Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi
Sudah mengamati pergerakan harga emas akhir-akhir ini? Beberapa waktu yang lalu, harga emas naik nggak kira-kira sampai menyentuh angka Rp963.000/gram. Ini merupakan rekor harga emas tertinggi sepanjang masa!
Ada yang sempat “mengubahnya” menjadi fresh cash demi mendapatkan tambahan dana darurat dalam bentuk uang tunai? Kalau dulu belinya pas masih di harga Rp500.000-an, wahhh … selamat! Tambahan dana daruratnya lumayan juga dong ya.
Sering banget mendengar saran–terutama dari orang-orang tua–bahwa investasi emas itu adalah cara paling pintar untuk menabung. Kalau lagi kondisi harga emas naik seperti sekarang ini sih, saran ini harus diamini. Tapi, bener enggak sih, harga emas naik terus setiap tahunnya–atau stabil terus–sehingga dengan demikian emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan?
Nah, mari kita lihat fakta-faktanya.
Harga Emas Naik: Benarkah Emas Merupakan Investasi Paling Menguntungkan?
1. Harga emas tidak selalu naik
Coba lihat grafik yang bisa ditemukan di situs goldsilverworlds berikut ini, yang menunjukkan pergerakan harga emas dalam 100 tahun terakhir.
Kalau dicermati, apakah harga emas naik terus? Faktanya, harga emas dulu flat banget. Kemudian melonjak tajam, dan ada pula saat-saat ketika harga emas turun secara drastis.
Lalu amati grafik berikut, yang memperlihatkan harga emas dimulai tahun 2014 hingga 2019 kemarin.
Ada bagian di mana emas turunnya enggak kira-kira.
Jadi, apakah harga emas selalu naik? Jawabannya, enggak. Emas di Indonesia harganya mengikuti harga emas dunia yang diperdagangkan dalam dolar. Konversi Rupiah dan Dolar AS yang berfluktuasi sesuai kondisi membuat harga emas di Indonesia juga unpredictable, selain juga karena faktor-faktor lain yang juga akan kita bahas beberapa di poin berikutnya.
2. Harga emas juga sensitif
Selain karena terpengaruh akan konversi antara Rupiah dan Dolar AS, ada berbagai hal yang juga bisa membuat harga emas naik maupun turun. Di antaranya:
- Hukum supply vs demand, yang merupakan hukum alam dalam perdagangan komoditi apa pun.
- Penyesuaian suku bunga juga bisa membuat harga emas naik atau turun. Ketika suku bunga simpanan naik, maka akan banyak investor melepas emas dan lebih memilih menyimpan uang dengan harapan memperoleh keuntungan lebih dari bunga yang lebih tinggi. Hal ini membuat harga emas turun. Demikian pula sebaliknya, sesuai hukum perdagangan yang berlaku.
- Isu global, seperti sekarang, saat terjadi wabah penyakit yang mendunia, harga emas pun terpengaruh. Ancaman resesi akibat COVID-19 membuat investor akan terus mencari perlindungan dari emas, setidaknya sampai akhir tahun 2020 ini.
Sehingga, dengan demikian bisa disimpulkan nih, bahwa harga emas juga sensitif mengikuti kondisi. Memang tidak serapuh harga saham, yang kena senggol sedikit saja bisa terguncang, tetapi harga emas juga tak sestabil itu.
3. Emas adalah komoditi
Yes, ini sudah disinggung di poin kedua di atas.
Selain menjadi instrumen investasi–yang memungkinkan emas dibeli dalam bentuk batangan–emas juga dibutuhkan untuk industri, seperti untuk industri perhiasan (India dan Tiongkok adalah dua negara pengonsumsi emas utama sebagai negara penghasil perhiasan terbesar di dunia), alat medis, dan sebagainya.
Saat permintaan pasar tidak bisa dipenuhi oleh supply, maka saat itulah harga emas naik. Demikian pula sebaliknya, ketika emas banyak dijual ke pasar oleh para investor, harganya pun turun.
As simple as that.
4. Harga buyback selisihnya lumayan juga
Saat artikel ini ditulis (6 Mei 2020), posisi harga emas ada di Rp913.000 per gramnya. Saat kamu membelinya, lalu misalnya karena satu lain hal, kamu harus menjualnya kembali dalam beberapa jam atau hari, maka emasmu “hanya” akan dibeli di kisaran Rp812.000.
Yes, kamu “kehilangan” Rp101.000–jumlah yang cukup lumayan, ya kan?
Harga buyback emas memang cenderung akan jauh lebih rendah ketimbang harga beli di hari yang sama. Kamu baru bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga ini ketika emas yang kamu beli di posisi Rp547.000 di tahun 2017, dan hendak kamu jual hari ini dengan harga beli Rp812.000.
Wow! Dengan 5 gram emas yang dijual saja, kamu sudah punya tambahan dana darurat yang lumayan dan bisa dipakai untuk menyambung hidup.
5. Bukannya tanpa risiko
So, apakah emas merupakan investasi yang aman, tanpa risiko? Enggak juga.
Dengan harga emas naik turun sesuai kondisi pasar dan faktor lainnya seperti yang sudah dijelaskan di atas, emas tidak terbebas sama sekali dari risiko, dan hal ini harus 100% kamu sadari dan pahami jika ingin berinvestasi pada emas.
Karena itu, adalah penting untuk menyesuaikannya dengan tujuan keuangan kita sendiri.
Nah, sudah ada gambaran yang lebih jelas kan sekarang, mengapa harga emas naik turun dan bagaimana pula harus menyikapinya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.