Mengapa Ibu Rumah Tangga Wajib Belajar Manajemen Keuangan Pribadi?
Dalam keluarga, umumnya ibu rumah tanggalah yang mengambil peran penting dalam mengelola keuangan sehari-hari. Belajar manajemen keuangan pribadi menjadi kunci agar pengelolaan tersebut berjalan efisien dan efektif.
Tanpa keahlian ini, banyak peluang penghematan yang mungkin terlewat serta keputusan finansial yang kurang optimal.
Mempelajari dasar-dasar keuangan memungkinkan pengalokasian anggaran yang lebih bijaksana. Keahlian ini bukan cuma soal menghitung pengeluaran dan pemasukan, tetapi juga tentang merencanakan masa depan keluarga dengan lebih baik. Peran ini mendukung kelancaran keuangan keluarga, sekaligus menjamin kestabilan ekonomi dalam jangka panjang.
Table of Contents
Ibu Rumah Tangga Belajar Manajemen Keuangan Pribadi, Emang Wajib?
Ya wajib enggak wajib, tetapi ada banyak manfaat dan keuntungan kalau seorang ibu rumah tangga mau belajar manajemen keuangan pribadi. Enggak cuma buat keluarganya, tetapi juga buat diri sendiri loh.
1. Pengelolaan Anggaran Rumah Tangga
Belajar manajemen keuangan pribadi akan dapat membantu ibu rumah tangga untuk mengatur anggaran keluarga secara efektif. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup, membuat rencana dan alokasi dana untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, kebutuhan kesehatan, dan pengeluaran lainnya menjadi lebih mudah.
Pada akhirnya nanti, setiap pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan dan diarahkan pada prioritas keluarga. Pemborosan pun bisa dihindari, penggunaan sumber daya keuangan keluarga bisa lebih maksimal.
Baca juga: Strategi Work Life Balance untuk Para Ibu
2. Pengambilan Keputusan Keuangan yang Lebih Baik
Jika seorang ibu rumah tangga sudah belajar manajemen keuangan pribadi dan paham dengan dasar-dasarnya, maka pengambilan keputusan keuangan pun bisa dilakukan dengan lebih baik. Ibu dapat mempertimbangkan banyak hal yang bisa membuat keputusan menjadi lebih tepat sasaran.
Selain itu, nantinya, ibu pun bisa melakukan review dan mengevaluasi berbagai opsi untuk pengeluaran, menentukan strategi investasi yang sesuai, dan menyusun rencana tabungan yang efektif.
3. Mencegah Utang
Dengan belajar manajemen keuangan pribadi, seorang ibu rumah tangga dapat mengidentifikasi kapan dan bagaimana menggunakan utang secara strategis tanpa membahayakan keuangan keluarga.
Pengetahuan ini sangat penting untuk mencegah pengambilan utang yang ennggak perlu, yang bisa membebani anggaran keluarga.
Nah, kalau memang sudah utang, dengan belajar keuangan, ibu pun bisa mengelolanya dengan efektif. Ibu dapat membuat rencana pembayaran cicilan sehingga enggak mengganggu kebutuhan lainnya dan menjaga agar keuangan keluarga tetap sehat.
4. Siap Menghadapi Kondisi Darurat
Dengan belajar manajemen keuangan pribadi yang baik, ibu rumah tangga pun siap menghadapi ketidakpastian dengan menyisihkan dana darurat. Dana ini sangat vital untuk mengatasi situasi mendesak seperti masalah kesehatan atau kehilangan pendapatan tiba-tiba tanpa harus mengganggu anggaran rutin keluarga.
Selain itu, perencanaan keuangan juga termasuk mengalokasikan dana untuk pendidikan anak dan persiapan pensiun. Dengan paham keuangan, ibu bisa memastikan bahwa keluarga memiliki sumber daya yang cukup untuk tujuan jangka panjang tanpa terbebani secara finansial di masa mendatang.
5. Mandiri
Belajar manajemen keuangan pribadi akan memberi kepercayaan diri bagi ibu rumah tangga untuk mandiri. Bukan berarti enggak butuh suami, tetapi bisa lebih berdaya.
Dengan begitu, enggak cuma mengurus kebutuhan sehari-hari, ibu juga bisa secara aktif ikut berperan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan keuangan yang lebih besar seperti investasi, tabungan jangka panjang, dan strategi pengeluaran.
