Mau Ikutan Beli Saham IPO? Supaya Enggak Zonk karena FOMO, Wajib Tahu Ini Dulu!
Perusahaan yang akrab banget dengan keseharianmu bakalan menawarkan saham perdananya di bursa efek? Wah, seru nih! Jangan sampai ketinggalan, untuk ikutan beli saham IPO!
Ya, belakangan emang lagi seru nih, obrolan beli saham IPO, karena beberapa perusahaan yang akrab banget di kalangan kita akhirnya menawarkan sahamnya untuk dibeli. Tapi, sebelum takut ketinggalan kereta punya saham IPO, ada baiknya berkenalan dengan proses IPO itu sendiri.
Apa Itu IPO?
IPO adalah Initial Public Offering, yaitu sebuah proses penawaran saham untuk yang pertama kalinya oleh sebuah perusahaan di bursa efek agar dapat dibeli oleh investor publik. Jadi, kalau boleh diibaratkan, ini semacam grand launching saham, supaya dibeli dan perusahaan pun bisa mendapatkan dana dari hasil pembelian saham ini.
Perusahaan yang sudah IPO saham selanjutnya akan berstatus perusahaan terbuka—biasanya ada keterangan Tbk di belakang nama perseroannya, dan disebut sebagai Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia.
Tapi, mengapa sebuah perusahaan harus IPO?
Well, nggak harus juga sih, karena semua kembali ke kebijakan masing-masing. Tetapi, ada beberapa keuntungan bagi perusahaan yang meluncurkan saham IPO-nya, di antaranya:
- Mendapatkan modal yang besar dari publik
- Karena besarnya modal yang bisa didapatkan, maka kesempatan untuk mengembangkan bisnis juga sangat besar. Beberapa perusahaan bahkan bisa membiayai ekspansi hingga ke luar negeri setelah menjual saham IPO.
- Perusahaan berstatus terbuka akan dianggap lebih bereputasi
- Perusahaan yang sudah menjual saham IPO mendapatkan potongan pajak sebesar 5%
- Pajak penjualan produknya juga akan lebih rendah
Nah, kalau dulu, tak semua orang bisa membeli saham IPO. Hanya mereka yang punya akses langsung ke bursalah yang bisa memesan saham perdana ini. Investor retail, atau publik, hanya dapat membeli setelah masuk ke pasar sekunder.
Namun, sekarang, semua dimungkinkan. Kamu, investor kecil, dengan modal beberapa juta bisa banget ikut membeli saham IPO. Mungkin itu juga yang jadi alasan, mengapa membeli saham IPO rasanya kekinian banget dan edgy, ya kan?
Risiko Membeli Saham IPO
Sayangnya, tak semua investor retail beruntung. Beberapa bahkan harus menerima kenyataan pahit. Saham IPO milik salah satu perusahaan teknologi atau rintisan justru anjlok menyedihkan setelah sempat ARA di saat IPO.
Ya begitulah, sebenarnya memang tak semua saham IPO itu legit untuk dibeli saat itu juga. Ada beberapa saham yang baiknya ditunggu dulu. Karena si emitennya sendiri kan juga pengin dapat modal yang sebanyak-banyaknya, sehingga kadang harga saham IPO jadi overvalued, atau berada di atas harga wajarnya.
Ini memang salah satu risiko beli saham yang baru perdana ditawarkan; belum ada historis harga, dan kadang masih terpengaruh oleh euforia akibat animo yang berlebihan. Sebenarnya ini sangat wajar, dan hampir selalu terjadi. Apalagi jika memang perusahaannya sudah sangat populer.
Tip Membeli Saham IPO
So, sudah tahu risikonya—yaitu yang berupa fluktuasi harga yang tajam di awal masa perdagangannya—maka kamu pun harus bisa mengelolanya juga. Namanya investasi, kan selalu datang sepaket dengan risiko, betul?
Adanya risiko ini seharusnya enggak lantas membuatmu mundur dari dunia investasi, ya kan? So, simak beberapa tip berikut kalau pengin membeli saham IPO.
Pahami perusahaannya
Menginvestasikan uang ke produk yang tak kamu pahami sama saja dengan berjudi. Termasuk ketika kamu membeli saham IPO tanpa mau menggali lebih dalam mengenai perusahaannya. Iya, sih, perusahaannya memang populer banget, tapi itu nggak menjamin kondisi di dalamnya sehat lo!
Cek sumber pendapatannya, bagaimana pertumbuhan labanya, apakah banyak utang, hingga cek prospeknya jauh ke depan, jika memang kamu berniat beli untuk investasi jangka panjang. Banyak perusahaan yang tak dapat bertahan karena tak mampu mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau sektornya teknologi.
Kamu bisa mencermati prospektus yang biasanya diberikan menjelang masa penawaran saham perdananya. Iya, biasanya yang namanya prospektus itu memang panjang, so, jangan malas ya.
