Reksa Dana Campuran: 5 Hal yang Harus Diketahui Lebih Dulu
Selain Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap, ada satu lagi jenis reksa dana yang juga bisa menjadi alternatif investasi, hanya saja produk satu ini memang kurang populer di Indonesia. Yaitu Reksa Dana Campuran.
Apa Itu Reksa Dana Campuran
Seperti halnya es campur yang terdiri atas berbagai macam buah, Reksa Dana Campuran juga terdiri atas berbagai jenis instrumen investasi, yaitu saham, obligasi, dan instrumen pasar uang seperti sertifikat deposito ataupun surat utang yang berjangka waktu pendek.
Kalau mau diproporsikan, masing-masing instrumen investasi porsinya enggak boleh lebih dari 79%. Namun, untuk pencampurannya, manajer investasi punya kebebasan untuk mengalokasikan.
Mengapa harus 79%? Karena kalau 80% obligasi, berarti ini termasuk Reksa Dana Pendapatan Tetap. Kalau 80% saham? Juga tidak bisa, karena kalau porsinya demikian, berarti masuk ke Reksa Dana Saham.
Beberapa Jenis Reksa Dana Campuran
- Reksa Dana Campuran Defensif, yaitu Reksa Dana Campuran dengan profil risiko yang paling rendah. Sebagian besar porsinya ada di instrumen investasi obligasi dan pasar uang, dengan jangka waktu yang pendek, yang menempati porsi 70 – 79%-nya. Sisanya saham.
- Reksa Dana Campuran Berimbang, yaitu Reksa Dana Campuran yang menempatkan investasinya secara seimbang pada produk obligasi, pasar uang, dan saham. Biasanya sih diambil perbandingan produk obligasi dan pasar uang terhadap saham adalah 50 – 50. Dibandingkan Reksa Dana Campuran Defensif, Reksa Dana Campuran Berimbang lebih tinggi profil risikonya, tetapi punya potensi imbal yang juga lebih besar.
- Reksa Dana Campuran Agresif, yaitu reksa dana yang menempatkan 70 – 79% investasinya pada produk saham, sisanya baru obligasi dan pasar uang. Sudah pasti bisa diduga, reksa dana ini memiliki profil risiko yang lebih tinggi ketimbang dua jenis Reksa Dana Campuran sebelumnya, tetapi juga menawarkan imbal yang lebih tinggi pula.
- Reksa Dana Campuran Dinamis, yaitu reksa dana yang memungkinkan manajer investasi secara cepat mengalokasikan dana pada produk-produk obligasi, pasar uang, dan saham, secepat fluktuasi yang terjadi di pasar modal dan pasar uang. Jadi, bisa jadi hari ini manajer investasi menempatkan 79%-nya di obligasi karena dianggap lebih berpotensi, dan besok sudah dipindahkan ke saham karena tiba-tiba pasar saham mengalami koreksi yang signifikan. Tujuan dari jenis reksa dana ini adalah untuk mengejar keuntungan semaksimal mungkin, sehingga profil risikonya adalah yang paling tinggi di antara yang lain.
Keuntungan Reksa Dana Campuran
Imbal besar
Seperti yang sudah disebutkan di atas, imbal yang bisa diperoleh oleh investor yang menanamkan dananya di Reksa Dana Campuran bisa jadi lebih besar ketimbang Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Menurut pengamatan beberapa manajer investasi saat ini, rata-rata masing-masing produk reksa dana jenis ini menawarkan imbal antara 8 – 15% per tahunnya.
Mudah pembeliannya
Seperti juga jenis reksa dana yang lain, kamu juga mudah membelinya. Hanya perlu registrasi saja di aplikasi fintech yang sekarang banyak bermunculan, lengkapi data diri, dan setelah ada verifikasi, kamu pun bisa mulai membeli reksa dana jenis ini.
Hanya dengan Rp100.000, kamu sudah bisa mendapatkan portofolio investasimu sendiri.
Risiko Reksa Dana Campuran
Namun, seperti juga prinsip high return, high risk–maka risiko yang bisa terjadi pada jenis reksa dana ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Risiko yang mungkin terjadi adalah risiko gagal bayar pada investasi obligasi, dan risiko ikut terseret turun nilainya akibat nilai saham yang juga merosot di pasar modal.
Mengapa Reksa Dana Campuran?
Saat berinvestasi, adalah penting bagi kita untuk menyesuaikannya dengan profil risiko dan tujuan finansial kita. Tapi, kadang kita memang mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi, terutama jika ini adalah pertama kalinya kita investasi. Suka panik tiba-tiba kalau melihat harga-harga saham dan reksa dana anjlok, dan suka girang dengan lebaynya kalau angka-angka itu naik secara drastis.
Panik dan over-excited seperti ini tentunya akan membawa efek yang kurang baik dalam berinvestasi. Disiplin dan dewasa dalam berpikir sangat diperlukan jika kamu ingin berinvestasi demi mencapai tujuan finansial.
Nah, ini bisa dicapai salah satunya adalah dengan memilih Reksa Dana Campuran sebagai investasimu. Dengan alokasinya yang beragam, kamu sudah melakukan diversifikasi terhadap produk investasi yang kamu miliki. Hal ini akan mempertipis risiko yang mungkin terjadi, dan juga mencegahmu kalap, sehingga keputusanmu jadi kurang bijak.
Nah, bagaimana? Tertarik untuk berinvestasi di jenis reksa dana ini? Meski kurang populer di Indonesia, tentunya hal ini tidak akan menyurutkan niatmu untuk berinvestasi dong ya, asalkan sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial yang kamu punya.
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja reksa dana sebelum kamu mulai berinvestasi. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Reksa Dana Pendapatan Tetap: Investor Pemula Harus Tahu 5 Hal Ini!
Kalau mendengar istilah “Reksa Dana Pendapatan Tetap”, apa yang pertama kali muncul di pikiran kamu? Anggap saja, kamu belum tahu apa itu Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Kalau saya sih awalnya langsung tertarik dengan frasa “pendapatan tetap”. Yang terlintas adalah, kalau saya beli jenis reksa dana ini apakah kemudian saya bisa dapat pendapatan tetap layaknya gaji bulanan?
Ternyata enggak. Bukan itu yang dimaksud dengan pendapatan tetap pada Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Apa Itu Reksa Dana Pendapatan Tetap?
Sama halnya dengan Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap memungkinkan manajer investasi untuk mengumpulkan dana dari para investor, untuk kemudian dialokasikan ke produk-produk investasi secara kolektif.
Bedanya, kalau Reksa Dana Pasar Uang dana diinvestasikan ke instrumen pasar uang yang punya jatuh tempo kurang dari 1 tahun, Reksa Dana Pendapatan Tetap menginvestasikan dana pada 80% produk obligasi atau sukuk–yaitu surat utang, yang punya jatuh tempo antara 1 hingga 5 tahun. Sisanya ke instrumen pasar uang lain.
Seperti yang sudah dijelaskan di beberapa artikel sebelumnya, obligasi atau surat utang merupakan surat pernyataan dari pihak peminjam dana untuk investor, bahwa mereka telah meminjam dana dalam jumlah tertentu, dan akan mengembalikannya dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu, peminjam dana akan memberikan kupon atau bunga secara berkala kepada investor, antara 3 – 6 bulan sekali.
Nah, ini dia asal mula istilah “pendapatan tetap” pada Reksa Dana Pendapatan Tetap. So, kita sebagai investor akan memperoleh pendapatan tetap yang berupa bunga atau kupon tersebut.
Tujuan Finansial
Karena produk yang dibeli adalah produk pasar modal–obligasi atau surat utang–yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun, dan kurang dari 5 tahun, maka tujuan finansial yang cocok untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap ini adalah juga yang punya jangka waktu pendek hingga menengah.
