Mata Uang Kripto: Pengertian, Cara Kerja, dan Kenali 7 Jenis yang Paling Populer
Mata uang kripto semakin populer. Jenisnya ada ribuan! Meskipun yah, tak semuanya legit untuk dibeli. Sebagai instrumen baru, hal ini jelas bikin penasaran. Apalagi buat warga +62 ya kan? Kalau ada yang baru, dan terlihat mudah serta menguntungkan, langsung deh jadi sumber FOMO. Kalau enggak nyobain, artinya kudet!
Nah, apakah kamu juga salah satu yang tertarik dengan investasi crypto ini? Nggak ada salahnya kok, kalau kamu pengin coba-coba juga. Namun, karena masih baru dan dalam proses pengembangan, cryptocurrency menjadi salah satu instrumen dengan risiko sangat tinggi. Karena itu, kamu perlu memahami cara kerjanya dulu, agar kemudian bisa menentukan strategi amannya.
So, yuk, kita lihat beberapa hal penting mengenai mata uang kripto ini.
Apa Itu Cryptocurrency?
Cryptocurrency berasal dari 2 kata; cryptography dan currency. Cryptography artinya adalah kode rahasia, dan currency artinya mata uang. Dengan demikian, cryptocurrency, atau mata uang kripto adalah mata uang yang bersifat digital dan dilindungi dengan berbagai kode rahasia.
Penggunaan kriptografi inilah yang membuat mata uang kripto tidak dapat dimanipulasi, dipalsukan, atau digandakan. Penggunaannya tercatat secara transparan dalam sistem jaringan blockchain, yang bisa diibaratkan dengan sebuah buku besar catatan keuangan.
Faktanya, cryptocurrency memang memiliki 3 prinsip besar, yaitu digital, terenkripsi, dan terdesentralisasi, yang artinya tidak berada di bawah otoritas tertentu. Penggunaannya benar-benar dikendalikan dan diawasi oleh para pengguna kripto itu sendiri.
Cara Mendapatkan Mata Uang Kripto
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh jika ingin mendapatkan mata uang kripto.
Menambang
Cara mendapatkan mata uang kripto pertama ini dilakukan dengan cara memecahkan beragam perhitungan matematika untuk memecahkan blok baru dalam rangkaian blockchain. Jika berhasil, maka sebagai reward, kamu akan mendapatkan cryptocurrency.
Untuk menambang, kamu perlu sejumlah modal, di antaranya PC dengan spesifikasi yang mumpuni dan energi listrik yang besar. Memang ini tak mudah, karena itu, biasanya penambang bekerja secara berkelompok.
Faucet
Kalau diterjemahkan, faucet artinya adalah keran. Ini biasanya bisa dilakukan secara gratis, tetapi hasilnya memang sangat sedikit demi sedikit. Untuk melakukannya, kamu harus menyelesaikan beberapa tugas, seperti menonton iklan, video, mengisi kuesioner atau survei, dan sebagainya, dan sebagai reward, kamu akan mendapatkan sejumlah mata uang kripto, sesuai kesepakatan.
Airdrops
Mirip dengan faucet sih. Di sini, kamu akan diminta untuk mempromosikan token atau koin milik platform baru, agar semakin banyak orang terinformasi dan akhirnya mau membeli token tersebut. Sebagai reward, kamu bisa mendapatkan mata uang kripto yang sedang dipromosikan.
Afiliasi
Cara kerja afiliasi untuk mendapatkan mata uang kripto sama saja dengan prinsip afiliasi pada umumnya digital marketing, yaitu dengan menempatkan link ber-referal di “keramaian” tempat biasa para netizen berkumpul. Misalnya di media sosial, blog, atau di forum-forum. Jika ada yang mengklik link afiliasimu, maka kamu akan mendapatkan reward. Apa rewardnya? Betul sekali, mata uang kripto.
Main game
Ini cara mendapatkan mata uang kripto yang paling asyik sih sepertinya. Dengan cara kerja play-to-earn, kamu bisa mendapatkan cryptocurrency dengan memainkan games yang sudah disediakan.
Misalnya saja CryptoKitties. Dalam game ini, kamu bisa memelihara kucing virtual, mengembangbiakkannya, sampai menyuruhnya untuk melawan kucing yang lain. Jika kamu bisa mendapatkan varian yang langka dari pengembangbiakan kucing di sini, maka kamu bisa menjualnya dengan harga mahal, dan dibayar dengan mata uang kripto. Demikian juga jika kamu mengadu kucing virtualmu dan menang melawan kucing lain, kamu juga bisa mendapatkan cryptocurrency.
