Belajar Finansial dengan Menggunakan 4 Fintech untuk Pemula
Belajar finansial merupakan langkah awal yang penting dalam mengelola keuangan pribadi dengan bijak. Di era digital saat ini, teknologi keuangan, atau fintech, telah menjadi alat bantu yang tidak tergantikan dalam memudahkan proses pembelajaran ini.
Dengan berbagai aplikasi dan platform yang dirancang untuk menyederhanakan dan mendemokratisasi akses ke informasi keuangan, fintech membuka peluang bagi pemula untuk memperoleh pengetahuan finansial yang sebelumnya mungkin terasa rumit dan sulit diakses.
Table of Contents
Apa Itu Teknologi Keuangan (Fintech)?
Teknologi keuangan, atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘fintech’, merupakan gabungan dari kata ‘financial’ dan ‘technology’. Konsep ini merujuk pada penggunaan inovasi teknologi dalam desain dan pengiriman layanan serta produk keuangan.
Fintech enggak hanya merombak cara institusi keuangan tradisional beroperasi tetapi juga cara individu berinteraksi dengan aspek keuangan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Sejarah Fintech bisa ditelusuri kembali ke era awal komputerisasi pada akhir tahun 1950-an dan 1960-an, saat pertama kali teknologi mulai diintegrasikan ke dalam sistem perbankan. Namun, transformasi signifikan terjadi dengan kemunculan internet dan teknologi mobile di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21.
Sejak itu, fintech telah berkembang pesat, mencakup berbagai aspek mulai dari pembayaran digital, transfer uang, pinjaman peer-to-peer, hingga manajemen kekayaan dan investasi.
Dampak fintech pada sektor keuangan akhirnya menjadi begitu luas. Hal ini lantas mendorong bank dan lembaga keuangan lainnya untuk berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi baru. Selain itu, fintech juga telah memainkan peran kunci dalam meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan layanan keuangan kepada populasi yang sebelumnya tidak terjangkau oleh sistem perbankan tradisional.
Hal ini akhirnya menciptakan lingkungan yang lebih demokratis untuk akses ke layanan keuangan. Siapa saja yang memiliki smartphone dan koneksi internet dapat mengakses berbagai layanan keuangan dengan mudah dan cepat.
Singkatnya, fintech memang merevolusi industri keuangan.Enggak hanya dalam cara layanan keuangan disampaikan dan dikonsumsi, tetapi juga dalam membuka peluang bagi inovasi dan inklusi keuangan yang lebih besar.
Alat Bantu Fintech untuk Belajar Finansial
Nah, beruntunglah kita di zaman sekarang yang mau mulai belajar finansial. Mengapa? Karena ada banyak sekali produk fintech yang bisa kita manfaatkan. Mau ngapain saja, jadi lebih mudah.
Jenis produk apa saja yang bisa kita manfaatkan untuk belajar finansial?
1. Aplikasi Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
Aplikasi perencanaan dan pengelolaan anggaran menjadi salah satu contoh terbaik sebagai alat untuk belajar finansial. Umumnya, aplikasi ini memiliki antarmuka yang user-friendly dan fitur analisis yang canggih, sehingga dapat membantu pengguna menetapkan anggaran, melacak pengeluaran, dan bahkan memberikan saran untuk pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Pastinya dengan begini, kamu dapat terbantu untuk mengembangkan kebiasaan finansial yang sehat dan membuat perencanaan keuangan pribadi yang realistis sesuai dengan tujuan keuangan kamu.
2. Platform Investasi
Banyak platform investasi online berkembang, sekaligus menyediakan edukasi investasi yang bisa jadi media bagi pemula untuk belajar finansial dan langsung praktik.
Melalui platform-platform ini, pengguna dapat belajar tentang berbagai aspek investasi, dari saham hingga obligasi, bahkan kripto, seraya memiliki kesempatan untuk berinvestasi dengan modal yang terjangkau. Edukasi yang disediakan oleh platform ini umumnya dalam bentuk tutorial interaktif, webinar, dan artikel yang membantu pemula memahami dasar-dasar investasi dan mengembangkan strategi yang cocok untuk mereka.
