Pekerja Migran Indonesia Bisa Menabung Dengan Tujuan
Siapa di antara kalian yang sejak kecil sudah diajarkan untuk menabung oleh orangtua? Tentunya sebagian besar kita akrab dengan peribahasa “Hemat Pangkal Kaya” dan sudah mengenal proses menabung sejak kecil.
Anehnya, ketika dewasa, seharusnya proses menabung bisa semakin mudah dan advanced pada kenyataannya tidak pernah sukses. Apa yang salah ya? Jawabannya adalah karena kita diajarkan menabung tapi tanpa tujuan sehingga proses menabung menjadi hal yang seringkali disabotase oleh diri sendiri.
Kalau minggu lalu kita membahas tentang Tips Cara Mengatur Gaji Bagi Pekerja Migran Indonesia, kali ini QM Financial akan memberikan tips bagi setiap pembaca khususnya pekerja migran Indonesia untuk bisa menabung dengan tujuan.
#FinClic What Happens After You Die
Di dalam kehidupan ini tidak ada hal yang pasti tetapi ada satu hal yang pasti yaitu bahwa setiap orang tanpa terkecuali akan meninggal pada waktuNya.
Topik #FinClic kali ini memang terasa tidak nyaman namun mau tidak mau kita pasti akan berhadapan dengan kenyataan hidup yang satu ini. Sehingga apabila terjadi meninggal, apa yang akan terjadi kepada orang terkasih yang ditinggalkan untuk melanjutkan kehidupan terutama hal keuangan yang harus dipikirkan.
2 Cara Mengatur Gaji Bagi Pekerja Migran Indonesia
Beberapa hari lalu kalau kamu mengikuti #FinClic di Instagram @QM_Financial ataupun membaca ringkasan artikelnya yang tayang di website QM, topiknya seru karena bicara soal gaji ideal dan bagaimana cara mengatur gaji yang diterima.
Kalau pekerja kantoran lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami kenaikan gaji setiap tahunnya, tapi belum tentu bagi kamu yang bekerja sebagai pekerja migran Indonesia. Ditambah lagi banyak pekerja migran Indonesia yang saat kembali ke kampung halaman setelah tidak dapat bekerja lagi malahan tidak memiliki aset apa pun, padahal sudah bekerja bertahun-tahun. Semua dikarenakan tidak bisa mengelola gaji dengan baik dan benar.
Agar pekerja migran Indonesia bisa sejahtera saat kembali ke kampung halaman dan tidak bekerja lagi, yuk mulai mengatur gaji dengan langkah berikut.
Cara Mengatur Uang bagi Para Pekerja Migran Indonesia
Jangan Tunggu Sisa
Sering kali kita mencoba menabung dengan mengandalkan apa yang tersisa dari penghasilan setelah kita mengeluarkan uang untuk kebutuhan setiap bulannya. Dengan cara tersebut maka kebanyakan tidak ada sisa yang dapat ditabung.
Mari kita lakukan menabung di depan, artinya setiap menerima gaji setiap bulannya langsung disisihkan di rekening terpisah atau bahkan celengan agar tidak terpakai.
Cara seperti ini bisa dilakukan apabila kamu sudah pernah melakukan pencatatan keuangan selama satu bulan penuh untuk melihat pola penghasilan serta pengeluaranmu seperti apa.
Baca juga: Kiat Menabung Bagi Pahlawan Devisa
Belanja? Boleh atau Tidak?
Tentu saja boleh dong kalau mau belanja karena kamu berhak untuk menikmati hasil jerih payahmu! Tapi biayai pembelanjaanmu dengan hasil dari usaha lain, misalnya berdagang atau bekerja part time menjadi babysitter untuk tetangga majikan sampai menggantikan teman yang sedang berhalangan.
Banyak cara untuk menghasilkan uang tambahan bagi keperluan senang-senang.
Baca juga: Tahukah Kamu Betapa Pentingnya (Belajar) Menghasilkan Uang
Kamu bisa melihat contoh arus distribusi gajimu dari gambar berikut:
Ternyata cukup mudah bukan, cara mengatur gaji bagi para pekerja migran ini? Yuk, dimulai dari sekarang agar keuanganmu kuat saat kembali ke tanah air pada saatnya nanti untuk menikmati hari tua.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan kamu? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA)
-Honey Josep-
Kamu tahu investasi apa yang sedang dijalankan?