Kemandirian ini dapat memperkuat posisinya dalam keluarga, memastikan bahwa keputusan keuangan mencerminkan kepentingan dan prioritas seluruh anggota keluarga.
6. Sebagai Bentuk Self Love
Adalah penting bagi ibu rumah tangga untuk belajar manajemen keuangan pribadi. Pasalnya, nantinya manfaat enggak hanya untuk keluarga tetapi juga untuk diri sendiri.
Dengan pengetahuan ini, ibu bisa menyeimbangkan kebutuhan keluarga dengan kebutuhan pribadi, memastikan bahwa keuangan pribadinya juga aman untuk kebutuhan masa depan seperti pensiun, perawatan kesehatan, dan sebagainya. Bahkan, enggak takut juga untuk punya keinginan, mimpi, cita-cita pribadi, seperti punya hobi atau pengin melanjutkan pendidikan.
Hal ini juga membantu mencegah situasi ketika ibu selalu memprioritaskan orang lain sementara kebutuhan dan keinginannya sendiri tidak terpenuhi. Manajemen keuangan yang efektif membantu ibu mengakui dan menghormati nilai penting dari pengelolaan keuangan pribadi sebagai bagian dari perawatan diri dan kemandirian.
Baca juga: Mengelola Keuangan Keluarga Tanpa Mengorbankan Kualitas Pendidikan Anak
Menutup pembahasan ini, jelas bahwa belajar manajemen keuangan pribadi bukan hanya kebutuhan, tetapi juga langkah strategis bagi ibu rumah tangga. Enggak hanya meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan harian, tetapi dengan belajar keuangan ibu akhirnya mampu memperkuat fondasi ekonomi keluarga.
Dengan kemampuan ini, keputusan keuangan menjadi lebih berwawasan, pengeluaran lebih terkontrol, dan masa depan keuangan keluarga menjadi lebih aman.
Untuk ibu rumah tangga yang serius ingin mengasah keterampilan ini, ada kesempatan emas menanti. Bergabunglah dengan QM Financial di “Finance Mastery Boot Camp” yang akan berlangsung pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Acara ini adalah kesempatan sempurna untuk belajar dari dasar hingga lanjutan, bertemu dan berjejaring dengan para ahli keuangan.
Dengan sesi yang intensif selama dua hari, setiap peserta akan mendapatkan wawasan mendalam dan praktik langsung yang bisa langsung diterapkan. Segera amankan tempat dengan tarif Early Bird, dan jangan lewatkan kesempatan untuk berkonsultasi satu-satu tentang rencana keuangan pribadi. Daftarkan diri sekarang di bit.ly/QMFASTRACK dan jadilah pengelola keuangan keluarga yang mumpuni.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tipe dan Cara Suami Istri Mengelola Keuangan Keluarga
Menikah dan menjadi pasangan suami istri berarti sharing life, berarti juga harus siap selalu berkompromi tentang segala hal, dan yang paling utama soal keuangan.
Bagaimana pengelolaannya, tentunya kembali ke kebutuhan masing-masing serta kondisi juga. Setidaknya, ada 5 tipe pengelolaan keuangan suami istri yang banyak diterapkan. Barangkali, salah satunya juga kamu lakukan.
5 Tipe dan Cara Pengelolaan Keuangan Pasangan Suami Istri
1.Gabungan
Tipe pengelolaan keuangan yang pertama adalah tim gabungan; suami istri dua-duanya bekerja, lalu penghasilan digabung dan kemudian dipergunakan seluruhnya untuk kepentingan dan kebutuhan keluarga.
Dengan begini, biasanya keuangan keluarga akan sangat kuat. Tujuan keuangan bisa dengan cepat dan banyak tercapai. Namun, ada kekurangannya juga, yakni ketika salah satu butuh untuk belanja kebutuhan pribadi. Kemungkinan akan memicu perasaan kurang adil bagi yang lain, jika ada yang menghabiskan lebih banyak uang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah masing-masing menentukan uang belanja kebutuhan sendiri, dan kemudian menggunakannya sesuai plafon masing-masing.
2.100% terbeban ke suami
Pengelolaan keuangan kedua ini, penghasilan suami sepenuhnya menjadi milik keluarga, sedangkan jika istri juga berpenghasilan, maka sepenuhnya menjadi milik pribadi.
Bagaimana menurutmu pengelolaan keuangan yang kedua ini?
