Keuangan Perempuan di Masa Krisis Pandemi COVID-19
Selamat Hari Kartini! Lagi-lagi, tahun ini kita harus memperingati satu tanggal penting dalam suasana yang berbeda lagi, karena adanya pandemi COVID-19. Tahukah kamu, bahwa ternyata ada penelitian yang menyatakan, bahwa pandemi kali ini mempunya dampak yang berbeda pada dua jenis gender, utamanya pada keuangan perempuan dan laki-laki?
Adalah Michelle Tertilt, seorang ahli ekonomi Jerman, yang bersama koleganya melakukan penelitian terhadap dampak pandemi COVID-19 yang terjadi di Amerika Serikat. Seperti yang dilansir melalui situs BBC, ada beberapa hal penting yang patut digarisbawahi, terkait pengaruh pandemi terhadap keuangan perempuan selama terjadi wabah penyakit ini, yaitu:
- Terjadi kenaikan jumlah pengangguran akibat lockdown; sebanyak 1.4 juta orang di AS kehilangan pekerjaan saat ini. Persentase pertambahan pengangguran berjenis kelamin perempuan sebesar 0.9%, sedangkan laki-laki sebesar 0.7%.
- Setelah ada kebijakan work from home, hanya 22% dari pekerja perempuan yang bisa membawa pekerjaan mereka ke rumah, sedangkan ada 28% pekerja pria dapat menyelesaikan tugas dari rumah.
- Lebih banyak perempuan yang bekerja di sektor yang terkena imbas langsung oleh pandemi COVID-19, mulai dari usaha traveling dan pariwisata, restoran, hotel, hingga industri ritel (seperti bekerja di hypermarket atau mal).
- Kesenjangan upah ternyata benar-benar terjadi, seperti di AS, perempuan bergaji 85% lebih rendah ketimbang pekerja pria. Di Australia, pekerja perempuan hanya digaji 86% dari besaran gaji pekerja pria untuk tugas dan wewenang yang setara, sedangkan di India hanya 75%-nya.
- Lebih banyak perempuan yang menjadi orang tua tunggal. Di Amerika Serikat, dari 20 juta orang tua tunggal ternyata 3/4-nya adalah perempuan, dan mereka adalah orang-orang yang sangat terimbas oleh adanya pandemi COVID-19 ini.
Well, hang in there, ladies! Memang masa-masanya sedang sangat sulit sekarang ini ya. Dan sebagai perempuan, kita harus tetap mandiri dalam situasi apa pun.
Jadi, apa yang harus kita lakukan untuk mengatur keuangan perempuan di saat-saat seperti ini?
5 Hal untuk Mengatur Keuangan Perempuan Agar Tetap Berdaya dan Mandiri Selama Masa Pandemi COVID-19
1. Cek penghasilan
Skema keuangan perempuan berubah. Penghasilan kita berubah, karena itu mari kita cek lagi, seberapa besarkah penurunan penghasilan kita selama beberapa bulan terakhir ini?
Ke depannya–mungkin hingga akhir tahun 2020–jangan terlalu berharap bahwa kondisi akan dengan segera pulih seperti sedia kala. Hanya butuh waktu sesingkat ini untuk meruntuhkan perekonomian, tetapi butuh waktu cukup lama untuk bisa pulih kembali. Tapi ini bukannya lantas enggak mungkin ya? Pasti suatu hari nanti, semua akan membaik.
But you have to prepare–bersiap kalau harus melewati masa-masa sulit sedikit lebih lama. So, yuk, cek penghasilanmu, cek juga dana daruratmu. Lakukan financial check up secara menyeluruh.
2. Utamakan cicilan
Saat ini yang paling penting dalam pengaturan keuangan perempuan dalam masa pandemi seperti ini adalah menyelamatkan cicilan utang. Ini adalah salah satu pos keuangan perempuan yang enggak boleh diutak-atik, termasuk saat pandemi seperti sekarang.
Harus tetap dibayar.
Jadi, alokasikan penghasilan pada pos ini. Sebisa mungkin jangan diubah. Ajukan keringanan kredit jika memungkinkan, sesuaikan dengan kebijakan si pemberi kredit. Mungkin kamu bisa meminta tenor yang lebih panjang, atau penghapusan bunga. Diskusikan dengan si pemberi pinjaman ya.
3. Lebih fleksibel pada anggaran
Di saat-saat sulit seperti ini, kamu boleh mengubah alokasi pengeluaranmu.