Menurut data Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) 3 Oktober 2018, populasi penduduk Indonesia sebanyak 267.498.464 jiwa dengan rata-rata usia 28 tahun memiliki pengetahuan dan inklusi untuk investasi yang rendah.
Pertanyaannya sekarang, apakah kamu sudah memulai investasimu? Kalau sudah, apakah kamu sudah tahu investasi apa yang sedang kamu jalankan?
baca juga: Blueprint of Your Money
JENIS INVESTASI
Akumulatif. Artinya kamu berinvestasi agar tujuan keuangan tercapai. Misalnya kamu punya target mengumpulkan Rp10juta dalam jangka waktu 10 bulan maka cukup dengan menabung. Tapi ada juga tujuan keuangan yang nilainya besar seperti Dana Pensiun maka kamu membutuhkan uang untuk bertumbuh lebih cepat tapi ada risiko yang juga besar. Produk yang digunakan untuk berinvestasi yang sifatnya akumulatif adalah tabungan/deposito/emas/reksa dana/unitlink.
Generatif. Jenis investasi ini merupakan aset yang bisa menghasilkan uang (passive income). Misalnya kamu mempunyai 100 juta dengan bunga 5% per tahun yang tidak perlu dicairkan, kamu cukup hidup dari bunga deposito saja. Inilah investasi yang sifatnya generative, hasil aset aktif tersebut menjadi penghasilanmu setiap bulannya.
REVIEW INVESTASIMU
Dalam perencanaan keuangan bukan sekadar punya target kemudian mengumpulkan tapi ada satu proses lanjutan berupa review investasi. Misalnya cara mereview kinerja reksa dana saham yang kamu miliki dengan membandingkan IHSG yang berlaku pada tahun tersebut.
Misalnya IHSG return 20% tapi reksa dana saham yang kamu miliki hanya memberikan return 12% maka kamu bisa mempertanyakan kepada manajer investasi kenapa reksa dana tersebut kurang bagus. Tapi kalau return reksa dana saham yang kita miliki 12% sedangkan IHSG 13% maka bisa dibilang reksa dana yang kamu miliki cukup baik.
Dari hasil financial plan review ini bisa menjadi acuan untuk 2-3 tahun kedepan sehingga tidak perlu setiap tahun mengganti rencana keuangan kecuali asumsi yang digunakan tidak lagi relevan. Misalnya, tahun 2007 target return reksa dana saham 30% dan kenyataannya menghasilkan return sebesar 70%. Imbal hasil reksa dana saham tidak selalu tinggi sehingga saat kenyataannya hanya dapat memberikan return 30% maka asumsi yang dipakai di dalam financial plan menjadi 16%.
Dengan menurunnya asumsi return di dalam financial plan artinya jumlah investasinya menjadi lebih besar.
baca juga: Akhir Tahun Saatnya Review Keuanganmu!
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
-QM Admin-
#FinClic: Berapa Sih Gaji Ideal Itu?
Bicara soal gaji, sebagai pekerja kantoran kamu tentunya ingin ada kenaikan setiap tahunnya. Hampir di semua perusahaan punya kebijakan menaikkan gaji minimal satu kali dalam setahun. Saat tiba penyesuaian kenaikan gaji, kamu pasti bertanya-tanya, “Berapa sih gaji ideal itu?” Pertanyaan ini muncul karena seringkali kamu merasa gaji dan tagihan seperti berkejar-kejaran tidak ada habisnya.
Baca juga: 5 Resep Untuk Masalah Cashflow
Sebenarnya enggak ada patokan berapa gaji ideal, karena gaji ideal itu relatif bagi setiap orang. Kenapa? Karena standar hidup orang yang berbeda. Ada yang baik-baik saja tanpa perlu ngopi di café, tapi ada yang merasa setiap hari harus minum kopi. Ada yang menikmati menggunakan transportasi umum, tapi ada yang lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi.
Gaji Ideal Pekerja Kantoran
Jadi, berapa standar gaji ideal untuk dirimu sendiri? Menurut hasil survei Instagram @QM_Financial, gaji untuk pekerja kantoran yang berumur 30 tahun adalah sekitar Rp10-20 juta.
