Mencapai Keseimbangan Antara Menabung dan Gaya Hidup di Tahun 2025
Mengatur keuangan di tengah tren gaya hidup yang terus berubah itu memang bisa jadi tantangan tersendiri. Banyak orang pengin bisa menikmati hidup, tapi juga sekaligus pengin ngirit. Sayangnya, keinginan untuk mengikuti tren bisa jadi bablas. Jadi lupa deh menabung.
Ya, sebenarnya sih bukan berarti kudu pelit atau hidup serba terbatas. Hanya saja harus paham, bahwa seimbang adalah koentji.
Kita bisa memenuhi kebutuhan dan tetap menikmati hidup. Jadi, jangan sampai lupa sisihkan dana untuk tabungan dan investasi. Dengan langkah yang tepat, gaya hidup tetep bisa kok jalan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Table of Contents
Seimbangkan Menabung dengan Gaya Hidup
Menyeimbangkan kebutuhan finansial dengan gaya hidup sehari-hari itu butuh strategi yang tepat. Biar keuangan tetap sehat, penting untuk tahu kapan harus menahan diri dan kapan bisa menikmati hasil kerja keras.
Menabung memang wajib, tapi menikmati hidup juga penting supaya hidup enggak berat-berat amat. Berikut beberapa cara praktis buat menjaga keseimbangan itu tanpa harus merasa serba terbatas.
1. Gunakan Aturan 40/30/20/10 yang Fleksibel
Mengatur keuangan itu enggak harus ribet. Pakai saja aturan 40/30/20/10 ala QM Financial yang sederhana dan gampang diterapkan. Anggaran ini membantu memastikan kebutuhan terpenuhi, utang terkendali, gaya hidup tetap jalan, dan tabungan masa depan aman.
Pertama, alokasikan 40% dari penghasilan untuk kebutuhan utama. Ini termasuk bayar tagihan bulanan, belanja harian, transportasi, atau biaya lain yang wajib dikeluarkan. Intinya, uang ini dipakai buat kebutuhan dasar biar hidup tetap nyaman.
Kemudian, sisihkan 30% untuk cicilan utang. Kalau punya cicilan KPR, kredit kendaraan, atau kartu kredit, pastikan Enggak lebih dari batas ini. Kalau cicilan terlalu besar, coba kurangi pengeluaran lain supaya utang nggak membebani keuangan.
Selanjutnya, gunakan 20% untuk kebutuhan gaya hidup. Ini bagian buat senang-senang—nongkrong di kafe, nonton film, atau traveling. Tapi ingat, jangan sampai over budget ya. Sesuaikan dengan anggaran supaya nggak mengganggu kebutuhan lain.
Terakhir, sisihkan 10% untuk investasi. Investasi ini penting buat masa depan. Bisa mulai dari yang sederhana seperti emas, reksa dana, atau saham. Nggak harus besar, yang penting konsisten.
Kalau dapat bonus atau pemasukan tambahan, utamakan buat nambah tabungan atau dana darurat. Jangan buru-buru dipakai buat belanja. Dengan cara ini, keuangan lebih stabil dan tetap bisa menikmati hidup tanpa khawatir masa depan.
Baca juga: Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah
2. Prioritaskan Pengeluaran Berdasarkan Nilai
Nggak semua pengeluaran punya dampak yang sama. Fokuskan uang ke hal yang benar-benar bermanfaat atau bikin bahagia lebih lama. Misalnya, investasi kesehatan, kursus skill baru, atau pengalaman seperti traveling, biasanya lebih berkesan dibanding beli barang yang jarang dipakai.
Coba evaluasi pengeluaran rutin. Kalau ada yang nggak terlalu penting atau jarang digunakan mending dikurangi. Pengeluaran yang punya nilai jangka panjang bakal bikin hidup lebih nyaman tanpa perlu merasa boros. Jadi, pilih-pilih pengeluaran yang memang worth it ya.
3. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Realistis
Punya tujuan keuangan itu penting, tapi ingat, kudu sesuai kemampuan. Mulai dengan target menabung jangka pendek seperti dana darurat atau liburan, lalu lanjut ke target jangka panjang seperti beli rumah atau pensiun.
