkan anak ke sekolah yang biayanya bikin keuangan megap-megap.
Ingat, pendidikan itu maraton, bukan sprint. Jangan sampai baru awal udah kehabisan napas gara-gara memaksakan diri. Yang penting adalah kualitas pendidikannya, bukan sekadar nama besar sekolah.
Lebih baik cari sekolah yang biayanya masuk akal, tapi punya kurikulum bagus dan lingkungan yang mendukung anak berkembang. Lagi pula, anak bakal lebih nyaman kalau orang tua juga enggak stres memikirkan SPP-nya setiap bulan.
3. Pilih Instrumen
Manfaatkan tabungan atau investasi yang punya potensi berkembang untuk dana pendidikan ini, biar uang enggak cuma mengendap. Pilih produk yang memang cocok buat kebutuhan jangka panjang.
Misalnya, kalau butuh dana dalam beberapa tahun ke depan, bisa pilih instrumen yang lebih stabil. Tapi kalau waktu persiapannya masih panjang, pilih investasi yang hasilnya lebih maksimal, walaupun risikonya agak tinggi. Intinya, sesuaikan sama target dan kemampuan, biar tabungan pendidikan enggak cuma aman, tetapi juga tumbuh.
4. Mulai Sekarang
Mulai dari sekarang, karena kalau nggak, waktu bakalan jalan terus dan biaya pendidikan makin naik. Kalau baru mulai pas anak udah mau sekolah, pasti berasa berat banget.
Jadi, enggak usah memikirkan besar atau kecilnya tabungan di awal. Yang penting mulai dulu. Bikin pos khusus buat pendidikan, pisahkan dari tabungan lain biar enggak tercampur dengan kebutuhan sehari-hari. Anggap saja kayak bayar cicilan tiap bulan—rutin, tanpa mikir ulang.
5. Cari Beasiswa atau Subsidi Pendidikan
Jangan ragu buat cari info soal beasiswa atau bantuan semacam subsidi. Banyak banget sekolah atau lembaga yang sebenarnya punya program ini, tetapi sering enggak terekspos.
So, coba deh rajin-rajin cek website sekolah, komunitas pendidikan, atau bahkan tanya langsung ke pihak sekolah. Kadang, potongan biayanya lumayan banget buat meringankan beban. Yang penting, siapkan semua persyaratannya dari awal dengan baik, biar enggak ribet pas mau daftar. Jangan tunggu mepet, karena biasanya kuotanya kan terbatas.
6. Ajarkan Keuangan pada Anak
Ajarkan anak soal keuangan sedari kecil, biar mereka paham kalau uang itu enggak datang begitu aja. Enggak perlu ribet, mulai dari hal sederhana. Bisa sambil beri contoh nyata. Misalnya, ajak mereka lihat buku tabungan atau jelaskan kenapa orang tua kerja keras tiap hari. Anak bakal lebih paham kalau mereka lihat sendiri prosesnya.
Setelah paham konsep, jelaskan juga kalau biaya sekolah itu bukan cuma sekadar bayar SPP, tapi ada banyak kebutuhan lain yang harus disiapkan.
Jadi, mereka nggak cuma tahu soal “minta uang”, tapi juga belajar menghargai usaha yang dibutuhkan buat memenuhi kebutuhan mereka. Kalau anak udah punya pola pikir kayak gini, mereka bakal lebih bertanggung jawab dalam mengelola uang di masa depan.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Menyiapkan dana pendidikan memang butuh usaha dan perencanaan. Naik lagi tahun ini? Ya, kan sudah biasa. Enggak perlu panik. Mulai saja dari langkah kecil yang sesuai kemampuan, lalu tingkatkan pelan-pelan. Yang penting, konsisten dan enggak mudah tergoda pakai tabungan buat keperluan lain.
Dengan cara ini, masa depan pendidikan anak bakal lebih terjamin tanpa bikin keuangan keluarga berantakan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mencapai Keseimbangan Antara Menabung dan Gaya Hidup di Tahun 2025
Mengatur keuangan di tengah tren gaya hidup yang terus berubah itu memang bisa jadi tantangan tersendiri. Banyak orang pengin bisa menikmati hidup, tapi juga sekaligus pengin ngirit. Sayangnya, keinginan untuk mengikuti tren bisa jadi bablas. Jadi lupa deh menabung.
Ya, sebenarnya sih bukan berarti kudu pelit atau hidup serba terbatas. Hanya saja harus paham, bahwa seimbang adalah koentji.
Kita bisa memenuhi kebutuhan dan tetap menikmati hidup. Jadi, jangan sampai lupa sisihkan dana untuk tabungan dan investasi. Dengan langkah yang tepat, gaya hidup tetep bisa kok jalan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Table of Contents
Seimbangkan Menabung dengan Gaya Hidup
Menyeimbangkan kebutuhan finansial dengan gaya hidup sehari-hari itu butuh strategi yang tepat. Biar keuangan tetap sehat, penting untuk tahu kapan harus menahan diri dan kapan bisa menikmati hasil kerja keras.
Menabung memang wajib, tapi menikmati hidup juga penting supaya hidup enggak berat-berat amat. Berikut beberapa cara praktis buat menjaga keseimbangan itu tanpa harus merasa serba terbatas.
1. Gunakan Aturan 40/30/20/10 yang Fleksibel
Mengatur keuangan itu enggak harus ribet. Pakai saja aturan 40/30/20/10 ala QM Financial yang sederhana dan gampang diterapkan. Anggaran ini membantu memastikan kebutuhan terpenuhi, utang terkendali, gaya hidup tetap jalan, dan tabungan masa depan aman.
Pertama, alokasikan 40% dari penghasilan untuk kebutuhan utama. Ini termasuk bayar tagihan bulanan, belanja harian, transportasi, atau biaya lain yang wajib dikeluarkan. Intinya, uang ini dipakai buat kebutuhan dasar biar hidup tetap nyaman.
Kemudian, sisihkan 30% untuk cicilan utang. Kalau punya cicilan KPR, kredit kendaraan, atau kartu kredit, pastikan Enggak lebih dari batas ini. Kalau cicilan terlalu besar, coba kurangi pengeluaran lain supaya utang nggak membebani keuangan.
Selanjutnya, gunakan 20% untuk kebutuhan gaya hidup. Ini bagian buat senang-senang—nongkrong di kafe, nonton film, atau traveling. Tapi ingat, jangan sampai over budget ya. Sesuaikan dengan anggaran supaya nggak mengganggu kebutuhan lain.
Terakhir, sisihkan 10% untuk investasi. Investasi ini penting buat masa depan. Bisa mulai dari yang sederhana seperti emas, reksa dana, atau saham. Nggak harus besar, yang penting konsisten.