Mata uang kripto yang kamu dapatkan bisa ditarik atau withdraw di exchange yang disediakan di dalam platformnya.
Beli/Menukar
Cara paling mudah untuk mendapatkan mata uang kripto adalah membelinya di bursa, dengan prinsip yang mirip dengan jual beli saham.
Untuk itu, kamu perlu membuka akun di bursa kripto. Di Indonesia, baru ada 13 platform jual beli cryptocurrency yang sudah terdaftar di Bappebti. So, pastikan kamu hanya bertransaksi di 13 toko tersebut, agar kamu bisa mendapatkan perlindungan yang lebih baik.
Jenis Mata Uang Kripto
Sebagai informasi, saat ini ada ribuan jenis cryptocurrency beredar dan diperdagangkan di seluruh dunia. Yang sudah terdaftar di Bappebti dan legal untuk ditransaksikan di Indonesia baru sekitar 200-an. Bappebti memiliki kriteria tersendiri untuk mengizinkan mata uang kripto tertentu bisa diperjualbelikan di Indonesia.
Kalau kamu memang tertarik, tak perlu menelusuri semua mata uang kripto yang ada. Kamu hanya perlu mengenali beberapa yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar untuk memulainya. Seiring waktu, kamu bisa mempelajari juga yang lain, siapa tahu berpotensi bagus untuk portofoliomu.
1. Bitcoin
Bitcoin yang diinisiasi oleh akun pseudonym bernama Satoshi Nakamoto merupakan mata uang kripto pertama yang diciptakan secara digital pada 2009. Sebagai yang ‘sulung’, bitcoin mendapatkan keuntungan menjadi yang paling populer dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni $762,069,641,970 menurut data Coinmarketcap.
2. Ethereum
Ethereum adalah nama jaringan blockchain, sedangkan koin aslinya yang dikembangkan dalam jaringan tersebut bernama Ether, atau ETH. Kapitalisasi pasarnya merupakan yang kedua terbesar, yakni $364,647,941,019. Ethereum telah menjadi platform bagi banyak token lain, berkat sistem smart contract yang terdesentralisasi.
3. Tether
Tether merupakan stablecoin, yang cara kerjanya agak berbeda dengan mata uang kripto umumnya. Stablecoin dikembangkan sebagai jawaban untuk kebutuhan stabilitas harga kripto. Biasanya dipergunakan untuk pertukaran barang dan jasa, dan berbagai transaksi yang membutuhkan alat tukar seperti halnya uang. Tether didukung oleh dolar AS, dengan rasio 1 : 1. Dengan demikian, untuk 1 Tether harganya akan selalu tetap yakni 1 dolar AS.
Kapitalisasi pasarnya berada di peringkat ke-3, sebesar $82,577,647,839.
4. BNB
Binance coin, atau BNB, merupakan mata uang kripto milik Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia. BNB biasanya digunakan sebagai utility token, yang dapat memberimu potongan harga trading fee di platformnya. Saat ini kapitalisasinya ada di peringkat 4 terbesar dengan $68,348,571,883.
5. USD Coin
USD Coin sama seperti Tether, yaitu merupakan mata uang kripto stablecoin. Masih didukung oleh dolar AS, dengan rasio yang juga sama, 1 : 1.
6. XRP
XRP merupakan mata uang kripto asli Ripple, perusahaan blockchain yang mengembangkan Ripple Protocol yang memungkinkan transaksi global bisa terjadi dengan mudah, cepat, dan murah. Koin XRP yang beredar sejumlah 100 miliar koin, yang tidak akan bertambah maupun berkurang. Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi XRP mencapai $34,435,241,272.
7. Solana
Solana akhir-akhir menjadi mata uang kripto yang perkembangannya sangat cerah. Harganya sempat naik sampai hampir 10.000% di 2021. Kelebihannya ada pada kecepatan dan kapasitas transaksi yang mumpuni dalam platform blockchain yang kuat. Saat ini, kapitalisasi pasarnya sebesar $33,885,348,973.
Nah, itu dia 7 mata uang kripto yang berkapitalisasi terbesar, dan juga pembahasan mulai dari pengertian dan cara kerjanya.