Apakah kamu juga sudah menginstal salah satu aplikasi investasi online seperti ini di smartphone-mu? Bagaimana manfaatnya untuk kamu? Bisa optimal kan?
3. Aplikasi Perbankan dan E-Wallet
Aplikasi perbankan sekarang umumnya sudah dilengkapi dengan fitur yang memungkinkan pemantauan transaksi secara real-time. Dengan begitu, kita jadi lebih mudah memahami dan mempelajari alur keuangan kita.
Dengan kemampuan untuk melihat uang masuk dan keluar, kita bisa mendapatkan insight penting untuk mengelola dinamika cash flow pribadi kita. Kita jadi lebih mudah untuk mengawasi anggaran bulanan serta tujuan tabungan, menjadikan aplikasi perbankan ini bukan hanya alat transaksi tetapi juga mentor finansial pribadi.
Di sisi lain, e-wallet atau dompet digital, juga telah merevolusi cara transaksi dengan menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam berbagai pembayaran. Buat pemula, e-wallet bisa memberikan pengalaman praktis dalam mengelola uang digital yang kini menjadi bagian esensial dari hidup kita.
Salah satunya—mirip dengan aplikasi perbankan—yaitu tersedianya fitur pelacakan pengeluaran di aplikasi e-wallet. Fitur ini dapat membantu kita untuk memahami kebiasaan pengeluaran kita, membantu kita menyusun anggaran yang efektif.
4. Simulator dan Aplikasi Gamifikasi Edukasi Keuangan
Simulator pasar saham dan berbagai aplikasi gamifikasi edukasi keuangan bisa menawarkan cara yang unik dan menarik untuk mempelajari dunia keuangan.
Melalui simulasi yang realistis dan menantang, kita bisa mendapatkan gambaran riil dinamika pasar saham. Dengan begitu, kita pun bisa belajar bagaimana membuat keputusan investasi tanpa risiko kehilangan uang sungguhan.
So, ini enggak cuma bisa memberikan pengalaman praktis yang berharga banget, tetapi juga memperkaya pemahaman pengguna tentang pasar keuangan dan strategi investasi.
Tantangan Penggunaan Fintech untuk Belajar Finansial
Yes, teknologi keuangan, yang dikenal sebagai fintech, telah membuka peluang baru dalam belajar dan mengelola keuangan pribadi. Meski demikian, ada beberapa tantangan dan batasan yang perlu dihadapi, terutama bagi para pemula dalam dunia keuangan.
Apa saja?
1. Isu Keamanan dan Privasi Data
Salah satu tantangan terbesar dalam penggunaan fintech adalah terkait keamanan dan privasi data.
Dengan meningkatnya transaksi online, risiko kebocoran data pribadi dan keuangan menjadi sebuah kekhawatiran serius. Aplikasi fintech menyimpan informasi sensitif seperti detail bank, catatan transaksi, dan data pribadi lainnya. Sementara banyak platform fintech menggunakan enkripsi dan protokol keamanan canggih, tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal dari serangan siber.
Kita sebagai pengguna harus waspada terhadap risiko ini dan memastikan bahwa kita hanya menggunakan aplikasi yang memiliki rekam jejak keamanan yang baik.
2. Batasan Akses dan Literasi Digital
Akses ke teknologi keuangan juga sering terkendala oleh batasan literasi dan infrastruktur digital.
Meskipun fintech telah berkembang pesat, masih banyak orang, terutama di daerah terpencil atau di antara kelompok usia tertentu, yang tidak memiliki kemampuan atau sarana untuk mengakses layanan ini.
Kurangnya pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi ini atau kurangnya akses ke perangkat yang diperlukan menjadi penghalang yang signifikan. Hal ini berpeluang menciptakan kesenjangan digital lantaran sebagian masyarakat tidak bisa memanfaatkan sepenuhnya manfaat fintech dalam pengelolaan keuangan mereka.
3. Pentingnya Memilih Sumber Informasi yang Kredibel
Dalam era informasi yang melimpah, tantangan lain yang dihadapi dalam belajar finansial adalah memastikan bahwa informasi yang diperoleh melalui platform fintech adalah akurat dan kredibel.
