5 Kebiasaan Keuangan Baru di Masa-Masa Pandemi Covid-19
Kalau diamat-amati lagi, tak hanya rutinitas kita yang berubah selama masa kerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah ini. Tapi kita juga punya kebiasaan keuangan baru.
Iya nggak?
Rutinitas yang berubah, cara memenuhi kebutuhan berubah, kebiasaan keuangan pun berubah. Ada yang sudah merasakan perubahan ini? Ada yang sudah mengubah alokasi arus kas juga demi menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah ini? Bagus!
Berikut ada beberapa kebiasaan keuangan yang berubah selama masa pandemi Covid-19 berlangsung. Barangkali perubahan-perubahan ini juga terjadi padamu.
5 Kebiasaan Keuangan Baru yang Kita Lakukan di Masa Pandemi Covid-19
1. Belanja cashless
Demi meminimalkan diri memegang barang-barang yang dianggap bisa menjadi tempat “hinggap” virus korona–salah satunya uang kertas dan koin–kita pun jadi lebih sering belanja cashless. Baik itu gesek kartu atau dengan dompet digital.
Padahal kayak saya sendiri sebenarnya lebih nyaman belanja langsung dengan cash, karena ketika dompet menipis di situ udah langsung alerted aja kalau mesti ngerem. Ah, konvensional sekali memang.
Tapi di aplikasi-aplikasi fintech sih ada history untuk mencatat transaksi kan ya? Ini bisa jadi patokan untukmu mencatat pengeluaran dan membuat anggaran.
Hmmm. Jadi ingat. Sekarang siapa yang juga punya kebiasaan baru: suka ngelap tombol-tombol di ATM sebelum dipakai? *ngacung*
2. Belanja online
Ada juga nih kebiasaan keuangan baru; semakin sering belanja online. Tapi bukan belanja skincare, baju, atau buku (meski yang ini tetep sih, kalau ada sisa dan butuh).
Kemarin baru saja bikin list, daftar penjual atau pedagang sembako, sayur, buah, dan berbagai keperluan yang mau antar pesanan sampai di depan pintu. Cari yang dekat dengan rumah, supaya memudahkan. Sekalian ditandain juga, siapa yang terima cash, transfer, atau bisa via dompet digital.
Selain memudahkan kita belanja, cara ini juga bisa jadi salah satu cara kita untuk mendukung para pengusaha lokal supaya tetap survive di tengah masa pandemi. Saling menguntungkan, bukan?
3. Jadi lebih penuh perhitungan
Ada satu kebiasaan keuangan baru lagi nih, lantaran kondisi yang sulit dan apa-apa serba dibatasi. Yaitu penuh perhitungan.
Misalnya saja, mau keluar untuk belanja atau keperluan lain. Sekalian deh, dicari butuh apa lagi. Biar sekalinya keluar itu banyak urusan juga selesai. Contoh, mau keluar untuk belanja grocery, sekalian cari stok obat dan vitamin. Sekalian deh cek angin ban mobil dan aki kalau pas jadwalnya, lalu mampir ke toko stationery untuk menambah stok alat tulis anak-anak yang belajar di rumah.
Males ribet soalnya. Kan, kalau pulang ke rumah harus mandi sebagai salah satu SOP keamanan terhadap persebaran virus korona. Nggak boleh pegang anak dulu, atau taruh belanjaan di lemari pendingin dulu. Nggak ada praktis-praktisnya deh. Tambah ribet.
Jadi, kalau bisa, sekali keluar jalan, ya banyak hal diselesaikan. Habis itu tinggal di rumah aja.
4. Pos kesehatan jadi lebih prioritas
Siapa nih yang pos kesehatannya menjadi naik skala prioritasnya? Kayaknya berlaku buat semua orang sih.
Di rumah jadi punya persediaan vitamin, juga punya persediaan cairan disinfektan dan hand soap yang lebih banyak daripada biasanya. Hand soap yang biasanya dipakai sebulan enggak habis, sekarang jadi diisi ulang setiap 3 hari sekali.
Enggak salah kok. Kan pada dasarnya kita selalu harus beradaptasi dengan situasi dan kondisi. Asal enggak usah lebay juga.
Wajar, jika pos kesehatan menjadi prioritas utama sekarang. Malah bagus, kita diingatkan lagi kan untuk selalu menjaga kesehatan.
Enggak cuma vitamin, makanan bergizi, dan persediaan disinfektan yang harus aman, pastikan asuransi kesehatanmu juga aman ya.
5. Kebutuhan vs urgensi
Kebiasaan keuangan baru yang lain adalah bergesernya mindset akibat keterbatasan ruang gerak yang sekarang harus kita jalani. Sudah bukan lagi keinginan versus kebutuhan, tetapi bergeser menjadi kebutuhan versus urgensi.
Kalau dipikir, semua jadi hal penting soalnya. Ketika kita enggak bisa leluasa bepergian, belanja, atau bekerja–keuangan pun akhirnya terbatas bagi sebagian besar orang–maka di situ kita harus memprioritaskan hal-hal yang lebih penting. Tingkat urgensi menjadi salah satu penentu pertimbangan.
Dari kelima kebiasaan keuangan baru di atas, mana yang sudah kamu lakukan? Atau ada kebiasaan keuangan baru lain yang belum disebutkan? Boleh lengkapi di kolom komen ya!
Tetap semangat menjalani masa pandemi ini ya! This too shall pass. Mari kita tetap berharap yang baik-baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Tip Belanja Kebutuhan Hidup di Masa Pandemi
Wabah virus korona akhirnya memaksa kita–para makhluk sosial ini–menjadi harus diam di rumah. Kerja di rumah, belajar di rumah, ibadah di rumah, katanya. Tapi, ya kadang ada saja hal yang harus dilakukan keluar rumah. Termasuk untuk belanja kebutuhan hidup.