Bagaimana? Apakah kamu memang tertarik untuk berinvestasi pada mata uang kripto? Boleh saja, yang pasti semoga sih bukan karena FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dulu dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Beli Token Tak Semuanya Legit, 3 Hal Ini Harus Jadi Prioritas!
Kamu pengin beli token? “Benda” bernama token ini belakangan memang lagi ngehype. Mulai dari token nft, token game, sampai token-token yang diendorse. Ngehype-nya karena masing-masing menawarkan keuntungan, keasyikan, dan perkembangan to the moon. Tapi, sayangnya, enggak setiap token legit untuk dibeli.
Penasaran juga kan, sama yang namanya token ini? Juga, tentang gimana cara beli token yang legit? Yuk, kita bahas di artikel kali ini!
Apa Itu Token?
Token adalah suatu jenis aset digital yang dikembangkan dengan “meminjam” jaringan blockchain milik pihak lain. Token bisa dibilang merupakan hasil dari suatu project yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai alat pembayaran digital untuk berbagai layanan yang disediakan. Umumnya, token dikembangkan dan beroperasi dengan memanfaatkan konsep smart contract.
Apa bedanya dengan koin? Koin merupakan jenis aset digital juga, tetapi dikembangkan dalam jaringan blockchain milik sendiri. Misalnya seperti bitcoin, yang dihasilkan dalam jaringan Bitcoin itu sendiri. Koin ethereum dibangun dalam jaringan blockchain milik Ethereum sendiri. Di sisi lain, jaringan blockchain Ethereum yang menggunakan konsep smart contract juga sering dipakai oleh para developer untuk membuat token lain, misalnya seperti Tether.
Nah, itu dia arti token, dan bedanya dengan koin.
Beli Token, Menguntungkan (?)
Terutama sejak Ghozali Everyday menggegerkan Indonesia dengan hasilnya meraup miliaran rupiah dari penjualan NFT, semakin banyak orang melirik aset digital untuk ikut mencoba peruntungan. Begitu juga dengan para artis, atlet, hingga public figure.
Sayangnya, tak semua legit.
Beberapa aset digital memang layak dikoleksi. Misalnya seperti hasil karya seni, hingga merchandise atau video-video pendek bersejarah atau memiliki makna historis bagi pengoleksinya. Misalnya seperti video-video pendek pertandingan NBA yang sangat laku diburu. Juga berbagai item game, seperti kucing digital atau kucing NFT yang bisa dikembangbiakkan di platform Cryptokitties yang bisa laku hingga ratusan ribu dolar.
Tapi, tak kalah banyak yang scam belaka. Masih ingat soal token Squid Game yang harganya melesat dalam waktu beberapa jam, beberapa waktu yang lalu kan? Ternyata, token yang katanya dibuat berdasarkan serial Netflix yang juga viral itu hanya skema rug pull belaka. Ketika harga sudah to the moon, developernya membawa lari uang investor. Banyak yang mengalami kerugian karenanya.
Hal yang sama sedang terjadi juga di tanah air. Sejumlah pihak mengklaim sedang mengembangkan berbagai project digital, dan mengeluarkan token yang ditawarkan pada publik. Namun, sayangnya, lagi-lagi tak semua legit. Beberapa di antaranya tak menyertakan whitepaper saat merilis token. Padahal productive value juga belum tampak, lantaran token juga sama sekali masih sangat baru.
Jadi, kalaupun mau melakukan riset terhadap fundamental aset, lalu harus riset dari mana dong? Sebuah pertanyaan logis yang seharusnya muncul di benak para (calon) investor saat hendak beli token.
Tip Beli Token Kripto
Karena tak semua legit, maka ada baiknya kita punya beberapa pertimbangan sebelum beli token.
Beli token yang sedang hype bukannya dilarang. Boleh kok. Bahkan kalau mau, beli token atau koin yang enggak ada whitepapernya juga nggak masalah, tetapi harus sadar sepenuhnya akan risiko dan punya strategi yang tepat. Shiba Inu adalah salah satu bukti meme koin yang sukses. Kalau kita lihat pergerakannya, harga Shiba Inu sungguh luar biasa. Bisa bikin senam jantung bagi yang tak terbiasa. Tetapi, nyatanya, sebagian orang berhasil mendapatkan keuntungan yang lumayan dari transaksi Shiba Inu. Ini bisa terjadi karena para penggemar aset digital ini sadar betul karakteristik Shiba Inu, dan bisa memanfaatkannya dengan baik. Dengan menggunakan strategi yang tepat, mereka pun bisa mengoptimalkan keuntungan yang didapatkan.
