Kredit Tanpa Agunan: Solusi atau Jebakan Keuangan?
Utang tidak dilarang. Dalam beberapa kasus, utang justru bisa membantu kita membangun aset kekayaan yang akan bermanfaat jangka panjang. Namun, kita juga perlu bijak dalam pengelolaannya. Setidaknya kita harus tahu, suatu produk pinjaman itu seperti apa cara kerjanya. Salah satunya adalah Kredit Tanpa Agunan.
Produk ini banyak sekali dipromosikan. Yang sering kita lihat ada kasusnya—pinjaman online, juga merupakan salah satu jenis produk pinjaman ini, hanya saja tidak dikeluarkan oleh lembaga keuangan konvensional.
Banyak orang memanfaatkan kredit tanpa agunan ini, mereka mengaku terbantu. Namun di sisi lain, tak sedikit pula yang akhirnya terjebak—terlilit utang yang bergulung-gulung.
Table of Contents
Apa Itu Kredit Tanpa Agunan?
Kredit Tanpa Agunan, atau KTA, adalah jenis pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada individu tanpa memerlukan jaminan atau agunan berupa aset fisik seperti properti, kendaraan, atau barang berharga lainnya.
KTA ini berbeda dari kredit dengan agunan, yang mewajibkan peminjam harus memiliki jaminan sebagai bagian dari syarat pinjaman. Seperti KPR, contohnya.
Fitur utama dari KTA adalah:
- Kredit Tanpa Agunan sering dipromosikan sebagai kredit dengan proses pengajuan yang lebih sederhana dan cepat dibandingkan jenis kredit lainnya, karena tidak memerlukan proses penilaian agunan.
- Karena tidak adanya jaminan fisik yang mengurangi risiko bagi pemberi pinjaman, KTA biasanya memiliki suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pinjaman yang dijamin.
- Peminjam dapat menggunakan dana dari KTA untuk berbagai keperluan, seperti pendidikan, renovasi rumah, perjalanan, atau untuk kebutuhan mendesak lainnya, tanpa perlu menjelaskan penggunaan dana tersebut kepada pemberi pinjaman.
- Batas maksimum pinjaman untuk KTA bervariasi tergantung pada kebijakan lembaga keuangan dan kemampuan kredit peminjam.
- Meskipun tidak memerlukan agunan, peminjam masih harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki penghasilan tetap, riwayat kredit yang baik, dan dokumen identitas serta dokumen pendukung lainnya.
Kredit Tanpa Agunan menawarkan solusi keuangan yang fleksibel bagi yang membutuhkan dana cepat tanpa agunan. Itulah yang membuat produk ini cukup laku diminati.
Meski populer dan syaratnya tampak ringan, adalah sangat penting bagi peminjam untuk mempertimbangkan suku bunga dan kemampuan untuk membayar kembali pinjaman agar tidak terjebak dalam masalah keuangan.
Pemanfaatan Kredit Tanpa Agunan dengan Bijak
Pemanfaatan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan bijak adalah kunci untuk memastikan bahwa pinjaman ini membawa manfaat daripada menjadi beban keuangan. Berikut beberapa strategi untuk memanfaatkan KTA secara bijak.
1. Evaluasi Kebutuhan
Sebelum mengajukan KTA, penting untuk mempertimbangkan apakah pinjaman ini benar-benar diperlukan. Gunakan KTA untuk kebutuhan yang mendesak atau sebagai alat ungkit demi mendapatkan aset yang menghasilkan nilai tambah di masa depan.
Prioritaskan penggunaan KTA untuk tujuan yang produktif dan dapat memberikan pengembalian investasi, bukan untuk konsumsi yang tidak perlu atau gaya hidup mewah.
2. Bandingkan Penawaran dari Berbagai Lembaga Keuangan
Cari informasi dan bandingkan penawaran KTA dari berbagai lembaga keuangan untuk mendapatkan suku bunga dan kondisi terbaik. Perhatikan detail seperti suku bunga efektif, biaya administrasi, denda keterlambatan, dan syarat lainnya.
3. Buat Rencana Keuangan, Sesuaikan Jumlah Pinjaman dengan Kemampuan Bayar
Hindari mengambil pinjaman melebihi kemampuan pembayaran bulananmu. Gunakan kalkulator pinjaman untuk mengestimasi cicilan bulanan. Pastikan cicilannya tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan kamu.
Buat anggaran keuangan yang memasukkan cicilan KTA sebagai bagian dari pengeluaran bulanan. Buat rencana pembayaran yang jelas, termasuk target tanggal lunas yang realistis.
