Ini Dia 5 Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
Buat PNS, produk investasi apa ya yang paling cocok?
Tunggu, memangnya PNS harus investasi? Hmmm, mengingat betapa banyak kebutuhan kita ke depannya, iya, sangat disarankan agar PNS berinvestasi. Kita semua memang perlu berinvestasi, karena tanpa investasi, rasanya akan sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan kita. Tapi, sebelum benar-benar berinvestasi, kamu wajib mengenal dulu beberapa produk investasi agar bisa memilih dengan tepat.
Lagi pula, zaman sekarang, mau investasi itu gampang banget. Tinggal modal smartphone, kuota, dan pastinya dana investasi yang sudah dialokasikan khusus, siapa saja bisa berinvestasi dengan mudah dan praktis. Nggak perlu dana yang besar juga untuk mulai berinvestasi. So, siapa pun kamu–terutama para PNS–pasti bisa jadi investor.
Berikut beberapa produk investasi yang bisa dipertimbangkan, untuk dipilih sesuai kebutuhan dan tujuan keuanganmu sebagai PNS
Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
1. Investasi emas
Produk investasi satu ini bisa dibilang yang tertua, karena sejak nenek moyang kita pasti sudah memanfaatkannya sebagai bentuk tabungan. Tak jarang nenek, kakek, dan orang tua kita bisa memiliki rumah, membiayai sekolah anaknya, dan memenuhi kebutuhan besar lainnya dengan bermodalkan tabungan emas mereka.
Buat PNS, investasi emas bisa jadi produk yang cocok sebagai awalan berinvestasi. Risiko kerugian minim untuk jangka panjang, pengelolaan relatif mudah, dan bisa menjadi safe haven saat sedang krisis.
2. Investasi reksa dana
Produk investasi kedua yang cocok untuk PNS adalah investasi reksa dana.
Dengan dikelola oleh manajer investasi–yang sudah dipilih secara cermat–membuat kamu tak perlu terlalu repot memikirkan strategi investasinya. Yang perlu kamu lakukan adalah memonitor dan memantau kinerja si manajer investasi. Pastikan nilai investasi berkembang dari waktu ke waktu, sesuai dengan target dan tujuan keuanganmu.
Reksa dana–terutama reksa dana pasar uang–juga bisa menjadi media untuk menyimpan dana darurat, lantaran paling minim risiko dibandingkan beberapa produk investasi lainnya. Dana untuk mulai juga bisa dari nominal kecil, bahkan ada reksa dana yang menawarkan dana minimal awal sebesar Rp10.000 dan bisa dibayar/di-topup dengan ewallet.
Praktis banget kan?
3. Deposito
Deposito bisa dibilang juga salah satu produk investasi old-fashioned tapi masih digemari lantaran risikonya yang juga relatif minim dibandingkan produk yang lain. Memang imbalnya terbatas, tetapi jaminan keamanan dari pemerintah sampai dengan nominal Rp2 miliar, sebagai salah satu produk perbankan, menjadi keunggulan tersendiri untuk deposito.
Cara investasinya yang hanya sekali setor di awal, dan kemudian tinggal menunggu bunga di setiap bulannya juga dinilai cukup praktis. Kamu bisa memilih deposito ARO, agar ketika jatuh tempo, depositomu diperpanjang secara otomatis, ataupun deposito nonARO, yang akan langsung ditransfer ke rekening induk ketika jatuh tempo tiba.
Setoran awal untuk deposito sih cukup lumayan ya, apalagi jika dibandingkan dengan reksa dana. Ada bank yang memberlakukan setoran awal minimal Rp5 juta ataupun Rp10 juta. Silakan cek dulu ke bank terkait ya, dan minta informasi sebanyak-banyaknya lebih dulu, sebelum mulai berinvestasi deposito.
4. Investasi saham
Investasi saham bisa jadi merupakan produk investasi yang tergolong agresif. Fluktuasi pasar bisa membuat nilai saham naik turun harian, dan bisa jadi ini menjadi kendala tersendiri buat kamu terutama yang profil risikonya konservatif. So, sebelum mulai berinvestasi saham, sebaiknya kamu kenali dulu dirimu sendiri. Jangan sampai investasi justru membuatmu jadi stres.