Tetapi, tak semua orang bisa melakukannya. Kalau masih awam, ada baiknya kita punya banyak pertimbangan, agar tak sembarang beli token yang kemudian berakibat kerugian yang sebenarnya bisa dikelola.
Apa yang harus dipertimbangkan?
1. Tujuan beli token
Apa yang membuatmu merasa perlu untuk beli token? Apakah karena begitu hype, dan kamu enggak ingin ketinggalan? Ataukah, kamu melihat peluang yang lain, yang memang berpotensi baik ke depannya?
Apakah dengan beli token, ada kebutuhanmu yang bisa dipenuhi? Bagaimana dengan kemampuan finansialmu, jika seandainya investasimu di instrumen ini gagal? Dengan cara apa, kamu memitigasi risiko investasi kripto yang sangat tinggi ini?
Alasan dan tujuan kamu beli token menjadi pertimbangan utama. Jika memang kamu beli token karena nggak ingin ketinggalan hype dan supaya terlihat edgy, juga nggak ada yang melarang. Tetapi, pastikan jangan sampai mengganggu kebutuhan lain yang lebih penting ya. Ingat, bahwa kamu punya tujuan utama yang harus dicapai.
Sesuaikan juga dengan kemampuan, jangan halu.
2. Kenali tokennya
Investasikan waktu untuk belajar dulu; mempelajari cara kerja cryptocurrency secara umum, dan kemudian mengenali karakteristik token yang kamu incar.
Instrumen ini memang masih sangat baru, sehingga perkembangannya akan sangat cepat. Pergerakannya bisa dalam hitungan jam, bukan hari atau bulan. Karena itu, penting sekali untuk diamati terlebih dulu sebelum akhirnya kamu benar-benar beli token.
Jika sudah tertarik dengan salah satu token, maka luangkan waktu untuk menelusuri beberapa hal berikut:
- Apa sih yang hendak dicoba untuk diubah atau diperbaiki dengan adanya token ini?
- Isu apa yang melatarbelakangi dibuatnya token tersebut?
- Seperti apakah roadmap yang sudah disiapkan oleh pengembangnya ke depan nanti?
- Apa yang membuat token ini berbeda dengan yang lain, sehingga perlu untuk kita beli?
- Siapa saja yang berada di balik project-nya? Apakah mereka berkompeten? Apakah mereka benar-benar sudah punya pengalaman?
- Jika token sudah ngehype, coba cermati massanya; apakah mereka memang beli token karena percaya akan potensinya, ataukah karena mereka sudah beli dan nyangkut? Atau, mereka dibayar untuk endorse? Dan sebagainya.
Itu hanya sekadar pertanyaan pemandu. Kamu bisa mengembangkan berbagai pertanyaan lagi, ya. Semakin lengkap informasi yang kamu dapatkan, semakin baik.
3. Gunakan uang yang sudah dialokasikan khusus
Sekali lagi, tak ada yang melarang siapa saja untuk mencoba berinvestasi pada instrumen yang baru. Mau beli token yang lagi hype? Boleh kok! Bahkan, ini sangat perlu juga, siapa tahu bisa berkembang dengan baik. Betul?
Namun, sebagai langkah mengelola risiko, ada baiknya kamu menggunakan dana yang memang sudah teralokasikan khusus untuk beli token atau investasi “coba-coba” ini. Hindari menggunakan dana yang sudah ada peruntukannya; untuk membeli kebutuhan dapur, uang SPP anak, uang iuran asuransi, uang untuk kurban atau hari raya, dan sebagainya.
Hal ini sangat penting sebagai manajemen risiko, agar jika ternyata perkembangannya tidak memuaskan, kebutuhan penting lainnya juga tak terganggu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Jual NFT Sesukses Ghozali, Ini yang Perlu Diperhatikan
Nama Ghozali jadi topik perbincangan hangat. Berkat jual NFT (Non-Fungible Token) berupa foto selfie dirinya selama 5 tahun berturut-turut, kini Ghozali berhasil meraih keuntungan hingga Rp1,7 miliar.
Konsistensi Ghozali dalam memposting foto selfie sejak tahun 2017 hingga 2021 menarik perhatian publik, ditambah dengan ekspresi dan tempat foto yang sama selama 5 tahun itu. Ghozali jual NFT melalui platform penjualan OpenSea dengan nama ‘Ghozali Everyday’.