Siapa dan Di Mana Bisa Beli Reksa Dana Pendapatan Tetap
Siapa saja bisa berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap, asal perhatikan profil risiko masing-masing. Karena, meski masih tergolong risiko kecil, tetapi risiko yang bisa terjadi pada jenis investasi ini lebih besar ketimbang Reksa Dana Pasar Uang. Jadi, kurang cocok buat para investor dengan karakter yang sangat konvensional.
Reksa Dana Pendapatan Tetap bisa dibeli di fintech-fintech yang sekarang menjamur.
Tinggal pilih aplikasinya di handphone, download, dan install. Kemudian, kamu perlu untuk melakukan registrasi dengan memberikan semua data diri yang diminta–termasuk foto identitas, dan beberapa aplikasi juga minta foto buku tabungan. Setelah ada verifikasi, kamu pun bisa langsung melakukan investasi.
Yes, semudah itu.
Atau, kalau kamu pengin membeli di bank atau langsung ke kantor manajer investasinya juga bisa sih. Tapi, ya lebih repot sedikit. Kalau ada cara yang lebih praktis, kenapa mesti pakai cara yang rempong sih? :)
Keuntungan Reksa Dana Pendapatan Tetap
Modal kecil
Seperti halnya Reksa Dana Pasar Uang, kamu enggak perlu modal gede untuk bisa berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap. Kamu hanya butuh Rp100.000 saja untuk mulai. Kalau enggak salah, bahkan ada fintech yang menawarkan minimal Rp10.000 untuk mulai berinvestasi, dan bisa membayar via GoPay.
Duh, kalau segini mah, yang mahasiswa aja juga bisa nih ikut mulai berinvestasi sejak sekarang kan?
Fleksibel
Meski Reksa Dana Pendapatan Tetap ini sebenarnya paling ideal dimanfaatkan untuk tujuan finansial jangka menengah, namun tetap enggak masalah kalau misalkan kamu hendak mencairkan dananya kapan saja.
Tak terikat sama sekali oleh waktu, enggak seperti deposito yang akan ada penalti jika diambil lebih cepat dari jatuh temponya.
Imbal Lebih Besar
Reksa Dana Pendapatan Tetap memberikan imbal yang lebih besar ketimbang Reksa Dana Pasar Uang. Bisa naik ataupun turun, tapi saat artikel ini ditulis rata-rata return yang ditawarkan oleh manajer investasi adalah berkisar di 11 – 15% setiap tahunnya.
Wih, bandingkan dengan bunga deposito yang di pertengahan tahun 2019 ini diturunkan lagi ke level 5%. Jauh ya?
Risiko Reksa Dana Pendapatan Tetap
Nah, dengan imbal yang lebih besar itu, pastinya risiko pun menjadi lebih besar. Ini sudah hukum yang berlaku di dunia investasi. Apa saja risiko yang bisa terjadi dalam Reksa Dana Pendapatan Tetap?
Risiko fluktuasi pasar modal
Namanya juga diinvestasikan ke instrumen pasar modal, jadi nilai investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap juga bisa dipengaruhi oleh fluktuasi yang terjadi di pasar modal.
Namun, biasanya hal ini sudah bisa diantisipasi oleh manajer investasi dengan prinsip diversifikasi investasi. Makanya, perlu bagi kita untuk memilih manajer investasi yang cerdas dan tanggap terhadap perubahan ekonomi global.
Risiko bangkrut
Salah satu risiko yang cukup besar yang bisa terjadi dalam investasi obligasi–terutama jika kita berinvestasi pada surat utang perusahaan–adalah risiko perusahaan tersebut bangkrut.
Sebagai investor, kita akan menempati prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya setelah perusahaan memenuhi kewajiban terhadap stakeholder lain, seperti karyawan, vendor, dan sebagainya.
Risiko gagal bayar
Selain risiko bangkrut, ada juga risiko gagal bayar yang bisa terjadi. Penyebabnya sih bisa bermacam-macam, ya salah satunya ya ketika perusahaan bangkrut itu tadi.
Namun, enggak perlu khawatir. Biasanya sih manajer investasi sudah sangat jeli akan situasi yang terjadi. Mereka akan bisa mengantisipasi risiko-risiko ini agar seminimal mungkin terjadi.
Ya, inilah enaknya berinvestasi dengan reksa dana. Kita tinggal pantau aja sih secara berkala, untuk melihat pertumbuhannya. Kalau kurang baik, ya tinggal pindahkan saja dana ke manajer investasi lainnya.
Nah, jadi, gimana nih? Mau ikut berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap? Kamu bisa ikutan dulu kelas finansial online QM Financial yang khusus membahas tentang reksa dana, mulai dari pengenalan, menghitung kebutuhan, memilih produk, hingga melakukan review terhadap reksa dananya lo!
Dengan bekal ilmu yang cukup, pastinya akan membantumu berinvestasi dengan lebih baik kan?
5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula
Salah satu instrumen investasi yang sudah (dan semakin) populer belakangan ini adalah investasi saham, seiring dengan semakin sadarnya masyarakat mengenai pentingnya punya tujuan finansial yang jelas dalam hidup. Sejalan dengan hal tersebut pula, semakin banyak orang ingin tahu bagaimana mengelola keuangan pribadinya dengan lebih baik.
Yes, melakukan investasi saham biasanya diambil sebagai solusi pencapaian tujuan finansial bagi sebagian orang–ya terutama sih mereka yang memang sudah cukup berpengalaman berinvestasi.
Jika belum? Kecenderungan pasti akan memilih instrumen investasi lain yang lebih pemula-friendly, seperti deposito atau logam mulia.
Nah, bagi kamu yang sedang mencari informasi lantaran pengin mulai investasi saham, kamu sudah berada di tempat yang tepat. Yuk, kita cari tahu seluk-beluk investasi saham, secara mudah dan praktisnya, tentunya agar lebih mudah kamu pahami.
Apa Itu Saham?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham mempunyai makna surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.’
Gampangannya, dengan kamu memiliki saham dari sebuah perusahaan, maka kamu merupakan salah satu pemilik perusahaan tersebut, yang kemudian berhak atas berbagai keuntungan yang mungkin ditawarkan.
Karenanya, saham juga dikenal sebagai salah satu bentuk dari surat berharga, lantaran ia menjadi bukti kepemilikan atas perusahaan itu tadi.
Mengapa Saham?
Saham dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang cukup agresif, dalam artian risiko yang mungkin terjadi sangat tinggi, begitu juga dengan imbal yang dapat kamu raih pun berpeluang tinggi.
Karena itu, banyak orang mencoba untuk mendapatkan keuntungan dengan jual beli saham, layaknya kita berdagang barang. Membeli saham murah, lalu dijual dengan harga yang lebih tinggi. Persis prinsip kalau kita berdagang kan, kayak jualan sembako atau jualan baju?
Hanya saja, memang butuh pengetahuan yang lebih untuk bisa berbisnis saham seperti ini. Ya, sama halnya dengan buka warung sembako, ada banyak hal yang harus dipersiapkan.
However, enggak semua tertarik pada saham karena ingin membisniskannya. Banyak juga yang memanfaatkan saham sebagai instrumen investasi demi mencapai tujuan finansial. Mereka ini–para investor–biasanya akan lebih cenderung mencari saham-saham dari perusahaan yang sudah mapan agar harga cenderung stabil, bahkan naik.
Nah, kamu termasuk yang mana nih? Yang pengin berbisnis saham ataukah investor yang pengin mendapatkan imbal hasil demi tujuan finansial? Keduanya punya tujuan yang berbeda, sehingga jalan yang harus ditempuh pun berbeda.