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk melakukan pembayaran cicilan lebih awal atau melunasi pinjaman sebelum jatuh tempo untuk mengurangi total bunga yang harus dibayar.
4. Pertahankan Catatan Keuangan yang Baik
Mengajukan KTA memerlukan riwayat kredit yang baik. Pertahankan catatan keuangan yang baik dengan membayar semua tagihan dan cicilan tepat waktu, termasuk KTA.
5. Hindari Pinjaman Beruntun
Hindari mengambil KTA baru untuk membayar pinjaman lain. Perilaku seperti ini dapat menciptakan siklus utang yang sulit untuk dipecahkan; gali lubang tutup lubang. Hal seperti inilah yang bisa membuatmu terjebak kredit selamanya.
6. Baca dan Pahami Ketentuan Pinjaman
Sebelum menandatangani perjanjian pinjaman, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua ketentuan, termasuk suku bunga, biaya, dan ketentuan lainnya.
Mengatur Keuangan agar Tak Terjebak Kredit Selamanya
So, jika memang sudah dipertimbangkan dan diperhitungkan dengan sangat cermat, dan ternyata mengajukan pinjaman melalui Kredit Tanpa Agunan ini menjadi satu-satunya solusi keuanganmu, maka tidak ada yang akan melarangnya.
Namun, harus ingat, bahwa mengatur keuangan dengan bijak adalah kunci untuk menghindari terjebak dalam siklus kredit yang enggak kunjung selesai. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk mengelola keuanganmu agar terhindar dari perangkap utang tak berkesudahan.
1. Buat Anggaran yang Realistis
Catat semua sumber pendapatanmu, dan list semua pengeluaran bulanan. Termasuk di dalamnya adalah pos kebutuhan hidup, tagihan, cicilan kredit—termasuk KTA ini, dan pengeluaran tidak terduga lainnya.
Tentukan prioritasnya; cermati pengeluaran mana yang esensial dan mana yang bisa dikurangi atau dieliminasi.
2. Tetapkan Dana Darurat
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan kamu punya dana darurat yang cukup untuk menutupi 3-6 bulan pengeluaran hidup. Dana ini bisa sangat membantu dalam situasi darurat tanpa harus mengambil kredit baru.
3. Gunakan Utang secara Bijak
Selalu ingat untuk menghindari utang konsumtif. Utang sebaiknya digunakan untuk investasi yang menghasilkan nilai lebih di masa depan, bukan untuk konsumsi yang enggak mendatangkan pengembalian. Ingat akan tiga syarat utang sehat ini ya.
Jika harus berutang, pastikan itu untuk tujuan produktif, seperti misalnya untuk usaha, atau pembelian aset yang nilainya meningkat.
4. Bayar Utang dengan Strategi Snowball atau Avalanche
Tentukan metode pembayaran utangmu, bisa pakai metode snowball atau avalance.
- Metode Snowball: Mulai dengan membayar utang terkecil terlebih dahulu sambil membayar minimum pada utang lain, kemudian bergerak ke utang berikutnya yang lebih besar
- Metode Avalanche: Bayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, kemudian lanjutkan ke utang dengan bunga berikutnya yang lebih rendah.
Keduanya bisa menjadi solusi terbaik untuk cara melunasi pinjaman, asalkan kamu punya disiplin diri yang baik juga.
5. Pertahankan Gaya Hidup Sederhana
Selama dalam cicilan, hiduplah sesuai kemampuan. Hindari gaya hidup yang berlebihan dan fokus pada pengeluaran untuk kebutuhan, bukan keinginan. Cari kepuasan dalam hal-hal yang tidak selalu memerlukan pengeluaran uang, seperti waktu bersama keluarga atau hobi yang murah.
Mengikuti langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu kamu menghindari terjebak dalam utang seperti halnya Kredit Tanpa Agunan loh. Namun, juga membantumu membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan. Kunci utamanya adalah disiplin, perencanaan, dan kesadaran finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Menilai Kebutuhan sebelum Mengajukan Pinjaman Bank untuk Karyawan
Pinjaman bank untuk karyawan sering dipilih sebagai solusi keuangan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Sayangnya, pentingnya menilai kebutuhan sebelum mengajukan pinjaman sering kali terabaikan, sehingga memunculkan berbagai risiko finansial di kemudian hari.
Enggak heran makanya, banyak karyawan yang bermasalah dengan pinjaman. Bahkan masalah ini banyak diungkapkan oleh HR, tak terkecuali kepada QM Financial.