NFT dan Ghozali
Dialah Sultan Gustaf Al Ghozali, seorang pria berusia 23 tahun yang merupakan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ia membuka akun di OpenSea sejak usia 18 tahun dan mengumpulkan 933 foto hingga akhir tahun 2021 lalu.
Awalnya, foto selfie dirinya hanya untuk dijadikan video timelapse saja. Namun, Ghozali mencoba peruntungan lewat pasar NFT. Harga jual NFT Ghozali Everyday ini awalnya hanya sebesar 0,0001 ETH (Ethereum), atau sekitar Rp45.000 saja per foto.
Namun, namanya menjadi viral dan membuat harga NFT melonjak drastis dengan harga tertinggi senilai 69,699 ETH, atau sekitar Rp 3,1 triliun. Sedangkan harga terendah berada di kisaran Rp10 juta.
Dari keisengan Ghozali yang mencari peruntungan, ia kini mendapatkan 37,7 ETH yang setara dengan Rp1,7 miliar. Ia mengaku telah mencairkan 0,8 ETH, atau sekitar Rp36 juta untuk keperluan kehidupannya saat ini.
Menjadi miliarder dari jual NFT membuat Ghozali kini berkesempatan untuk membantu orang tua melunasi utang, membayar biaya kuliah, dan meraih impiannya untuk membangun studio animasi.
Mau Jual NFT seperti Ghozali? Ada Risikonya!
Siapa pun mungkin tergiur melihat keuntungan yang diperoleh Ghozali. Hingga akhirnya, ratusan orang mulai mencoba peruntungan dengan menjual berbagai macam hal yang tidak masuk akal, termasuk foto identitas orang lain. Ckckck. Tentu hal ini tidak seharusnya terjadi. Masalah identitas ini sangat krusial dan bisa jadi kriminal.
Ya begitulah kadang. Teknologi ada untuk membantu dan memudahkan, sayangnya umat manusia kurang bijak memanfaatkannya. Seperti halnya pasar NFT ini, sebenarnya akan sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan dengan baik. Sayangnya, banyak orang jadi gegabah dan berlomba-lomba ingin seperti Ghozali. Semua gara-gara cuan. Padahal Bang Rhoma Irama saja bilang, “Janganlah kau lengah hanya karena uang.”
Sebelum terjun langsung untuk jual NFT kamu, yuk perdalam wawasan dan seluk beluk terkait penggunaanya. Meski menggiurkan, pasar NFT juga memiliki kelemahan dan risiko yang bisa terjadi pada penggunanya.
Apa kata pakar terkait risiko NFT?
Dilansir CNN, CEO Bitocto Milken Jonathan menegaskan bahwa untuk melakukan jual beli NFT ini, kita perlu hati-hati, karena cukup banyak situs palsu yang menyebut dirinya sebagai marketplace aset digital. Padahal, bukan.
Umumnya marketplace NFT palsu itu ingin mengakses wallet kripto yang digunakan untuk bertransaksi NFT. Salah satu wallet tersebut misalnya Metamask, yang sering digunakan untuk transaksi dengan blockchain Ethereum.
Selain itu, Milken menyebutkan jual beli karya NFT ini memang mudah layaknya menjual produk di e-commerce umumnya. Namun risiko lainnya adalah pencurian karya untuk kemudian dijual oleh orang lain.
Oleh karenanya, bagi kamu yang masih pemula diharapkan untuk mendalami cara kerja mata uang kripto dan blockchain terlebih dulu, agar lebih mengerti end-to-end flow dari NFT ini. Menurutnya, pasar dan nilai NFT lebih pas digunakan untuk para kolektor yang memang gemar mengoleksi sesuatu yang unik untuk diinvestasikan.
Jual NFT bukan sekadar penjualan aset biasa, NFT digunakan untuk memasarkan karya dari para kreator yang memang paham teknologi dan ekosistem, terlebih soal copyright. Risiko lainnya adalah perihal likuiditas NFT yang cukup sulit untuk dijual kembali.
Sementara itu, Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kominfo) juga mengeluarkan aturan terkait transaksi jual beli NFT. Pemerintah tidak mengeluarkan larangan untuk jual beli NFT ini, hanya saja mereka mengimbau masyarakat untuk menggunakan marketplace NFT sesuai aturan yang ada.