Baik pebisnis maupun investor demi tujuan finansial pribadi, dua-duanya perlu belajar dulu untuk bisa investasi saham. Gabung yuk, di kelas finansial online QM Financial, yang bisa kamu ikuti dari mana saja. Cek jadwalnya dan segera daftar di kelas yang kamu butuhkan. Spesial untuk kelas saham, QM Financial bekerja sama dengan The Indonesia Capital Market Institute lo! Jadi, kamu bisa belajar langsung dari ahlinya.
Siapa Saja yang Bisa Membeli Saham?
Sekarang, dengan semakin berkembangnya teknologi finansial, memberikan kesempatan lebih luas pada siapa pun untuk ikut investasi saham.
Kalau dulu mungkin memang sih, saham itu cuma untuk orang berduit banyak. Karena butuh modal yang enggak sedikit. Pun kita harus datang ke perusahaan sekuritas, untuk mulai investasi saham.
Sekarang enggak lagi, thanks to perkembangan fintech! Banyak aplikasi mobile yang tersedia yang bisa kita manfaatkan untuk mulai investasi saham. Banyak pula edukasi literasi keuangan yang bisa kita baca dulu dengan mudah, demi mendapatkan bekal untuk mulai investasi (termasuk di QM Financial. Sudah follow Instagram dan subscribe di Youtube channelnya belum?)..
Untuk beli saham, sekarang juga bisa mulai dari sedikit-sedikit dulu. Kalau dulu, minimal pembelian harus ribuan lembar saham di awal. Sekarang enggak lagi. Kita bisa mulai dari beli 1 lot dulu, yang terdiri atas 100 lembar saham. Untuk nominalnya, ya tergantung harga saham yang kita beli. Ada yang seharga ratusan rupiah saja, sampai puluhan ribu rupiah per lembarnya. Tinggal dikalikan 100 lembar saja.
Yah, kalau boleh dikasih angka kisaran, dengan modal Rp100.000 – Rp500.000 saja, kita sudah bisa mendapatkan saham perusahaan elit.
Keuntungan Investasi Saham
Keuntungan yang bisa kamu peroleh dari investasi saham bisa datang dalam 2 bentuk:
Capital gain
Atau keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari selisih harga beli dan harga jual saham yang kamu miliki. Inilah yang biasanya menjadi target para pebisnis saham.
Misalnya begini. Kita beli beras seharga Rp15.000 per kilo. Lantas kita jual di warung sembako yang kita punya dengan harga Rp20.000 per kilo. Maka kita akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp5.000 per kilonya. Itulah capital gain yang kita dapatkan.
Dividen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dividen berarti adalah sejumlah uang yang berasal dari hasil keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebuah perseroan.
Misalnya saja, kita membeli mobil. Lalu mobil tersebut disewakan sebagai taksi online. Setiap hari bisa narik penumpang, yang kemudian menambah pemasukan. Nah, kita bagi hasil dong dengan si supir taksi online-nya, misalnya. Bagi hasil yang kita peroleh itu bisa disebut sebagai dividen.
Kerasa kan, bedanya dengan capital gain?
Risiko Investasi Saham
Seiring dengan imbal yang tinggi, investasi saham juga mempunyai risiko yang tinggi juga. Beberapa risikonya adalah:
- Harga saham sangat fluktuatif, tergantung kondisi pasar uang dan pasar modal yang bisa saja dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal. Misalnya seperti kondisi ekonomi dan politik suatu negara.
- Risiko perusahaan bangkrut. Para pemegang saham akan menjadi prioritas terakhir untuk dibayar kembali investasinya setelah kewajiban perusahan terhadap stakeholder lain terpenuhi.
- Capital loss. Ketika investor menjual sahamnya dengan harga jual yang lebih rendah ketimbang harga beli.
- Saham perusahaan dikeluarkan dari list jual beli di Bursa Efek. Ada banyak alasan sehingga saham suatu perusahaan mengalami delisting, dan pastinya hal ini akan merugikan perusahaan itu sendiri juga pemegang sahamnya.
Nah, bagaimana? Sampai di sini semakin tertarik untuk investasi saham? Menantang banget kan?
Makanya, yuk, belajar dulu sebelum mulai benar-benar terjun ke kolam investasi! Hubungi QM Financial di nomor WhatsApp 0811 1500 688 ya!
Investasi di Reksa Dana Pasar Uang: 5 Hal untuk Diketahui
Dengan semakin meleknya masyarakat akan pentingnya investasi, maka beberapa instrumen investasi pun mulai dikenal dan populer di tengah kita. Salah satunya adalah Reksa Dana Pasar Uang.
Kalau sudah membaca artikel yang lalu, yang mengulas tentang 4 jenis reksa dana, pasti sudah tahu secara sekilas, apa itu Reksa Dana Pasar Uang. Atau mungkin malah sudah punya portofolionya?
Bagus! Tinggal sesuaikan saja dengan tujuan finansial kita, ya kan?
Well, artikel ini ditujukan untuk kamu yang masih galau memilih investasi. Atau, kamu yang punya profil risiko yang sangat konvensional, yang selama ini hanya nyaman nabung emas atau deposito.
Karena, kabar baik! Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi instrumen investasi yang sangat aman, sama dengan deposito, tapi kamu bisa mengharapkan untuk mendapatkan imbal yang lebih besar.
Tertarik?
Yuk, simak artikel ini sampai selesai, untuk berkenalan lebih jauh dengan Reksa Dana Pasar Uang ya.
Apa Itu Reksa Dana Pasar Uang?
Dari namanya sendiri sebenarnya sih sudah jelas, apa itu Reksa Dana Pasar Uang.
Reksa dana sendiri adalah sebuah usaha untuk mengumpulkan modal dari para investor untuk kemudian dana yang terkumpul tersebut diinvestasikan ke berbagai instrumen oleh manajer investasi. Nah, alokasi instrumennya sih tergantung permintaan, makanya ada 4 jenis reksa dana yang masing-masing berdasarkan porsi alokasi instrumen investasinya.
Karena dikelola oleh seorang manajer investasi–dan kita enggak perlu mikirin terlalu ribet dan pusing–makanya reksa dana ini merupakan salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula.
Ibaratnya, kalau manajer investasi dirasa kurang maksimal kinerjanya, ya kita bisa dengan mudah memecatnya dan kemudian meng-hire manajer investasi lain yang baru.
Iya, semudah itu.
Nah, Reksa Dana Pasar Uang ini memungkinkan kita untuk berinvestasi secara 100% ke instrumen-instrumen pasar uang. Mulai dari sertifikat deposito, surat utang yang punya jatuh tempo kurang dari 1 tahun, hingga instrumen-instrumen lain yang kurang populer juga.
Karena manajer investasi punya modal besar–hasil pengumpulan dari investor–maka ia pun mendapat imbal yang juga lebih besar. Imbal inilah yang kemudian dibagikan lagi pada investor.
Keuntungan Reksa Dana Pasar Uang
Bisa Mulai dari Nominal Kecil
Untuk berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, kamu bisa mulai dengan Rp100.000 saja. Ini pastinya lebih ringan, ketimbang saham bluechip misalnya ya–yang kadang perlu modal sekitar Rp500.000 di awal untuk beli 1 lot saham doang.
Bahkan ini juga lebih ringan ketimbang nominal setoran tabungan deposito kan?
Jadi pasti cocok deh untuk kamu sebagai permulaan.
Imbal Lebih Besar
Suku bunga tabungan biasa, kalau kita cuma punya dana tersimpan kurang dari Rp1 juta, itu adalah 0%. Alias enggak dapat bunga. Yang ada, tabungan berkurang karena biaya administrasi.
Kalau di deposito, suku bunganya juga baru saja diturunkan lagi oleh Bank Indonesia, ke 5% per tahun.
Reksa Dana Pasar Uang memberikan imbal bisa sampai 7% setahunnya sekarang, bahkan lebih.