Kenali keunggulan di antara perusahaan lain yang sejenis
Misalnya, yang sama-sama bergerak di sektor teknologi, apa yang menjadikan perusahaan yang kamu incar untuk beli saham IPO ini lebih menarik ketimbang saham perusahaan lainnya? Misalnya lagi, karena perusahaan ini punya backup investor tingkat dunia. Atau, punya ekosistem yang lengkap dan saling mendukung, lebih baik daripada kompetitornya.
Keunggulannya dibanding kompetitor ini akan menentukan daya saingnya di masa depan. Paten dan hak cipta merupakan beberapa hal yang bisa membuat sebuah perusahaan tak terkalahkan pasarnya.
Cari informasi, modal yang didapatkan mau dipakai untuk apa?
Informasi ini juga penting banget jika kamu hendak membeli saham IPO. Pastinya, kamu pengin menanam modal ke perusahaan yang mau menggunakannya untuk memperluas cakupan bisnis, ekspansi pasar, dan berbagai jenis perkembangan lainnya, bukan?
Alokasi modal oleh emiten ini bisa memberikan gambaran perusahaan tahu dan paham akan apa yang ingin dilakukannya. Meskipun, ya bisa saja sebagian kecilnya untuk melunasi utang. Asal nggak semua untuk bayar utang aja sih.
Cari tahu siapa saja yang ada di jajaran manajemennya
Tentu saja, seorang pemimpin perusahaan yang cerdas dan cakap akan bisa meyakinkan investor, bahwa ke depannya perusahaan akan bisa mendapatkan keuntungan dan bahkan berkembang lebih besar lagi.
Karena itu, siapa saja yang ada di balik perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli ini akan sangat penting.
Pertanyaannya gampang: Apakah kamu mengenal mereka? Apakah mereka sudah terkenal dengan tangan dingin untuk mengelola bisnis dengan baik?
Cari tahu juga mengenai pemegang saham terbesarnya; siapa saja dan bagaimana rekam jejak mereka? Berapa proporsi yang dipegang oleh masing-masing pemegang saham?
Tidak harus ikut beli pada perdagangan perdana
Sebenarnya, tidak ada yang mengharuskanmu untuk ikut membeli saham IPO di penawaran pertama kan? Jika memang kamu merasa tidak sesuai dengan tujuan keuangan maupun kebutuhan, atau mungkin kamu merasa portofoliomu sudah aman tanpa perlu tambahan koleksi saham, kamu tidak harus membelinya.
Semua kan kembali pada tujuan dan kebutuhan, serta kemampuan masing-masing.
Jika memang pengin memiliki saham tertentu, kamu bisa menunggu hingga momen harga sahamnya turun, sehingga memberimu kesempatan untuk membeli dengan harga rendah. Tapi, tentu saja, harus dilakukan dengan analisis yang benar. Pasalnya, ya harga rendah belum tentu akan kembali naik kalau memang fundamental perusahaannya kurang baik.
Faktanya, taktik menunggu saham anjlok setelah IPO ini dilakukan oleh Benjamin Graham lo, demi menghindari risiko harga saham yang melambung di masa-masa IPO. Sembari menunggu harga saham yang sesuai, kamu bisa mengamati pergerakan bisnis perusahaan yang IPO tersebut: apakah membaik atau justru menurun kinerjanya.
Nah, demikian hal-hal yang perlu kamu ketahui sebelum kamu ikut membeli saham IPO seperti investor lainnya. Mau IPO atau saham biasa, nilai fundamental perusahaan akan selalu menjadi tolok ukur, apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak.
Jangan hanya karena semua orang beli, lantas membuatmu FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Investasi Saham untuk Jangka Panjang yang Cocok untuk Pemula
Banyak orang makin penasaran bagaimana cara investasi saham yang paling oke, supaya bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Sayangnya, yang kayak gitu di dunia investasi saham itu … nggak ada.
Maaf, fakta memang menyakitkan. Tetapi, cara investasi saham yang bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat memang tak pernah ada. Yang ada adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan saham untuk mencapai tujuan keuangan, yang akan lebih optimal kalau jangka waktunya panjang.
Jadi, nggak bisa nih dapat keuntungan dari saham dalam jangka waktu pendek? Bisa, tapi bukan investasi. Namanya trading, dan ini akan butuh pengetahuan dan jam terbang yang lebih tinggi. Buat pemula, saran terbaik selalu investasi jangka panjang dengan saham. Mengapa? Karena risikonya yang relatif tinggi.
Lalu, gimana cara investasi saham agar menguntungkan di jangka waktu yang panjang? Mari kita lihat beberapa tips investasi saham yang menguntungkan, dan mulai dari pengertian saham itu sendiri.
Apa Itu Saham?
Saham adalah instrumen yang merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan yang kita dapatkan ketika kita melakukan penyertaan modal.
Ada beberapa jenis saham yang kita kenal, yaitu saham biasa dan saham preferen. Umumnya, yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah saham biasa. Harga saham berfluktuasi dari waktu ke waktu sesuai kondisi pasar. Banyak hal yang bisa memengaruhi harga saham, mulai dari faktor internal perusahaan dan bursa, hingga faktor eksternal mulai dari kondisi ekonomi makro, politik, dan lain sebagainya.