Gaji Ideal Pasangan yang Keduanya Sama-Sama Bekerja
Kalau pengalaman Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial–saking naksir dan cinta–iya-iya aja ketika suaminya mengajak menikah 18 tahun lalu. Wina lupa menanyakan gaji pasangannya ketika itu. Padahal begitu menikah, ada tanggung jawab yang pasti akan membawa kamu ke dalam obrolan mengenai keuangan dengan pasangan.
Baca juga: Kamu dan Pasangan Jujur Nggak Soal Keuangan? Sstt, Ini Triknya!
Pengalaman Wina, dulu saat 5 tahun pertama pernikahannya, mereka saling bercerita mengenai penghasilan berdua. Suami harus memberikan gaji, nanti istri yang mengatur, itu dulu.
Kini setelah 18 tahun menikah, masing-masing berperan bersama-sama karena keduanya bekerja. Suami akan bertanggung jawab untuk pengeluaran cicilan rumah, SPP anak, gaji supir, listrik dan BBM. Sedangkan Wina akan bertanggung jawab untuk pengeluaran belanja bulanan, gaji ART dan iuran di luar SPP anak. Mengatur keuangan bersama pasangan harus didasari oleh kenyamanan dan kesepakatan bersama.
Baca juga: Biasa Jadi Baik: Ngobrolin Uang Bersama Pasangan
Gaji Ideal bagi Pasangan dengan Tanggungan
Gaji ideal bagi kamu yang sudah menikah dan harus membantu orangtua beserta adik, balik lagi, jawabannya relatif, tergantung dari biaya hidup keluarga kamu.
Kalau biaya hidup keluarga kamu Rp200ribu per bulan maka gaji Rp1juta per bulan tergolong ideal. Bandingkan dengan penduduk di Amerika yang bergaji USD2,500. Buat orang Indonesia, gaji USD2,500 tergolong besar dengan kurs sekitar Rp14.000-an. Buat mereka yang tinggal di Amerika, khususnya kota San Fransisco, biaya sewa apartemen sangat mahal. Karena itu, kebanyakan orang yang bekerja di area San Fransisco akan menyewa tempat tinggal di daerah suburban terdekat, dan menggunakan transportasi umum menuju kantor.
Kembali lagi ke hasil survei di atas bahwa gaji ideal sekitar Rp30juta, tergantung pengeluaranmu seperti apa. Kalau untuk cicilan rumah sudah Rp10juta per bulan, transportasi Rp5juta per bulan, pengeluaran rutin, dan masih ada uang sekolah anak, maka pastinya tidak ideal.
Jadi, yuk hitung dulu berapa pengeluaran bulananmu, kalau pengeluarannya Rp10juta per bulan maka kamu membutuhkan penghasilan yang besarnya lebih dari Rp10juta agar masih ada sisa yang bisa ditabung dan diinvestasikan.
Baca juga: Karyawan bisa gampang atur keuangan dengan rasio ini!
Sisa Gaji yang Bisa Ditabung
Nah, ngomongin sisa yang bisa ditabung atau diinvestasikan erat kaitannya dengan penghasilan bisa bulanan ataupun tahunan sebagai amunisinya. Amunisi tersebut berupa: kas tersedia sekarang, berapa jumlah yang bisa disisihkan dari gaji bulanan dan tahunan. Untuk besaran jumlah yang bisa disisihkan dari penghasilan bulanan berkisar di 10%-30% dari penghasilan.
Baca juga: 5 Hal Keuangan The Grown Ups
Bagi kamu yang bisa menabung/investasi sebesar 30% dari penghasilan perbulan itu artinya gaji besar atau hemat sekali serta tidak ada pengeluaran rutin untuk keluarga. Sedangkan untuk investasi tahunan bisa berkisar 30%-50% dari penghasilan tahunan.
Gaji Ideal untuk Karyawan dari Sisi Pemilik Bisnis
Kalau di atas kita sudah membahas tentang gaji ideal untuk pekerja kantoran, lalu bagaimanakah untuk menentukan gaji ideal bagi karyawan yang bekerja dengan kita?
Pengalaman salah satu klien bisnis QM Financial, dengan omzet Rp60juta per bulan dia bisa mempekerjakan 1 orang karyawan dengan gaji UMP DKI Rp3,4juta di tahun 2018, termasuk THR dengan catatan tidak ada biaya tetap yang besar seperti sewa kantor.