Kalau dapat bonus atau pemasukan tambahan, utamakan buat nambah tabungan atau dana darurat. Jangan buru-buru dipakai buat belanja. Dengan cara ini, keuangan lebih stabil dan tetap bisa menikmati hidup tanpa khawatir masa depan.
Baca juga: Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah
2. Prioritaskan Pengeluaran Berdasarkan Nilai
Nggak semua pengeluaran punya dampak yang sama. Fokuskan uang ke hal yang benar-benar bermanfaat atau bikin bahagia lebih lama. Misalnya, investasi kesehatan, kursus skill baru, atau pengalaman seperti traveling, biasanya lebih berkesan dibanding beli barang yang jarang dipakai.
Coba evaluasi pengeluaran rutin. Kalau ada yang nggak terlalu penting atau jarang digunakan mending dikurangi. Pengeluaran yang punya nilai jangka panjang bakal bikin hidup lebih nyaman tanpa perlu merasa boros. Jadi, pilih-pilih pengeluaran yang memang worth it ya.
3. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Realistis
Punya tujuan keuangan itu penting, tapi ingat, kudu sesuai kemampuan. Mulai dengan target menabung jangka pendek seperti dana darurat atau liburan, lalu lanjut ke target jangka panjang seperti beli rumah atau pensiun.
Sesuaikan target dengan pendapatan. Jangan memaksakan menabung besar kalau penghasilan pas-pasan. Yang penting konsisten, meskipun jumlahnya kecil. Lebih baik nabung sedikit tapi rutin daripada besar sekali lalu berhenti di tengah jalan.
Ingat, keuangan sehat itu soal proses, bukan paksaan.
4. Cari Hiburan yang Low-Cost
Seru-seruan nggak selalu harus mahal. Banyak hiburan low-cost yang tetap bikin happy tanpa bikin kantong bolong.
Coba ikut acara komunitas gratis seperti festival atau pameran lokal. Atau, kalau butuh refreshing, staycation di dalam kota juga oke—lebih hemat tapi tetap bisa recharge energi.
Bahkan hal simpel seperti masak sendiri di rumah bisa jadi aktivitas seru, apalagi kalau bareng keluarga atau teman. Yang penting, cari hiburan yang bikin senang tanpa bikin keuangan kacau.
5. Gunakan Sistem Amplop Digital
Biar keuangan lebih terkontrol, coba pakai sistem amplop digital. Caranya, pisahkan rekening untuk tabungan, kebutuhan sehari-hari, dan gaya hidup. Jadi, nggak bakal kecampur dan lebih mudah mengatur pengeluaran.
Sekarang banyak e-wallet atau fitur tabungan otomatis di bank yang bisa bantu bikin amplop digital ini. Setiap bulan, alokasikan uang ke “amplop” sesuai kebutuhan. Hasilnya? Keuangan jadi rapi dan nggak gampang kebobolan buat hal-hal nggak penting.
6. Pilih Hobi yang Produktif
Punya hobi itu penting, tapi bakal lebih bermanfaat kalau bisa sekalian ngasih nilai tambah. Misalnya, ikut kelas online gratis buat nambah skill atau bersepeda yang bikin badan sehat.
Kalau bisa, pilih hobi yang juga menghasilkan pendapatan tambahan, seperti fotografi, desain, atau jualan online. Jadi, selain buat refreshing, hobi juga bisa bantu keuangan lebih stabil.
7. Manfaatkan Promo dan Diskon dengan Bijak
Promo dan diskon itu menguntungkan kalau dipakai dengan cara yang tepat. Gunakan untuk kebutuhan rutin, seperti belanja bulanan, pulsa, atau perawatan kendaraan.
Tapi, jangan kalap hanya karena lihat harga miring. Kalau barangnya nggak benar-benar dibutuhkan, itu tetap pemborosan. Jadi, sebelum checkout, tanya dulu ke diri sendiri, “Butuh atau cuma tergoda aja nih?”
8. Sisihkan Dana Gaya Hidup dengan Kesadaran
Gaya hidup itu penting, tapi harus ada batasnya. Buat anggaran khusus setiap bulan untuk nongkrong, hiburan, atau belanja. Kalau udah dekat limit, tahan dulu pengeluaran dan tunda ke bulan depan. Biar nggak kalap, tetap enjoy, tapi keuangan juga nggak berantakan. Intinya: mindful!
9. Batasi Lifestyle Inflation
Pendapatan naik? Jangan buru-buru upgrade gaya hidup. Hindari langsung beli barang mahal atau sering nongkrong di tempat fancy hanya karena merasa punya uang lebih.
Lebih baik, prioritaskan tambahan penghasilan untuk tabungan dan investasi. Dengan begitu, kondisi keuangan makin kuat, dan nggak kebingungan kalau ada kebutuhan mendadak di masa depan. Nikmati kenaikan pendapatan dengan bijak, bukan sekadar untuk gaya-gayaan.
Baca juga: Tanggal Tua VS Tanggal Muda: Apa yang Perlu Dilakukan Supaya Semua Tanggal Jadi Baik?
Seimbang antara menabung dan menjaga gaya hidup itu bisa kok diusahakan. Bukan hal yang mustahil. Kuncinya ada di cara mengatur prioritas dan membuat keputusan finansial dengan lebih sadar.
Nikmati hidup secukupnya, tapi jangan lupa amankan masa depan. Dengan langkah yang tepat, keuangan tetap stabil tanpa harus mengorbankan kebahagiaan sehari-hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Menjadi contoh well literate secara finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih kepada bagaimana mengelola, memperbanyak, dan menjaga kestabilan keuangan dengan cerdas. Keahlian ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan pengeluaran sehari-hari hingga perencanaan investasi jangka panjang.
Memahami ciri-ciri dasar dari pengelolaan keuangan yang baik dapat memberikan manfaat enggak hanya untuk stabilitas ekonomi pribadi. Lebih dari itu, juga sebagai inspirasi bagi orang lain dalam membangun kebiasaan finansial yang sehat.
Nah, artikel ini akan menjelajahi lima karakteristik utama yang dimiliki oleh orang-orang yang dapat dijadikan panutan dalam literasi finansial. Siapa tahu bisa menginspirasimu untuk bisa ikut well literate.
Table of Contents
Ciri-Ciri dan Contoh Well Literate secara Finansial
1. Punya Pengelolaan Keuangan yang Baik
Salah satu ciri orang yang well literate secara finansial adalah memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Mereka mampu membuat anggaran yang realistis berdasarkan pendapatan dan pengeluaran mereka.
Contoh well literate di sini misalnya mampu membagi penghasilan ke dalam beberapa pos penting sesuai prioritasnya. Mulai dari biaya hidup sehari-hari, cicilan, biaya pendidikan, hiburan, dan lainnya.
Orang-orang yang punya literasi keuangan yang bagus juga secara rutin meninjau dan menyesuaikan anggaran tersebut untuk memastikan tetap relevan dengan situasi keuangan mereka. Tak hanya piawai membuat anggaran, mereka juga punya kendali atas pengeluaran. Mereka senantiasa melacak ke mana uang mereka pergi.
