3 Perbedaan Berdagang dan Berbisnis yang Paling Mendasar
Banyak orang mengira, bahwa begitu ia memulai bisnis, maka saat itu pula ia sudah menjadi pengusaha. Padahal ada beberapa perbedaan berdagang dan berbisnis, yang seharusnya membuat “bisnis” itu kelasnya lebih baik ketimbang berdagang.
Enggak salah sama sekali kok dengan berdagang. Bahkan semua pebisnis sukses itu juga mengawalinya dengan berdagang. Tapi tak serta merta semua yang berdagang bisa disebut sebagai bisnis, karena ada beberapa perbedaan mendasar di antaranya.
Apa sih perbedaan berdagang dan berbisnis? Mari kita lihat satu per satu.
Perbedaan Berdagang dan Berbisnis
1. Cara membuat rencana untuk usahanya
Orang yang berdagang umumnya tidak memiliki rencana yang komprehensif akan usaha yang sedang dijalankannya. Sekarang dipikir sekarang, besok ya dipikir besok saja. Apa yang akan terjadi besok, ya udah bisa terjadi besok.
Akibatnya, tidak ada pemantauan secara detail terhadap perkembangan usahanya.
Berbeda dengan pebisnis. Orang yang berbisnis akan memiliki rencana dan strategi bisnis yang detail, bahkan ia juga bisa memproyeksikan risiko yang mungkin harus dihadapi. Karenanya, ia juga punya manajemen risiko yang baik.
2. Cara memberikan servis
Seseorang yang berdagang biasanya memandang konsumen sebagai pihak yang akan memberinya uang. Karenanya, orientasi usahanya pun sebisa mungkin sebanyak-banyaknya memindahkan uang dari si konsumen ke dirinya. Karena mindset ini, maka sudah biasa bagi pedagang memiliki konsumen yang berbeda setiap harinya. Tidak ada pelanggan yang loyal.
Berbeda dengan pebisnis, yang biasanya menjalin hubungan yang baik dengan klien ataupun pelanggannya. Ia akan berpikir jangka panjang, dan mencari cara bagaimana agar si pelanggan menjadi pelanggan setianya. Di masa depan, ia berharap si pelanggan akan balik lagi terus, sehingga pelayanan terbaiklah yang menjadi poin utama bisnisnya.
3. Caranya mengelola keuangan
Orang yang berdagang tidak punya laporan keuangan yang detail. Hanya berdasarkan uang masuk (dari pembeli) dan uang keluar (untuk modal beli bahan dan stok), ia akan langsung mengambil selisihnya sebagai laba.
Di sinilah perbedaan berdagang dan berbisnis yang paling besar, karena seorang pebisnis akan memiliki laporan keuangan yang detail, dengan memperhitungkan berbagai hal yang memengaruhi bisnisnya.
Seseorang yang berdagang biasanya juga mencampuradukkan keuangan pribadi dengan bisnis. Tidak memiliki rekening terpisah, apalagi buku catatan pengeluaran yang tersendiri. Berbeda dengan pebisnis yang akan memisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadinya.
Karena memang kurang memiliki manajemen risiko yang baik, keuangan bisnis dan pribadi yang bercampur aduk nanti bisa menimbulkan masalah keuangan. Biasanya sih, hal ini juga kurang disadari oleh si pedagang, sampai akhirnya modalnya tergerus untuk kepentingan pribadi. Akibatnya, ya sudah bisa ditebak seperti apa kan?
Itulah 3 perbedaan berdagang dan berbisnis yang paling mendasar.
Bagaimana dengan kamu? Kamu sudah ada di posisi mana? Apakah masih berdagang, atau sudah berbisnis? Tak perlu dijawab, kamu sendiri yang tahu :)
Memang sekilas, maknanya tak jauh berbeda. Namun, kekurangpahaman akan makna sebenarnya dan ketidaktahuan tentang perbedaan berdagang dan berbisnis ini membuat banyak orang akhirnya terjebak. Niat awal pengin punya bisnis, tapi akhirnya stuck di berdagang.
Sebenarnya enggak masalah, cuma biasanya yang bersangkutan baru menyadari bahwa ada kesalahan, ketika usahanya tidak berkembang sampai bertahun-tahun. Kok gini-gini aja sih?
Nah makanya nih, jika kamu pengin naik kelas, ayo gabung di Financial Dialogue 05: Life & Money Dari Dagang Jadi Bisnis.
Menghadirkan berbagai pakar multidisiplin, mulai dari Ligwina Hananto – Lead Financial Trainer QM Financial dari perspektif finansial, Mo Sidik – Standup Comedian, Founder Ketawa Comedy Club, Online Seller, serta Kania A. Anggiani — Entrepreneur & Mom of 2 dari perspertif bisnis, dan William Budiman – Founder Aethra Learning Center, Positive Psycology Practitioner dari perspektif psikologis. Event ini akan diadakan di hari Sabtu, 28 November 2020, pukul 13.00 – 15.00 WIB via Webinar Zoom. Segera daftarkan dirimu untuk ikutan Financial Dialogue vol. 05 ini ya, supaya enggak kehabisan tempat! ya!
Menarik kan? Kita akan berdiskusi bareng tentang berdagang dan berbisnis sampai tuntas!
Biar kamu semakin tertarik dan ada gambaran Financial Dialogue ini seperti apa, coba tonton video recap Financial Dialogue 03 yang lalu berikut ini.
Pantengin terus media sosial QM Financial, supaya kamu enggak ketinggalan daftar ya! Informasi akan terus diupdate melalui akun-akun media sosial QM Financial, baik Instagram maupun Twitter.