Sesuaikan target dengan pendapatan. Jangan memaksakan menabung besar kalau penghasilan pas-pasan. Yang penting konsisten, meskipun jumlahnya kecil. Lebih baik nabung sedikit tapi rutin daripada besar sekali lalu berhenti di tengah jalan.
Ingat, keuangan sehat itu soal proses, bukan paksaan.
4. Cari Hiburan yang Low-Cost
Seru-seruan nggak selalu harus mahal. Banyak hiburan low-cost yang tetap bikin happy tanpa bikin kantong bolong.
Coba ikut acara komunitas gratis seperti festival atau pameran lokal. Atau, kalau butuh refreshing, staycation di dalam kota juga oke—lebih hemat tapi tetap bisa recharge energi.
Bahkan hal simpel seperti masak sendiri di rumah bisa jadi aktivitas seru, apalagi kalau bareng keluarga atau teman. Yang penting, cari hiburan yang bikin senang tanpa bikin keuangan kacau.
5. Gunakan Sistem Amplop Digital
Biar keuangan lebih terkontrol, coba pakai sistem amplop digital. Caranya, pisahkan rekening untuk tabungan, kebutuhan sehari-hari, dan gaya hidup. Jadi, nggak bakal kecampur dan lebih mudah mengatur pengeluaran.
Sekarang banyak e-wallet atau fitur tabungan otomatis di bank yang bisa bantu bikin amplop digital ini. Setiap bulan, alokasikan uang ke “amplop” sesuai kebutuhan. Hasilnya? Keuangan jadi rapi dan nggak gampang kebobolan buat hal-hal nggak penting.
6. Pilih Hobi yang Produktif
Punya hobi itu penting, tapi bakal lebih bermanfaat kalau bisa sekalian ngasih nilai tambah. Misalnya, ikut kelas online gratis buat nambah skill atau bersepeda yang bikin badan sehat.
Kalau bisa, pilih hobi yang juga menghasilkan pendapatan tambahan, seperti fotografi, desain, atau jualan online. Jadi, selain buat refreshing, hobi juga bisa bantu keuangan lebih stabil.
7. Manfaatkan Promo dan Diskon dengan Bijak
Promo dan diskon itu menguntungkan kalau dipakai dengan cara yang tepat. Gunakan untuk kebutuhan rutin, seperti belanja bulanan, pulsa, atau perawatan kendaraan.
Tapi, jangan kalap hanya karena lihat harga miring. Kalau barangnya nggak benar-benar dibutuhkan, itu tetap pemborosan. Jadi, sebelum checkout, tanya dulu ke diri sendiri, “Butuh atau cuma tergoda aja nih?”
8. Sisihkan Dana Gaya Hidup dengan Kesadaran
Gaya hidup itu penting, tapi harus ada batasnya. Buat anggaran khusus setiap bulan untuk nongkrong, hiburan, atau belanja. Kalau udah dekat limit, tahan dulu pengeluaran dan tunda ke bulan depan. Biar nggak kalap, tetap enjoy, tapi keuangan juga nggak berantakan. Intinya: mindful!
9. Batasi Lifestyle Inflation
Pendapatan naik? Jangan buru-buru upgrade gaya hidup. Hindari langsung beli barang mahal atau sering nongkrong di tempat fancy hanya karena merasa punya uang lebih.
Lebih baik, prioritaskan tambahan penghasilan untuk tabungan dan investasi. Dengan begitu, kondisi keuangan makin kuat, dan nggak kebingungan kalau ada kebutuhan mendadak di masa depan. Nikmati kenaikan pendapatan dengan bijak, bukan sekadar untuk gaya-gayaan.
Baca juga: Tanggal Tua VS Tanggal Muda: Apa yang Perlu Dilakukan Supaya Semua Tanggal Jadi Baik?
Seimbang antara menabung dan menjaga gaya hidup itu bisa kok diusahakan. Bukan hal yang mustahil. Kuncinya ada di cara mengatur prioritas dan membuat keputusan finansial dengan lebih sadar.
Nikmati hidup secukupnya, tapi jangan lupa amankan masa depan. Dengan langkah yang tepat, keuangan tetap stabil tanpa harus mengorbankan kebahagiaan sehari-hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Mudah Dilakukan
Masih bingung bagaimana contoh perencanaan keuangan pribadi yang benar itu? Seperti apa?