Mereka juga mengalokasikan sebagian dari pendapatan mereka ke dalam tabungan dan investasi secara konsisten, tidak hanya menyisihkan sisa uang setelah pengeluaran. Mereka juga menerapkan strategi seperti ‘pay yourself first’ untuk memastikan tabungan selalu menjadi prioritas.
Baca juga: Literasi Finansial: Pengertian, Aspek, dan 3 Cara untuk Meningkatkannya
2. Siap akan Segala Kondisi
Contoh well literate secara finansial yang lain adalah orang tersebut siap menghadapi segala kondisi. Tandanya mereka umumnya punya dana darurat yang dapat menutupi biaya hidup setidaknya selama 3-6 bulan.
Kalau ada situasi tidak terduga seperti kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan, atau perbaikan rumah mendadak, mereka bisa mengatasi kesulitannya tanpa harus mengganggu kestabilan finansial jangka panjang.
Enggak heran kan, kalau mereka yang punya literasi keuangan yang baik ini cenderung enggak stres dengan uang. Mereka umumnya menikmati kehidupan yang lebih stabil.
3. Mampu Mengambil Keputusan Keuangan secara Bijak
Contoh well literate secara finansial yang lain adalah mampu mengambil keputusan keuangan yang bijak. Orang-orang dengan literasi keuangan yang baik akan mengambil keputusan berdasarkan data dan analisis yang solid, bukan hanya berdasarkan perasaan atau tekanan dari luar.
Mereka akan meluangkan waktu untuk riset dan memahami berbagai pilihan yang tersedia sebelum membuat keputusan. Misalnya, dalam memilih asuransi, mereka akan membandingkan polis dari beberapa perusahaan untuk menemukan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan keuangan mereka.
Sama halnya saat investasi, mereka enggak hanya tergiur dengan iming-iming keuntungan tinggi, tetapi juga mempertimbangkan risiko, jangka waktu, dan bagaimana investasi itu akan memengaruhi tujuan finansial jangka panjang mereka.
Intinya, mereka akan cari tahu beragam produk keuangan dulu, baru kemudian memilih yang paling sesuai untuk mereka.
4. Waspada terhadap Penipuan
Orang yang bisa menjadi contoh well literate dalam hal keuangan biasanya sangat waspada terhadap potensi risiko penipuan dalam aktivitas keuangan sehari-hari. Mereka umumnya berhati-hati dengan tawaran atau skema yang tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan atau yang tidak realistis.
Umumnya, mereka enggak mudah percaya begitu saja dengan informasi yang diterima dan selalu melakukan verifikasi terhadap sumber dan keabsahan informasi tersebut. Misalnya saja mereka ditawari produk keuangan yang baru, mereka akan segera melakukan pengecekan latar belakang perusahaan atau orang yang menawarkan produk tersebut.
Mereka juga akan terus menerus mengupdate wawasan. So, segala macam modus penipuan mereka juga tahu, pun cara-cara untuk menghindarinya. Mereka juga mengaktifkan fitur keamanan pada rekening bank dan akun online, seperti notifikasi transaksi, autentikasi dua faktor, dan pengaturan privasi yang ketat. Mereka juga akan melindungi data pribadi dengan baik.
5. Sadar akan Hak dan Kewajiban Finansial
Kesadaran hak dan kewajiban finansial adalah pemahaman yang menyeluruh mengenai apa yang boleh dan harus dilakukan dalam berbagai situasi keuangan. Contoh well literate dalam konteks ini adalah orang-orang yang secara teliti membaca serta memahami berbagai jenis kontrak. Kontrak apa pun deh, mulai dari kontrak kerja, kontrak bisnis, perjanjian pinjaman, dan sebagainya.
Mereka setuju jika memang sudah benar-benar paham, dan mereka paham betul apa yang ditandatangani.
Umumnya mereka juga sadar akan hak mereka sebagai konsumen, seperti hak untuk mengajukan keluhan jika produk atau layanan keuangan enggak memenuhi standar yang disepakati. Mereka juga akan bertanggung jawab atas kewajiban finansial mereka. Misalnya seperti membayar cicilan pinjaman tepat waktu dan mengelola kartu kredit dengan bijak untuk menghindari utang yang berlebihan. Mereka juga taat pajak, karena tahu tujuan pajak itu untuk apa.
Baca juga: 3 Level Literasi Keuangan yang Harus Kamu Tahu
Memahami ciri-ciri orang yang bisa jadi contoh well literate secara finansial bisa bikin kita lebih pintar mengatur keuangan. Semoga semua bisa terinspirasi dari sikap-sikap tersebut untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Karena, hal ini enggak cuma bagus untuk keuangan pribadi, tetapi juga bisa jadi contoh yang baik buat orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Baru merintis karier sebagai freelance pemula itu memang banyak sekali tantangannya. Mulai dari bagaimana cara mendapatkan klien, bagaimana mengelola klien, hingga bagaimana manajemen waktu, semua jadi satu dalam otak seorang freelancer. Apalagi soal manajemen keuangan, yang tak bisa dianggap ringan.
Satu sisi, seorang freelancer memang memiliki fleksibilitas tinggi terkait kinerjanya. Sisi lain, secara keuangan, seorang freelancer juga “sangat fleksibel”, artinya penghasilannya bisa sangat tidak tetap.
Jika salah dalam pengelolaan, bisa jadi menambah beban tekanan dan akhirnya bisa memengaruhi produktivitas si freelancer itu sendiri.
Table of Contents
Mengatur Keuangan untuk Freelancer Pemula
Jadi, jika kamu adalah seorang freelancer pemula saat ini, perlu dipahami bahwa mengelola keuangan sebagai freelancer itu memerlukan pemahaman tentang pendapatan yang sering berubah-ubah.
Enggak kayak pekerjaan tetap, penghasilan dari freelance bisa sangat beragam setiap bulannya. Faktor yang memengaruhi ada banyak, misalnya jenis proyek, jumlah pekerjaan yang didapat, dan tarif yang diberlakukan. Bisa saja dalam beberapa bulan full dan hectic, lalu bulan berikutnya paceklik.
Jadi, buat freelancer pemula, mengatur keuangan ini memang cukup menantang.
Untuk mengelola penghasilan bulanan dan membuat rencana keuangan dengan lebih baik, berikut beberapa hal yang bisa mulai dilakukan.
1. Pisahkan Keuangan dari Keuangan Pribadi
Pekerjaan freelancing juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk bisnis, seperti halnya bisnis kecil yang lain. So, seperti yang selalu diajarkan oleh financial lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, pisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadi, hal ini juga berlaku untuk freelance.