Semakin Mudah
Mau investasi apa saja sekarang semakin mudah, akibat dari perkembangan financial technology atau fintech yang luar biasa. Mau investasi, sekarang enggak harus ke bank atau datang ke kantor manajer investasi. Cukup pakai smartphone saja. Registrasi, enggak sampai sehari selesai dan kita bisa langsung mulai investasi.
Jika kita hendak menjual reksa dana dan mencairkan uang, prosesnya juga mudah. Paling butuh 1 hari saja, dana sudah akan ditransfer ke rekening tabungan kita. Bisa dilakukan kapan pun, tanpa tambahan biaya. Berbeda dengan deposito yang ada penalti jika mau dicairkan sebelum jatuh tempo.
Nah, ya segampang itulah investasi di Reksa Dana Pasar Uang.
Risiko Reksa Dana Pasar Uang
Ada imbal, ada risiko. Hukum ini berlaku di setiap investasi. Jadi, meski dibilang paling aman, tetap ada risiko yang menyertai investasi di Reksa Dana Pasar Uang. Apa saja?
Bisa terjadi wanprestasi
Enggak hanya ditempatkan di deposito, dana investasi Reksa Dana Pasar Uang juga bisa dialokasikan ke obligasi atau surat utang, yang notabene punya risiko gagal bayar.
Karena itu risiko Reksa Dana Pasar Uang tetap ada, namun tetap yang paling ringan di antara reksa dana lainnya.
Imbal berfluktuasi
Fluktuasi imbal yang kita dapatkan tergantung pada kondisi pasar. Berbeda dengan deposito yang punya bunga tetap, jika tak diturunkan oleh Bank Indonesia.
Tidak dijamin LPS
Reksa dana bukanlah produk perbankan, sehingga ia tidak akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan, atau LPS. Namun, pada umumnya manajer investasi diawasi dengan ketat oleh OJK.
Tujuan Finansial
Karena dananya dialokasikan pada instrumen pasar uang yang rata-rata berjangka pendek, atau punya jatuh tempo kurang dari 1 tahun, maka Reksa Dana Pasar Uang cocok dipakai sebagai instrumen untuk investasi jangka pendek juga. Yaitu, berbagai tujuan finansial kurang dari 1 tahun.
Di Mana Bisa Investasi Reksa Dana Pasar Uang
Zaman sekarang investasi semakin mudah, kita enggak perlu datang ke bank atau ke kantor manajemen investasi, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Mau investasi di Reksa Dana Pasar Uang? Tinggal registrasi saja melalui aplikasi fintech di smartphone, setelah kamu download dan instal aplikasinya.
Kamu akan hanya dimintai data diri, foto terkait identitas, dan buku tabungan (jika diperlukan). Beberapa fintech ada juga yang meminta kamu untuk ikutan kuis dan menjawab pertanyaan agar profil risikomu bisa diketahui.
Sudah itu saja. Mudah kan?
Kamu bisa belajar lebih banyak mengenai reksa dana–terutama Reksa Dana Pasar Uang–di kelas finansial online QM Financial. Mulai dari mengenali berbagai produknya, menghitung kebutuhannya, hingga bagaimana cara melakukan review atas investasi yang sudah kamu lakukan.
Mau? Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu ya!
Ketahui 4 Jenis Reksa Dana Sebelum Mulai Berinvestasi
Semakin banyak orang melek akan arti pentingnya berinvestasi. Hal ini seiring dengan semakin banyak orang yang concern atas masa depan masing-masing. Salah satu instrumen investasi yang belakangan ini semakin populer adalah reksa dana. Apakah kamu sudah tahu apa saja jenis reksa dana yang ada, yang bisa kamu manfaatkan untuk membantumu mencapai tujuan finansialmu?
Kalau belum, ayo, kita cari tahu lebih banyak mengenai beberapa jenis reksa dana yang banyak ditemui, agar kemudian kamu bisa memutuskan reksa dana mana yang cocok untuk tujuan finansialmu. Kesalahan dalam memilih reksa dana yang pas dengan kebutuhanmu bisa berakibat gagalnya pencapaian tujuan finansialmu lo. Gigit jari deh.
Simak artikel ini sampai selesai ya!
4 Jenis Reksa Dana yang Harus Kamu Kenali Lebih Dulu Sebelum Mulai Berinvestasi
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang merupakan instrumen investasi yang paling cocok dicoba oleh kamu yang baru mulai berinvestasi, lantaran risikonya yang paling rendah di antara instrumen investasi yang lain.Reksa dana ini cocok buat kamu yang punya tujuan finansial jangka pendek, kurang lebih 1 tahun saja.
Mengapa dianggap paling rendah risikonya? Ya, karena sejauh ini terbukti, jenis reksa dana ini paling stabil meski kondisi ekonomi sedang goyah. Kemarin-kemarin nih, saat terjadi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang menyebabkan bursa saham memerah, Reksa Dana Pasar Uang tetap stabil memberikan imbal sebesar 5 – 6% setahun.
Jika kamu berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, maka 100% danamu akan diinvestasikan pada produk-produk pasar uang, seperti deposito, surat utang jangka pendek atau yang jatuh temponya kurang dari 1tahun, dan lain-lain. Makanya disebut sebagai Reksa Dana Pasar Uang.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Jangan tertipu oleh namanya. Reksa Dana Pendapatan Tetap bukan lantas berarti jenis reksa dana ini akan memberi kita pendapatan tetap setiap bulan layaknya gaji ya.
Disebut “pendapatan tetap” lantaran sebagian besar (80% lebih) dana yang kita investasikan akan di-“belanja”-kan pada obligasi atau surat utang. Obligasi–seperti yang bisa kamu baca pada artikel sebelumnya–akan memberimu kupon atau bunga yang besarnya sesuai ketentuan atau kesepakatan secara berkala dan teratur.
Makanya disebut sebagai “pendapatan tetap”.
Dari segi faktor risiko, Reksa Dana Pendapatan Tetap memang lebih berisiko ketimbang Reksa Dana Pasar Uang, namun tetap saja termasuk kecil–apalagi jika dibandingkan dengan Reksa Dana Saham yang akan kita bahas berikutnya. Jenis reksa dana ini cocok jika kamu manfaatkan untuk membantumu mencapai tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, lantaran biasanya surat utang juga punya jatuh tempo antara 5 hingga 10 tahun.
3. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah jenis reksa dana yang akan menginvestasikan sebagian besar dana investor (80%-nya) ke instrumen saham, baru sisanya akan dialokasikan untuk instrumen pasar uang maupun obligasi.
Reksa Dana Saham merupakan jenis reksa dana yang mempunyai tingkat risiko paling tinggi di antara jenis reksa dana yang lain, karena sangat tergantung pada fluktuasi harga saham yang kadang sangat tajam. Namun juga reksa dana ini memiliki potensi memperoleh imbal yang paling tinggi. Ingat kan, dalil “high risk, high return”? Ini berlaku juga di Reksa Dana Saham ini.
Karena itu, Reksa Dana Saham jelas bukan instrumen yang aman untuk investasi jangka pendek, misalnya di bawah 5 tahun. Ya karena instrumen saham yang sangat fluktuatif tadi.
4. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Campuran memungkinkan manajer investasi untuk mengalokasikan dana investor ke berbagai instrumen pasar uang, obligasi, dan saham sesuai porsi masing-masing. Karena manajer investasi memiliki kebebasan untuk menentukan instrumen investasinya, maka porsi investasi dalam jenis reksa dana ini bisa sangat fleksibel dan beragam. Tujuannya untuk memperoleh imbal semaksimal mungkin dalam jangka menengah, antara 3 – 5 tahun.