Alasan Karyawan Mengajukan Pinjaman
Alasan karyawan mengajukan pinjaman bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan personal dan situasi pribadi mereka. Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa banyak pengajuan pinjaman bank untuk karyawan.
Kebutuhan Darurat
Yah, namanya hidup. Sudah biasa kita akan menemui banyak situasi darurat tak terduga di luar rencana. Seharusnya, hal ini bisa diatasi dengan adanya dana darurat. Namun, ya kondisi orang bisa saja berbeda, sehingga tak semua orang memiliki dana darurat. Atau, bisa juga punya dana darurat, tetapi ternyata tidak cukup.
So, solusi pinjaman bank untuk karyawan pun menjadi opsi.
Pembelian Rumah
Alias KPR. Memang pinjaman bank untuk karyawan demi kebutuhan satu ini diperlukan. Pasalnya, enggak semua orang punya privilege berupa rezeki yang berlimpah sehingga bisa membeli rumah dengan cash keras. So, opsi untuk KPR ini merupakan salah satu cara untuk bisa punya aset properti yang terbaik.
Kredit Kendaraan
Banyak juga yang memanfaatkan pinjaman bank untuk karyawan agar dapat membeli kendaraan dengan cara mengangsur atau cicilan. Karyawan yang memiliki kendaraan pribadi akan memiliki keleluasaan dalam mobilitas sehari-hari.
Kendaraan pribadi bisa mempermudah perjalanan dari dan ke tempat kerja, dan menghemat waktu yang seharusnya dihabiskan untuk menunggu transportasi umum atau mencari alternatif transportasi lain. Karena itu, memiliki kendaraan yang bisa diandalkan kemudian menjadi kebutuhan.
Modal Usaha
Ada sebagian karyawan yang selain bekerja di kantor, mereka juga merintis usaha secara mandiri. Sementara, membangun bisnis dari awal memerlukan pembiayaan yang enggak sedikit. Pinjaman bank dapat membantu menyediakan dana yang diperlukan untuk memulai usaha, seperti menyewa tempat, membeli peralatan, dan biaya operasional.
Renovasi Rumah
Renovasi rumah juga menjadi salah satu motivasi pengajuan pinjaman bank untuk karyawan.
Salah satu hal yang bisa menjadi latar belakang kebutuhan ini muncul adalah ketika karyawan ingin memiliki rumah dengan fitur-fitur yang lebih bagus. Mungkin saat membelinya, mereka membeli rumah bekas dan bukan rumah yang baru dibangun. Seiring waktu, ada kebutuhan yang meningkat atau sekadar keinginan agar rumah menjadi lebih bagus. Maka, pengajuan pinjaman untuk renovasi rumah pun dipilih menjadi opsi.
Selain beberapa hal di atas, keinginan dan kebutuhan lainnya juga bisa menjadi alasan pengajuan pinjaman bank untuk karyawan. Misalnya seperti pengin liburan, pengin membeli barang-barang konsumtif, dan sebagainya.
Yah, memang. Berutang itu tidak dilarang. Namun, sebelum mengajukan pinjaman, ada baiknya kita menilai dengan cermat lebih dulu alasan dan kebutuhan, serta kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Risiko Mengajukan Pinjaman Tanpa Menilai Kebutuhan dengan Benar
Mengajukan pinjaman bank untuk karyawan tanpa menilai kebutuhan dengan benar dapat menimbulkan berbagai risiko bagi peminjam. Berikut adalah beberapa risiko yang bisa dihadapi.
Over-leverage
Meminjam lebih dari yang kita butuhkan dapat menyebabkan “over-leverage”. Hal ini kemudian mengakibatkan kita memiliki lebih banyak utang daripada yang mampu untuk dibayar kembali. Akibatnya bisa diduga kan? Yes, cash flow akan kacau.
Bunga dan Biaya Tambahan
Semakin besar jumlah pinjaman, semakin besar pula bunga yang harus dibayar. Jika kita meminjam lebih dari yang dibutuhkan, sementara ada bunga, kita pun akan diwajibkan untuk juga membayar bunga atas uang yang sebenarnya enggak kita perlukan. Pastinya, hal ini akan menambah beban keuangan, tetapi jadinya mubazir.
Tambahan Denda
Jika kita tidak menilai kebutuhan dengan cermat dan tepat, peluangnya kita akan mengalami kesulitan membayar cicilan bulanan, yang dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran. Nah, hal ini akan semakin berat jika ada denda terhadap keterlambatan.