Pemilik bisnis bisa juga menghitung besaran gaji dengan gabungan biaya, yaitu tetap (fixed cost) dan variabel (variable cost).
Untuk gaji tetap setiap bulannya akan keluar sebesar Rp3,4juta. Kalau gaji secara variabel artinya kalau perusahaan bisa menghasilkan Rp1Milyar maka ada bonus bulanan sejumlah tertentu yang akan dibagikan.
Maka kamu sebagai pemilik bisnis bisa menentukan karyawan mau digaji dengan metode apa, mau gaji pokok atau berdasarkan variabel bahkan kombinasi keduanya.
Baca juga: Laporan Keuangan Bisnis,Pentingkah?
Sebelum menyisihkan gaji untuk ditabung atau diinvestasikan, harus tahu dulu “Tujuan Lo Apa”. Di QM Finansial, filosofi #TujuanLoApa artinya uang harus punya manfaat di dalam hidup kamu, mau dipakai apa uang yang kamu miliki, apakah untuk Dana Darurat, Dana Pensiun, Dana Liburan dsb. Filosofi ini juga menunjukkan kepada kita bahwa uang bukan segalanya tetapi yang penting tujuannya apa. Tujuan finansial ini punya 3 elemen yang meliputi Judul+ Jumlah uang + Jangka waktu. Jika jangka waktu pendek cukup dengan menabung. Kalau jangka waktu panjang, boleh diinvestasikan.
Baca juga: #FinClic Resolusi Keuangan 2019
Misalnya, anak kedua Wina sudah mau masuk SMA pada Juli 2019 dengan uang pangkal sebesar Rp20juta. Kebetulan uang pangkal ini sudah tersedia, apakah perlu untuk diinvestasikan lagi? Tentu saja enggak dong, kan sudah cukup.
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
-Honey Josep-
3 Tip Agar Resolusi Keuangan untuk Generasi Milenial Tercapai
Halo generasi milenial! Tahun 2018 sudah berakhir nih dan sekarang sudah masuk minggu ke-2 di tahun 2019. Pastinya tahun baru selalu berkaitan dengan resolusi, bisa mulai dari resolusi kehidupan sampai resolusi keuangan.
Resolusi keuangan apa saja sih yang kamu punya di tahun lalu? Apakah kira-kira resolusimu akan tercapai saat akhir tahun nanti atau malah gagal di tengah jalan?
Ligwina Hananto, selaku lead trainer QM Financial ketika memberikan pelatihan bagi pekerja di The Body Shop Indonesia yang sebagian besarnya merupakan generasi milenial, mengatakan, “Layaknya tahun baru, tidak ada salahnya nih kita membuat lagi resolusi keuangan yang baru di tahun 2019 ini agar keuanganmu makin baik lagi. Enggak usah banyak-banyak yang penting tercapai kan? Dan coba deh bikin resolusimu lebih fokus dan spesifik agar lebih mengena di hati 😊, misalnya #2019LunasiUtang dan #2019InvestasiUntukPensiun”.
Berikut deretan tips yang bisa kamu perhatikan sebagai generasi milenial agar resolusi #2019LunasiUtang dan #2019InvestasiUntukPensiun tercapai
Catat Pengeluaran.
Mencatat pengeluaran ini penting sebagai acuan kamu dalam menyusun resolusi keuangan yang baru. Jangan bosen ya, karena sekarang sudah banyak aplikasi digital untuk mencatat keuangan yang bisa kamu gunakan langsung di ponsel pintarmu.
Perhatikan pengeluaran agar dialokasikan sesuai pos-posnya seperti membayar cicilan, menabung, pengeluaran rutin, pengeluaran sosial dan pengeluaran pribadi atau lifestyle.
Kalau tahun ini kamu naik gaji, maka uangnya bisa dialokasikan untuk melunasi cicilan utang, menabung dan berinvestasi untuk tujuan keuangan yang sudah kamu buat.
Menabung.
Kamu sudah punya tabungan berapa nih di rekening? Enggak habis untuk tahun baru aja kan?!
Kalau sampai saat ini kamu masih belum punya saldo di tabungan, jadikan menabung sebagai resolusi keuangan kamu sebagai generasi milenial di tahun 2019 ini!