Di sinilah kemudian muncul risiko investasi saham, ketika kondisi fluktuatif ini terjadi, sehingga bisa saja seseorang mengalami kerugian kalau sampai ia tak punya strategi investasi yang tepat. Salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk menekan risiko ini adalah dengan berinvestasi saham dalam jangka panjang.
Bagaimana Cara Investasi Saham yang Terbaik untuk Pemula?
Beberapa langkah dalam cara investasi saham berikut ini lazim dilakukan oleh para investor yang memang berfokus pada pengembangan dana jangka panjang. Kamu juga bisa melakukannya.
1. Pilih sekuritas
Sekuritas adalah perusahaan tempat kamu bisa melakukan transaksis saham. Pasalnya, publik memang tidak bisa untuk langsung trading di bursa saham. Karena itu, harus melalui broker saham—dalam hal ini sekuritas.
Ada banyak sekali sekuritas yang hadir saat ini, dan mereka juga melengkapi layanan dengan aplikasi mobile yang praktis. Dengan demikian, siapa pun bisa membuka rekening, melakukan transaksi saham, dan mengelola portofolio dengan mudah, hanya dengan smartphone saja.
Syarat sekuritas yang baik adalah sebagai berikut:
- Terdaftar sebagai anggota bursa
- Bersih dari kasus-kasus bermasalah berat
- Setoran awal kecil, atau tidak ada batasan minimal
- Biaya transaksi kecil, sehingga tidak memberatkan
- Punya analis yang kompeten
- Aplikasinya mudah dioperasikan
- Syarat membuka rekening yang mudah, dengan proses verifikasi yang cepat
2. Buka rekening
Setelah memilih sekuritas yang sesuai, cara investasi saham berikutnya adalah membuka Rekening Dana Nasabah atau RDN, agar kamu bisa melakukan transaksi saham dengan mudah.
Siapkan dokumen yang diminta, biasanya adalah:
- Kartu identitas
- NPWP
- Foto bagian depan buku tabungan
- Kadang juga diperlukan selfie dan selfie sembari membawa identitas diri.
Jangan sampai ada yang terlewat, penuhi semua dokumen yang disyaratkan.
Setelah rekening aktif, kamu bisa langsung transfer sejumlah dana sebagai deposit untuk kemudian dipakai membeli saham.
3. Beli saham
Cara investasi saham berikutnya adalah membeli saham dari perusahaan yang baik yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.
Setiap saham memiliki valuasinya masing-masing, yang perlu kamu analisis untuk bisa memilih saham mana yang paling oke. Di aplikasi sekuritas, kadang ada banyak fitur yang bisa membantu kamu untuk memutuskan mau beli saham yang mana, mulai dari analisis harian, rekomendasi saham hari ini, sampai tersedia juga fitur robo advisor. Silakan kamu cermati dan pelajari, dan manfaatkan berbagai fitur ini untuk mengoptimalkan keuntungan.
Cara investasi saham terbaik untuk pemula adalah investasi jangka panjang. Untuk itu, kamu perlu mempelajari juga cara membaca laporan keuangan perusahaan yang sahamnya kamu incar. Pasalnya, dalam laporan keuangan inilah, rapor perusahaan akan terlihat—apakah layak untuk dibeli atau tidak, serta bagaimana potensi perkembangannya di masa depan.
Banyak yang menyarankan, untuk pemula, jenis saham yang cocok adalah saham blue chip. Namun, tentu saja, kamu harus melakukan riset dan analisismu sendiri mengenai hal ini. Jangan hanya sekadar mengikuti saja saran orang lain, apalagi mereka yang tak tahu kondisi dan kemampuan finansial kamu.
Do your own research!
4. Siapkan safety net
Karena risikonya yang tinggi, maka yang juga termasuk dalam cara investasi saham yang disarankan untuk pemula adalah menyiapkan financial safety net, alias jaring pengaman keuangan, yang terdiri atas asuransi dan dana darurat.
Keduanya sebaiknya sudah ada dulu sebelum kamu mulai berinvestasi saham. Pastinya sih, kita tidak ingin hal-hal yang tak diinginkan terjadi, tetapi ya, siapa yang bisa menjamin? Bisa jadi, di tengah perjalanan investasi, kita jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Jangan sampai progress investasi terganggu sehingga “mengancam” tercapainya tujuan keuangan, hanya karena kita sakit dan dananya dipakai untuk menutup biaya rumah sakit.
Jadi, siapkan asuransi yang sesuai dengan kebutuhan—mulailah dengan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Selanjutnya, kamu bisa melengkapinya lagi sesuai kondisi. Juga, jangan lupa bangun dana darurat setidaknya 3 kali pengeluaran rutin per bulan.
5. Pantau dan review
Meski cara investasi saham kita adalah jangka panjang, tetapi wajib untuk terus dipantau dan dilakukan review secara berkala.
Mengapa? Hal ini penting agar kita tahu bagaimana perkembangannya, apakah sudah sesuai dengan rencana keuangan yang kita buat ataukah perlu dilakukan penyesuaian lantaran perkembangannya tidak seoptimal yang diharapkan.