Karena instrumennya bermacam-macam, maka tingkat risikonya juga menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan Reksa Dana Saham, namun lebih tinggi dibandingkan Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Sedangkan imbalnya, bisa jadi lebih tinggi ketimbang Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap namun lebih rendah dibandingkan Reksa Dana Saham. Diversifikasi alokasi dana membuatnya jadi lebih terlindung terhadap fluktuasi pasar. Ya berpengaruh sih, tapi masih kecil.
Lalu, jenis reksa dana mana yang paling cocok untuk kebutuhan finansialmu?
Nah, hal ini bisa kamu ketahui dengan ikutan kelas finansial online QM Financial. Enggak hanya memilih jenis reksa dana yang pas, tapi kamu juga akan tahu bagaimana caranya menghitung kebutuhan investasi dan juga bagaimana caranya mereview investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan.
Mau? Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu ya!
Investasi P2P Lending: Beberapa Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memulainya
Semakin maju teknologi, semakin berkembang pula berbagai aspek hidup. Termasuk juga dalam hal keuangan. Kalau dulu, kita hanya bisa mengelola keuangan melalui bank, sekarang enggak lagi. Dulu hanya orang yang punya duit banyak saja yang bisa berinvestasi, sekarang enggak lagi. Apalagi sekarang juga investasi P2P Lending, investasi berbasis teknologi terkini yang memungkinkan siapa pun untuk ikut berpartisipasi asalkan memenuhi syarat.
Apa itu investasi P2P Lending?
Investasi P2P Lending–atau peer to peer lending–adalah investasi peminjaman dana/modal antar pihak melalui platform digital atau online. Jadi seperti halnya marketplace sebagai tempat jual beli barang secara online yang mempertemukan penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka, platform P2P Lending mempertemukan calon peminjam dana dengan investor secara online.
Ini adalah model bisnis keuangan terbaru, yang berkembang sesuai perkembangan industri 4.0 berbasis digital.
Berbeda dengan pinjaman online–yang kemarin sempat diulas sedikit juga di web QM Financial ini–yang biasanya menawarkan pinjaman berlimit sedikit, berjangka waktu pendek, untuk keperluan pribadi yang bersifat mendesak, investasi P2P Lending biasanya menawarkan pinjaman dana untuk keperluan modal usaha. Karenanya, limitnya lebih besar ketimbang pinjaman online dengan jangka waktu lebih panjang.
Suku bunga pinjaman yang ditawarkan pada investasi P2P Lending juga lebih rendah, antara 16 – 30% per tahun. Enggak per hari seperti halnya pinjaman online.
Nah, sudah tahu ya, apa itu investasi P2P Lending dan apa bedanya dengan pinjaman online? Untuk tahu lebih banyak mengenai perbedaan investasi P2P Lending dan pinjaman online, kamu bisa saja baca artikel yang sudah tayang di QM Financial.
Lalu, apakah kamu tertarik juga untuk mencoba investasi P2P Lending? Coba simak dulu artikel ini sampai selesai ya.
5 Hal yang perlu diketahui mengenai investasi P2P Lending
1. Alur dan mekanisme P2P Lending
Dalam sistem yang sudah dipersiapkan di dalam platform, nantinya akan ada berbagai data terkait profil para calon peminjam dana. Kita sebagai investor bisa mengakses data melalui dasbor yang disediakan.
Sebelum memulai berinvestasi, hendaknya kita benar-benar cermat menelusuri data calon peminjam. Jika kita sudah menemukan profil peminjam yang sesuai, maka kita kemudian bisa langsung memberikan pinjaman setelah melakukan deposit.
Setiap bulan, peminjam akan mencicil pokok pinjaman berikut bunganya pada kita selaku investor.
Sederhana kan?
Para peminjam sendiri juga enggak serta merta disetujui pengajuan pinjamannya. Harus melengkapi banyak syarat dan ketentuan yang ketat, akan ada juga peluang pengajuan pinjamannya ditolak.
2. Ketahui platform investasi P2P Lending yang mempunyai izin dan diawasi OJK
Tidak semua platform fintech resmi dan terdaftar di OJK. Jangan ambil risiko dengan bekerja sama dengan fintech ilegal.
Sampai dengan September 2019, ada 127 fintech lending yang terdaftar di OJK, dan 13 di antaranya mengantongi izin. Cek terus di website OJK langsung mengenai perkembangan fintech ini, agar tak ketinggalan info.
3. Telusuri rekam jejak platform di internet dan media sosial
Yah, namanya juga teknologi baru, jadi semuanya masih berkembang. Demikian juga investasi P2P Lending ini. Salah satu indikasi apakah platform investasi P2P Lending ini profesional menjalankan bisnisnya adalah dengan melihat rekam jejak digitalnya di media sosial dan internet.
Coba follow akun-akun media sosialnya. Jika ia aktif mengedukasi, sharing, dan responsif terhadap follower, maka ini adalah pertanda baik. Namun, jika ada rekam jejak yang menunjukkan banyaknya keluhan atau kritik dari netizen pada platformnya, wah, sepertinya kita perlu mempertimbangkan ulang apakah kita harus tetap melakukan investasi di platform tersebut.
4. Ketahui risikonya
Setiap investasi selalu disertai risiko. Begitu juga dengan investasi P2P Lending.
Risiko terbesar yang bisa terjadi di investasi P2P Lending adalah risiko gagal bayar atau wanprestasi. Hal ini terjadi ketika peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari penyalahgunaan dana, peminjam mengalami kebangkrutan, hingga mungkin terjadi bencana alam.
Karena itu, riset mengenai latar belakang dan profil platform fintech sangat penting. Begitu juga dengan profil peminjam, demi meminimalkan risiko gagal bayar yang mungkin terjadi ini.
5. Pengelolaan yang tepat
Setelah menginvestasikan dana, akan baik tentunya jika kita juga mengelola investasi yang sudah kita lakukan tersebut. Caranya?
- Diversifikasi
- Hasil imbal diinvestasikan lagi, sehingga mendapatkan compound interest
Nah, memang kalau dilihat, proses investasi P2P Lending ini cukup sederhana ya? Tapi, ada baiknya kita belajar dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Gabung di kelas finansial online QM Financial yuk, untuk belajar serba-serbi investasi. Enggak hanya investasi P2P Lending saja, tetapi juga berkenalan dengan berbagai instrumen investasi lain. Cek jadwalnya ya, dan segera daftar di kelas yang kamu butuhkan.
4 Hal Tentang Investasi Obligasi yang Harus Investor Pemula Ketahui
Investasi obligasi barangkali tidak sepopuler emas, properti, ataupun saham. Namun, semakin ke sini, tampaknya juga semakin cerah saja harapannya, lantaran pemerintah sendiri juga cukup gencar memperkenalkan jenis investasi ini pada masyarakat.
Bagaimana denganmu? Sudah kenal dengan produk investasi satu ini belum? Kalau belum, coba baca artikel ini sampai selesai, siapa tahu bisa membuatmu semakin yakin untuk mencoba berinvestasi di instrumen satu ini.
Apa Itu Investasi Obligasi?
Obligasi merupakan salah satu produk pasar modal yang berupa surat pernyataan utang, yang diterbitkan oleh pihak tertentu dengan janji akan dikembalikan sejumlah utang pokok plus bunga dalam jangka waktu tertentu.
Penerbit obligasi bisa perseorangan, korporasi atau perusahaan, bisa juga pemerintah.
Khusus obligasi pemerintah, bulan lalu baru saja pemerintah meluncurkan ORI 016. Mungkin kamu sempat juga membaca beritanya, atau malah sudah ikut berpartisipasi memberikan pinjaman untuk negara.
Investasi obligasi ini cocok jika dimanfaatkan untuk tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, lantaran jatuh temponya biasanya antara 1 hingga 10 tahun.