Dan ingat, sisihkan di awal agar uangnya tidak habis untuk yang kebutuhan lain. Selain menyisihkan di awal, tahan juga keinginanmu untuk berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, karena sesungguhnya kamu tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar belanjaanmu di tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan!
Baca juga: Kartu Kredit = Tanggung Jawab
Investasi.
Bagi kamu generasi milenials, jangan ragu untuk mulai berinvestasi dari sekarang demi masa depan yang lebih baik. Kamu juga tidak usah khawatir karena harus merogoh kocek dalam-dalam. Bahkan kamu bisa mempersiapkan Dana Pensiun yang jumlahnya besar hanya dengan berinvestasi sebesar 1/2 harga sepatumu!
Saat ini ada sejumlah produk investasi yang tidak memerlukan dana besar, seperti reksa dana. Kamu bisa menyisihkan penghasilanmu mulai dari Rp100ribu untuk diinvestasikan pada produk tersebut, setelah kamu membuat tujuan keuangan dan mengerti tentang reksa dana beserta dengan profil risikomu.
Namun kamu harus punya komitmen rutin dalam berinvestasi agar kamu bisa menikmati hasilnya di kemudian hari.
Itulah deretan tips yang bisa kamu jadikan sebagai acuan agar resolusi #2019LunasiUtang dan #2019InvestasiUntukPensiun generasi milenial dapat tercapai.
Meskipun kamu masih muda, tidak ada salahnya untuk menerapkan gaya hidup hemat di kehidupanmu agar bermanfaat dalam menjaga kestabilan finansial pada masa yang akan datang. Buktikan bahwa kamu adalah generasi milenial yang bisa kuat secara finansial.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info QM Training terbaru.
– Nita Kurniawati-
#FinClic Resolusi Keuangan 2019
Apakah kalian sudah punya resolusi keuangan di tahun baru?
Pengalaman Ligwina Hananto, CEO serta lead trainer dari QM Financial, biasanya dia gagal bikin resolusi di tahun yang baru.
Kenapa sampai gagal bikin resolusi tahun baru, termasuk juga resolusi keuangan?
Karena resolusi biasanya hanya ditaruh di atas awan dan tidak turun menjejakkan kaki di bumi sehingga tidak menjadi apa-apa. Seperti financial plan, resolusi keuangan itu harus ada fokus/target/tujuannya apa dan harus ada action plan supaya tercapai.
Dalam membuat resolusi keuangan yang biasa kami sebut sebagai tujuan keuangan di QM Financial sangat penting membantu kita menunjukkan fokus.
Misalnya dari Jakarta kamu mau berangkat liburan sekeluarga , maka sebelum kamu menentukan mau naik pesawat/kereta api atau menggunakan mobil pribadi, kamu harus menentukan dulu destinasimu. Jadi, kamu harus menentukan titik tujuan dan titik berangkat. Ketika berangkat dari Jakarta Barat atau Jakarta Pusat maka kendaraan yang kamu pakai untuk bisa mencapai tujuan perjalananmu akan berbeda-beda. Di dalam perencanaan keuangan ada yang namanya Tujuan Finansial dan Kondisi Awal.
Prinsipnya: Ada Tujuan yang Realistis
Saat kita bicara tentang resolusi, boleh saja memiliki impian setinggi langit tapi impian tinggi itu harus diturunkan menjadi impian yang realistis. Sehingga Tujuan Finansial harus didefinisikan dengan tiga rumus yaitu, Judul + Target Rupiah + Jangka Waktu
Idealnya kamu harus membuat Tujuan Keuangan sekaligus tetapi ternyata manusia itu punya keterbatasan dari segi penghasilan, keterbatasan kemampuan menyisihkan dan lainnya. Sehingga kamu mau berkomitmen untuk resolusi keuangan yang mana dulu?
Fokus pada satu resolusi dulu yuk!
Misalnya Dana Menikah Rp100juta dalam 6 bulan harus terkumpul, maka semua sumber uang yang ada mulai dari gaji, bonus, THR, dan warisan yang didapat disisihkan untuk Dana Darurat. Atau mau melunasi utang kartu kredit. Langkah pertama melunasi utang kartu kredit adalah berhenti dulu pakai kartu kreditnya supaya utangnya tidak bertambah. Langkah kedua, bayar kartu kredit dengan tabungan/deposito/uang tunai/emas yang bisa dicairkan untuk melunasinya.
baca juga: Tips Mensukseskan Resolusi Keuangan 2019
Nah, semoga resolusi keuangan tahun 2019 ini bisa terwujud semua ya!