Tujuannya apa? Supaya lebih mudah untuk mengelola keuangan dari bisnis freelance ini, dan tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
2. Buat Catatan yang Rapi
Buat catatan keuangan yang rapi, meliputi pemasukan dan pengeluaran dari pekerjaan freelance.
Setiap kali ada invoice atau fee cair, catat dalam pemasukan bisnis. Begitu juga jika ada pengeluaran untuk keperluan pekerjaan freelance, catat dalam pengeluaran.
Misalnya, kamu butuh berlangganan foto di Shutterstock untuk keperluan konten, atau butuh tools untuk memantau pergerakan media sosial untuk mendukung pekerjaanmu sebagai freelance social media strategist. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah kebutuhan profesional, sehingga pengeluarannya juga harus dicatat dan nanti juga diperhitungkan.
Catatan keuangan yang detail akan membantumi sebagai freelancer pemula untuk melihat gambaran pola pemasukan dan pengeluaran.
3. Gaji Diri Sendiri
Jika kamu sudah bisa melihat pola pemasukan dan pengeluaran, maka kamu bisa menetapkan berapa banyak uang yang bisa kamu ambil sebagai gaji untuk diri sendiri sebagai freelancer pemula.
Pemasukan sebagai freelancer memang bisa saja tidak tetap, tetapi kamu bisa menerapkan sistem gaji ini sehingga nantinya penghasilan menjadi lebih tetap.
Cara lain adalah dengan menetapkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap bulannya. Dengan besarnya kebutuhan ini, kamu pun bisa menetapkan target penghasilan bulan-bulan berikutnya.
4. Diversifikasi Pekerjaan/Klien
Hindari untuk hanya bergantung pada satu jenis pekerjaan atau satu klien. Sebagai freelancer, tentunya kamu punya fleksibilitas tinggi untuk menentukan dengan siapa saja kamu bekerja. Maka, manfaatkan privilege ini dengan sebaik-baiknya. Tentu saja juga dengan tanggung jawab yang penuh dan harus profesional.
Mencari berbagai sumber pendapatan menambah stabilitas finansial dan mengurangi risiko kehilangan semua penghasilan jika salah satu sumber tiba-tiba berhenti.
5. Bangun Dana Darurat
Membangun dana darurat adalah langkah yang sangat penting bagi freelancer pemula. Dana ini akan menjadi penyelamat di masa-masa sulit, terutama selama periode pendapatan yang lebih rendah.
Pisahkan dana darurat ke dalam rekening terpisah, dan tidak boleh diutak-atik jika tidak benar-benar dalam kondisi darurat.
Sebagai freelancer dengan penghasilan yang tidak tetap, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan dana darurat yang lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki penghasilan tetap. Namun, tak perlu khawatir, sebagai freelancer pemula, yang penting mulai bangun dulu. Mulai dari satu bulan pengeluaran, dan kemudian ditingkatkan seiring waktu. Yang penting disiplin ya.
6. Bijak Pilih Proyek
Perencanaan proyek dan negosiasi kontrak yang baik dapat menjamin aliran pekerjaan yang lebih stabil. Sebagai freelancer, akan ada baiknya—jika memungkinkan—memilih proyek yang enggak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Dengan begitu, kamu bisa mengamankan penghasilan agar lebih konsisten.
Efisiensi dalam mengatur waktu dan menyesuaikan tarif berdasarkan keahlian serta permintaan pasar juga penting untuk memaksimalkan pendapatan.
Dengan pendekatan yang terorganisir dan adaptif, mengelola penghasilan sebagai freelancer bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Memahami dan menerapkan strategi ini membantu dalam menciptakan kestabilan finansial, memungkinkan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan tanpa terbebani oleh kekhawatiran keuangan.
Mempersiapkan Masa Pensiun
Duh, baru juga mulai merintis karier sebagai freelancer pemula. Kok sudah ditanya mau pensiun.
Jangan salah! Justru karena kamu masih baru mulai merintis, makanya kamu sudah harus mulai memikirkan pensiun. Pasalnya, semakin cepat kamu mulai membuat rencana pensiun, semakin ringan beban di setiap bulannya.
Perencanaan pensiun merupakan aspek kritis yang sering terabaikan oleh banyak freelancer. Padahal, sebagai freelancer, kamu pasti paham bahwa kamu tidak akan mendapatkan benefit ini dari pemberi kerja.
Tanpa skema pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja, freelancer harus proaktif dalam mengamankan masa depan finansialnya sendiri. Memulai perencanaan pensiun sejak dini tidak hanya membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk hari tua, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran untuk masa depan.
Ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh freelancer untuk mempersiapkan pensiun. Kamu bisa memanfaatkan opsi program pensiun BPJS Ketenagakerjaan dengan mendaftarkan diri secara mandiri. Lalu, ada juga opsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan, biasanya diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. Selain itu, kamu juga bisa membangun rencana pensiun secara mandiri dengan memanfaatkan beragam instrumen investasi, mulai dari investasi saham, obligasi, reksa dana hingga properti.
Kenal karakteristik masing-masing, dan manfaatkan dengan bijak.
Setelah itu, tentukan berapa banyak kamu akan berinvestasi untuk dana pensiun. Idealnya, kamu menyisihkan 10 – 20% dari penghasilan untuk berinvestasi. Dalam 10-20 % tersebut, alokasikan sebagian untuk dana pensiun, yang juga sama pentingnya dengan tujuan keuangan lainnya.
Memulai perencanaan pensiun sejak dini memberikan waktu yang lebih banyak untuk pertumbuhan investasi, mengurangi tekanan finansial di kemudian hari. Dengan pendekatan yang disiplin dan strategis terhadap perencanaan pensiun, freelancer pemula nantinya dapat menikmati masa tua dengan keamanan dan kenyamanan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Tipe Manusia Habis Gajian: Kamu yang Mana?
Ciyeee … yang habis gajian!
Buat sebagian besar pekerja, momen ini adalah memang salah satu yang paling ditunggu-tunggu, ya kan? Menerima upah atas kerja keras selama sebulan penuh, banyak yang merasa lega dan bahagia.
Namun, tak sedikit pula yang merasa cemas karena merasa tak dapat mengendalikan pengeluaran pasca habis gajian. Ternyata, reaksi seseorang terhadap gaji yang baru diterima bisa menggambarkan tipe-tipe perilaku konsumtif dan bagaimana cara seseorang mengatur keuangan mereka.
Seiring dengan kegembiraan habis gajian, tak jarang muncul berbagai tipe individu dengan cara berbeda dalam menghabiskan, menyimpan, atau bahkan menginvestasikannya.
Tipe-Tipe Manusia Habis Gajian
Apa yang kamu lakukan setelah menerima gaji, biasanya ya itulah karakteristikmu kalau dicermati secara keseluruhan. Jadi, dari tipe-tipe berikut, kamu termasuk yang mana nih?