Memulai Bisnis Kecil di Masa New Normal: 5 Hal yang Harus Disiapkan
Pemerintah telah menetapkan bahwa Indonesia sudah memasuki masa the new normal, demi bisa mengembalikan kegiatan ekonomi seperti semula. Lalu, bagaimana dengan kamu yang sudah memiliki cita-cita untuk memulai bisnis di tahun 2020, tetapi harus terhambat karena pandemi COVID-19? Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mulai membangun bisnis kecil yang sudah kamu idamkan?
Ya, kenapa enggak? Selalu ada waktu terbaik untuk memulai bisnis, termasuk sekarang: pasca pandemi. Hanya saja, memang perlu persiapan yang berbeda. Nah, kita bahas yuk! Kamu boleh menambahkan jika sekiranya ada hal yang terlewatkan di kolom komen nanti.
5 Persiapan untuk Memulai Bisnis Kecil Kamu di Masa New Normal
1. Buat rencana bisnis
Rencana bisnis adalah hal terpenting yang harus kamu buat saat hendak memulai bisnis, kapan pun, terlebih sekarang saat kamu akan membangun bisnis di masa new normal.
Mengapa? Karena kebiasaan orang (yang mungkin termasuk dalam target pasarmu) yang berubah.
Jadi, milikilah rencana dan strategi bisnis yang realistis, yang kemudian bisa kamu breakdown atau pecahkan dalam beberapa tahap.
Misalnya, kamu ingin mulai bisnis online jualan baju ala-ala Korea. Satu bulan ke depan, kamu targetkan untuk sudah punya beberapa saluran penjualan online, mulai dari membuat Instagram, membuat Facebook Page (supaya bisa jualan di marketplace-nya), dan buka lapak di beberapa platform marketplace yang paling ramai.
Dalam 3 bulan ke depan, semua lapak sudah harus aktif transaksi. Enam bulan lagi, sudah bisa bekerja sama dengan beberapa ecommerce besar di Indonesia. Satu tahun nanti, kamu sudah punya website ecommerce sendiri. Dan seterusnya.
Dengan rencana yang realistis, kamu akan bisa menentukan langkah-langkah pengembangan bisnis kecil ini dengan sistematis.
2. Survei pasar
Nah, ini juga adalah hal yang sangat penting untuk kamu lakukan. Temukan kebutuhan dan permasalahan orang-orang yang akan menjadi target pasarmu.
Jangan sampai, kamu buka bisnis yang tidak dibutuhkan pasar, karena bisnis pada dasarnya adalah “membantu” orang lain menemukan solusi atas permasalahan yang mereka alami atau rasakan.
Berbekal permasalahan pasar ini, maka berikutnya, kamu akan mudah untuk berinovasi dalam pengembangan produk, pun untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu rintis ini.
3. Go digital
Inilah yang dimaksud dengan perubahan perilaku pasar. Selama pandemi, sudah bisa dilihat, bahwa orang-orang lebih suka berbelanja secara online ketimbang offline dengan mengunjungi toko konvensional.
So, kamu harus bersiap pula dengan hal ini.
Belajar menggunakan berbagai perangkat teknologi yang bisa membantumu memasarkan produk yang kamu jual. Jangan lupa untuk sediakan juga layanan antar, dengan menggunakan fitur apa pun.
Banyak bisnis yang harus terhambat aktivitasnya, lantaran belum siap untuk berpindah ke platform digital loh.
4. Siapkan laporan keuangan
Yes, laporan keuangan, meski bisnismu adalah bisnis kecil, itu sangat penting untuk disiapkan sejak awal, karena inilah yang akan membedakan bahwa kamu sedang berbisnis, dan bukan sekadar berdagang.
Enggak ada yang salah dengan berdagang, karena bisa dibilang setiap bisnis kecil selalu berawal dari berdagang. Tetapi ternyata, tidak semua usaha dagang bisa berkembang menjadi bisnis yang mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang.
Dan, biasanya, yang membuat usaha dagang itu failed adalah laporan keuangan.
Dengan laporan keuangan yang rapi sejak awal, banyak hal bisa kamu dapatkan dan gunakan untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu bangun. Misalnya saja, untuk bisa mendapatkan suntikan modal dari investor, kamu harus bisa mengajukan laporan keuangan bisnis yang komprehensif pada mereka.
Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca artikel tentang berdagang versus berbisnis yang sudah ditautkan di atas.
5. Update, update, update!
Perubahan akan sering terjadi, seiring pemulihan ekonomi yang terjadi. So, sebagai pemilik bisnis kecil yang serius menggarap bisnisnya, kamu harus selalu update dengan perkembangan yang ada, supaya kamu pun bisa menyesuaikan model bisnismu sesuai kebutuhan pasar.
Menjadi pemilik bisnis kecil, berarti kamu mesti siap untuk bekerja keras dan terus berinovasi. Sudah terlalu banyak kasus bisnis gagal, hanya karena strategi bisnisnya tidak dikembangkan.
Sayang kan, sudah berusaha sejauh itu, tapi hanya karena kurang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, akhirnya ditinggalkan oleh pelanggannya. Pasti kamu juga tidak pengin bisnis yang dirintis akan berakhir seperti ini.
Nah, bagaimana? Sudah semakin besar niatmu untuk memulai bisnis kecil yang kamu idamkan di masa new normal ini?
Semoga bisnis kecil yang kamu bangun ini memberi kontribusi positif untuk negeri ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.