Misalnya saja, di situasi normal, kamu mewajibkan diri untuk bisa menyisihkan dana investasi sebesar 10% dari penghasilan. Nah, di situasi darurat seperti ini, kamu boleh menyesuaikannya. Kurangi jika perlu, atau hold dulu jika memang dibutuhkan.
Begitu juga dengan pos yang lain, misalnya lifestyle. Kamu enggak butuh untuk hangout di coffee shop atau ke mal dulu kan? Dananya bisa kamu alokasikan ke dana darurat untuk memenuhi kebutuhan pokok. Begitu juga dengan uang transportasi, bisa kamu alihkan ke kuota internet, karena kamu akan butuh lebih banyak sekarang.
Begitu juga untuk menjalani bulan puasa yang sebentar lagi tiba. Coba cek artikel mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan secara finansial ini ya.
4. Belanja cerdas
Sebagai perempuan–baik yang masih single ataupun yang sudah menikah–biasanya memang punya job desc untuk belanja kebutuhan rumah dan/atau rumah tangga.
Yuk, makin cerdas belanja di masa pandemi COVID-19 ini! Belanjalah sesuai kebutuhan, no impulsive/panic buying, no stock piling, bijak menyusun menu makan dan juga camilan, bijak menentukan mana yang bisa ditunda dan mana yang harus diprioritaskan.
5. Cari peluang baru
Dan akhirnya, yes, kita harus tetap mandiri. Mungkin di antara kamu ada yang sekarang sudah dirumahkan atau bahkan kena PHK. Oke, ini memang bukan masa-masa yang mudah pastinya, tetapi jangan berlama-lama bersedih menekuri nasib tanpa berbuat apa-apa.
Yuk, coba cari cara untuk mencari peluang baru. Kamu bisa memanfaatkan hobimu untuk membuat pemasukan baru, atau kamu bisa mencoba bisnis. Bisnis apa? Jualan dong! Kamu bisa masak? Kamu bisa jualan hasil masakanmu ke tetangga kanan-kiri. Atau, kamu coba cari peluang untuk menjadi reseller bahan-bahan makanan beku.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan perempuan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Inspirasi Kartini: Sebuah Perjuangan Kemandirian
Siapa yang tak kenal Kartini? Setiap tanggal 21 April kita memperingati hari lahir Raden Ajeng Kartini atau yang lebih dikenal dengan Kartini. Kartini merupakan salah satu inspirasi perjuangan kemandirian. Kartini berjuang agar perempuan bisa mandiri dan sejajar dengan laki-laki. Pertanyaannya, sudahkah kita perempuan menjadi mandiri, termasuk mandiri secara finansial?
Perempuan yang mandiri secara finansial ini diwujudkan dalam dua hal: bisa menghasilkan uang sendiri dan punya kebiasaan mengatur uang dengan baik. Dalam kehidupan kita akan melewati tiga fase: muda, mapan, dan pensiun. Di tahapan mana pun kita saat ini, kita harus bisa mengurus uang. Kebiasaan baik mengurus uang seperti apa sih yang sebaiknya kita lakukan di tiga tahap kehidupan tersebut?
MUDA
Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk memulai kebiasaan keuangan yang baik. Enggak perlu ribet. Buat kamu yang berusia kurang dari 30 tahun, mulai dari yang basic dulu seperti:
- Memilih mau mulai membangun karir, kuliah lagi, atau mulai bisnis? Pilihan hidup mana yang kamu pilih? Mau mulai membangun karir di perusahaan top? Mau kuliah lagi? Atau mau mulai bisnis sendiri? Pilihannya terserah kamu. Setiap pilihan disertai konsekuensi, termasuk konsekuensi keuangan.
- Biasakan menabung minimal 10% dari penghasilan. Menabung minimal 10% dari penghasilan ini kelihatannya sepele, padahal kenyataannya enggak. Jangan nunggu sisa kalau mau nabung. Aktifkan fasilitas auto debet dari rekeningmu setiap bulan sehabis gajian. Sebelum kamu sempat berkedip, sebagian penghasilan sudah berhasil disisihkan untuk masa depan.
- Kumpulin DP untuk rumah. Memiliki properti sendiri adalah sebuah perjalanan yang menghangatkan hati. Tak perlu buru-buru, yang penting mulai aja dulu. Kumpulkan dana down payment senilai 30% harga rumah.