Nah, itu dia cara investasi saham yang paling oke dan bisa dicoba oleh kamu yang masih pemula di dunia investasi. Sederhana kan? Yang penting memang, kudu sabar dan jangan emosian, apalagi kalau lihat berita ini itu terkait emiten atau perusahaan tertentu. Jangan buru-buru langsung beli atau jual karena panik atau sekadar FOMO.
Kembalilah ke tujuan keuangan kamu, apakah dengan membeli atau menjual sahamnya akan dapat membantumu untuk lebih cepat mencapai tujuan? Jika ya, maka tak ada yang melarangmu untuk membeli atau menjual saham yang bersangkutan. Tetapi, jika tidak, kamu perlu melakukan analisis lebih dalam lagi.
Semoga bisa membantu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham: Pengertian, Keuntungan, Risiko, dan 5 Tip Terbaiknya
Investasi saham merupakan salah satu jenis instrumen yang paling banyak diminati berbagai kalangan. Mulai dari anak muda hingga orang-orang tua, semua pengin berinvestasi saham. Sayangnya, banyak yang mengaku nggak punya waktu untuk belajar investasi dulu.
Nah, ini nih. Maunya dapat cuan, tapi cara investasi yang dilakukan kurang bener. Cuma ikut-ikutan atau FOMO. Jadilah, rugi.
Padahal ya, saham adalah salah satu instrumen yang legit banget buat bantu kita wujudkan tujuan keuangan, terutama jangka panjang. Pasalnya, pertumbuhan saham dalam jangka waktu panjang, secara historis, itu memang menguntungkan banget loh. Belum lagi ada elemen compound interest.
Tertarik untuk investasi saham? Yuk, belajar dulu! Setidaknya, kemudian kamu akan dapat mengambil tanggung jawab terhadap keputusan investasimu sendiri, enggak sekadar ikut-ikutan. Simak hal-hal yang perlu kamu ketahui berikut ini.
Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah penanaman modal berbentuk penyetaraan sejumlah dana yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha. Nantinya, melalui instrumen tersebut, investor otomatis memiliki klaim dari aset dan penghasilan perusahaan, serta berhak menghadiri rapat RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Sebagai investor, kamu bisa membeli dan menjual saham melalui perantaraan perusahaan sekuritas atau broker saham. Laba menjadi keuntungan yang akan diperoleh untuk pemegang investasi saham. Laba tersebut adalah laba atas modal awal yang disetorkan beserta peningkatan ekonomi bisnis. Maka, kinerja perusahaan yang baik akan sangat memengaruhi untung rugi.
Perbedaan Investasi Saham dan Trading Saham
Meskipun sama-sama melakukan transaksi saham, investasi dan trading saham berbeda. Perbedaannya terletak pada beberapa hal.
Yang pertama, jangka waktunya. Trading saham biasa dilakukan jika seseorang ingin mendapatkan untung dalamm waktu yang lebih pendek. Cara investasi saham biasanya akan memiliki horizon waktu yang lebih panjang.
Karena horizonnya berbeda, maka strateginya pun berbeda. Perlakuan dan pengamatan terhadap pasar juga berbeda.
Pada investasi saham, investor akan mendapatkan fasilitas seperti dividen, dan juga hak pemecahan saham. Trader saham bisa jadi tidak akan “sempat” mendapatkan dividen, karena rata-rata dari mereka hanya memegang saham dalam waktu yang singkat dengan mengejar keuntungan berupa capital gain, sedangkan dividen biasanya dibagikan setahun satu kali saja.
Buat kamu yang masih pemula, strategi investasi saham dalam jangka panjang akan lebih sesuai. Apalagi jika kamu sudah menetapkan tujuan keuangan, yang lebih dari 10 tahun. Saham bisa jadi instrumen yang paling pas.
Bagaimana Cara Kerja Investasi Saham?
Investasi saham yang punya risiko yang terbilang cukup tinggi ini sejalan dengan besar keuntungan yang didapatkan apabila berhasil. Sebab itu,untuk meminimalkan kerugian, adalah penting untuk mengetahui cara kerja instrumen ini.
Saat kamu memutuskan untuk investasi saham, maka kamu menjadi pemilik dari sebagian perusahaan yang kamu beli sahamnya. Contohnya, jika ada 10 ribu lembar saham terbuka untuk publik, dan kamu memiliki seribu lembar di antaranya, artinya kamu menjadi pemilik 10% saham dari perusahaan tersebut. Dana yang didapatkan dari penawaran saham kepada publik akan dipakai oleh perusahaan untuk mengelola bisnis.
Apa Tujuan Investasi Saham?
Setiap orang biasanya memiliki tujuan investasi yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya tujuan investasi, yaitu:
- Menyiapkan dana untuk tujuan keuangan tertentu
- Mengembangkan aset
- Membangun sumber passive income
- Rencana waris
- Dan sebagainya
Kamu sendiri, pasti juga memiliki tujuan investasimu sendiri. Tujuan investasi sangat penting untuk dimiliki sejak kamu berniat untuk mulai investasi. Dengan demikian, aktivitas investasi kamu tertarget, dan kamu pun bisa lebih konsisten melakukannya.