Biasanya obligasi diterbitkan dengan tujuan untuk mendapatkan dana segar tambahan modal bagi perusahaan. Bagi pemerintah, obligasi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pinjaman demi mengatasi defisit APBN, dan untuk mengajak kita agar lebih berperan aktif mendukung program-program pembangunan negara. Ketimbang utang pada asing kan, mending utang pada warga negara sendiri?
Nah, lalu apa kelebihan dan kekurangan investasi obligasi? Karena setiap produk investasi itu selalu ada plus minusnya, imbal dan risikonya. Begitu juga dengan obligasi.
Lanjut baca ya.
Kelebihan Investasi Obligasi
Di antara produk investasi, obligasi mempunyai beberapa kelebihan atau keunggulan, yaitu:
- Dengan berinvestasi di obligasi, kita sebagai investor berhak untuk mendapatkan bunga atau kupon. Kalau obligasi pemerintah, kupon ini akan diberikan secara berkala. Jadi, kita seperti dapat pendapatan tetap gitu deh. Nah, makanya ada reksa dana pendapatan tetap–yang nanti akan kita bahas secara khusus juga.
- Ada 2 jenis kupon atau bunga yang biasanya menyertai penawaran obligasi, yaitu bunga tetap (flat)–yaitu bunga yang besarannya tetap dan diberikan secara berkala–dan bunga mengambang (floating)–yaitu bunga yang besarannya berubah-ubah, mengikuti kebijakan dan pasar. Masing-masing jenis bunga juga ada plus minusnya–yang kapan-kapan akan kita bahas juga lebih lanjut untuk mengenal perbedaan di antara keduanya. Adanya pilihan ini, kita bisa menimbang sesuai kebutuhan, obligasi mana yang lebih cocok untuk kita berinvestasi.
- Besaran kupon atau bunga ini akan lebih besar daripada bunga deposito rata-rata yang ditawarkan oleh bank
- Investasi obligasi relatif aman, terutama jika kita memberikan pinjaman dana kepada negara karena ada undang-undang yang melindungi.
- Bagi investor yang sudah berpengalaman, obligasi ini bisa dijual kembali di pasar sekunder sehingga bisa mendapatkan keuntungan berupa capital gain dari selisih harga beli dan harga jual.
- Obligasi negara juga bisa diajukan sebagai agunan demi mendapatkan dana lainnya lagi.
Kekurangan Investasi Obligasi
Meski relatif aman, tetap ada risiko yang menyertai investasi obligasi. Apa saja?
- Risiko gagal bayar, yaitu ketika pihak peminjam dana tidak bisa membayar bunga, bahkan kadang juga kejadian, pokok utang juga enggak kembali
- Obligasi sangat tergantung pada perubahan-perubahan yang terjadi di luar, misalnya seperti kondisi ekonomi atau politik suatu negara, sehingga memengaruhi kondisi pasar modal.
Beberapa Jenis Investasi Obligasi yang Harus Dikenali oleh Investor Pemula
Sebenarnya ada banyak sekali jenis investasi obligasi yang bisa ditemui, masing-masing berdasarkan penerbitnya, besaran bunganya, jangka waktu jatuh temponya, dan seterusnya. Kalau mau dijelaskan semua sepertinya kurang memungkinkan, lagi pula malah membingungkan. Bener nggak? :)
So, sebagai investor pemula, kamu hanya perlu mengenali 3 jenis investasi obligasi ini dulu.
1. Obligasi perusahaan
Obligasi ini adalah surat utang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan yang ingin meminjam dana dari pihak lain. Perusahaan di sini bisa saja BUMN (perusahaan milih pemerintah) ataupun swasta.
Term and condition biasanya enggak jauh berbeda sih dengan obligasi pemerintah. Namun, lebih personal karena bisa besaran bunga dan jatuh tempo bisa disepakati bersama antara pihak peminjam dan investor.
2. Obligasi pemerintah
Yaitu surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara, sebagai bukti peminjaman dana kepada warga negaranya.
Indonesia mulai mengeluarkan obligasi pada masyarakat tahun 2006, dan sejak itu secara rutin selalu ada obligasi yang diterbitkan setiap tahun. Bahkan pernah sampai dua kali setahun. Kalau kamu ingin ikut berpartisipasi dalam program peminjaman dana oleh negara ini, update saja terus di akun media sosial atau website Kementrian Keuangan. Supaya enggak ketinggalan berita.
3. Obligasi municipal
Surat utang ini juga sama-sama dikeluarkan oleh pemerintah sih, tetapi bukan oleh pemerintah pusat seperti halnya ORI atau SUKUK, melainkan oleh pemerintah daerah.
Biasanya obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah daerah demi bisa mengurangi beban APBD dan mengurangi ketergantungan dana pada pemerintah pusat.
Nah, gimana? Sampai di sini, semoga sudah sedikit tercerahkan mengenai investasi obligasi ini ya. Sebenarnya masih banyak yang bisa digali lagi dari surat utang ini, dan semakin menarik lo! Tapi kamu bisa mulai dari beberapa pengetahuan dasar seperti di atas.
Yuk, gabung di kelas finansial online QM Financial, agar kamu tahu lebih banyak mengenai produk investasi dan juga bisa lebih banyak mengulik tujuan finansialmu. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya!
Investasi Deposito Aman dan Cocok untuk Pemula – Pahami 5 Faktanya Dulu
Salah satu elemen dalam Blueprint of Your Money, konsep orisinal pengelolaan keuangan pribadi oleh lead trainer QM Financial Ligwina Hananto, adalah investasi. Namun, tak sembarang investasi ya. Apalagi cuma ikut-ikutan. Untuk mulai investasi, seseorang hendaknya mengenali dulu profil risiko diri sendiri dan juga memahami berbagai instrumen investasi yang ada. Nah, salah satu instrumen favorit dan cocok bagi pemula adalah investasi deposito.
Yes, deposito biasanya memang diperkenalkan pada mereka yang baru pertama kalinya mencoba berinvestasi, karena beberapa keuntungannya.
Kamu juga pengin belajar berinvestasi, dan sedang menimbang untuk mencoba investasi deposito? Well, kalau begitu, simak dulu beberapa fakta seputar investasi deposito berikut ini, supaya kamu punya bekal lebih banyak.
5 Hal yang harus diketahui mengenai investasi deposito
1.Suku bunga
Dibandingkan dengan tabungan biasa, suku bunga yang ditawarkan oleh deposito lebih tinggi. Ya, karena itulah deposito dimasukkan ke dalam produk investasi.
Meskipun baru-baru ini, pemerintah menurunkan suku bunga Bank Indonesia menjadi 5%, tetapi suku bunga deposito ini tetaplah lebih tinggi ketimbang tabungan biasa, yang biasanya hanya 2 – 3 % saja.
Karena itu, kalau memang uangnya memang ingin disimpan saja, akan lebih baik alihkan saja ke investasi deposito ketimbang hanya nganggur di rekening tabungan, yang lama-lama bisa habis tergerogoti inflasi.
Namun ingat ya, ada pajak juga yang menyertai bunga deposito sebesar 20%.
2. Jangka waktu (jatuh tempo)
Deposito pada dasarnya adalah tabungan berjangka; artinya, dalam jangka waktu tertentu dana yang disimpan tidak boleh dicairkan. Sebagai imbalnya, ada bunga yang akan diberikan pada pemilik dana.
Nah, jangka waktunya ini mulai dari sebulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 2 tahun. Setoran awalnya, biasanya, sebesar Rp1 juta. Besaran bunganya tergantung kebijakan masing-masing bank. Dalam jangka waktu yang sudah disepakati, dana tidak boleh diambil. Sedangkan bunga, bisa dibayarkan per bulan.
Ada beberapa sistem investasi deposito, yaitu:
- ARO: Automatic Rollover. Artinya pokok investasi deposito akan didepositokan lagi jika jatuh tempo sudah tiba, sedangkan bunganya akan disetorkan ke rekening bank kita.