Sebenarnya, risiko yang timbul di saham ini masih bisa dikelola oleh investor individu seperti kita kok, apalagi jika kita sudah cukup paham bagaimana cara memilih saham yang cocok dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Tapi, memang, kita harus belajar investasi saham dulu yang benar seperti apa.
Imbal hasil investasi saham ini sangat lumayan, jika kita memang bisa berinvestasi dengan cara yang tepat. Bahkan hasilnya bisa berkali lipat dari imbal deposito. Tapi ya, itu–sekali lagi–harus diawali dengan belajar investasi saham yang benar.
5. Investasi properti
Produk investasi properti juga cukup sesuai dipilih oleh PNS, karena nantinya dapat disewakan dan memungkinkanmu untuk memperoleh penghasilan pasif.
Namun, di antara semua produk investasi rekomendasi seperti yang sudah dijelaskan di atas, investasi properti butuh dana yang paling besar. Pada prosesnya nanti, kamu akan juga butuh biaya yang relatif lebih banyak juga, karena harus membayar pajak, atau juga biaya pemeliharaan.
Karenanya, butuh rencana dan strategi yang matang jika kamu hendak memilih produk investasi ini. Tapi bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
Membutuhkan kelas untuk dapat menggali produk investasi yang cocok untuk PNS secara lebih mendalam?
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Deposito vs Reksa Dana: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Mending investasi di mana ya? Kalau diperbandingkan, deposito vs reksa dana, kira-kira lebih menguntungkan yang mana?
Apakah kamu sekarang sedang mempunyai pertanyaan yang sama?
Yah, sebagai pemula, kadang kita memang mengalami kebingungan. Penginnya mulai investasi, tetapi nggak tahu mesti investasi di mana. Ada rasa waswas juga, kalau nanti duit malah hilang, gimana?
Saat mulai berkenalan dengan produk investasi pun juga demikian. Karena produk investasi ada banyak, masing-masing dengan manfaat yang berbeda, kita pun jadi blank mau memilih yang mana. Iya sih, sudah paham bahwa semua kembali ke #TujuanLoApa, tapi rasanya kok masih ragu-ragu aja gitu.
Nah, dalam artikel ini kita akan membahas–dan membandingkan–dua instrumen investasi sekaligus, yaitu deposito vs reksa dana, agar kemudian kamu mendapatkan gambaran, tujuan keuangan seperti apa yang bisa dilayani kebutuhannya dengan deposito dan mana yang bisa dengan reksa dana.
Deposito vs Reksa Dana: Mana yang Lebih Menguntungkan?
1.Setoran
Mari kita lihat deposito vs reksa dana dari mulai awal kita menyetor dana.
Deposito merupakan produk perbankan. Dengan demikian, kita harus tunduk pada aturan yang dikeluarkan oleh pihak bank di mana kita akan membuat rekening deposito kita. Biasanya, untuk setoran awal, bank akan meminta dalam nominal tertentu; Rp 1 juta, Rp5 juta, ada juga yang meminta minimal setoran Rp10 juta.
Untuk menyimpan uang di deposito, kamu hanya perlu menyetor sekali saja di awal. Jika kamu hendak menambah nominal, tunggu sampai jatuh tempo baru kemudian ditambah setorannya ketika kamu memperbarui rekeningnya.
Untuk setoran awal reksa dana, rata-rata dengan Rp100 ribu saja, kamu sudah bisa mulai berinvestasi. Bahkan ada reksa dana tertentu yang bisa kamu beli dengan Rp10 ribu saja. Bayarnya mudah, mulai dari transfer bank, bahkan dengan ewallet juga bisa.
Tidak seperti deposito, reksa dana tidak ada batasan waktu jatuh tempo. Satu-satunya yang menentukan horizon waktu investasi adalah dirimu sendiri. Jika di tengah jalan, kamu dapat rezeki dan pengin topup reksa dana, kamu tinggal transfer seperti ketika kamu menyetor pertama kali. Makanya, banyak yang memanfaatkan reksa dana seperti tabungan. Mereka menabung setiap bulan, dengan menyisihkan sedikit dari penghasilan.
2.Jenis
Deposito vs reksa dana juga bisa kita lihat dari jenisnya.