Yes, perencanaan keuangan pribadi itu penting. In fact, setiap orang seharusnya punya perencanaan keuangan masing-masing. Pasalnya, dengan adanya perencanaan keuangan, kita jadi lebih mudah juga untuk merencanakan tujuan hidup kita. Mimpi-mimpi dan cita-cita juga mungkin banget diwujudkan dengan adanya perencanaan keuangan ini. Pokoknya, apa yang kayaknya enggak terjangkau, ternyata bisa direalisasikan dengan rencana keuangan.
Tool terbaik banget deh, buat kamu yang pengin hidup meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Bingung gimana bikinnya? Jangan. Dalam artikel kali ini, kita akan belajar bersama mengenai cara membuat sekaligus melihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang paling sederhana.
Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Untuk bisa membuat perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa komponen dan langkah yang perlu diperhatikan.
1. Tujuan keuangan
Tujuan keuangan harus ditentukan pertama kali, karena inilah nanti yang akan menjadi target rencana keuanganmu. Seperti yang biasa QM Financial tanyakan di setiap kesempatan, #TujuanLoApa?
So, mari kita lihat penerapannya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi.
Misalnya, sebut saja Mawar, seorang karyawan yang baru bekerja 1 tahun lamanya, mempunyai beberapa tujuan keuangan di antaranya: biaya menikah, beli rumah, dan beli mobil. Mawar berencana untuk menikah 3 tahun lagi, beli rumah 5 tahun lagi dengan KPR—yang berarti ia harus menyiapkan DP rumah, dan beli mobil secara cash 6 tahun lagi.
Setelah melakukan survei, dan diperhitungkan dengan Future Value dari inflasi rata-rata, maka Mawar pun membuat contoh perencanaan keuangan pribadi berikut ini untuk ke-3 tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan | Target nominal (Rp) | Jangka waktu | Tabungan per bulan (Rp) |
Biaya menikah | 100.000.000 | 3 tahun (36 bulan) | 2.778.000 |
DP rumah (target harga Rp500 juta) | 75.000.000 (15% harga rumah) | 5 tahun (60 bulan) | 1.250.000 |
Beli mobil | 200.000.000 | 6 tahun (72 bulan) | 2.778.000 |
4.028.000 |
Nah, kamu bisa mengganti tujuan dan angka sesuai keinginanmu ya.
2. Pemasukan
Mari kita selanjutnya cek pemasukan. Dengan begini, kita tahu seberapa sebenarnya kemampuan finansial kita, dan kemudian kalau memang kurang, kita harus melakukan apa.
Masih dengan contoh Mawar saja.
Mawar—sebagai karyawan entry level—mendapatkan gaji sebesar Rp5.5 juta. Sementara, selain bekerja di kantornya pada jam kerja, Mawar juga bekerja sambilan sebagai tutor les privat untuk anak-anak usia SD di malam hari dan weekend. Penghasilan sampingannya ini tidak tentu, tergantung berapa anak yang diajar. Jika dirata-rata, Mawar bisa mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 1.750.000 per bulan.
Dengan demikian, komposisi pemasukan Mawar dalam contoh perencanaan keuangan pribadi miliknya adalah seperti berikut ini.
Sumber penghasilan | Nominal (Rp) |
Gaji tetap | 5.000.000 |
Penghasilan tambahan (rata-rata) | 1.750.000 |
Total | 6.750.000 |
Buat rencana
Dari tujuan yang sudah ditentukan dan melihat sumber penghasilan, Mawar lantas memutuskan untuk menggunakan gaji tetapnya sebagai sumber dana tujuan keuangannya, dan menggunakan sisa dari gaji tetap tersebut ditambah dengan penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk kebutuhan rutin = (5.000.000 – 4.028.000) + 1.750.000
= 972.000 + 1.750.000
= 2.722.000
Untuk saat ini, kebetulan Mawar masih tinggal di rumah orang tua, belum ada utang apa pun, dan bukan merupakan sandwich generation. Untuk mengatur cash flow, Mawar membagi pos pengeluarannya menjadi 60% kebutuhan rutin (makan, minum, pulsa, transportasi, skincare, dan lain sebagainya), 20% lifestyle (jajan, beli buku, dan sebagainya), dan 10% tabungan dana darurat.
Dengan demikian, skema anggaran dalam contoh perencanaan keuangan pribadi Mawar adalah sebagai berikut.