Rasa waswas seakan jadi teman sehari-hari. Sudah mulai ngerasa belum, kalau habis pergi keluar rumah, begitu sampai di rumah rasanya diri ini begitu kotor dan penuh berlumur dosa? #ehgimana
Ya tapi yang namanya belanja kebutuhan hidup itu harus dilakukan. So, belanja sajalah, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita tetap aman dari ancaman wabah virus korona ini.
5 Hal yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Belanja Kebutuhan Hidup Selama Masa Pandemi
1. Pastikan aman
Ada beberapa protokol yang bisa diikuti jika harus pergi keluar rumah untuk berbagai keperluan, termasuk untuk belanja kebutuhan hidup, yang sudah dirilis oleh BNPB. Silakan dicermati saja, dan semaksimal mungkin dipatuhi, demi kemaslahatan bersama.
Disclaimer: Pemilik masing-masing infografis sudah tertera pada gambar
Nah, sekiranya yang dijelaskan pada infografis di atas sudah cukup clear ya? Kita tinggal mematuhinya saja semaksimal mungkin.
2. Pakai e-cash
Di masa-masa seperti ini, akan lebih aman jika kamu bertransaksi dengan menggunakan e-money atau e-cash. So, yuk topup dompet digitalmu sebelum kamu berangkat untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan e-cash, kamu enggak perlu khawatir dengan virus-virus yang punya peluang untuk “singgah” di uang kertas maupun koin.
Hanya saja, memang di tempat tertentu, kita enggak bisa menggunakan nontunai untuk belanja. Mesti pakai tunai. Misalnya, kalau kamu belanja ke pasar tradisional atau ke warung tetangga. Ya, enggak apa. Siapkan saja uang secukupnya. Kalau perlu, sudah dimasukkan ke plastik sekalian.
Nggak usah berlebihan membawa uang. Bawalah senominal perkiraan jumlah belanjaan.
3. Prioritas kebutuhan primer
Di masa sekarang, kebutuhan hidup primer haruslah yang menjadi prioritas. Jadi, cermati, yang bisa ditunda, tunda saja dulu.
Kebutuhan pokok jelas yang mencakup kebutuhan pangan, dan ditambah kesehatan. So, sebelum mulai berangkat belanja kebutuhan hidup keluar rumah, catat apa saja yang kamu butuhkan. Sekarang sih enggak hanya kebutuhan vs keinginan lagi, tetapi sudah lebih mengerucut lagi: apa yang urgent?
Karena kamu butuh berhemat, pertimbangkan juga apakah kamu perlu menurunkan standar barang-barang yang biasanya kamu gunakan. Misalnya, tadinya selalu beli barang kualitas nomor satu, sekarang mungkin pilih saja yang kualitas di bawahnya.
Yang tadinya suka beli skincare impor, sekarang coba cari dulu merek produk lokal–kan sambil mendukung bisnis dalam negeri, ya kan? Penting loh, ini! Supaya ekonomi dalam negeri kita enggak stagnan-stagnan amat.
Begitu juga dengan buah dan sayur. Akan lebih baik jika kamu membeli hasil panen petani lokal.
4. No panic buying
Iya, ngapain coba stock piling? Seakan-akan enggak bisa keluar rumah selamanya lagi?
Enggak gitu juga kan? Kita tetap bisa kan, keluar rumah belanja kebutuhan hidup asalkan perhatikan rambu-rambu keamanannya. See point 1 di atas ya. Pokoknya patuhi saja.
Kalau kita panic buying, hal tersebut malah memperburuk keadaan lo. Stok habis, padahal pergerakan produksi juga sedang menurun. Efeknya akan berentetan dan bakalan nggak bagus juga buat negara.
So, keep calm. Percayalah, pasti akan ada jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari, tanpa stock piling.
5. Kalau bisa, belanja online aja
Sekarang semakin banyak gerai atau toko yang menyediakan layanan antar sampai di depan pintu. Kamu tinggal pesan saja sesuai ketentuan tokonya, ada yang via WhatsApp, ada yang via Instagram, atau mungkin di aplikasi smartphone, ojol, dan marketplace.
Tentunya, cara belanja kebutuhan hidup begini akan lebih praktis. Nah, nanti kalau menerima paket pembelian, lakukan saja beberapa tip berikut untuk memastikannya tetap aman sebelum kamu bawa masuk ke rumah atau gunakan:
- Jaga jarak, minta kurir/driver untuk meletakkan paket di depan pintu.
- Bersihkan paket dengan menyemprotkan cairan disinfektan, mengelapnya dengan tisu antiseptik beralkohol, atau mencucinya dengan air mengalir, tergantung pada bahan pembungkus paket.
- Jemur paket selama 15 – 30 menit di luar. Tentunya tergantung isi paketnya ya.
- Buka paket, keluarkan isinya, dan langsung buang pembungkusnya.
- Bersihkan barang yang ada di dalam paket (disemprot, dicuci, dilap, dsb).
- Cuci tangan setelah semua beres.
Nah, aman deh belanjanya. Ya kan?
Tetap #dirumahaja ya, Gaes! Sampai badai wabah ini berlalu. Semakin disiplin kita mau mematuhi anjuran pihak terkait (WHO, pemerintah, dan lain-lain), maka semakin cepat pula semua ini akan berakhir. Kita pun bisa kembali ke kehidupan normal kita yang menyenangkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.