5 Hal untuk Memastikan Seluruh Anggota Keluarga Tercover Asuransi Kesehatan
Selamat Hari Kesehatan Nasional! Yes, tanggal 12 November ditetapkan menjadi Hari Kesehatan Nasional, seiring keberhasilan Indonesia memberantas malaria di tahun 1964. Of course, setiap Hari Kesehatan Nasional tiba, pemerintah akan kembali mengingatkan kita untuk selalu hidup sehat. Untuk mendukung upaya pemerintah ini, QM Financial juga mengingatkanmu–dan siapa saja–supaya jangan lupa untuk punyai asuransi kesehatan.
Masih rendah betul kesadaran masyarakat kita akan arti pentingnya asuransi kesehatan. Apa buktinya? Buktinya, banyak yang menunggak iuran BPJS Kesehatan. Banyak orang mendaftar ketika mereka sakit. Setelah sembuh, lupa bayar iuran. Baru nanti saat kembali sakit, diurus lagi. Duh.
BPJS Kesehatan sebenarnya sudah cukup bagus untuk kita semua. Memang ada beberapa prosedur panjang yang harus dilalui. Namun, banyak pula keuntungannya. Misalnya, dari premi saja, BPJS Kesehatan ini terhitung murah. Apalah daya, sekarang harus dinaikkan.
However, sebagian dari kita memang menerima ‘privilege’ otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan lantaran bekerja di suatu perusahaan. Selain BPJS Kesehatan, kita juga mungkin menerima tunjangan kesehatan lainnya juga, berupa penggantian biaya pengobatan dan sebagainya.
Tapi enggak semua perusahaan mau mengcover kita, sekaligus keluarga kita kan? Hingga akhirnya, kita pun jadi menanggung uang kesehatan yang terlalu besar untuk keluarga, meski kesehatan kita sendiri ditanggung kantor. Kalau sudah begini, mau enggak mau, ya kita harus punyai asuransi kesehatan sendiri. Seenggaknya ya yang bisa menolong jika anggota keluarga yang sakit.
Beberapa hal untuk memastikan seluruh anggota keluarga kita juga tercover oleh asuransi kesehatan
1. Lakukan financial checkup
Dengan semua kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, plus masa depan yang harus terjamin, kita punya modal apa saja nih untuk bisa membeli asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga?
Hal ini bisa diketahui jika kita melakukan financial checkup. Ketahui penghasilan dan pengeluaranmu secara pasti setiap bulannya. Apakah masih ada ruang untuk membeli premi tambahan asuransi?
2. Ketahui kebutuhan
Dari financial checkup, kita kemudian bisa melakukan analisis kebutuhan anggota keluarga.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk punyai asuransi kesehatan, yaitu sakit (apalagi jika harus rawat inap atau menjalani operasi), kecelakaan, atau mengalami sakit kronis dan kritis. Nah, siapa sajakah di antara keluargamu yang mempunyai faktor risiko kesehatan seperti ini?
Untuk kondisi sakit dan kecelakaan, setiap orang bisa saja berisiko–dari mulai bayi hingga dewasa, perempuan ataupun laki-laki. Namun, jika di dalam keluarga kita ada yang memiliki riwayat penyakit kritis, seperti kanker misalnya, maka akan perlu perhatian secara khusus.
3. Kenali produk asuransi
Ada beberapa jenis produk asuransi kesehatan yang biasanya ditawarkan oleh marketing asuransi. Salah satunya, mau asuransi kesehatan cashless atau reimbursement? Ini adalah jenis asuransi kesehatan berdasarkan cara klaimnya.
Asuransi kesehatan cashless memungkinkan kita untuk dirawat tanpa harus membayar fasilitas kesehatannya lebih dulu. Pembayaran akan langsung diurus oleh pihak asuransi.
Asuransi kesehatan dengan sistem reimbursement mengharuskan kita untuk menalangi dulu biaya perawatan dan pengobatan yang ada. Baru kemudian pihak asuransi akan menggantinya. Ini berarti kita harus punya dana darurat dulu dalam jumlah yang cukup besar.
Selain dari cara klaim, kita juga perlu menentukan kelas rawat inap di rumah sakit. Mau VIP, kelas 1, 2, atau 3? Pastinya harga premi akan berbeda untuk masing-masing kelas, karena tindakannya juga berbeda.
Masih banyak hal yang harus digali lebih lanjut, sebelum memutuskan hendak memakai asuransi kesehatan seperti apa untuk seluruh anggota keluarga. Kamu akan terbantu jika bergabung dengan kelas finansial online QM Financial. Follow akun Instagram QM Financial untuk tahu kapan kelas asuransi kesehatan diadakan, supaya enggak ketinggalan info.
4. Beli sesuai kemampuan
Setelah financial checkup dan kemudian mengenali produk-produk asuransi kesehatan, maka selanjutnya belilah premi yang sesuai dengan kemampuan.
Perlu untuk diketahui, bahwa premi asuransi kesehatan umumnya merupakan tagihan tahunan, sehingga kita seharusnya bisa mengalokasikan pemasukan tahunan–misalnya seperti THR atau bonus–untuk membayar preminya.
Bagaimana caranya menghitung kemampuan kita membayar premi? Nah, ini ada di kelas finansial online-nya QM Financial. Makanya, jangan sampai ketinggalan kelas asuransi berikutnya ya!
5. Jangan lupa bayar iuran
Yang terakhir, ya jangan lupa bayar iuran. Jangan sampai, pas sakit ternyata malah zonk! Sakitnya tuh jadi berlipat-lipat lo, kalau ditambah sama kenyataan tagihan rumah sakit yang sampai dua digit.
Apalagi kalau sumber pemasukan satu-satunya dari kita. Bakalan kerasa banget ketika ada yang sakit–entah itu pasangan atau anak-anak. Well, memang sih fasilitas asuransi kesehatan kantor kadang juga termasuk untuk pasangan dan anak (sampai anak kedua, biasanya). Lalu, kalau ada anak ketiga, gimana dong? Masa enggak punya asuransi kesehatan sendiri?
Ditambah lagi, kalau orang tua sudah sepuh? Masa iya, kalau sakit harus berobat sendiri? Kalau kita bisa membantu, pahalanya tentu akan lebih besar sebagai anak, bukan?
Nah, sudah semakin yakin kan, bahwa asuransi itu penting? Enggak cuma untuk diri kita sendiri, tapi juga seluruh anggota keluarga. Pastikan semuanya punya asuransi kesehatan.