Kominfo menegaskan untuk tidak menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan konten yang melanggar UU, termasuk pelanggaran penyebaran data pribadi hingga pelanggaran hak kekayaan intelektual. Peraturan tersebut tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Adapun setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi administratif dan pemutusan akses platform bagi pengguna tersebut.
Bagaimana Cara Jual NFT?
Kalau kamu sudah yakin dan memahami bagaimana cara kerja ekosistem kripto, termasuk transaksi NFT, kamu bisa memulai untuk jual NFT seperti Ghozali dengan beberapa langkah di bawah ini.
- Pastikan kamu memiliki dompet atau e-wallet untuk yang dapat menampung mata uang kripto khususnya Ethereum (ETH)
- Setelah memiliki dompet kripto, kamu masuk ke situ OpenSea.io dan buat akun OpenSea milikmu dengan klik ikon dompet atau foto profil
- Sambungkan profil OpenSea kamu dengan e-wallet yang kamu punya, misalnya MetaMask dengan klik “Connect e-wallet”
- Untuk menjual NFT, klik opsi “Create” lalu masukkan unggahan file bisa berupa gambar, foto, video, dan lainnya
- Beri nama pada koleksi NFT dan sesuaikan pengaturan konten apabila terdapat muatan sensitif serta pilih tipe dan tentukan harga NFT, kemudian atur blockchain yang akan digunakan
- Setelah selesai melakukan pengaturan, klik “Create” yang ada di bagian bawah halaman OpenSea, NFT kamu siap untuk dijual.
Bagaimana, mudah bukan? Meski mudah, jual NFT ini sama dengan kamu berinvestasi, maka pastikan kondisi keuangan kamu saat ini sehat dan menggunakan menggunakan uang dingin untuk transaksi. Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ramai-Ramai NFT Art: Bisa Jadi Opsi Passive Income Loh!
Ngikutin tren akhir-akhir ini soal NFT art? Pastinya ya?
NFT, atau Non-Fungible Token, memang lagi naik daun banget sekarang ini. Artis berbondong-bondong membuat NFT untuk karya-karya mereka. Tak kurang dari Paris Hilton, Lindsay Lohan, Snoop Dog, Ellen Degeneres, Shawn Mendes, Eminem, dan deretan selebritis papan atas dunia lain sudah ikut meramaikan NFT craze belakangan ini.
Jangan-jangan, kamu juga salah satu penikmat NFT ini ya? Mungkin kamu penggemar mereka, atau penggemar karya seni yang lain juga?
Yes, NFT menjadi populer karena banyak alasan. Selain dapat melindungi hasil karya para seniman dan kreator dari pembajakan, NFT juga menjembatani antara penggemar dan idolanya dengan lebih dekat lagi. Karena dengan NFT, para penggemar bisa menikmati karya idolanya secara lebih eksklusif, dan bahkan bisa langsung berhubungan dengan si idolanya tersebut.
Apa Itu NFT Art?
Adalah Beeple, yang bernama asli Mike Winkelmann, yang mengawali seluruh demam NFT arti ini. Melalui pelelangan Christie’s, ia berhasil menjual salah satu karyanya yang bertajuk Everyday’s – The First 5000 Days’ yang berupa kolase dari 5.000 gambar orang yang disusun satu per satu setiap harinya. Nggak kaleng-kaleng, karya tersebut berhasil terjual seharga USD69 juta lebih!
NFT merupakan bentuk aset digital—ini jenis yang berbeda dari mata uang digital seperti bitcoin dkk ya—yang mirip seperti sertifikat digital, yang menunjukkan kepemilikan seseorang terhadap suatu karya. Kepemilikan ini tercatat dalam buku besar blockchain secara permanen. Bisa diperjualbelikan, tetapi tidak dapat dipertukarkan, bentuk NFT bisa beragam banget. Bisa jadi memes, merchandise, memoar, lukisan, tulisan, bahkan sebuah tweet pun bisa dibeli sebagai NFT.
Cara Membuat NFT Art
NFT dibuat, ditransaksikan, dan diakses melalui teknologi blockchain seperti halnya aset digital yang lain. Jika kamu memiliki suatu NFT, maka kamu akan memiliki kode unikmu sendiri. Jadi ya, semacam barang langka yang ada sertifikat keasliannya gitu.
Apakah yang boleh punya NFT art itu hanya para selebritis yang sudah terkenal saja? Enggak juga. Bahkan ada anak usia 12 tahun yang berhasil meraup keuntungan tak kurang dari Rp5 miliar dari hasil menjual karyanya melalui NFT, karena sudah dibeli oleh lebih dari 1.500 orang.