- Investasi senilai 1/2 pasang sepatu untuk Dana Pensiun. Kebutuhan dana pensiun kita itu besar. Dengan berinvestasi sejak muda, dana yang kamu investasikan bisa lebih kecil. Read more: Investasi Dana Pensiun Mulai Dari Setengah Harga Sepatumu!
- Liburan vs shopping tolong dijaga! Untuk kategori lifestyle ini, kamu boleh alokasikan maksimal 20% dari penghasilan bulanan. Kalau belum punya cukup dana untuk liburan, nabung dulu lah. Jangan sampai kamu utang buat Dana Liburan.
MAPAN
Di usia mapan – biasanya kepala empat – kita sudah harus melangkah lebih lanjut ke fase akumulasi aset. Di usia ini biasanya penghasilan sedang tinggi-tingginya. Sebagian penghasilan sebaiknya diubah menjadi aset. Aset yang dikumpulkan adalah aset aktif yang terdiri dari kombinasi bisnis, properti, dan surat berharga. Kebiasaan keuangan di tahap ini antara lain:
- Memiliki penghasilan dari banyak pintu. Di tahap ini penghasilan tidak hanya dari gaji saja, tapi juga dari aset aktif yang sudah mulai memberikan penghasilan pasif.
- Menjaga porsi cicilan max 30%. Jumlah cicilan, termasuk rumah, mobil, dan cicilan lain harus dijaga maksimal 30% dari penghasilan bulanan keluarga.
- Sudah punya properti sendiri. Kalau di usia muda memiliki properti sendiri masih merupakan opsi. Saat mapan, kita sudah harus punya properti sendiri. Bahkan perlu ditanya, punya properti berapa? ☺
- Membeli aset aktif. Dengan tingkat penghasilan yang tinggi, usia mapan adalah usia yang tepat untuk membeli aset aktif. Aset aktif inilah yang akan memberikan penghasilan pasif saat masa pensiun nanti.
- Menjaga pengeluaran lifestyle.Penghasilan naik, gaya hidup naik? Tetap dijaga maksimal 20% saja ya.
PENSIUN
Pensiun tidak selalu berarti berhenti bekerja loh. Bisa jadi ini kesempatan karir kedua. Tapi di usia ini kita tak lagi bekerja demi sesuap nasi. Kita bekerja karena kecintaan pada apa yang kita kerjakan. Kebiasaan keuangan di tahap ini antara lain:
- Terima uang pensiun. Di usia pensiun saatnya kita menerima uang pensiun. Uang pensiun bisa berasal dari beberapa sumber antara lain, dana pensiun dari kantor, dana pensiun lembaga keuangan, BPJS Ketenagakerjaan, atau dana pensiun yang disiapkan sendiri.
- Bebas utang. Seharusnya di usia ini kita tak lagi mempunyai utang. Semua utang sudah dilunasi di fase mapan. Kita pun bisa menjalani masa pensiun tanpa beban.
- Memiliki rumah pensiun. Setelah berlelah-lelah bekerja di masa produktif, mungkin ada keinginan untuk menjalani masa pensiun di daerah yang lebih tenang, bebas dari keruwetan lalu lintas. Ini harus dipikirkan sejak awal.
- Punya aset yang menghasilkan. Di fase ini sebaiknya kita sudah mencapai fase kebebasan finansial, di mana penghasilan pasif sudah melebihi pengeluaran bulanan. Penghasilan pasif didapat dari kombinasi kepemilikan aset aktif.
- Menjalani lifestyle pensiun yang diinginkan. Lifestyle pensiun seperti apa yang ingin Anda jalani? Tinggal di kota kecil yang tenang, menghabiskan waktu dengan cucu tercinta, atau berlibur keliling dunia? Setiap pilihan membawa konsekuensi finansial. Pastikan dana pensiunmu cukup untuk membiayaai pilihan lifestyle ini ya!
Ada di fase manakah kamu sekarang? Di fase mana pun, miliki kebiasaan keuangan yang baik. Kita bisa kok jadi perempuan yang mandiri secara finansial!
– QM Admin –
Smart Wonderful Woman
Agenda:
09.00 Seminar The Role We Play : Ligwina Hananto
13.00 Workshop 1 : Plan for Moms : Yasmeen Danu
Workshop 2 : Plan for Singles : Fitriavi Noeriman
Pendaftaran: Rp 200.000 / orang termasuk :
– Seminar & Workshop 1 atau
– Seminar & Workshop 2
– Rehat kopi dan makan siang
Email: [email protected]
Telp: 021 5794 8040 / 41 / 089 8814 4037
Dresscode: A Touch Indonesia