Pasalnya, internet dipenuhi dengan berbagai sumber informasi, dan tidak semuanya dapat diandalkan. Dalam konteks belajar finansial, informasi yang salah atau menyesatkan bisa berakibat serius. Termasuk ketika membuat keputusan investasi yang buruk atau pengelolaan keuangan yang tidak efektif.
So, adalah penting untuk melakukan riset menyeluruh dan memilih sumber yang memiliki reputasi baik dan dapat dipercaya.
Fintech, tanpa diragukan lagi, telah mengubah cara kita belajar finansial. Namun, seperti semua teknologi, ia datang dengan tantangan dan batasan. Dengan demikian, semua kembali pada kita, sebaik apa kebijakan kita untuk memanfaatkan semua alat yang sudah tersedia ini agar bisa memberikan nilai tambah bagi diri sendiri.
Jadi, gimana? Siap untuk belajar finansial lebih dalam tahun ini?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pinjaman Online – Jangan Sampai Terjebak
Sepertinya semakin banyak saja orang yang terjerat pinjaman online. Sungguh berita buruk, di tengah mulai nge-hype-nya literasi keuangan dewasa ini.
Bahkan sampai ada yang bunuh diri lantaran tercekik sampai belasan aplikasi pinjaman online ini. Coba baca artikel yang dilansir oleh Kompas.com, di sini ada berbagai cerita dari para peminjam uang online. Sedih banget bacanya :(
Utang, barangkali adalah budaya. Kita cenderung untuk selalu merasa kekurangan uang. Padahal pemasukan (baca: gaji) ada rutin setiap bulan. Kadang juga ada yang masih bisa memperoleh penghasilan sampingan. Tapi, banyak yang sudah bergaji besar, utang juga banyak. Mending ini utang produktif. Tapi, enggak. Utangnya buat beli barang-barang konsumtif.
Atau malah lebih miris lagi. Utang pinjaman online buat berobat, karena enggak punya asuransi kesehatan.
*mengheningkan cipta*
Well, mari kita lihat beberapa hal tentang pinjaman online, agar bisa berpikir ulang kali kalau mau utang di sana.
5 Hal tentang pinjaman online yang harus banget diketahui dan disadari sebelum mulai berutang
1. Tidak semua terdaftar dan diawasi oleh OJK
Pemerintah sendiri–melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK)–sebenarnya juga sudah enggak kurang-kurang usahanya dalam melindungi kita. Ada ribuan perusahaan pinjaman online yang ilegal sudah dibekukan tahun ini.
Tapi, kasus tetap saja ada.
Sebelum mulai melakukan pinjaman online, coba cek apakah perusahaannya terdaftar dan berizin resmi di OJK. Di bulan Agustus 2019 kemarin, OJK telah mengeluarkan daftar berisi 127 fintech terdaftar di seluruh Indonesia, dan 7 di antaranya sudah mengantongi izin permanen.
Jadi, selain mengecek kondisi diri sendiri untuk memastikan bahwa kita benar-benar butuh meminjam uang, kita juga harus mengecek perusahaan tempat kita akan meminjam uang.
2. Selalu ada harga untuk kemudahan dan kepraktisan
Kalau dari cerita dalam berita yang dilansir oleh Kompas.com yang sudah ditautkan di atas, rata-rata para peminjam pinjol yang akhirnya terjebak ini tertarik berutang karena proses yang cepat, mudah, dan praktis. Seakan-akan, enggak perlu apa-apa deh, tinggal daftar terus ajukan pinjaman. Dalam hitungan jam, bahkan menit, uang pun cair.
Tapi coba ditelusuri. Sejak pertama pinjaman cair saja, ada potongan 30% dari uang pinjamannya. Katanya sih untuk biaya administrasi. Banyak yang mengajukan pinjaman Rp1.000.000, tapi ternyata uang yang diterima hanya Rp600.000 – Rp650.000. Tapi kemudian harus mengembalikan utang pokoknya Rp1.054.000, plus bunga Rp75.000 per hari, dengan tenor 7 hari.
My oh my!
Jangan terjebak oleh iming-iming “mudah dan praktis”. Selalu ingat, bahwa tak pernah ada makan siang gratis, kawan. Apalagi ini soal duit. “Mudah dan praktis” pasti berharga mahal.