Dampak pada Skor Kredit
Keterlambatan pembayaran dan default (gagal bayar) dapat berdampak buruk pada skor kredit kita. Nah, hal ini pernah dibahas lo, terkait permasalahan skor kredit yang memengaruhi karier. Kalau di artikel sebelumnya dijelaskan bahwa skor kredit bisa memengaruhi lamaran kerja, bukan tak mungkin hal ini juga bisa terjadi pada karyawan yang sudah bekerja di perusahaan beberapa lama.
Hal ini akan semakin runyam kalau kemudian utang tersebut memengaruhi suasana dan kondisi di kantor, dan mengganggu kenyamanan rekan kerja yang lain.
So, intinya, mengajukan pinjaman bank untuk karyawan adalah keputusan finansial besar. Adalah sangat penting untuk menilai kebutuhan dengan benar, memahami syarat dan ketentuan pinjaman, dan memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Langkah-langkah untuk Menilai Kebutuhan Pinjaman Bank untuk Karyawan dengan Benar
Menilai kebutuhan pinjaman dengan benar sangat penting agar kita tidak terjebak dalam masalah keuangan di kemudian hari. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menilai kebutuhan pinjaman dengan benar.
Tentukan Tujuan Pinjaman
Enggak cuma saat mau berinvestasi pertanyaan “Tujuan lo apa?” muncul. Pertanyaan ini sebaiknya juga ditanyakan pada diri sendiri, ketika hendak mengajukan pinjaman bank untuk karyawan.
Tujuan kamu apa, kok memerlukan pinjaman? Apakah untuk pembelian rumah? Untuk membayar keperluan darurat? Untuk kredit kendaraan? Atau, ada kebutuhan lain?
Tak hanya berhenti di sini, kamu juga harus memastikan, bahwa tidak ada sumber lain lagi yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut selain mengajukan pinjaman.
Buat Daftar Detail Kebutuhan
Catat rincian semua biaya yang akan kamu hadapi. Misalnya, jika kamu meminjam untuk renovasi rumah, buat daftar kebutuhan keseluruhan, mulai dari kebutuhan bahan bangunan, upah tukang, dan biaya tambahan lainnya jika ada.
Dengan anggaran yang detail, nantinya kamu akan lebih mudah menentukan berapa kebutuhan pinjaman yang kamu perlukan, dan kamu pun enggak over leveraging.
Buat Rencana Keuangan
Sebaiknya diingat, bahwa kita mengajukan pinjaman bukan karena alasan tidak punya uang. Justru, kita mengajukan pinjaman ketika kita yakin kita punya uang, untuk mengembalikan pinjaman tersebut nantinya. Ingat ya, berani utang berarti berani bayar.
So, tentukan berapa banyak pendapatan kamu setiap bulan, dan alokasikan maksimal 30% dari penghasilan tersebut untuk cicilan.
Pertimbangkan Jangka Waktu Pinjaman
Pertimbangkan berapa lama kamu bisa menanggung beban pinjaman ini.
Pinjaman jangka pendek umumnya aan memiliki cicilan yang lebih tinggi tetapi bisa selesai lebih cepat. Sedangkan, pinjaman jangka panjang mungkin memiliki cicilan yang lebih rendah tetapi kamu juga akan berada dalam kewajiban yang lebih lama.
Berhubung kondisi yang berbeda, kamu pasti punya pertimbangan yang berbeda juga, yang harus disesuaikan dengan kemampuanmu.
Pertimbangkan Suku Bunga
Suku bunga akan memengaruhi jumlah total yang harus dibayar kembali. So, cari tahu apakah suku bunga itu tetap atau variabel. Cek juga, apakah bunga yang tetap atau variabel ini akan memengaruhi pembayaran cicilanmu ke depannya. Kamu boleh meminta ilustrasi dari bank sehingga mendapatkan gambaran yang lebih baik.
Bandingkan Penawaran dari Beberapa Bank atau Lembaga Keuangan
Tak perlu terburu-buru menerima tawaran pertama yang kamu terima. Bandingkan suku bunga, biaya, dan syarat lainnya dari beberapa penyedia pinjaman untuk mendapatkan kesepakatan terbaik.
Pada dasarnya, mengajukan pinjaman bank untuk karyawan ini sama prinsipnya dengan saat kita membeli barang. Kita boleh membandingkan, mana yang lebih menguntungkan dari semua penawaran itu.