-QM Admin-
Selamat Datang 2019!
Tanpa terasa kita tiba di penghujung tahun 2018.
Apa resolusi 2018 yang sudah tercapai?
Kalau saya, sejujurnya sudah lima tahun belakangan tidak membuat resolusi apa pun menjelang akhir tahun. Hal ini dikarenakan saya berkali-kali membuat resolusi tanpa ada hasil! Namun kali ini, saya mau mulai membuat resolusi keuangan pertama saya untuk tahun 2019!
Resolusi keuangan 2019 versi saya:
- Dana Darurat sebanyak 12x Pengeluaran Bulanan yang ditempatkan di instrumen keuangan yang berbeda dan berjenjang.
- Memiliki asuransi kesehatan yang cukup untuk melindungi keluarga kecil saya.
- Memulai Dana Pensiun. Walau banyak tujuan keuangan yang harus dipenuhi, saya akan memulai dana pensiun sedikit demi sedikit.
- Mengumpulkan DP untuk properti kedua. Saya punya mimpi untuk memiliki apartemen yang bisa dijadikan aset aktif.
Resolusi yang saya sebutan di atas biasa dikenal sebagai Tujuan Keuangan. Agar tujuan keuangan dapat terwujud, maka perlu nilai yang ingin dicapai dan jangka waktu pencapaiannya.
Misalnya untuk mencapai Dana Darurat sebesar Rp66juta yang ingin dicapai selama 24 bulan, maka saya perlu menabung Rp2.750.000 per bulan.
Atau, mempersiapkan Dana Pensiun sebesar Rp3Milyar dengan jangka waktu 18 tahun yang akan datang di reksa dana saham dengan target return 16% per tahun maka saya hanya perlu berinvestasi Rp700ribu per bulan saja!
Bagaimana, udah mendapatkan pencerahan tentang mencapai resolusi keuangan di 2019 dan udah siap mewujudkan resolusi menjadi kenyataan?
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
Selamat Tahun Baru 2019!
-Honey Josep-
Kiat Menabung Bagi Pahlawan Devisa
Apakah ada di antara kamu yang menonton sinema elektronik di salah satu televisi nasional yang berjudul “Dunia Terbalik”? Sinetron ini menggambarkan kehidupan sebuah desa yang sebagian besar penduduknya memilih untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia.
Indonesia merupakan penyumbang pekerja migran terbesar kedua setelah Filipina dan pada tahun 2015, mereka menyumbang devisa sekitar Rp125,2Triliun.
Pahlawan devisa ini tentu saja berangkat dari harapan mendapatkan gaji yang lebih besar daripada bekerja di tanah air agar dapat membantu perekonomian keluarga. Pekerja Migran Indonesia perlu menyadari kalau perjuangan mereka seharusnya tidak sia-sia. Inilah yang menjadi alasan bagi Bank Mandiri dengan program Mandiri Sahabatku memberikan pelatihan kepada Pekerja Migran Indonesia yang berada di Hong Kong dengan lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto sebagai narasumbernya.
Pelatihan diawali dengan pertanyaan yang cukup dijawab sendiri oleh masing-masing beserta berupa:
“Sudah berapa lama dan sampai berapa lama mau menjadi Pekerja Migran?”
“Sudah punya uang tabungan berapa yang terkumpul selama menjadi Pekerja Migran?”
“Sudah punya apa aja di kampung halaman Indonesia?”
Pertanyaan di atas sempat mengusik pikiran peserta karena sebagian besar dari mereka memiliki beberapa persoalan keuangan seperti tidak memiliki tabungan padahal sudah lama bekerja di luar negeri, habis untuk melunasi utang sebelum berangkat bekerja dan yang paling bahaya adalah semua uang sudah ditransfer ke keluarga di tanah air tapi tidak menghasilkan apa-apa!