So, kamu juga bisa menjual NFT art, asalkan tahu caranya.
Buat karya senimu sendiri
Token NFT yang tak bisa dipertukarkan ini bisa mewakili bentuk aset digital seperti apa pun. Kamu bisa membuat NFT art dari video, artikel, musik, dan sebagainya. Prinsipnya memang mengubah suatu karya digital menjadi potongan digital yang unik, dan bisa diproduksi tanpa batas.
Siapkan jaringan blockchain
Sebenarnya kamu bisa membuat NFT di jaringan blockchain yang berbeda. Tapi kalau mau lebih simpel, kamu bisa pakai jaringan blockchain milik Ethereum, karena mendukung penuh pengembangan NFT.
Siapkan dompet Ethereum dan juga simpanlah Ether, karena pembuatan NFT butuh biaya dan hanya bisa dibayar menggunakan mata uang digital, yang besarnya bisa fluktuatif tergantung harga operasional hariannya.
Selain di Ethereum, kamu juga bisa membuat NFT art di OpenSea, yang prosesnya gratis karena tokennya dibuat pada jaringan yang sama. So, silakan cari informasi sebanyak-banyaknya dulu ya, sebelum akhirnya memutuskan mau membuat NFT di mana.
Pilih NFT art marketplace
Untuk menjual karyamu, maka kamu butuh lapak digital. Kamu bisa mendapatkannya di marketplace NFT art yang sekarang sudah banyak banget jumlahnya. Ada OpenSea, Rarible, Mintable, dan sederet lagi yang lain.
Intinya crypto wallet kamu harus terhubung dengan marketplace yang dipilih. Ya, mirip dengan marketplace yang biasanya, yang kemudian kamu hubungkan dengan dompet digital.
Membuat NFT art
Nah, setelah dompet terhubung, dan juga punya modal crypto sesuai yang diminta oleh jaringannya, maka kamu bisa langsung lanjut membuat NFT art kamu.
Biasanya sih, interface-nya juga sudah cukup user friendly, sehingga akan memudahkan para pemula untuk ikut membuat NFT. Tinggal ikuti saja petunjuknya, karena di setiap jaringan akan sedikit berbeda pula prosedur pembuatannya.
Selanjutnya, kamu boleh promosikan token NFT art yang sudah kamu punya, supaya pada dibeli. Ya, kurang lebih samalah seperti promosi barang di dunia nyata.
Nah, kalau memang karya seni yang kamu buat bisa menarik banyak orang, ini bisa jadi salah satu instrumen passive income yang cukup menguntungkan loh, karena banyak yang memprediksi, ke depannya, perkembangan teknologi blockchain ini akan mengglobal, dan akan menjadi bagian dari hidup kita yang semakin modern. Dengan pengembangan yang masih akan berproses lagi, tentunya hal ini juga bukan hal yang terlalu ngadi-ngadi kan?
Nah, sudah dapat penghasilan tambahan, nantinya jangan sampai lupa untuk mengelolanya dengan baik ya, agar bisa termanfaatkan untuk berbagai tujuan keuanganmu juga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Hal tentang Investasi Crypto yang Mesti Kamu Tahu Sebelum Pengin Cepat Kaya dengannya
Investasi crypto lagi ngehype nih. Apa kabar dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu yang mengikuti perkembangannya, ataukah malahan kamu sudah mulai nyebur juga di kolam investasi digital ini?
Melonjaknya nilai mata uang digital bitcoin tak pelak memang jadi perhatian sejak awal tahun 2021. Apalagi kehebohan ini juga diramaikan oleh beberapa orang terkenal dunia, sebut saja seperti Elon Musk, Mark Cuban, Richard Branson, hingga Kanye West, yang mengaku sudah pada punya investasi crypto juga.
Meskipun, yah, masih sering dengar pro dan kontra sana-sini, tapi cuan yang (katanya) bisa didapatkan bikin mupeng juga akhirnya. Sebut saja bitcoin, yang sempat menembus USD 52.000 di bulan Februari lalu.
Well, keramaian mirip dengan yang ini kurang lebih juga terjadi beberapa bulan sebelumnya, ketika para influencer Instagram meng-“endorse” emiten-emiten saham tertentu hingga mengakibatkan terkereknya harga saham hingga menjadi kurang wajar. Buntutnya, banyak orang asal mencoba membeli saham yang sama dengan yang di-endorse oleh para influencer, tetapi sayangnya tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup.