Jenis-Jenis Investasi Saham yang Perlu Diketahui
Ada beberapa sektor bisnis yang biasanya dijadikan sebagai ketagori investasi. Sampai dengan saat ini, setidaknya tercatat 711 perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang datang dari berbagai sektor.
Secara umum, sektor bisnis ini terbagi menjadi 9, yaitu:
- Finance
- Mining
- Property and real estate
- Agrikultur
- Consumer goods industry
- Trade, service, and investment
- Miscellaneous industry
- Chemical and Basic Industry
- Infrastructure, utility and transportation
Sektor mana yang paling berpotensi menguntungkan? Nah, di sinilah kamu perlu untuk melakukan analisis. Meliputi bagaimana kondisi industri saat ini, bagaimana perkembangan ke depannya, apakah ada kebijakan pemerintah yang mendukung, tantangan terbesar apa yang harus dihadapi, dan seterusnya. Hal-hal inilah yang nantinya akan memengaruhi perkembangan nilai saham emiten yang bergerak di sektor industri yang kamu minati.
Selain berdasarkan sektor bisnis, snvestasi saham juga dibagi lagi menjadi dua kategori menurut karakteristik pemiliknya, yaitu biasa dan preferen. Jika saham biasa, kamu akan memegang kepemilikan dari perusahaan yang telah dinyatakan dalam lembaran surat berharga. Sedangkan investasi saham preferen yaitu pemegangnya diberikan kedudukan prioritas dalam pembagian dividen dan berkesempatan untuk mendapatkan hak terkait penentuan kebijakan perusahaan tersebut.
Keuntungan Investasi Saham
Sudah beberapa kali disinggung sebelumnya, bahwa nvestasi saham memiliki return yang terbilang tinggi. Keuntungan saham umumnya didapat dari:
- Dividen saham, yaitu keuntungan yang didapatkan investor atas pembagian dividen sesuai dengan banyaknya modal yang ditanamkan, atau kepemilikan saham.
- Capital gain, yaitu keuntungan yang didapatkan selisih antara harga jual dengan harga beli. Semakin banyak dana yang diinvestasikan, semakin besar pula potensi capital gain yang didapatkan.
Risiko Investasi Saham
Di balik keuntungan besar yang diberikan pada investasi saham, ada risiko tinggi di baliknya yang harus dikelola. Salah satunya adalah kerugian yang pergerakannya sangat fluktuatif, membuat harga jualnya bisa anjlok sewaktu-waktu. Kalau kamu menjual saham dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya, maka risiko pasar yang disebut dengan capital loss ini akan kamu alami.
Risiko lainnya, jika perusahaan bangkrut berdasarkan putusan pengadilan, itu artinya harus dilikuidasi. Jika terjadi, biasanya pemegang saham hanya akan mendapatkan sisa harta dari perusahaan setelah semua kewajiban ditunaikan oleh perusahaan kepada para stakeholder lain, kecuali jika memang kreditur preferen.
Terakhir, investasi saham bisa mengalami delisting. Delisting merupakan kondisi ketika harus dihapus dari bursa saham oleh BEI.
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan, jika kamu memang ingin berinvestasi pada instrumen ini:
- Lakukan analisis terhadap perusahaan penerbit sahamnya, jangan malas untuk baca juga laporan keuangannya.
- Investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan kemampuanmu, sehingga nantinya jika untung ya kamu nikmati sendiri, jika rugi pun tanggung jawabnya ada padamu sendiri juga.
- Kelola keuanganmu agar tetap sehat, sehingga investasi juga lancar
- Pilih sekuritas yang tepercaya, legal, dan diawasi oleh OJK. Beli saham secara online saja, supaya lebih praktis.
- Diversifikasikan sesuai kemampuan dan profil risikomu.
Nah, itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui jika tertarik terjun dalam dunia investasi saham. Investasi saham ini memang sangat menjanjikan dengan memberikan return yang tinggi. Tapi bisa sangat merugikan jika tidak disertai pengetahuan yang cukup.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jam Bursa Saham di Tahun 2022, Berikut Strategi Terbaik Jual Beli Saham
Sudah mulai masuk ke dunia saham tapi masih bingung, kapan ya waktu jual beli saham terbaik dan menguntungkan? Yap, jam bursa saham ini memang merupakan hal dasar yang wajib diketahui investor dan trader saham. Kamu juga wajib tahu, apalagi buat kamu yang memang belum pernah bertransaksi saham di bursa.
Yes, sebagai investor tentunya kamu harus tahu peraturan dan informasi mendasar yang berlaku dalam dunia saham. Pasalnya, transaksi jual beli saham memang harus berdasarkan waktu yang ditentukan. Mau transaksi saham di luar jam bursa saham yang berlaku? Ya, enggak akan bisa. Semacam kita mau ke teller bank, tapi ke banknya pukul 20.00. Ya, tutup dong. Tapi kan, transaksi saham bisa online? Internet banking kan tetap bisa walaupun sudah malam pun? Ya, sistemnya beda, karena transaksi saham akan berpedoman pada harga pasar real time yang fluktuatif. Selain itu, transaksi dalam bursa juga harus di bawah pengawasan mereka yang berwewenang untuk berbagai kebijakan.