3. Awas, tenor!
Selanjutnya, soal tenor (yang pastinya berhubungan dengan bunga). Tenor rata-rata pinjaman online ilegal adalah dalam hitungan hari. Ada jebakan tersendiri juga dari tenor yang sangat singkat ini.
Bunga hariannya saja sudah mencekik. Saat peminjam tidak bisa melunasi tepat waktu, maka si peminjam akan meminta agar waktu pelunasan mundur. Waktu pelunasan mundur bukan berarti tanpa perhitungan. Kadang justru bunga dari tenor yang mundur ini jadi berkali lipat lagi.
Akhirnya si peminjam semakin terlilit dan tak mungkin bisa lepas. Ada yang berusaha lepas, tetapi dari meminjam aplikasi pinjaman online lain untuk menutup utang pinjaman online yang satu.
Oh dear. Sungguh siklus yang sepertinya tak akan pernah terputus.
4. Eksploitasi data pribadi
Saat kita mengunduh suatu aplikasi–aplikasi mobile apa pun di PlayStore maupun App Store–saat itu pula biasanya akan muncul pertanyaan, apakah kita mengizinkan aplikasinya mengakses data personal kita, seperti foto dan kontak?
Biasanya sih, tanpa banyak baca ya kita akan langsung setuju saja.
Tapi sadar enggak sih, bahwa dengan kita setuju (kalau enggak setuju, aplikasi batal didownload dan diinstall), kita juga sudah memberikan akses secara free pada aplikasi-aplikasi mobile tersebut? Termasuk aplikasi pinjaman online.
Dari berbagai kasus jeratan pinjaman online yang bisa dibaca di artikel Kompas.com itu, banyak yang mengaku bahwa tak cuma si peminjam saja yang diteror oleh penagih pinjaman online. Tapi juga termasuk orang-orang yang nomornya ada di daftar kontak kita. Bahkan bos di kantor pun bisa juga ikut diteror. Akibatnya, ada tuh cerita; sudahlah harus melunasi pinjaman online, malah dipecat juga dari kantor lantaran dituduh menjaminkan nama atasan.
Waduh! Runyam banget.
So, coba deh dipikirkan baik-baik setiap kali hendak mengunduh dan menginstal aplikasi mobile. Kira-kira membahayakan kontak kita enggak ya? Apalagi untuk pinjaman online.
5. Ketahui cara melaporkan fintech yang melanggar aturan
Sebenarnya ada cara untuk melaporkan fintech yang melanggar aturan. OJK secara khusus menyediakan line untuk pengaduan. Bisa langsung klik tautannya saja.
Namun, yang bisa ditindak oleh OJK hanyalah jika pelanggaran tersebut dilakukan oleh fintech legal, yang masuk dalam daftar pengawasan mereka ya. Jadi, kalau kita berutang ke fintech ilegal, maka OJK tidak bisa membantu. Untuk fintech ilegal yang meneror kita, kita bisa melaporkannya ke kepolisian.
Selain itu, kalau baca ceritanya sih, ada kejadian di mana fintech-nya menyebarkan data pribadi kita di media sosial bahkan ditambah dengan fitnah. Untuk hal ini, berarti ada indikasi penyebaran konten negatif. Nah, ini bisa dilaporkan melalui situs aduankonten.id milik Kemenkominfo.
Fyuh, memang sudah semakin memprihatinkan saja nih kondisinya ya. Tapi, mau bagaimanapun, hal yang terbaik adalah jangan sembarangan berutang. Apalagi utang untuk kebutuhan yang sebenarnya bisa kita penuhi dengan menabung dan berinvestasi.
Ada lo kelas-kelas finansial online QM Financial yang bisa bantu kamu untuk segera lepas dari jeratan utang ini. Ada kelas Blueprint of Your Money yang merupakan foundation dari semua tip keuangan, hingga cara mengatur cash flow sehingga dengan pemasukan yang minim pun seharusnya kita tetap bisa menabung dan punya tujuan finansial yang jelas.
Yuk, segera cek jadwalnya, dan pilih kelas yang kamu butuhkan.
Mau belajar finansial apa hari ini?