Pekerja migran mengaku bahwa kebanyakan dari mereka tidak bisa menabung. Maka agar mereka dapat menabung, ada hal-hal yang harus dilakukan:
Menabung dengan tujuan. Uang bukanlah tujuan kita menabung tapi uang merupakan kendaraan untuk mencapai tujuan yang ingin kita wujudkan. Bila menabung dengan tujuan maka kita memiliki goal atas uang yang disisihkan. Dengan begitu juga kita meminimalisasi sabotase atas tabungan yang dibuat dengan tujuan tertentu. Ingat loh kalau tabungan ini diambil, artinya tidak bisa menyekolahkan anak misalnya. Mulailahmenabung dengan persentase minimal yaitu sebesar 10% dari penghasilan bulanan.
baca juga: Perempuan dan Tujuan Finansial
Mencatat uang masuk dan keluar. Mari kita belajar mencatat setiap penghasilan serta pengeluaran yang terjadi selama satu bulan secara harian. Dengan pencatatan tersebut kita dapat melihat di bagian mana sebuah pengeluaran bisa dihemat dan tentunya sisa uang yang dapat ditabung.
baca juga: Gunakan aplikasi untuk mencatat pengeluaran
Hitung utang. Dari pencatatan pengeluaran harian yang dilakukan sebulan, kita bisa melihat berapa besar utang yang harus dilunasi. Dengan begitu, kita bisa menetapkan maksimal utang yang bisa dibayarkan setiap bulannya sebesar 30% dari penghasilan. Sebaiknya selesaikan utang yang masih ada sampai lunas apabila ingin mengambil utang baru. Hal ini dimaksudkan agar uang penghasilan setiap bulan tidak hanya habis untuk mencicil atau melunasi utang.
baca juga: 3 Syarat Utang
Transfer sebagian. Kalau selama ini kita sudah memberikan semua uang penghasilan ke keluarga di kampung dan tidak jadi apa-apa, mungkin kini saatnya untuk membatasi transferan. Transfer hanya sebagian penghasilan, jangan transfer semuanya. Pastikan kita juga memiliki pegangan yang cukup untuk jaga-jaga apabila ada keadaan darurat.
Sisakan gaji. Coba deh lakukan dulu pencatatan penghasilan dan pengeluaran harian selama satu bulan, dari sana kita bisa melihat berapa sisa gaji yang bisa ditabung. Atau, bisa juga kita mengusahakan menabung gaji di depan saat menerimanya sebelum mengeluarkan untuk pengeluaran bulanan. Ingatlah bahwa gaji harus bersisa agar bisa ditabung untuk mencapai mimpi atau tujuan keuangan seperti menyekolahkan anak, memiliki modal usaha atau memiliki rumah.
baca juga: Pentingnya Perempuan Mengelola Keuangan
Semoga Pekerja Migran Indonesia bisa sejahtera!
-QM Admin-
#FinClic Solusi Keuangan Sebelum dan Sesudah Menikah
Salah satu impian setiap orang adalah menikah dengan orang yang dicintai dan mencintai kita. Menikah merupakan keputusan terbesar dari dua pribadi utnuk menjadi satu dan diperlukan cinta serta komitmen untuk membangun pernikahan.
Minggu lalu, saya baru merayakan ulang tahun pernikahan yang kedua belas. Saya masih ingat saat menyiapkan pernikahan dua belas tahun yang lalu dengan anggaran terbatas dan semuanya dikerjakan sendiri. Walau anggaran terbatas, saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk mengadakan resepsi pernikahan dengan konsep pesta kebun.
baca juga: 3 Langkah Mudah Siapkan Dana Menikah
Nah, apakah kamu sedang mempersiapkan pernikahan? Ada beberapa hal penting yang perlu kamu siapkan sesuai dengan prioritasnya:
Mas Kawin. Ini merupakan pengeluaran yang wajib dilakukan ketika akan menikah. Bagi kalian yang beragama Islam, menyiapkan mas kawin sebaiknya menggunakan hal yang berharga seperti logam mulia misalnya. Besaran nilai mas kawin dapat didiskusikan bersama sehingga nilainya tidak memberatkan. Di beberapa suku di Indonesia, ada juga tambahan biaya untuk uang susu atau uang membeli pengantin. Uang ini terkadang nilainya cukup besar lho, maka perlu dipikirkan juga untuk pengadaannya.
Biaya Akad. Sebenarnya untuk menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) pada hari kerja, pengantin dibebaskan dari biaya nikah. Tetapi apabila memutuskan menikah pada hari libur maka pengantin dikenakan biaya nikah sebesar Rp600.000.