Si Strategis
Si Strategis adalah tipe orang yang selalu memiliki rencana keuangan matang terkait bagaimana ia akan menggunakan uangnya habis gajian. Sebelum gaji diterima, ia sudah memiliki daftar prioritas yang jelas, mulai dari kebutuhan pokok, tabungan, investasi, hingga alokasi untuk hiburan.
Namun, yang membedakan Si Strategis dari tipe lainnya adalah kemampuannya untuk selalu beradaptasi dengan situasi. Jika tiba-tiba muncul kebutuhan mendesak, ia mampu mengalokasikan ulang anggarannya tanpa mengganggu porsi keuangan jangka panjangnya.
Tidak hanya itu, Si Strategis juga dikenal sebagai orang yang selalu mencari informasi terbaru tentang tren investasi, cara menghemat, atau peluang bisnis yang mungkin bisa dijalankan. Ini semua dilakukan bukan karena ia takut menghabiskan uang, tetapi lebih kepada bagaimana membuat setiap rupiah yang ia miliki bekerja seoptimal mungkin untuk masa depannya.
Sikap ini tentu saja memerlukan disiplin yang tinggi. Namun, bagi Si Strategis, setiap keputusan keuangan adalah langkah penting untuk meraih impian dan kestabilan finansial di masa depan. Meski terkadang terlihat terlalu kaku dalam pengeluarannya, Si Strategis tahu bahwa dengan perencanaan yang baik, ia bisa menikmati hidup sekarang tanpa mengorbankan masa depannya.
Si Pencinta Merek
Si Pencinta Merek adalah tipe orang yang sangat memprioritaskan produk atau jasa dari merek-merek ternama atau berlabel premium. Bagi mereka, kualitas dan citra yang disandang oleh merek tersebut bukan hanya sekadar simbol status, tetapi juga bentuk apresiasi atas kualitas, desain, dan prestise yang dimiliki produk tersebut.
Tidak jarang, Si Pencinta Merek rela mengalokasikan sebagian besar gajinya untuk membeli barang-barang dari merek favoritnya, mulai dari pakaian, aksesori, kosmetik, hingga barang elektronik. Meskipun terkadang mendapat kritik karena dianggap boros atau terlalu mementingkan image, bagi Si Pencinta Merek, pengalaman dan kepuasan yang didapatkan dari memiliki produk berkualitas dari merek terkenal tak ternilai harganya.
Namun, menjadi Si Pencinta Merek juga memerlukan pertimbangan dan kebijakan finansial yang baik. Membelanjakan sebagian besar uangnya setiap habis gajian hanya untuk memenuhi keinginan akan merek-merek ternama tanpa memikirkan kebutuhan lain atau masa depan keuangan bisa menjadi bumerang.
Oleh karena itu, meskipun memiliki kecintaan pada merek tertentu, penting bagi Si Pencinta Merek untuk tetap bijak dalam mengelola keuangan agar tidak jatuh ke dalam utang atau kesulitan finansial.
Si Sandwich
Sebutan “Si Sandwich” berasal dari konsep “generasi sandwich”, yang merujuk pada seseorang yang berada di posisi terjepit antara dua kewajiban finansial utama: merawat dan mendukung orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua, sambil pada saat yang sama mendukung dan membiayai kebutuhan anak atau anggota keluarga yang lebih muda.
Ini adalah fenomena yang umum terjadi di masyarakat modern, terutama di negara-negara dengan pertumbuhan demografis dan tantangan ekonomi tertentu.
Setiap habis gajian, Si Sandwich harus pintar-pintar mengalokasikan pendapatan untuk memastikan bahwa kedua kewajiban ini terpenuhi. Gaji yang diterima mungkin harus dibagi untuk biaya pendidikan anak, kebutuhan sehari-hari keluarga, biaya kesehatan orang tua, dan terkadang, juga untuk kebutuhan saudara atau anggota keluarga lain yang memerlukan bantuan.
Kendala yang dihadapi oleh Si Sandwich bukan hanya finansial, tetapi juga emosional. Mereka sering kali merasa tertekan dan cemas, khawatir tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dan harapan yang ada. Meskipun demikian, Si Sandwich biasanya memiliki ketahanan mental dan emosi yang kuat, didorong oleh rasa cinta dan tanggung jawab kepada keluarga.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi Si Sandwich untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik, memahami prioritas, serta mungkin mempertimbangkan untuk memiliki sumber pendapatan tambahan. Meski berat, banyak dari Si Sandwich yang menemukan kepuasan dalam peran mereka, karena pada akhirnya, mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk orang-orang yang mereka cintai.
Si Paling FIRE
Si Paling FIRE adalah tipe orang yang sangat fokus pada tujuan untuk bebas finansial dan memiliki kebebasan untuk mengejar kehidupan yang mereka inginkan tanpa harus terikat pada pekerjaan rutin 9-5.
Habis gajian, prioritas utama mereka adalah mengalokasikan sebagian besar pendapatan ke dalam investasi, tabungan, dan aset yang dapat menghasilkan pendapatan pasif. Mereka cenderung hidup di bawah kemampuan finansial mereka dan menghindari utang konsumtif.
Apa yang membedakan Si Paling FIRE dari tipe strategis atau investor biasa adalah intensitas dan dedikasi mereka terhadap tujuan. Mereka mempelajari berbagai strategi investasi, memahami keuangan pribadi dengan mendalam, dan sering kali memiliki komunitas atau kelompok diskusi di mana mereka berbagi tips dan trik untuk memaksimalkan pengembalian dan mengurangi biaya.
Namun, menjadi bagian dari gerakan FIRE bukanlah tanpa tantangan. Ini memerlukan disiplin yang ketat, kesabaran, dan ketahanan dalam menghadapi fluktuasi pasar atau perubahan ekonomi. Namun, bagi Si Paling FIRE, pengorbanan ini dianggap sepadan dengan kebebasan dan kemampuan untuk menikmati hidup sesuai dengan ketentuan mereka sendiri, tanpa harus khawatir tentang tekanan finansial.
Dalam perjalanan kehidupan, setiap orang memiliki cara mereka sendiri dalam mengelola keuangan, terutama saat habis gajian. Baik itu Si Pencinta Merek yang mengejar prestise, Si Strategis yang punya rencana realistis, Si Sandwich yang punya beban berat, atau Si Paling FIRE dengan visi kemerdekaan finansialnya. Semua tipe ini mencerminkan keunikan dan prioritas masing-masing orang.
Yang paling penting adalah kesadaran untuk mengelola keuangan dengan bijak habis gajian, disiplin, dan sesuai dengan tujuan hidup. Karena pada akhirnya, keberhasilan finansial bukan hanya tentang berapa banyak uang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita memanfaatkannya untuk menciptakan hidup yang lebih bermakna dan memuaskan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berapa Budget Pacaran yang Ideal?
