Pensiun Tanpa Aset Aktif, Mungkinkah?
Bicara soal pensiun, kita bisa belajar dari orang terdekat. Kalau kamu seperti saya yang saat ini memasuki usia kepala tiga #anaklama, kemungkinan besar orang tuamu sudah memasuki usia pensiun. Bagaimana kondisi pensiun mereka? Apakah mereka pensiun dengan sejahtera atau sederhana?
Kedua orang tua saya adalah pensiunan PNS. Mereka termasuk golongan lama yang menganut paham: lebih baik menjadi PNS, gaji secukupnya yang penting mendapatkan tunjangan pensiun setiap bulan. Namun, keempat anaknya tidak berpendapat sama, kami memilih menjadi karyawan swasta.
Kedua orang tua saya mengandalkan penghasilan semasa pensiun dari pensiunan bulanan sebagai PNS. Mereka tidak mempunyai aset aktif yang bisa memberikan penghasilan pasif. Namun demikian, orang tua saya tetap bisa hidup nyaman tanpa kekurangan suatu apapun. Mereka masih bisa makan enak tiga kali sehari, tak kesulitan berkunjung ke rumah saudara di luar kota, juga mampu membelikan makanan, mainan, maupun memberi uang saku untuk cucu-cucunya.
Tak seperti millenials yang hobi liburan, orang tua saya tidak mempunyai kebutuhan dana liburan. Bagi mereka, liburan ke luar kota itu artinya mengunjungi rumah saudara untuk suatu acara, bisa pernikahan, kelahiran, saat hari raya; dan berziarah ke tempat ziarah rohani. Pergi ke tempat wisata sifatnya hanya mampir saja sebagai pelengkap, bukan tujuan utama.
Aset yang mereka miliki kebanyakan adalah aset pasif, berupa rumah, tanah, sawah, dan pekarangan. Meskipun punya rumah yang tak ditinggali, namun karena merupakan rumah tabon (rumah peninggalan orang tua), rumah ini tak boleh dijual; disewakan pun sayang. Sawah sebenarnya bisa menghasilkan beras yang jumlahnya melebihi kebutuhan konsumsi. Namun mereka memilih untuk membaginya ke anak-anak daripada menjualnya. Tanah saat ini masih ditanami pohon jati, belum ada intensi untuk memanfaatkannya menjadi aset yang menghasilkan. Sedangkan pekarangan dimanfaatkan untuk kolam ikan gurami, memelihara ayam & itik, serta menanam buah-buahan dan sayuran. Dengan gaya hidup yang tergolong sederhana, walaupun tanpa aset aktif, mereka bisa pensiun dengan nyaman. Ahh, nikmatnya tinggal di desa.
Orang tua saya bisa pensiun nyaman tanpa aset aktif karena tinggal di desa dengan gaya hidup yang sederhana. Bagaimana dengan saya? Generasi saya tentunya memiliki gaya hidup yang berbeda. Tinggal di daerah suburban dengan luas lahan yang terbatas, semua kebutuhan rumah tangga harus beli, tak bisa mengandalkan sawah dan ladang sendiri. Demikian juga dengan kebutuhan dana liburan. Belum lagi keinginan untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial. Dengan gaya hidup yang lebih tinggi, saya sadar tak bisa pensiun dengan nyaman tanpa aset aktif.
Agar bisa menikmati gaya hidup yang sama hingga pensiun nanti, saya harus mulai membangun aset aktif yang nantinya bisa memberikan penghasilan pasif. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih: bisnis, surat berharga, dan properti. Aset aktif yang baik adalah kombinasi yang imbang dari ketiganya. Secara pribadi saya merasa belum siap mental membangun bisnis sendiri. Untuk berinvestasi di properti pun butuh modal yang tidak sedikit. Karena itu, saat ini saya memilih untuk mulai membangun aset aktif dengan surat berharga. Ke depan saya punya mimpi membangun bisnis coworking space dengan memanfaatkan properti yang saat ini ‘nganggur’. Semoga segera terwujud ya!
Baca juga: Khawatir Gak Siap Pensiun? Kumpulin Aset Aktif Yuk!
Ini #ceritapensiunku, bagaimana denganmu? Kombinasi aset aktif seperti apa yang kamu rencanakan? Yuk! Mulai rencana membangun aset aktif untuk mewujudkan pensiun sejahtera!
Fransisca Emi | Financial Trainer
Pelatihan Persiapan Pensiun di Rabobank
Kebanyakan perusahaan mulai memberikan training persiapan pensiun kepada karyawannya disaat mereka akan memasuki atau sudah mencapai usia pensiun. Namun berbeda dengan Rabobank. Manajemen Rabobank justru sedini mungkin memberikan fasilitas pelatihan persiapan pensiun kepada karyawannya. Ini sesuai dengan tiga tahapan persiapan pensiun yangdipaparkan oleh Ligwina Hananto.
related articles: Kapan Perusahaan Harus Membuat Program Persiapan Pensiun?