Kalau ini memang menjadi kesepakatan berdua, dan dua-duanya merasa ini yang terbaik, ya enggak masalah pastinya. Tapi jadi ingat beberapa waktu yang lalu, ada kisah viral online shop yang menjual khusus peralatan hobi bapak-bapak yang sering banget diminta oleh pelanggannya untuk “memalsukan” nota pembelian demi menghindari omelan istri karena belanjanya terlalu banyak.
Well, ada baiknya, jika memang hendak mengelola keuangan keluarga dengan cara ini, ada alokasi tersendiri bagi suami agar ia pun bisa bebas berbelanja atau mempergunakan uang untuk kebutuhan pribadinya sesuai jumlah yang disepakati bersama. Selama suami tidak berbelanja melebihi bujet, pastinya enggak harus jadi masalah dong ya?
Istri–sebagai menteri keuangan–mesti banget punya keterampilan mengelola uang, kalau enggak ya ambyar sudah.
3.Suami beri jatah
Kalau menerapkan model pengelolaan keuangan seperti ini, biasanya suami sudah menentukan (atau bisa juga melalui diskusi dengan istri), seberapa banyak ia akan memberikan uang bulanan pada istri. Mungkin 50 – 80%-nya. Sementara, sisanya akan disimpan sendiri.
Banyak alasan mengapa suami istri memilih cara ini, biasanya adalah karena ada tanggungan khusus yang harus menjadi beban. Misalnya, suami masih harus menghidupi keluarga besarnya.
Jika suami memang punya keterampilan mengelola uang yang baik, pun memiliki habit yang baik juga, maka aset keluarga bisa bertumbuh. Sedangkan, jika istri memiliki keterampilan yang sama bagusnya, keuangan keluarga juga akan baik-baik saja.
Minusnya, kalau jatah suami kurang, maka istri harus putar otak, baik dengan cara menghemat atau menambah penghasilan lagi. Di sini akan muncul potensi utang dari pihak istri.
4.Bagi tugas
Misalnya, suami tugasnya mengurus investasi, asuransi, dan tagihan rutin besar, seperti pajak-pajak cicilan rumah, dan sebagainya. Istri kebagian memenuhi kebutuhan rumah dan dapur, serta kebutuhan sekolah anak-anak.
Hal ini juga bisa menjadikan keuangan keluarga adil dan kuat. Satu kunci terbesarnya adalah jangan sampai satu sama lain nggak mengetahui penghasilan pasangannya, karena hal ini bisa berisiko pada pengelolaan keuangan secara keseluruhan.
Apa pun model pengelolaan keuangan keluarga sudah seharusnya diiringi dengan keterbukaan pasangan suami istri satu sama lain. Meski sudah dibagi tugas, masing-masing pun harus tahu betul kondisi pasangannya.
5.Penghasilan satu pintu
Model pengelolaan ini terjadi ketika salah satunya enggak berpenghasilan, bisa suami atau istri. Dengan begini, salah satu yang tidak berpenghasilan ini akan meminta uang pada yang lain jika ada kebutuhan. Kadang, misalnya istri yang tidak bekerja, maka suami memberikan kartu debit atau kartu kredit untuk dipakai oleh istri.
Lagi-lagi, kalau hal ini memang menjadi kesepakatan antara suami istri, maka semua seharusnya akan baik-baik saja. Memang ada suami yang pengin bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan keluarganya, dan lebih suka meminta istri untuk full fokus mengurus keluarga. Setiap kondisi rumah tangga berbeda, dan pastinya punya cara pandang dan solusi yang berbeda untuk setiap masalah.
Hanya satu lagi kuncinya, yaitu keterbukaan. Menyembunyikan rahasia–apalagi soal keuangan–satu sama lain bukanlah langkah pengelolaan keuangan keluarga yang aman.
Nah, sudah ada 5 model pengelolaan keuangan suami istri yang sudah dibahas di sini. Apakah kamu dan pasanganmu menerapkan salah satu yang di atas? Ataukah, ada yang berbeda?
Nggak ada yang selalu salah dan selalu benar dalam pengelolaan keuangan, apalagi keuangan keluarga dan pribadi, karena situasi dan kondisi orang akan sangat berpengaruh di sini. Yang penting, kita tahu prinsip dasar pengelolaan keuangan dan kemudian bisa menerapkannya sesuai kebutuhan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.