Pacaran adalah bagian menyenangkan dalam kehidupan, namun tidak jarang juga menjadi tantangan tersendiri bagi keuangan. Mengatur budget pacaran menjadi sangat penting, terutama jika kamu ingin menjaga kesehatan keuangan tanpa mengorbankan momen-momen berharga bersama pasangan.
Pertanyaannya adalah, berapa budget pacaran yang ideal? Apa yang perlu kamu pertimbangkan dalam menyusun budget tersebut?
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan budget pacaran yang ideal. Kita akan membahas berbagai jenis pengeluaran yang biasa muncul dalam pacaran, dan memberikan beberapa saran tentang bagaimana mengatur budget pacaran dengan baik.
Tujuannya adalah untuk membantu kamu memahami bagaimana menjaga keseimbangan antara menjalani hubungan yang sehat dan menyenangkan, tanpa harus mengorbankan keuangan kamu.
Agenda Pacaran yang Biasanya Dilakukan dan Pengaturan Keuangannya
1. Ngedate and dinner
Biasanya sih diisi dengan makan malam bareng. Makan malam bareng pacar bisa jadi momen spesial, tapi kalau enggak diatur dengan baik, bisa bikin dompet kamu merana lho.
Kalau kamu dan pacar kamu suka makan di restoran mewah, harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam. Kadang menu di sana bisa jadi mahal, apalagi kalau pesan appetizer, main course, dessert, sampai minuman. Meski sesekali boleh-boleh aja untuk memanjakan diri, tapi kalau terlalu sering, bisa jadi beban buat keuangan kamu.
Kalau mau hemat, coba ajak pacar kamu makan di warung atau restoran yang lebih terjangkau. Makanannya enggak kalah enak, dan biasanya lebih ramah di kantong.
Mau lebih hemat lagi? Coba masak bareng di rumah. Selain bisa lebih dekat sama pacar, kamu juga bisa hemat dan mengontrol bahan-bahan yang digunakan. Belanja bahan makanan di pasar atau supermarket biasanya jauh lebih murah daripada makan di restoran.
2. Nonton
Nonton film bersama pacar bisa jadi kegiatan yang menyenangkan. Tapi, tanpa perencanaan yang tepat, kegiatan ini juga bisa bikin keuangan kamu jadi terganggu.
Kalau kamu dan pacar kamu hobi nonton di bioskop, biaya tiket plus camilan dan minuman bisa cepat menguras dompet, terutama kalau nontonnya sering. Nonton film rilis terbaru di bioskop memang seru, tapi kalau terlalu sering, bisa jadi beban buat keuangan kamu.
Sebagai alternatif, coba nonton film di rumah. Kamu bisa memanfaatkan layanan streaming seperti Netflix, Disney+, atau layanan lainnya. Biaya langganan bulanan biasanya jauh lebih murah daripada biaya nonton di bioskop. Kamu dan pacar juga bisa membuat suasana seru sendiri, misalnya dengan membuat camilan sendiri dan menyiapkan bantal-bantal nyaman.
Atau kalau teteup pengin nonton di bioskop, Di banyak bioskop, ada harga tiket yang lebih murah di hari-hari tertentu. Misalnya, biasanya ada diskon di hari Senin sampai Kamis. Jadi, kalau mau nonton di bioskop, coba manfaatkan promo-promo seperti ini.
3. Hadiah-Hadiah dan Perayaan
Mungkin kamu merasa perlu untuk memberi pacar kamu hadiah yang mahal untuk menunjukkan cinta kamu. Meskipun ini bisa jadi cara yang baik untuk menunjukkan perasaan kamu, hadiah-hadiah mahal bisa cepat menguras keuangan juga loh.
Sebaliknya, pertimbangkan untuk memberikan hadiah yang lebih pribadi dan bermakna, yang tidak selalu membutuhkan banyak uang. Misalnya, kamu bisa membuat hadiah sendiri, atau memberikan sesuatu yang kamu tahu pacar kamu akan hargai, meski tidak mahal.
Soal perayaan, misalnya seperti merayakan ulang tahun, anniversary, atau hari spesial lainnya sering kali juga melibatkan pengeluaran tambahan. Misalnya seperti makan malam mewah, liburan, atau hadiah. Meski penting untuk merayakan momen-momen ini, perlu diingat bahwa tujuannya adalah untuk menunjukkan rasa cinta pada pacar, bukan untuk membelanjakan sebanyak mungkin uang.
So, cobalah untuk merencanakan perayaan yang berarti tapi tetap masuk dalam anggaran. Misalnya, kamu bisa memasak makanan favorit pacar kamu di rumah, atau merencanakan piknik di taman alih-alih makan malam mewah.
Begitu juga kadang-kadang, kamu mungkin ingin memberi kejutan pada pacar kamu dengan hadiah spontan. Meski ini bisa jadi cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan cinta kamu, jika dilakukan terlalu sering dan tanpa perencanaan, bisa menjadi beban keuangan. Jangan-jangan malah jadi kayak love scamming.
Pertimbangkan untuk membuat anggaran bulanan untuk hadiah dan kejutan ini. So, kamu bisa merencanakan pengeluaran ini dan tidak menghabiskan lebih dari yang kamu mampu.
Tip Mengendalikan Budget Pacaran
Untuk mengendalikan budget pacaran dan memastikan keuangan tetap aman, berikut adalah beberapa tip yang bisa kamu coba.
Buat Anggaran
Buatlah anggaran bulanan khusus untuk kegiatan pacaran. Jumlahnya bisa bervariasi tergantung pada pendapatan dan kebutuhan lainnya. Tetapkan batas dan usahakan untuk tidak melebihi anggaran tersebut.
Pertimbangkan Kebutuhan vs Keinginan
Bedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam aktivitas pacaran. Misalnya, makan malam di restoran mewah mungkin lebih ke arah keinginan daripada kebutuhan, sedangkan menghabiskan waktu bersama adalah kebutuhan. Fokuslah pada apa yang paling penting dan cobalah untuk memotong pengeluaran yang tidak perlu.
Ngobrol Keuangan
Jangan takut untuk membicarakan masalah keuangan dengan pasangan. Jika keduanya memahami kondisi keuangan masing-masing, ini akan membantu dalam membuat keputusan yang bijaksana tentang bagaimana menghabiskan waktu dan uang bersama.
Cari Alternatif Murah atau Gratis
Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama yang tidak memerlukan banyak uang. Misalnya, piknik di taman, jalan-jalan, memasak makanan di rumah, atau menonton film di rumah.
Gunakan Diskon dan Promo
Manfaatkan diskon dan promo untuk menghemat uang. Misalnya, banyak restoran yang menawarkan diskon pada hari-hari tertentu, dan bioskop sering menawarkan harga tiket yang lebih murah di hari-hari kerja.