Jangan lupa, sebelum menandatangani perjanjian pinjaman, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua syarat dan ketentuan, termasuk biaya atau sanksi jika kamu membayar lebih awal atau terlambat.
So, adalah penting untuk benar-benar memahami dan menilai kebutuhan finansial sebelum mengajukan pinjaman bank untuk karyawan ini. Baik itu untuk membeli kendaraan, modal usaha, atau renovasi rumah, langkah ini tidak hanya akan membantu dalam merencanakan dan mengelola pinjaman dengan lebih efisien, tetapi juga dalam membangun fondasi finansial yang sehat.
Selain itu, dengan evaluasi kebutuhan yang tepat, karyawan dapat menghindari risiko over-leverage dan kesulitan finansial yang mungkin timbul di kemudian hari. Oleh karena itu, sebelum mengambil langkah besar ini, luangkan waktu untuk merenungkan, merencanakan, dan mempersiapkan diri dengan baik, sehingga pinjaman yang diambil benar-benar bisa menjadi beban yang menguntungkan, bukan beban yang memberatkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Kredit Tanpa Agunan? Simak Penjelasan Lengkapnya Dulu!
Seberapa sering kamu mendapat tawaran kredit tanpa agunan? Atau, jangan-jangan malah kamu sudah menjadi debitur?
Punya banyak mau sepertinya memang jadi sifat naturalnya manusia. Seiring waktu, maunya juga bertambah banyak. Kebutuhan meningkat, seiring perubahan kondisi. Belum lagi ada inflasi yang kadang juga ikut bertingkah. Kebutuhan manusia memang tak pernah ada habisnya, sayangnya kadang hal ini tidak disertai dengan sumber daya yang mencukupi.
Boro-boro ikut meningkat seiring bertambah banyaknya kebutuhan. Cukup saja kadang juga jauh.
Di situlah kemudian muncul “kebutuhan” untuk berutang. Salah satu bentuk utang yang sering ditawarkan oleh penyedia jasa layanan keuangan adalah kredit tanpa agunan.
Banyak yang menyebutkan, bahwa produk pinjaman tanpa agunan ini memiliki banyak keunggulan. Nah, utang memang tidak dilarang. Namun, sebelum kamu benar-benar mengajukan pinjaman dana pada kredit tanpa agunan, ada baiknya kamu pahami dulu cara kerja produk ini. Mengapa? Supaya—kalau memang dibutuhkan—kamu bisa mengelolanya dengan bijak, sehingga manfaat bisa optimal tanpa harus terjerumus menjadi utang yang menjerat.
Apa Itu Kredit Tanpa Agunan?
Kredit, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur. Sedangkan agunan adalah jaminan. Dengan demikian, bisa disimpulkan dengan cukup mudah, bahwa kredit tanpa agunan adalah produk pemberian pinjaman dana yang skema pengembaliannya dengan cara diangsur atau dicicil, tanpa memerlukan jaminan.
Kredit Tanpa Agunan, atau KTA, umumnya dimanfaatkan untuk pengajuan kredit demi memenuhi berbagai kebutuhan nonproduktif. Misalnya, untuk membiayai liburan, renovasi rumah, membeli berbagai macam barang, dan sebagainya.
Lembaga pembiayaan, misalnya seperti bank, biasanya memberikan pinjaman dengan kisaran Rp5 juta hingga ratusan juta rupiah, dengan tenor 3 hingga 5 tahun. Memang tenornya pendek, karena memang melayani berbagai kebutuhan jangka pendek. Tidak seperti kredit kepemilikan rumah, alias KPR, yang bisa sampai puluhan tahun.
Kelebihan Kredit Tanpa Agunan
Kredit Tanpa Agunan—seperti namanya—ditawarkan bagi nasabah yang tidak memiliki aset untuk dijadikan sebagai agunan atau jaminan. Memang di situlah kelebihan produk ini. Syaratnya lebih ringan, di antaranya:
- Tidak butuh jaminan atau agunan
- Proses pencairannya relatif lebih cepat, maksimal 14 hari kerja
- Prosedurnya juga gampang, enggak panjang seperti KPR
- Beberapa bank punya produk bundling KTA dan asuransi
- Pencairan bisa langsung ambil tunai, atau via transfer
Nah, seperti biasa, kalau ada hal yang mudah, pasti juga ada trade off-nya. Ini normal. Begitu juga dengan KTA ini. Beberapa hal yang bisa “menyulitkan” dalam KTA:
- Suku bunga relatif tinggi
- Jika KTA adalah produk dari bank, maka biasanya ada syarat wajib memiliki kartu kredit lebih dulu
- Tenor pendek, biasanya maksimal hanya 5 tahun
- Plafon jumlah pinjaman juga rendah, tidak bisa sampai ratusan juta seperti halnya kredit dengan agunan
- Ada denda yang besar jika kita terlambat mengangsur, atau mengalami gagal bayar
Nah, kalau kamu memang merasa membutuhkan, ya tidak ada larangan untuk ambil Kredit Tanpa Agunan ini. Faktanya, banyak orang bisa juga memanfaatkannya dengan baik, dan akhirnya bisa menjadi leverage alias daya ungkit agar bisa mencapai hal-hal yang di luar jangkauan.