Menurut manajemen Rabobank, kesejahteraan karyawan adalah tanggung jawab masing-masing, bukan tanggung jawab perusahaan. Tugas perusahaan adalah memberikan akses pengetahuan, salah satunya pelatihan persiapan pensiun yang bekerja sama dengan QM Financial ini. Namun tanggung jawab pelaksanaannya ada di masing-masing karyawan.
Pelatihan persiapan pensiun bertujuan agar para karyawan mempunyai waktu yang cukup lama untuk bisa mempersiapkan tujuan keuangan apa saja yang ingin mereka capai atau miliki saat pensiun nanti. Ada begitu banyak hal harus dipelajari dan dipersiapkan untuk memasuki masa pensiun. Jangan sampai kita terlambat mempersiapkannya dan gigit jari saat ternyata dana pensiun tidak mencukupi.
Pelatihan diadakan di Jakarta untuk 6 gelombang dengan masing-masing karyawan per gelombang pada bulan Maret 2018 di kantor Rabobank yang berlokasi di Mega Kuningan Jakarta.
Sesi pelatihan QM Financial selalu diawali dengan intention setting. Hal ini untuk membuat peserta fokus pada tujuannya mengikuti pelatihan. Ligwina Hananto sebagai lead trainer mengajak para peserta training untuk menuliskan apa saja mimpi atau goals yang ingin mereka miliki saat pensiun. Ada yang ingin punya bisnis, punya rumah pensiun yang nyaman, sering liburan bersama keluarga, dan lain sebagainya.
Tahapan dalam belajar finansial dibagi menjadi tiga: AWARENESS, UNDERSTANDING, dan ACTION.
Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari dan disiapkan untuk menghadapi masa pensiun. Berhubung peserta pelatihan beragam mulai dari junior level hingga senior level, materi training pun harus sesuaikan dengan kebutuhan para peserta.
Sesi pagi diisi dengan materi bagaimana cara mengatur keuangan agar peserta tahu (AWARE) dan paham (UNDERSTAND). Sementara sesi siang diisi dengan praktik mengisi formulir data keuangan agar para peserta mengetahui status arus kas bulanannya. dan apa saja harta dan utang yang mereka miliki. Peserta pun membentuk grup untuk membuat simulasi 7 Langkah Siap Pensiun. Ini adalah bagian dari tahap ACTION.
Bicara keuangan mungkin terdengar kaku dan membosankan karena kita berkutat dengan angka-angka. Namun di QM Financial, kami selalu punya cara untuk membuat pelatihan finansial terasa fun. Salah satunya adalah saat penyampaian materi seminar oleh Ligwina Hananto. Sebagai seorang stand up comedian, sesekali Ligwina Hananto menyisipkan materi standup comedy yang berhubungan dengan financial planning. Ruang kelas pun ramai dengan gelak tawa para peserta.
Tak hanya itu, kami pun punya tips lain supaya peserta tetap fokus dan happy selama training. Kami mengajak peserta untuk bermain expense card games berupa permainan kartu pengeluaran. Para peserta diajak berjalan menuju sudut dinding untuk menempelkan kartu-kartu pengeluaran tersebut sesuai dengan pos pengeluaran yang ada. Selain seru, peserta juga makin paham penerapan prinsip financial planning dalam kehidupan sehari-hari. Tak ketinggalan ice breaking seru yang bisa menyegarkan suasana kelas. Financial traning can be fun with QM Financial!
Sebagai penutup, lead trainer Ligwina Hananto lebih banyak membahas studi kasus dan berbagai informasi terkini seputar investasi surat berharga, bisnis, dan properti sebagai bagian dari aset aktif. Penting sekali agar kita semua bisa mengatur keuangan, sehingga kita bisa menyisihkan sebagian dari penghasilan kita untuk investasi masa depan dan membangun aset aktif. Sayang kan, kita sudah kerja capek-capek bertahun-tahun tapi hasilnya gak kelihatan. Produk untuk investasi harus dipilih dengan hati-hati. Kita harus sadar betul atas segala risiko yang terkandung dalam produk pilihan kita. Resiko ini perlu dikelola dan disesuaikan dengan jangka waktu pencapaian.
Thank you for having us, Rabobank!
Mari kita terus meningkatkan pengetahuan mengelola keuangan untuk mewujudkan pensiun yang sejahtera. Pelatihan finansial seperti ini sangat bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan atau perusahaan. Bersama QM Financial, pelatihan finansial menjadi lebih menyenangkan, praktis dan bermanfaat. Sila hubungi 0811 1500 600 untuk ngobrol training seperti apa yang cocok untuk perusahaan Anda.
Happy employees, wealthy companies.
Nita Kurniawati | Financial Trainer
Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu
Kata pensiun mungkin masih terdengar asing di kalangan anak muda. Dana pensiun pun bukan menjadi tujuan finansial utama. Menyiapkan dana pensiun terdengar kurang keren dibandingkan menyiapkan dana liburan ke Eropa. Padahal usia yang muda ini menjadi salah satu keuntungan besar loh. Dengan adanya bunga berbunga, semakin cepat berinvestasi, semakin sedikit dana yang harus dialokasikan setiap bulannya.