Hindari Pemborosan
Membeli hadiah yang mahal atau sering pergi ke tempat-tempat mahal bisa cepat menguras uang. Cobalah untuk menjadi kreatif dan pikirkan cara-cara untuk menunjukkan rasa sayang tanpa harus mengeluarkan banyak uang.
Simpan untuk Masa Depan
Jika kamu dan pasangan berencana untuk menjalani masa depan bersama, seperti mulai mengumpulkan dana menikah atau membeli rumah, penting untuk mulai menabung dari sekarang. Mengurangi pengeluaran pacaran dan menyisihkan uang untuk tujuan masa depan adalah langkah bijaksana.
Namun ingat ya, di fase pacaran, kamu belum perlu untuk memiliki rekening bersama. Menabunglah bersama di rekening masing-masing.
Menjaga keuangan tetap sehat sambil menjalani hubungan romantis memang membutuhkan keseimbangan. Mengatur budget pacaran yang ideal bukan berarti kamu harus mengorbankan momen berharga bersama pasangan. Dengan perencanaan dan komunikasi yang baik, kamu dapat mengelola pengeluaran dan tetap menikmati waktu berkualitas bersama.
Ingat ya, yang paling penting dalam sebuah hubungan bukanlah seberapa banyak uang yang kamu habiskan, melainkan seberapa banyak waktu dan perhatian yang kamu berikan kepada pasangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Disiplin Mengatur Keuangan biar Gaji Nggak Asal Lewat
Setiap orang tentu mendambakan kondisi keuangan yang stabil dan terkelola dengan baik. Namun, sering kali kita merasa bahwa gaji yang kita terima seolah-olah “hanya lewat begitu saja”, habis tanpa sisa dan tanpa arah. Kunci dari permasalahan ini sebenarnya terletak pada cara kita mengelola keuangan itu sendiri. Oleh karena itu, pembahasan mengenai cara disiplin mengatur keuangan menjadi hal yang penting dan relevan untuk dibicarakan.
Memiliki penghasilan yang cukup besar bukan berarti kita memiliki kebebasan untuk menghabiskan uang sembarangan. Penghasilan yang besar tanpa adanya manajemen keuangan yang baik, hanya akan menghasilkan pemborosan dan tidak memberikan nilai tambah dalam hidup kita.
Dalam hal ini, disiplin dalam mengatur keuangan memiliki peran krusial. Menjalankan disiplin keuangan bukan berarti kita tidak bisa menikmati hidup, tetapi justru akan membantu kita dalam merencanakan dan mencapai tujuan hidup yang lebih besar.
Memahami cara disiplin mengatur keuangan sebenarnya bukanlah ilmu yang rumit. Semua orang bisa melakukannya asalkan memiliki komitmen dan konsistensi. Mengatur keuangan dengan disiplin memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang matang. Langkah-langkah ini akan membantu kita untuk lebih bijaksana dalam mengalokasikan penghasilan, sehingga gaji yang kita peroleh tidak hanya lewat begitu saja, melainkan memberikan dampak positif bagi kehidupan kita.
Cara Disiplin Mengatur Keuangan
Seiring berjalannya waktu, kita semakin menyadari betapa pentingnya memiliki kontrol yang baik atas keuangan pribadi. Namun, hal ini sering kali menjadi tantangan tersendiri karena berbagai godaan konsumtif yang ada di sekitar kita.
Untuk itu, memahami cara disiplin mengatur keuangan menjadi sebuah keharusan. Dalam bagian ini, kita akan membahas berbagai langkah dan strategi yang dapat membantumu menjaga disiplin dalam mengelola keuangan, sehingga gaji yang kamu peroleh setiap bulannya tidak hanya “lewat begitu saja” tanpa memberikan dampak positif pada kondisi keuangan dan hidupmu.
Berikut adalah beberapa tip yang bisa dicoba.
1. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Tujuan yang jelas dapat memotivasi kamu untuk tetap disiplin. Jadi, tetapkan sejak awal. Misalnya, kamu membuat rencana keuangan untuk membeli rumah, liburan, atau untuk pensiun dini.
Ingatlah tujuan finansial yang sudah kamu buat ini setiap kali kamu merasa tergoda untuk menghabiskan uang secara impulsif atau tanpa rencana.
2. Buat Rencana Keuangan
Rencana keuangan yang baik dapat membantumu memahami berapa banyak uang yang bisa kamu gunakan dan habiskan setiap bulan, dan berapa yang harus ditabung atau diinvestasikan.
3. Gunakan Alat Bantu
Ada banyak aplikasi dan alat online yang dapat membantu kamu mengatur keuangan. Aplikasi ini dapat membantu melacak pengeluaran dan pendapatan, membuat anggaran, dan bahkan memberikan pengingat untuk membayar tagihan.
Dengan cara disiplin mengatur keuangan yang seperti ini, seharusnya enggak ada yang kelewat lagi kan?
4. Mengurangi Pengeluaran Impulsif
Cobalah untuk menunda pembelian impulsif. Jika melihat sesuatu yang kamu inginkan, tunggulah beberapa hari sebelum memutuskan untuk membelinya. Cara disiplin mengatur keuangan seperti ini dapat membantumu menghindari pembelian yang tidak perlu.
5. Self reward is OK!
Tentu saja boleh kalau mau sesekali memberi self reward.
Mengatur keuangan bukan berarti kamu tidak boleh menikmati hasil kerja kerasmu sendiri kan? So, beri dirimu reward atau imbalan sesekali, sebagai pengingat bahwa kamu sudah melakukan hal yang baik.
Reward ini bisa berupa makan malam di restoran favorit, liburan singkat, atau barang mewah yang telah kamu inginkan. Namun, agar tak mengganggu kebutuhan lain dan tetap disiplin, buatlah pos alokasi khusus. Sisihkan—misalnya saja—10% dari penghasilann untuk pos self reward ini.
6. Pelajari dari Kesalahan
Jika melakukan kesalahan, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Pelajari dari kesalahan tersebut dan lakukan perbaikan di masa mendatang.
Cara disiplin mengatur keuangan dan mempertahankannya bisa menjadi tantangan. Namun, dengan komitmen dan latihan, hal tersebut bisa dicapai.
Ingatlah bahwa prosesnya mungkin memerlukan waktu dan membutuhkan banyak perubahan kecil sepanjang jalan. Namun, keuntungan yang kamu peroleh dalam jangka panjang—stabilitas keuangan, peningkatan tabungan dan investasi, serta rasa tenang dan kontrol atas keuanganmu—akan membuat semua usaha tersebut menjadi sangat berharga dan nggak akan sia-sia.
“Menjadi disiplin dalam mengatur keuangan” bukanlah tujuan yang bisa dicapai dalam semalam. Hal ini adalah perjalanan panjang yang melibatkan banyak keputusan sehari-hari dan perubahan perilaku.