Ada 2 jenis deposito terkait perpanjangan tenor, yaitu ARO (Automatic Roll-Over) dan nonARO, kebalikan dari ARO.
Ketika kamu menyimpan dana di deposito ARO, saat jatuh tempo tiba–tanpa harus kamu urus–depositonya akan otomatis diperpanjang. Danamu akan langsung diinvestasikan sesuai tenor yang kamu pilih sebelumnya. Lain halnya dengan deposito nonARO. Saat jatuh tempo tiba, danamu akan kembali ke rekening induk. Jika kamu hendak mendepositokannya lagi, maka kamu harus mengurusnya kembali ke bank.
Mana yang lebih baik? Ya, kembali lagi ke kebutuhanmu. Jika kamu memang punya maksud untuk memanfaatkan deposito sebagai instrumen investasi dalam jangka waktu yang amat panjang, dalam artian uangnya uang dingin, enggak keburu dipakai, deposito ARO bisa dipilih. Sedangkan, kalau kamu memanfaatkan deposito sebagai instrumen penyimpan uang sementara untuk berbagai keperluan, maka deposito nonARO bisa jadi pilihan yang lebih baik, karena di akhir jatuh tempo kamu bisa langsung menggunakan danamu sesuai dengan kebutuhan. Kamu tinggal sesuaikan jatuh temponya dengan horizon waktu tujuan keuangan yang sudah kamu rencanakan.
Reksa dana ada 4 jenis, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham, yang masing-masing memiliki manfaat dan karakteristik sendiri-sendiri. Coba kamu baca-baca artikel yang sudah ditautkan ya, untuk lebih detailnya.
Mana yang lebih untung dari keempat jenis reksa dana itu? Balik lagi, #TujuanLoApa.
Deposito vs reksa dana dari jenisnya, reksa dana memang lebih banyak macamnya, sehingga kamu bisa banget menyesuaikannya dengan kebutuhanmu. Dalam hal ini, lebih banyak keuntungan yang ditawarkan oleh reksa dana. Mari kita lihat ke poin berikutnya.
3.Imbal dan risiko
Ingat hukum dalam investasi: high risk, high return. Kalau kamu mengharap imbal tinggi, maka kamu harus siap juga dengan risiko yang tinggi. Hal ini juga berlaku pada deposito vs reksa dana.
Deposito, sekali lagi, adalah produk perbankan. Dengan demikian, ada perlindungan pemerintah yang ikut berperan. Sampai dengan nominal Rp2 miliar, danamu dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Jika terjadi sesuatu dengan bank tempat kamu menyimpan deposito–misalnya bangkrut atau dilikuidasi–maka danamu akan kembali secara utuh.
Dengan demikian, bisa dibilang risiko deposito cukup rendah. Risiko yang rendah, biasanya datang sepaket dengan imbal yang juga relatif kecil. Bunga deposito, saat artikel ini ditulis, berkisar antara 4 – 6%–setiap bank bisa jadi menawarkan besaran bunga dan fasilitas yang berbeda. Memang angka ini lebih besar daripada bunga tabungan biasa, yang rata-rata hanya sebesar 2% (atau bahkan ada yang 0%). Tetapi sebagai instrumen investasi, angka persentase ini relatif kecil.
Reksa dana–misalnya reksa dana saham–bisa menawarkan imbal yang jauh lebih besar, antara 7 – 12% per tahun. Kalau mau dihitung, angka ini dua kali lipat dari bunga deposito. Tentu saja, term & condition berlaku ya.
Karena sebagaimana sudah kamu tahu, imbal besar akan datang sepaket dengan risiko tinggi. Hasil imbal reksa dana bisa jadi sangat mengikuti fluktuasi pasar, sehingga ketika IHSG naik, maka portofolio reksa dana bisa mendulang banyak keuntungan. Tetapi, ketika IHSG memerah, portofolio reksa dana juga bisa minus.
Nah, demikian sedikit perbandingan antara deposito vs reksa dana. Semoga bisa membantu memberimu gambaran mengenai cara kerja deposito vs reksa dana ini.
Kalau kamu masih bingung, ikut kelas-kelas finansial online QM Financial saja yuk, pilih sesuai kebutuhanmu! Cek jadwalnya ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.