Biaya Resepsi Pernikahan. Nah ini dia, bagian biaya yang paling besar dari Dana Menikah. Biasanya biaya resepsi pernikahan membengkak karena permintaan dari keluarga kedua belah pihak dari pasangan pengantin yang menikah. Sebaiknya kamu tidak menggunakan utang untuk membiayai acara resepsi pernikahan. Make a budget and stick to it! Apabila ada tambahan pengeluaran lain di luar anggaran, berterus teranglah kepada keluarga bahwa anggaranmu terbatas. Kemudian berdiskusilah, mana tahu ada pihak keluarga yang bersedia untuk menyumbang atau memberikan hadiah pernikahan di depan yang bisa digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut.
baca juga: Menikah Tanpa Utang
Bulan madu. Ada beberapa orang yang merasa perlu berbulan madu segera setelah mereka menikah namun tidak jarang juga menundanya. Intinya, kalau ingin berbulan madu, pastikan uangnya memang tersedia alias tidak diperkenankan untuk berhutang. Enggak lucu kan kalau setelah acara resepsi usai dan sepulang dari bulan madu, pengantin baru masih membayar cicilan utang untuk kedua hal tersebut sampai setahun kemudian?!
Bicara tentang Keuangan dengan Pasangan. Ketika kamu memutuskan untuk menikah, sebaiknya sejak saat itu juga kamu mulai jujur dan bicara segala hal tentang keuanganmu dan pasangan. Kamu bisa mulai dari berapa penghasilan yang diterima setiap bulannya. Dari sana, kamu bisa juga mengumpulkan data keuangan baik pribadi atau pun milik pasangan berupa aset serta utang yang dimiliki dan arus kas bulanan maupun tahunan.
baca juga: Menikah, bukan hanya status yang berubah
Kamu perlu tahu tertama status utang milikmu pribadi dan pasangan karena menurut Undang Undang Perkawina No 1 tahun 1974, Harta dan utang suami-istri setelah menikah adalah milik bersama kecuali ada perjanjian sebelumnya. Kejelasan atas status harta dan utang berhubungan dengan hukum waris terutama bagi kamu yang beragama Islam.
Kamu juga bisa bicara tentang peran masing-masing di dalam keuangan keluarga. Ada yang istrinya lebih pintar mengelola keuangan, atau ada suami yang lebih mengerti tentang menabung dan berinvestasi maka pengelolaan keuangan diberikan kepadanya.
baca juga: 5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru
Apabila kamu mengalami kesulitan untuk ngobrol keuangan dengan pasangan, ada baiknya kamu mengajak pasangan untuk belajar bersama mengenai pengelolaan keuangan keluarga. Bisa dimulai dari yang sederhana dulu seperti membaca artikel tentang keuangan di website QM Financial atau mengikuti kelas online yang QM adakan. Untuk jadwal bisa dilihat di sini.
baca juga: Ngobrolin Uang Dengan Pasangan
Menentukan Anggaran Pengeluaran. Setelah menikah, kamu perlu membuat anggaran pengeluaran keluarga yang terdiri atas 5 pos yaitu:
Pos Pengeluaran | Persentase dari penghasilan bulanan |
Menabung / Investasi | Minimal 10% |
Pengeluaran Rutin | 40% – 60% |
Sosial | 2,5% – 10% |
Cicilan Utang | Maksimal 30% |
Lifestyle | Maksimal 20% |
Pengantin baru diharapkan dapat menyisihkan pendapatannya setiap bulan lebih dari 10% karena belum ada pengeluaran yang besar seperti pengeluaran untuk anak. Biasanya, setelah seseorang memiliki anak, kemampuan menyisihkan uang untuk ditabung akan terganggu.
baca juga: Cara Mengatur Arus Kas
Menentukan Tujuan Keuangan. Langkah berikutnya setelah menikah, kamu bisa mulai menentukan tujuan keuangan bersama. Ada tujuan keuangan seperti Dana Darurat, Dana Beli Rumah Baru atau juga sudah mulai memikirkan Dana Darurat. Apapun tujuan keuangan yang ingin kamu buat bersama pasangan, pastikan semua tujuan keuanganmu terproteksi dengan baik melalui asuransi.
baca juga: Tujuan Keuangan & Blueprint Of Your Money
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
-Honey Josep-