Apa Itu Jam Bursa Saham?
So, jam bursa saham adalah waktu yang ditentukan oleh lembaga pengawas untuk melakukan aktivitas transaksi jual beli saham bagi para investor dan trader, yang mencakup penawaran jual maupun permintaan beli saham. Waktu standarnya sih disesuaikan dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Jam bursa saham terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu jam perdagangan pasar reguler, jam perdagangan pasar tunai, dan jam perdagangan negosiasi. FYI, jam bursa saham ini bisa berubah ya, mengikuti situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Contohnya selama masa pandemi COVID-19 dan masa PPKM, ketika jam bursa saham juga berubah, meski hanya dikurangi beberapa menit.
Jam Bursa Saham di Tahun 2022
Dilansir IDX, jam bursa saham di tahun 2022 ini masih mengikuti Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00031/BEI/03-2020 tentang Perubahan Waktu Perdagangan atas Transaksi Bursa. Jam perdagangan ini berlaku setiap Hari Bursa dengan pedoman dari JATS.
Jam Perdagangan Pasar Reguler (Senin-Jumat)
- Sesi 1: Pukul 09.00 – 11.30
- Sesi 2: Pukul 13.30 – 14.49
Jam Perdagangan Pasar Tunai (Senin-Jumat)
- Sesi 1: Pukul 09.00 – 11.30
Jam Perdagangan Pasar Negosiasi (Senin-Jumat)
- Sesi 1: Pukul 09.00 s/d 11.30
- Sesi 2: Pukul 13.30 s/d 15.30
Namun, seperti yang sudah sempat disebutkan di atas, jam bursa saham yang sudah ditetapkan tersebut bisa berubah seiring keputusan dari lembaga-lembaga pengawas, yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Dikutip dari CNBC, Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan akan ada perubahan jam perdagangan yang berubah ke jam normal sebelum pandemi, yaitu hingga pukul 16.00 WIB, jika memang memungkinkan.
Meski saat ini yang berlaku masih hingga pukul 15.00 WIB, namun BEI memastikan akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kemungkinan perubahan jam perdagangan di bursa ini.
So, pantengin saja update-nya di akun media sosial IDX ya.
Terkait Jam Bursa Saham, Kapan Waktu Terbaik Jual Beli Saham?
Lalu, kalau sudah tahu jam bursa saham, pertanyaan selanjutnya akan muncul: apakah ada waktu terbaik untuk beli dan jual saham?
Ada yang bilang, bahwa periode terbaik untuk membeli saham adalah di bulan Mei, Agustus, November, dan Februari. Pasalnya, di bulan-bulan tersebutlah waktunya perusahaan merilis laporan keuangan kuartalan, dan hal itu bisa digunakan untuk pertimbangan kamu dalam pembelian saham.
Selain itu, meski tidak pernah bisa dipastikan, tetapi ada kecenderungan-kecenderungan tertentu yang terjadi dalam pasar saham, terkait waktu terbaik untuk bertransaksi. Ya, terutama sih ini bakalan cukup signifikan kalau kamu seorang trader.
Pagi hari
Pasar masih relatif volatil, yang diakibatkan oleh banyaknya order yang dilakukan oleh trader sehingga banyak pula terjadi penyesuaian harga. Nah, kondisi ini biasanya dimanfaatkan oleh para trader yang ingin memanfaatkan fluktuasi untuk mendapatkan keuntungan kilat.
Siang hari
Jelang istirahat jam bursa saham, fluktuasi harga tidak akan setinggi pagi ataupun sore. Kebanyakan trader memilih wait and see. Meski demikian, ada juga yang memanfaatkannya untuk menjual saham, kalau memang sudah melampaui target harga yang ditetapkan.
Sore hari
Sore biasanya menjadi momen ketika harga saham akan bergerak volatil lagi. Bisa jadi naik, karena para bandar ramai-ramai mengangkat harga saham pilihan mereka. Tetapi bisa juga para bandar ini melakukan aksi marking the close dengan menjual saham secara besar-besaran, setelah dirasa keuntungan sudah cukup. Hal ini sudah pasti akan menyebabkan harga saham jatuh di penghujung jam bursa saham.
Buat investor jangka panjang, apakah waktu-waktu kecenderungan di atas penting untuk dipertimbangkan? Tidak selalu, karena time frame investor jangka panjang adalah lebih dari 5 tahun, bahkan 10 tahun. Mau jual atau beli saham di pagi, siang, atau sore hari, tidak jadi masalah, karena fokusnya adalah tujuan keuangan, kebutuhan dan kemampuan pribadi masing-masing.
Tip Jitu Menentukan Waktu Membeli Saham
Nah, berikut ini beberapa tip dan cara untuk menentukan waktu pembelian saham yang tepat, untuk kamu para investor jangka panjang.