- Non ARO: Non Automatic Rollover. Ya, sudah bisa ditebak, sistem ini adalah kebalikan dari sistem ARO. Pokok investasi deposito akan dikembalikan ke rekening asal jika jatuh tempo sudah tiba.
- ARO+, yang memungkinkan kita meminta pihak bank untuk mendepositokan kembali bunga deposito yang kita terima, pada periode berikutnya.
Mana yang paling baik? Ya, kembali ke pemilik dana masing-masing. Ada yang mendepositokan “uang nganggur” dan dirinya sendiri terlalu sibuk untuk mengurus ini itu. Kalau begini kondisinya, maka paling cocok ya investasi deposito ARO atau ARO+.
Tapi, kalau kita berencana untuk menggunakan dana begitu jatuh tempo selesai berikut bunganya, ya berarti investasi deposito Non ARO akan lebih cocok.
3. Risiko
Investasi deposito termasuk dalam kelompok produk investasi dengan risiko yang sangat minim. Hampir tidak ada risiko yang bisa terjadi.
Berbeda dengan saham ataupun reksa dana, deposito enggak terpengaruh kondisi pasar yang fluktuatif sama sekali. Berbeda juga dengan obligasi yang punya risiko gagal bayar, deposito tidak ada risiko seperti ini.
So, investasi deposito memang sangat stabil. Tapi seperti “hukum” yang berlaku, high risk high return. Karena risikonya rendah, imbalnya juga paling kecil.
4. Jaminan keamanan
Sampai dengan nominal Rp2 miliar, dana kita di deposito dijamin oleh LPS, atau Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan demikian, misalnya nih–tapi semoga tak pernah perlu terjadi–jika bank tempat kita menaruh investasi deposito gulung tikar–atau bangkrut, atau dibekukan–dana deposito kita akan kembali dalam kondisi utuh.
Karena jaminan keamanan inilah, maka investasi deposito merupakan salah satu produk investasi yang cocok untuk para investor pemula, yang belum siap untuk berinvestasi di produk berisiko tinggi sepertisaham.
5. Penalti
Salah satu kelemahan investasi deposito adalah adanya denda atau penalti yang harus dibayar oleh investor ketika harus mencairkan dana lebih cepat dari jatuh temponya.
Besarnya berapa? Tergantung kebijakan masing-masing bank. Tapi ada lo, yang besarnya penalti kalau dihitung-hitung jatuhnya lebih besar ketimbang bunganya.
Ada juga bank yang menawarkan zero penalti jika kita hendak mencairkan deposito lebih awal, namun kita tidak akan menerima bunga yang menjadi hak kita. Ya, kalau begitu, anggap saja bunga itu menjadi penaltinya. Iya kan?
Nah, demikian sekilas mengenai investasi deposito. Bagaimana? Tertarik untuk mencoba?
Atau, barangkali kamu ingin tahu lebih banyak mengenai instrumen investasi, termasuk deposito ini? Yuk, gabung di kelas finansial online QM Financial. Jadwalnya bisa berbeda setiap bulan karena mengikuti kebutuhanmu lo. Kelasnya online melalui aplikasi Zoom, sehingga siapa pun dapat bergabung dari mana saja.
Cek jadwalnya, dan segera pilih kelas yang sesuai kebutuhanmu ya.
Jadi, belajar finansial apa hari ini?
6 Instrumen Investasi yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Mulai Menanam Dana
Tanggal 23 Oktober 2019 yang lalu, KSEI–atau Kustodian Sentral Efek Indonesia–merilis data, bahwa saat ini total ada 2,8 juta investor di Indonesia, dan 43%-nya adalah generasi milenial dengan instrumen investasi yang beragam. BEI juga memberikan catatan, bahwa pertumbuhan jumlah investor sampai dengan Agustus 2019 tercatat sebesar 36% setiap bulannya.
Luar biasa ya? Tentunya ini adalah hal menggembirakan untuk kita semua. Semakin banyak orang yang sadar pentingnya berinvestasi dalam salah satu usaha mengelola keuangannya demi tercapai tujuan finansial masing-masing.
However, buat kamu yang baru mulai investasi, masih ada banyak waktu untukmu mulai. Dan, ada baiknya juga untuk kenalan dulu dengan masing-masing instrumen investasi sebelum akhirnya kamu memilih hendak berinvestasi di mana dan seberapa.
Berikut adalah beberapa instrumen investasi yang cocok dilakukan oleh pemula, yang harus kamu kenali lebih dekat sebelum mulai menanam dana.
6 Instrumen Investasi untuk Pemula
1.Logam mulia
Logam mulia–atau emas–merupakan salah satu instrumen investasi yang paling konvensional, kalau boleh dibilang. Coba tengok orang tua kita, biasanya sih rata-rata kalau mau investasi ya enggak jauh-jauh amat dari emas. Bentuknya pun perhiasan, bukan emas utuh.
Sebagai investor pemula, kamu juga bisa memilih logam mulia untuk mulai berinvestasi. Namun, ingat. Harga emas juga fluktuatif lo. Jadi, bisa saja pas butuh dana segar dan kamu menjualnya, harganya pas juga lagi turun. Jadi, risiko rugi tetap ada.
Selain itu, juga ada risiko dari segi keamanan, apalagi jika hanya disimpan di rumah. Kamu juga harus memperhitungkan hal ini jika ingin mengandalkan emas sebagai instrumen investasi untuk mencapai tujuan finansialmu.
2. Deposito
Deposito lebih kurang bisa dikatakan sebagai tabungan berjangka. Dalam jangka waktu tertentu, kita menyimpan uang yang enggak boleh diambil atau diutak-atik. Sebagai imbal, kita akan mendapatkan bunga yang besarannya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, dan dipotong pajak.
Deposito juga merupakan instrumen investasi yang paling aman. Karena merupakan produk bank, jadi dijamin oleh LPS hingga batas jumlah tertentu.
3. Reksa Dana
Reksa dana bisa dibilang instrumen investasi kolektif yang dilakukan oleh pihak tertentu–yang disebut dengan Manajer Investasi–dari banyak investor, yang kemudian “dibelanjakan” pada produk-produk investasi sesuai permintaan.
Karena kolektif, maka risiko dan imbal juga dibagi antara investor yang ikut mempercayakan dananya untuk dikelola oleh si Manajer Investasi ini.
Reksa dana ini juga cocok jika mau dicoba oleh investor pemula, karena enggak perlu pusing-pusing mempelajari pasar, memilih produk, hingga memutuskan kapan beli dan kapan jual. Semua diurusin sama Manajer Investasi. Yang perlu kita lakukan adalah memantau kinerja si Manajer Investasi saja.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat utang, yang dibuat sebagai tanda peminjaman dana dari satu pihak (perseorangan, perusahaan/instansi, ataupun pemerintah) kepada pihak lain, dalam jangka waktu tertentu. Biasanya sih antara 3 – 10 tahun.
Obligasi juga merupakan salah satu instrumen investasi yang terhitung rendah risikonya, apalagi jika surat utang ini dikeluarkan oleh pemerintah. Meski demikian, risiko tetap ada ya. Salah satunya jika pihak peminjam gagal bayar.
5. Saham
Saham bisa dikatakan sebagai bukti hak kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Saat kita membeli saham, maka saat itulah kita sedang membeli hak atas kepemilikan terhadap perusahaan.
Investasi saham termasuk investasi yang berisiko cukup tinggi. Karena itu, kalau kamu mau langsung mulai dengan investasi saham, kamu harus belajar banyak hal terlebih dahulu. Ada kelas-kelas online saham dari QM Financial yang bisa kamu ikuti, hasil kerja sama dengan TICMI–The Indonesian Capital Market Institute. Di kelas tersebut, kamu akan belajar A – Z tentang saham, mulai dari kenalan dulu, belajar analisis, hingga ada simulasi juga. Coba cek jadwalnya ya!