Rutin | Rp1.633.200 |
Lifestyle | Rp544.400 |
Dana darurat | Rp272.200 |
Di sini, kamu juga bisa mengubah komponennya sesuai kebutuhanmu ya.
Jika ternyata besar pasak daripada tiang, maka kamu bisa mengatasinya dengan:
- Mengatur dan menekan lagi pengeluaranmu, berhemat, dan menyusun prioritas lagi
- Menurunkan target tujuan keuangan. Misalnya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, biaya menikah mungkin tidak harus Rp100 juta. Bikin private party saja, undangan diundang secara virtual. Dan berbagai opsi lain.
- Menambah penghasilan
Lengkapi Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Investasi
Dalam membuat rencana keuangan, kita perlu mengusahakan agar tujuan bisa tercapai lebih cepat. Ya pastinya juga dengan memperhitungkan kemampuan ya.
Semakin cepat tercapai, maka kita bisa semakin berkurang bebannya. Kamu bisa lihat kan, bahwa tujuan keuangan Mawar saat ini baru sampai ke beli mobil. Belum mempersiapkan dana pendidikan anak, belum juga dana pensiun. Nah, masih banyak PR deh. So, semakin cepat tercapai, maka lebih cepat pula kita bisa membuat rencana keuangan lagi untuk tujuan yang lainnya.
Misalnya, untuk beli mobil 6 tahun lagi, Mawar memanfaatkan instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah. Untuk instrumen dengan imbal sebesar 8% seperti reksa dana pendapatan tetap, maka dalam 6 tahun, Mawar berpeluang mendapatkan total Rp261.832.971. Ini cukup banget kan, untuk membeli mobil dengan target Rp200 juta seperti yang direncanakan?
Sementara, jika Mawar “hanya” mengandalkan tabungan biasa sebesar Rp2.778.000 per bulan, setelah 6 tahun—jika bisa disiplin dan konsisten, Mawar akan mendapatkan Rp200.016.000. Wah, ini nanti belum termasuk biaya administrasi ini itu, atau jika ia juga pengin memodifikasi mobil barunya, ya bisa-bisa harus merogoh tabungan lagi.
Nah, namun harus ingat ya, bahwa setiap investasi akan datang bersama risiko. Untuk instrumen jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap, risikonya memang tak setinggi saham, tetapi lebih tinggi daripada deposito, tabungan berjangka, ataupun jenis instrumen jangka pendek lainnya. Tetapi, untuk memastikan tujuan keuangan tercapai dengan baik, kita memang perlu menyesuaikannya. So, risiko harus dikelola dengan baik.
Demikian contoh perencanaan keuangan pribadi paling sederhana yang bisa kamu lihat. Boleh lo, kalau mau disontek. Sesuaikan jenis kebutuhannya dan juga besarnya nominal dengan kondisi masing-masing.
Mau belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Ciri Keuangan Sehat yang Pasti Bisa Dicapai oleh Semua Orang
Setiap orang pasti pengin sehat. Enggak hanya soal tubuh fisik yang sehat, pun mentalnya, tetapi pasti juga pengin punya keuangan sehat. Betul?
Punya keuangan yang sehat itu sebenarnya simpel kok. Justru malah lebih rumit kalau kita ‘pengin kaya’. Tapi, kebanyakan sih yang terakhir yang menjadi target kebanyakan orang. Well, kamu enggak perlu jadi kaya kok untuk punya keuangan sehat.
Berikut beberapa ciri keuangan sehat, yang sebenarnya simpel banget bahkan mungkin kamu sudah menuju ke arah yang sama sekarang ini. Tinggal dilanjutin aja.
7 Ciri Keuangan Sehat
1. Punya pemasukan dan pengeluaran yang lancar, terukur, dan rasionya positif
Bisa jadi setiap orang memang punya pemasukan dan pengeluaran. Wajar, tetapi belum tentu kondisinya sehat.
Ciri keuangan sehat adalah ketika pemasukan dan pengeluaran lancar, dan rasionya positif, dalam artian pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Arus kas ini juga terukur dan tercatat dengan baik, sehingga bisa terlihat dengan jelas pergerakannya.
Ketika arus kasnya negatif, ini berarti pengeluaran lebih banyak daripada uang yang masuk. Artinya, ada yang salah dengan pengelolaannya. Apalagi jika sampai tabungan juga tergerus akibat dari negatifnya arus kas ini, berarti kamu harus segera melakukan sesuatu untuk mengatasinya.