1. Beli Saham di Tiap Kuartal
Pertimbangan pertama untuk membeli saham yaitu setiap kuartal atau 3 bulan sekali, artinya kamu bisa membeli saham 4 kali dalam setahun. Di waktu-waktu tertentu, kamu bisa membeli saham jika ada yang murah dengan fundamental yang baik.
Jangan lupa untuk melakukan riset dan analisis ya, berdasarkan tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu sendiri.
2. Perusahaan Incaran dalam Kondisi Bagus
Sebelum membeli saham, tentunya kamu telah memastikan dan melakukan analisis fundamental sederhana terkait kondisi perusahaan incaran kamu. Kamu bisa menganalisis dari berbagai berita terkait perusahaan tersebut.
Apakah perusahaan incaran kamu memiliki perkembangan yang sehat atau sebaliknya? Apakah perusahaan tersebut saat ini tengah untung atau justru rugi? Pastikan kamu mempelajari rencana bisnis perusahaan mulai dari ekspansi, akuisisi perusahaan lain, hingga penyusutan dalam bisnis.
3. Beli Saham di Tengah Sentimen Negatif
Akan selalu ada naik dan turun di saham perusahaan. Sebaik apa pun fundamental saham perusahaan tersebut, tetap masih ada kemungkinan kena sentimen negatif yang membuat harganya anjlok ke harga terendah.
Jika kamu pengin memanfaatkan diskon saham seperti ini, boleh saja. Asal pastikan kamu sudah punya semua data dan lakukan analisis mendalam hingga yakin bahwa memang fundamentalnya bagus. Jangan lupa untuk melakukan manajemen risiko lainnya juga ya.
Loh, anjlok kok malah dibeli?
Ingat, hal ini hanya bisa kamu lakukan pada saham yang memang awalnya memiliki reputasi bagus dan prospek yang cerah. Saham yang tiba-tiba anjlok padahal fundamentalnya bagus, umumnya tak perlu menunggu lama untuk harga saham tersebut merangkak naik lagi, karena biasanya “hanya” diterpa oleh isu miring yang bisa jadi sebenarnya tak memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Nah, kesimpulannya jam bursa saham ini memang bisa menentukan waktu-waktu ketika kamu bisa mendapatkan keuntungan, tetapi juga bukan hal yang wajib dijadikan patokan. Apalagi jika kamu memang berinvestasi saham untuk jangka panjang. Akan lebih baik jika kamu fokus pada tujuan keuangan, dan lakukan sesuai rencana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Harga Saham Terbentuk, dan Apa yang Memengaruhinya?
Harga saham tentunya jadi unsur paling penting yang akan jadi pertimbangan untuk mengambil keputusan pembelian atau penjualan saham. Karena dalam harga saham inilah, perkembangan investasi kita akan bisa dinilai berkembang atau tidak.
Nah, kali ini kita akan membahas naik dan turunnya harga saham yang cukup menjadi misteri. Bukan rahasia lagi kalau salah satu yang menarik dari investasi saham adalah pergerakan harga naik maupun turun, dan hampir tidak berhenti berfluktuasi.
Tapi apa yang membuat harga saham terbentuk? Apa saja faktor-faktor yang menentukan harga salah satu surat berharga ini, terutama di pasar modal Indonesia? Cus, simak penjelasannya!
Bagaimana Harga Saham Terbentuk?
Konsepnya sama dengan pembentukan harga barang di pasar konvensional. Ya, jadi harga saham pun bergantung pada supply and demand, atau permintaan dan penawaran. Artinya, harga akan naik ketika banyak pembeli (permintaan) daripada penjual (penawaran). Sebaliknya, harga akan jatuh ketika ada lebih banyak penjual daripada pembeli.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dari laman resmi websitenya sendiri juga menyebutkan bahwa adanya permintaan dan penawaran memang menjadi alasan terbentuknya harga saham. Tentunya banyak faktor lain lagi yang memengaruhi keduanya, salah satunya adalah kinerja perusahaan dan industri yang digeluti perusahaan tersebut.
Sementara itu, ada juga faktor makro yang memengaruhi penawaran dan permintaan, yaitu tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor nonekonomi, misalnya kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Jadi semakin jelas jika dianalogikan ketika penjual dan pembeli bertemu dalam sistem kemudian keduanya akan membentuk papan harga. Setelah terbentuk, transaksi jual beli saham akan terjadi, dan muncullah keuntungan yang bisa diperoleh dari saham, yaitu capital gain.
Keuntungan yang Diperoleh dari Terbentuknya Harga Saham
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder yang terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Investor dapat membeli dan segera menjual saham, kemudian keuntungannya didapatkan dari selisih antara harga beli dan harga jual.
Namun, perlu kamu ketahui saham juga memiliki risiko seperti capital loss dan risiko likuiditas. BEI menjelaskan, capital loss bisa terjadi ketika investor menjual saham perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari harga beli.