Namun, dengan kebijaksanaan dan kedisiplinan, kamu pasti dapat mengubah caramu mengelola uang dan menjadikan gaji yang kamu terima sebagai alat yang efektif untuk membantu mencapai tujuan finansial, bukan hanya sesuatu yang asal lewat.
So, yang penting: mulai! Mulailah sekarang, dan buatlah perubahan yang akan memastikan masa depan keuanganmu menjadi lebih cerah dan lebih terjamin.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tanda Mandiri secara Finansial
Mandiri secara finansial artinya adalah situasi ketika seseorang sudah mampu mengurus keuangan mereka sendiri, tidak lagi membutuhkan bantuan dari orang tua atau keluarga, atau yang lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan, hal ini adalah step pertama untuk mencapai kebebasan finansial.
Cara individu mengatur keuangannya bisa berbeda-beda. Namun bagi mereka yang sedang di usia produktif, sangat penting untuk mempelajari cara-cara mengelola keuangan pribadi. Tujuannya tidak hanya agar pendapatan bulanan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup, tetapi juga untuk menjamin kestabilan finansial di masa depan.
Walaupun masih belum ideal, tingkat literasi keuangan di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan oleh generasi milenial dan gen Z yang semakin mengerti pentingnya mandiri secara finansial. Mereka mulai belajar menghasilkan uang, mulai berinvestasi, dan beberapa bahkan sudah yakin bahwa tujuan finansial akhirnya adalah bisa merasakan bebas finansial.
Mandiri secara finansial bukan tentang siapa yang memiliki gaji tertinggi, bisa berkeliling Indonesia, atau memiliki barang-barang mewah. Yang paling penting adalah kemampuan dalam mengatur keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan, mari kita pelajari beberapa karakteristik orang yang sudah mandiri secara finansial.
Tanda Mandiri secara Finansial
1. Menghasilkan Pendapatan Sendiri
Poin penting dalam mandiri secara finansial adalah memiliki pendapatan, penghasilan, atau income sendiri dari pekerjaan yang dijalani. Artinya, kamu memiliki gaji atau pendapatan yang mampu membiayai semua kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari membayar tagihan hingga membiayai gaya hidupmu.
Jika kamu sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya tetapi masih bergantung atau menerima bantuan finansial dari keluarga, berarti kamu belum bisa dikatakan mandiri secara finansial.
Tak perlu khawatir, proses ini memang memerlukan waktu dan setiap orang memiliki waktu mereka sendiri. Bagi kamu yang sudah memiliki penghasilan tetapi masih menerima bantuan, cobalah belajar lebih lanjut tentang manajemen keuangan.
Sedangkan bagi kamu yang belum memiliki pekerjaan, jangan berhenti berusaha dan jangan menyerah. Di era sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan. Jangan lupa untuk terus meningkatkan keahlian dan pengetahuanmu.
2. Punya dana darurat
Dana cadangan atau dana darurat adalah jumlah uang yang disisihkan khusus untuk digunakan dalam situasi mendesak. Contohnya, jika kamu secara tiba-tiba harus berhenti bekerja, sakit, atau membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak lainnya, sementara penghasilanmu sedang tidak stabil atau tidak siap untuk menghadapi situasi yang tak terduga. Dana ini menjadi penolong dalam situasi tersebut.
Salah satu tanda mandiri secara finansial adalah kamu dapat mengalokasikan sejumlah uang setiap bulan untuk membangun dana darurat ini. Berapa sih idealnya? Tergantung pada jumlah orang yang menggantungkan hidupnya padamu, dana darurat idealnya setara dengan 3-12 kali total pengeluaran bulananmu.
Tidak perlu merasa harus langsung mencukupi 3 atau 6 kali pengeluaran sekaligus. Kamu bisa mencicil setiap bulan untuk mencapai target ideal tersebut. Konsistensi adalah kunci utamanya, dan yang penting: mulai aja dulu.
3. Mampu Membayar Cicilan dengan Tepat Waktu
Sebuah indikator lain dari mandiri secara finansial adalah kemampuanmu dalam menangani utang. Jika kamu mampu membayar semua cicilanmu, seperti KPR, kartu kredit, cicilan kendaraan, dan lainnya secara tepat waktu, maka selamat, kamu termasuk dalam kategori orang yang sudah mandiri secara finansial.
Namun, jika keadaan sebaliknya yang terjadi, cobalah untuk mengevaluasi ulang semua pengeluaran bulanan atau cicilanmu. Mungkin pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatanmu. Perlu diingat bahwa idealnya, cicilan tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan bulananmu.
4. Bisa Menabung
Menabung adalah praktik dasar pengelolaan keuangan, yang berarti menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh untuk digunakan di masa mendatang. Ini adalah langkah awal dalam merencanakan keuangan dan penting agar dapat mandiri secara finansial.
Kemampuan untuk menabung menunjukkan bahwa seseorang mampu mengelola uangnya dengan baik, yaitu bisa mengontrol pengeluaran dan memprioritaskan alokasi penghasilan.
5. Bisa Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Membuat dan menjalankan rencana keuangan jangka panjang adalah bagian penting dari mandiri secara finansial. Rencana keuangan jangka panjang membantu seseorang untuk memahami tujuan keuangannya dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Rencana keuangan jangka panjang biasanya mencakup tujuan seperti membeli rumah, pendidikan anak, dan pensiun. Memiliki dan menjalankan rencana ini menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya memikirkan kebutuhan dan keinginannya saat ini, tetapi juga merencanakan masa depan.
Rencana keuangan jangka panjang juga akan mencakup strategi untuk mengelola utang. Baik itu utang KPR misalnya, atau utang-utang yang lainnya. Memiliki rencana dan mampu untuk membayar utang ini adalah bagian penting dari mandiri secara finansial.
Secara keseluruhan, memiliki rencana keuangan jangka panjang adalah tanda mandiri secara finansial, karena menunjukkan bahwa seseorang telah mempertimbangkan dan merencanakan masa depan mereka secara finansial, dan bukan hanya fokus pada kebutuhan dan keinginan saat ini. Ini adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan finansial jangka panjang.
Mandiri secara finansial bukanlah tujuan yang dapat dicapai dalam semalam. Butuh disiplin, perencanaan, dan keterampilan manajemen keuangan yang baik untuk bisa mewujudkannya.
Namun, bukan berarti itu tidak bisa dicapai. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, kamu bisa mandiri secara finansial, yang pada akhirnya akan memberikan rasa keamanan, kebebasan, dan kedamaian pikiran.
Setiap langkah, mulai dari menabung secara rutin, berinvestasi untuk masa depan, hingga merencanakan secara finansial, semuanya membawa kita lebih dekat ke tujuan akhir itu. Selalu ingat, dalam perjalanan untuk bisa mandiri secara finansial, kunci utamanya adalah konsistensi dan kesabaran.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!