Kamu juga bisa, tetapi wajib hati-hati. Pasalnya, jika tidak memahami cara kerjanya atau tidak mampu mengelola utang dengan baik dan bijak, alih-alih jadi daya ungkit, utang KTA justru bisa menenggelamkanmu dalam gunung utang yang tak bertepi. Tsah.
Lalu gimana dong?
Perhatikan Hal Ini Sebelum Mengambil Kredit Tanpa Agunan
1. Pahami 3 syarat utang sehat
Sudah tahu kan 3 syarat utang sehat?
- Tujuannya jelas, untuk apa utang?
- Periode yang cocok, jangka waktu penggunaan harus lebih lama dibanding jangka waktu pinjaman.
- Mampu bayar kembali
So, mau ambil Kredit Tanpa Agunan? Cek, untuk apa utangnya? Ada hal yang jelas dibutuhkan, dan tidak bisa memanfaatkan pos dana yang lain, dan juga tidak mungkin untuk menabung dulu? Apakah nanti durasi penggunaan atau pemanfaatannya lebih panjang daripada tenor pinjaman? Nantinya, bisa mengangsur dengan dana dari sumber yang mana?
Jika semua pertanyaan tersebut bisa dijawab, maka mau ambil KTA, ya silakan saja.
2. Perhatikan syarat KTA
Perhatikan syarat Kredit Tanpa Agunan yang ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman. Bisa jadi berbeda satu sama lain, tetapi syarat umum di antaranya adalah:
- Warga negara Indonesia, berusia minimal 21 tahun, memiliki identitas diri yang resmi
- Menyediakan bukti penghasilan ataupun slip gaji terakhir. Atau surat izin usaha atau praktik untuk yang profesional
- Memiliki rekening bank dan/atau kartu kredit di bank yang bersangkutan
- Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP
Silakan cek di lembaga pembiayaan terkait mengenai syarat lengkapnya ya. Penuhi semua syaratnya, jangan sampai ada yang ketinggalan.
3. Lakukan simulasi
Umumnya, pihak bank atau lembaga pembiayaan memiliki kalkulator simulasi pinjaman yang bisa kita manfaatkan untuk melihat, seperti apa gambaran pengembalian dengan cicilan nantinya.
Manfaatkan fasilitas atau fitur ini, agar kamu semakin mudah menyusun rencana pengembalian pnjaman.
4. Pinjam sesuai kebutuhan, bukan keinginan
Pinjamlah sesuai kebutuhan. Karena itu, perhitungkanlah dengan cermat.
Pinjamlah pada lembaga resmi yang sudah terdaftar dan diawasi oleh pemerintah. Kamu bisa meminjam ke bank, ataupun ke fintech pinjaman online. Untuk yang terakhir, pastikan fintech yang bersangkutan sudah terdaftar dan/atau memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan.
Jangan pernah meminjam dari mereka yang berada di luar wewenang pemerintah. Kalau ada apa-apa, urusannya panjang dan melebar ke mana-mana.
5. Miliki dana darurat dan asuransi yang memadai
Utang adalah suatu aktivitas yang penuh risiko. Karena itu, adalah penting bagi kamu untuk memastikan bahwa kamu memiliki jaring pengaman keuangan yang cukup, terdiri atas dana darurat dan asuransi.
Pastikan dana daruratmu minimal sudah 3 kali pengeluaran rutin bulanan. Pastikan juga kamu sudah memiliki asuransi wajib, yaitu asuransi kesehatan, dan bila perlu ditambah dengan asuransi jiwa.
Nah, itu dia sekilas gambaran tentang Kredit Tanpa Agunan. Semoga bisa menambah gambaran mengenai skema pinjamannya ya. Yang terpenting, selalu pastikan bahwa kamu mampu membayarnya kembali sesuai kesepakatan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!