2. Punya tujuan keuangan
Orang dengan kondisi keuangan yang sehat akan memiliki tujuan finansial yang jelas pula. Apalagi ketika satu per satu tujuan finansial bisa dicapai. Sudah pasti itu merupakan tanda keuangan sehat.
So, saat ini apakah kamu sudah mencapai satu atau beberapa tujuan finansialmu? Dana DP rumah? Dana menikah? Dana pendidikan anak?
Oh, kamu sedang mengusahakannya? Bagus! Itu sudah merupakan pertanda besar bahwa keuanganmu sehat.
Keep on going, ya!
3. Cicilan utang lancar
Cicilan utang yang lancar, tidak pernah menunggak, dan sesuai dengan kesepakatan juga merupakan salah satu tanda keuangan sehat. Ini berarti rasio utangmu pas atau malah di bawah garis batas, yaitu 30% dari penghasilan rutin, yang berarti anggaranmu cukup longgar untuk membayar cicilan utang.
Yups, ini pertanda bagus. Semoga cicilanmu segera lunas, dan kamu pun sudah one step closer menuju kebebasan finansial. Amin!
4. Kebutuhan rutin terpenuhi dengan baik
Namanya manusia, sudah biasalah banyak mau, banyak keinginan, banyak cita-cita, sehingga banyak kebutuhan juga. Itu tandanya kita masih termotivasi untuk hidup lebih baik.
Jika kondisi keuangan sehat, maka kamu juga enggak akan menemui kesulitan berarti untuk bisa memenuhi semua kebutuhan hidupmu sehari-hari. Nggak perlu utang untuk belanja groceries, bahkan sekadar untuk jajan-jajan lucu. Kamu bahkan punya uang belanja lebih untuk kasih reward untuk diri sendiri sesekali waktu. Bahkan, kamu bisa membayar tunai barang-barang tersier tanpa mengganggu pos pengeluaran yang lain.
Wah, sehat banget tuh!
5. Punya dana darurat
Keuangan sehat juga bisa dilihat dari jumlah dana darurat yang memadai, yang bisa menjadi jaring penyelamat ketika ada keperluan mendadak atau ada kondisi darurat yang memerlukan biaya. Tanpa mengganggu arus kas harian, kamu bisa mengatasi keperluan mendadak ini dengan mudah dan gampang.
Berapa jumlah dana darurat yang ideal? Kamu bisa mengecek di artikel yang sudah ditautkan. Dana darurat enggak harus dibangun sekaligus. Kamu bisa memulainya seiring dengan tujuan keuangan yang lain. Tinggal atur saja proporsinya, lama kelamaan jumlah ideal tersebut pasti tercapai, jika kamu bisa konsisten.
6. Punya proteksi
Keuangan sehat juga ditandai dengan kepemilikan proteksi yang memadai. Yang paling penting adalah kamu punya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Kedua asuransi ini wajib punya, terutama asuransi jiwa jika kamu masih di usia produktif dan menjadi tulang punggung keluarga.
Pastikan juga kamu mengikutsertakan seluruh anggota keluarga dalam asuransi kesehatan. Karena biaya sakit itu enggak pernah murah. Sekali sakit, bisa menguras tabungan jika kamu tak memiliki asuransi kesehatan. Jadi, jenis asuransi ini wajib hukumnya.
7. Bisa investasi sesuai proporsi
Idealnya, kamu seharusnya bisa berinvestasi setidaknya 10% dari penghasilan rutinmu setiap bulan jika kamu memiliki kondisi keuangan sehat. Bisa lebih malahan, apalagi kalau lagi musim bonus atau ada THR.
Nah, ketujuh tanda keuangan sehat di atas bisa dicapai kalau kamu memiliki keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. See? Nggak harus kaya kan, untuk bisa punya kondisi keuangan sehat?
Kamu pengin punya kebiasaan mengatur uang yang baik juga? Kamu bisa belajar kok, mulailah dari memahami konsep Blueprint of Your Money. Dari situ, kemudian kamu bisa melanjutkan ke pengelolaan arus kas, menentukan tujuan finansial, hingga mengenali satu per satu instrumen untuk mewujudkan tujuan keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.