Risiko likuidasi yang dapat terjadi jika perusahaan yang kamu beli sahamnya dinyatakan bangkrut atau dibubarkan oleh pengadilan. Namun, selama masih ada sisa dari hasil penjualan perusahaan tersebut, maka dapat dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional.
Perlu kamu ketahui juga, bahwa ada bentuk keuntungan lain dari saham yang juga bisa didapatkan oleh investor, yaitu dividen atau pembagian keuntungan bisnis perusahaan. Nantinya, pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu panjang, yang akan diberikan langsung oleh perusahaan saat pembagian keuntungan bersama pemegang saham lainnya.
Faktor Apa yang Memengaruhi Harga Saham?
Berikut ini beberapa faktor ekonomi dan nonekonomi yang memengaruhi penawaran dan permintaan saham.
Berita dan kinerja perusahaan
Faktor nonekonomi yang pertama dapat dilihat dari kondisi spesifik perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti:
- Isu tentang pendapatan dan laba, dan perkiraan penghasilan di masa mendatang
- Pengumuman dividen
- Pengenalan produk baru atau penarikan kembali produk
- PHK karyawan
- Pengambilalihan atau merger yang diantisipasi
- Perubahan manajemen
- Kesalahan atau skandal akuntansi
Kinerja industri
Sering kali, harga saham perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama akan bergerak beriringan satu sama lain. Ini karena kondisi pasar pada umumnya memengaruhi perusahaan dalam satu industri dengan cara yang sama juga. Namun terkadang bisa juga terjadi, harga saham suatu perusahaan diuntungkan oleh berita buruk yang terjadi pada pesaingnya.
Sentimen investor
Sentimen atau kepercayaan investor dapat menyebabkan pasar naik atau turun, yang dapat menyebabkan harga saham juga naik atau turun. Arah umum yang diambil pasar saham dapat memengaruhi nilai saham:
- Bull Market – pasar saham yang kuat ketika harga naik dan kepercayaan investor tumbuh. Ini sering dikaitkan dengan pemulihan ekonomi atau ledakan ekonomi, serta optimisme investor.
- Bear Market – pasar yang lemah ketika saham harga jatuh dan kepercayaan investor memudar. Ini sering terjadi ketika ekonomi dalam resesi dan pengangguran tinggi, yang diiringi dengan kenaikan harga.
Faktor-faktor ekonomi
Suku bunga
Bank dapat menaikkan atau menurunkan suku bunga untuk menstabilkan atau merangsang perekonomian. Hal ini dikenal sebagai kebijakan moneter.
Ini juga bisa memengaruhi harga saham loh. Jika sebuah perusahaan meminjam uang untuk memperluas dan meningkatkan bisnisnya, tingkat bunga yang lebih tinggi akan memengaruhi biaya utangnya. Pastinya, hal ini lantas dapat mengurangi keuntungan perusahaan dan dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
Akibatnya, harga saham pun bisa terkoreksi. Saat suku bunga tinggi, investasi yang membayar bunga cenderung lebih menarik bagi investor daripada saham.
Pandangan ekonomi
Jika ekonomi diprediksi akan bertumbuh, harga saham pun bisa naik. Investor mungkin membeli lebih banyak saham, lantaran mereka akan melihat keuntungan di masa depan dan harga saham yang lebih tinggi. Namun, jika prospek ekonomi tidak pasti, investor dapat mengurangi pembelian atau mulai menjual.
Inflasi
Inflasi berarti harga konsumen yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Hal ini sering memperlambat penjualan dan mengurangi keuntungan. Harga yang lebih tinggi juga akan sering menyebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
Misalnya, bank dapat menaikkan suku bunga untuk memperlambat inflasi. Perubahan tersebut akan cenderung menurunkan harga saham.
Deflasi
Penurunan harga cenderung berarti keuntungan yang lebih rendah bagi perusahaan dan penurunan kegiatan ekonomi. Harga saham mungkin turun, dan investor mungkin mulai menjual saham mereka dan beralih ke investasi pendapatan tetap seperti obligasi. Suku bunga dapat diturunkan untuk mendorong orang meminjam lebih banyak. Tujuannya adalah peningkatan belanja dan kegiatan ekonomi.
Guncangan ekonomi dan politik
Perubahan di seluruh dunia dapat memengaruhi ekonomi dan harga saham. Misalnya, kenaikan biaya energi dapat menyebabkan penjualan yang lebih rendah, laba yang lebih rendah, dan harga saham yang lebih rendah. Tindakan terorisme juga dapat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan harga saham. Pandemi juga.
Perubahan kebijakan ekonomi
Jika ada pemerintahan baru berkuasa, maka bisa jadi akan ada kebijakan baru. Terkadang perubahan ini dapat dilihat baik untuk bisnis, tapi bisa juga tidak. Mereka dapat menyebabkan perubahan inflasi dan suku bunga, yang pada gilirannya dapat memengaruhi harga saham.
Jadi, sudah paham ya proses terbentuknya harga saham dan faktor-faktor yang memengaruhinya? Pastikan kamu mempelajari dunia saham lebih dalam sebelum terjun berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!