Fenomena Pengin Cepat Kaya
Keinginan untuk kaya memang bisa saja dimiliki oleh setiap orang. Karena, ya, siapa sih yang enggak pengin kaya? Sayangnya, tak semua orang bisa mewujudkan keinginan ini. Terutama sih, karena kurang paham cara kerjanya.
Keinginan ini juga yang menjadi alasan sebagian besar anak muda yang akhirnya nyobain juga untuk investasi crypto. Ya, sebenarnya ini adalah hak masing-masing ya. Cuma, takutnya sih, sejarah saham pompom influencer yang terjadi tempo hari terulang lagi. Kalau itu yang terjadi, siapa yang rugi?
Kalau mau cepat kaya, nggak gitu mainnya.
Karena investasi crypto merupakan hal baru di Indonesia, so, ada beberapa hal penting banget yang mesti kamu ketahui tentang hal ini. Apa saja? Mari kita lihat.
3 Hal tentang Investasi Crypto yang Kamu Mesti Tahu Biar Nggak Asal Pengin Kaya
1. Isu keamanan
Jaringan blockchain yang digunakan oleh Bitcoin dan teman-temannya ini merupakan jaringan yang dibangun untuk menjawab keresahan para pelaku transaksi digital atas adanya birokrasi otoritas terpusat. Jaringan ini merupakan jaringan terdesentralisasi yang transparan. Artinya, kamu tak perlu “perantara” untuk bertransaksi, bisa berhubungan peer to peer, memiliki sistem layaknya buku terbuka, yang semua orang bisa melihat transaksi yang terjadi.
Dengan demikian, ada isu keamanan di dua sisi yang harus kamu pikirkan jika ingin investasi crypto. Satu sisi, jika terjadi kecurangan, maka akan banyak pihak yang bisa melihat. Sisi lain, karena “struktur”-nya terbuka, ketika seseorang bisa menemukan bugs atau celah, maka orang tersebut bisa banget mengambil semua aset digital yang ada, tanpa peduli menimbulkan kerugian pada orang lain.
Karenanya, adalah penting bagi kamu untuk paham bagaimana mengamankan dompet digitalmu dengan baik, pun bagaimana bertransaksi dengan aman.
2. Volatilitas supertinggi
Cryptocurrency yang jenisnya mencapai ratusan ini memang usianya masih muda. Bitcoin adalah sistem keuangan digital yang paling tua, itu pun baru diinisiasi di tahun 2009, oleh seseorang yang disebut Satoshi Nakamoto.
Sudah pasti, sesuatu yang baru belum punya sistem dan struktur yang stabil. Ditambah lagi dengan sistem desentralisasinya yang membuatnya tak bisa dikendalikan oleh siapa pun.
Harga Bitcoin, Ethereum, Shiba Inu, Dogecoin, dan teman-temannya ini naik turun, sangat sensitif terhadap apa pun yang bisa terjadi.
Bisa dibilang, investasi cryptocurrency untuk saat ini masih tergolong investasi risiko sangat tinggi. Sangat kurang disarankan buat kamu untuk melakukannya tanpa pemahaman yang baik.
3. Bersifat permanen
Transaksi dengan bitcoin dan jenis cryptocurrency yang lain bersifat permanen. Artinya, tidak dapat dibatalkan.
Ada kasus beberapa tahun yang lalu, ketika terjadi pencurian bitcoin dari sebuah platform trading crypto. Para pengelola platform tahu dan melihat sendiri bagaimana bitcoin dan mata uang lain yang mereka perdagangkan disedot perlahan oleh peretas, tapi—literally—tak ada apa pun yang bisa mereka lakukan. Bitcoin tidak mengenal pembatalan transaksi, meski bisa dikembalikan oleh orang yang menerimanya.
Berbeda dengan mata uang yang dikendalikan secara terpusat. Pembatalan transaksi bisa saja dilakukan, meskipun ada prosedur panjang yang harus dilakukan.
Nah, melihat beberapa hal penting yang paling prinsip dari sistem cryptocurrency di atas, sekarang kamu bisa melihat sendiri ya, apakah kamu siap menghadapinya? Masih tetap berharap pengin cepat kaya dengan bitcoin?
Belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi saja dululah yuk! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.