6. Properti
Instrumen investasi keenam yang bisa dicoba juga oleh investor pemula adalah investasi properti. Di antara semua produk investasi, sepertinya properti inilah yang butuh modal paling tinggi. Ya iyalah, kamu kan butuh modal kalau mau beli rumah atau apartemen atau ruko, atau bentuk properti yang lain kan?
Meski demikian, properti juga merupakan salah satu instrumen investasi favorit banyak orang sih, karena kenaikan harga properti setiap tahunnya sangat menjanjikan keuntungan yang lumayan banget.
Untuk risiko, selain butuh biaya perawatan yang enggak sedikit juga, investasi properti terhitung kurang likuid. Ya kan, kita butuh waktu beberapa lama untuk menjualnya. Kalau butuh dana cepat, ya agak susah deh jadinya.
Nah, gimana? Setelah membahas mengenai beberapa instrumen investasi untuk pemula di atas secara sekilas, apakah kamu sekarang sudah mulai bisa memutuskan hendak berinvestasi di mana??
Dalam beberapa artikel ke depan, kita akan membahas masing-masing instrumen investasi ini secara lebih mendalam. Stay tuned ya!
Sebagai Karyawan, Kamu Harus Mulai Investasi Sekarang! Ini 5 Produk Investasi yang Cocok!
Kadang kala, status sebagai karyawan bikin kita keenakan. Setiap bulan sudah dapat gaji teratur, pun tunjangan-tunjangan lancar mengalir. Hidup sudah terjamin, bahkan sampai masa pensiun. Nah, ini yang bahaya, karena akhirnya kita enggak pernah tahu, pentingnya mulai investasi sejak masih muda.
Padahal banyak tujuan finansial yang belum tercapai kan? Memangnya cukup kalau hanya mengandalkan gaji dan tabungan saja? Ingat, kita ada yang namanya inflasi, yang senyata-nyatanya, membuat apa yang tadinya tampak terjangkau jadi enggak terjangkau.
Dana menikah, dana melahirkan, dana pendidikan anak, dana pensiun, adalah beberapa tujuan finansial yang wajib kamu pikirkan, bahkan sejak kamu mulai bekerja. Semua itu enggak akan tercapai, tanpa kamu mulai investasi sejak sekarang.
Tapi kok … serem ya? Kesan yang timbul selama ini tentang investasi memang menyeramkan sih, karena identik dengan “rugi” dan “duit ilang”.
Itu karena kamu belum banyak tahu saja. Makanya, ayo belajar dan mulai investasi dari jumlah yang kecil dulu.
Lalu, investasi apa ya yang cocok untuk karyawan? Kan, gaji juga enggak seberapa nih. Sudah habis buat bayar tagihan, memenuhi kebutuhan hidup, dan hedon.
Tenang, kamu selalu bisa mulai investasi dari nominal yang kecil, dari mulai Rp100.000 saja. Tuh, kan itu seharga kopi susu dan boba selama seminggu aja? Nggak seberapa kan?
Mari kita lihat beberapa produk yang cocok untuk para karyawan yang baru mulai investasi
1. Deposito
Nah, jika kamu memang baru mulai investasi banget, maka deposito adalah produk yang paling tepat untuk menjadi yang pertama. Dijamin oleh LPS (di bawah Rp2 miliar), dan merupakan produk perbankan. Jadi tingkat keamanannya sangat tinggi. Ya risiko tetap ada, yaitu ketika bunga terus mengecil. Tapi selama ini jarang banget terjadi.
Deposito punya jangka waktu penyimpanan tertentu yang enggak boleh dilanggar. Kalau kamu mengambil tabunganmu sebelum jatuh tempo, maka akan ada denda yang harus dibayar, yang dinamakan penalti.
Suku bunganya lumayan sih, antara 4% hingga 8%. Naik turunnya masih wajar. Tetapi itu belum dipotong pajak ya.
2. Obligasi
Obligasi adalah salah satu produk investasi berupa surat utang. Penerbit obligasi atau surat utang ini bisa saja perseorangan, perusahaan, maupun negara.
Buat kamu yang baru mulai investasi, obligasi negara menjadi pilihan tepat. Soal keamanannya, sudah pasti aman, karena negara sendiri yang menjamin. Masa sih enggak percaya sama pemerintah sendiri?
Keuntungan lainnya yang bisa kamu dapatkan jika kamu turut berinvestasi pada negara melalui obligasi ini adalah kamu bisa mendapatkan kupon atau bunga secara tetap yang lebih besar dari bunga deposito.
Untuk bisa membeli surat utang negara ini sekarang juga semakin dipermudah. Kamu bisa beli secara online di beberapa pihak yang ditunjuk sebagai mitra distribusi.
3. Reksa dana
Reksa dana merupakan produk investasi yang cocok buat kamu yang enggak pengin ribet melakukan analisis ini itu, selayaknya saham. Reksa dana ini cocok banget buat kamu yang baru mulai investasi, lantaran dana investasimu akan dikelola oleh mereka yang sudah profesional.
Untuk membeli reksa dana, kamu juga enggak perlu menyediakan modal terlalu banyak. Bisa mulai dari Rp100.000, dan bahkan kamu bisa membayarnya dengan GoPay di manajer investasi tertentu.
Tuh kan, ketimbang hanya kamu pakai buat foya-foya dengan PayLater tanpa tujuan yang jelas, mending kamu alihkan dana untuk mulai investasi di reksa dana.
4. Saham
Kalau kamu pengin mengelola dana investasimu sendiri–tanpa melalui manajer investasi seperti pada reksa dana–kamu bisa langsung nyebur ke saham. Tapi, ya sebaiknya belajar dulu ya, biar beli sahamnya enggak ngitung kancing atau pakai bakar-bakar sesajen.
Dengan keterampilan analisis fundamental dan analisis teknikal yang mumpuni, kamu akan bisa membaca saham perusahaan mana yang akan mendatangkan keuntungan untukmu.
Buat kamu yang baru mulai investasi, lebih baik memilih saham bluechip dulu saja. Saham bluechip adalah saham perusahaan-perusahaan besar yang sudah mapan, dan punya sistem yang sudah mantap.
Seiring waktu, kamu bisa belajar lagi hingga bisa mengenali perusahaan mana yang cukup agresif mengembangkan diri, sehingga layak kamu tambah modalnya.
5. Properti
Enggak hanya cocok untuk kalangan karyawan, investasi properti memang banyak diminati. Dari ibu rumah tangga sampai pengusaha besar.
Semua itu lantaran harga properti yang cenderung naik setiap tahun. Memang kalau mau mulai investasi properti ini, kamu akan butuh modal besar sih. Tapi, siapa tahu kan, kamu masih tinggal di rumah orang tua, masih single, belum butuh tempat tinggal sendiri tapi sudah bisa mencicil KPR. Enggak ada salahnya, properti yang kamu beli lantas kamu sewakan pada orang lain untuk memberimu penghasilan.
Good idea, huh?
Nah, itu dia 5 produk yang bisa dipilih jika kamu mau mulai investasi sekarang. Mumpung masih muda, masih jadi karyawan–pendapatan bisa diharapkan untuk tetap dan pastinya akan bertambah seiring waktu. Iya kan? Amin!
Yuk, tambah lagi pengetahuanmu akan pengelolaan keuangan! Biar karyawan, punya gaji tetap, sudah dijamin masa pensiunnya, kamu harus tetap bisa mengelola uang dengan baik dong! Ikuti kelas finansial online QM Financial dan pilih kelas yang kamu butuhkan sesuai tujuan finansialmu.
Jangan lupa juga follow akun Instagram QM Financial, supaya enggak ketinggalan berbagai update dan tip keuangan terbaru.