Saat memberikan financial training kepada generasi millennials terutama first jobber – lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto – seringkali memberikan tips untuk menyiapkan dana pensiun. Mulai dengan investasikan setengah dari harga sepatumu untuk dana pensiun. Jadi kalau sepatunya seharga Rp500.000, investasinya Rp250.000 per bulan. Kalau harga sepatunya Rp1.000.000, investasinya Rp500.000. Jadi berapa harga sepatumu? ☺
Cukup gak sih investasi setengah harga sepatu? Yuk coba kita hitung kebutuhan dana pensiunmu!
Kita asumsikan saat ini kamu berusia 25 tahun dan berencana pensiun di usia 55 tahun. Jadi kamu masih punya waktu 30 tahun untuk menyiapkan dana pensiun. Kamu perlu menentukan usia harapan hidup, misal hingga usia 75 tahun. Jadi periode pensiunmu selama 20 tahun.
Dengan asumsi inflasi biaya hidup sebesar 5.5%* saja, pengeluaranmu yang saat ini sebesar Rp5 juta per bulan akan membengkak menjadi Rp25 juta per bulan. Selama rentang 20 tahun masa pensiun, kamu akan membutuhkan dana sebesar Rp5M. Jumlah yang besar ya!
Jadi tadi berapa besar setengah harga sepatumu, eh investasimu? Dengan investasi Rp250.000 per bulan selama 30 tahun pada produk dengan imbal hasil 16% per tahun, kamu akan berpotensi mendapatkan dana sebesar Rp2.2M. Dengan investasi Rp500.000 per bulan selama 30 tahun pada produk dengan imbal hasil 16% per tahun, kamu akan berpotensi mendapatkan dana sebesar Rp4,4M.
Loh, kok masih belum cukup ya? Tenang, investasi sebesar setengah harga sepatumu ini adalah tips untuk membuatmu memulai. Dengan perkembangan karir, tentunya penghasilanmu meningkat dan kamu bisa meningkatkan jumlah alokasi investasi bulananmu.
Misal, kamu mulai dengan investasi Rp.250.000 per bulan. Di tahun kelima, kamu mendapatkan promosi. Penghasilanmu meningkat sehingga kamu bisa menyisihkan Rp500.000 per bulan selama 5 tahun ke depan. Seiring perkembangan karir, kamu pun mampu menyisihkan lebih banyak lagi hingga lebih dari Rp1.000.000 per bulan. Psst, kalau penghasilan meningkat, biaya biaya hidup juga ikut meningkat. Sesuaikan juga angkanya ya.
Ingat, saat melakukan perhitungan kita menggunakan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini perlu dicek dan diperbaharui setidaknya setahun sekali. Tak hanya inflasi dan tingkat imbal hasil, besaran pengeluaran bulananmu pun tentunya mengalami perubahan. Tingkat imbal hasil ini sifatnya gak pasti loh ya. Ada risiko pasar yang menyertai. Namun, kalau tidak mulai berinvestasi sejak dini, ada risiko yang lebih besar lagi: risiko gak bisa pensiun!
Yuk, mulai dengan sisihkan setengah dari harga sepatumu. Biar kamu bisa tetap mempertahankan gaya hidup yang sekarang kamu jalani, hingga masa pensiun nanti. Bisa kok pensiun sejahtera, asal tahu caranya ☺
Jika membutuhkan konsultasi untuk kebutuhan Dana Pensiunmu, kamu bisa menghubungi tim QM Financial di WA 0811 1500 688. Ayo mulai berinvestasi untuk masa pensiun yang sejahtera!
Fransisca Emi
***
*Data inflasi Bank Indonesia 5 tahun terakhir
Setelah Resign, Ke Manakah Alokasi Dana Pensiun?
Akhir bulan Januari lalu saya resign dari perusahaan tempat saya bekerja. Perusahaan saya mengelola dana pensiunnya sendiri. Setiap bulan gaji saya dipotong untuk iuran dana pensiun. Dana pensiun yang saya ikuti memberikan manfaat pasti. Besaran dana pensiun yang saya terima didasarkan pada perhitungan gaji terakhir dan masa kerja.
BPJS Ketenagakerjaan: Kenali Programnya, Nikmati Manfaatnya
Buat yang karyawan, kamu sudah terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan belum? Buat yang sudah terdaftar, tau gak sih program apa saja yang ada?
Jujur, saya sendiri sudah 10 tahun bekerja dan ikut program BPJS Ketenagakerjaan (dahulu JAMSOSTEK). Selama ini, saya tidak pernah mengecek program apa saja yang saya miliki di BPJS ketenagakerjaan. Biasanya yang saya lihat hanya saldo JHT, tapi program yang lain saya abaikan. Kamu juga juga gak?
Khawatir Gak Siap Pensiun? Kumpulin Aset Aktif Yuk!
Apa yang anda khawatirkan mengenai pensiun? Berhenti kerja? Pendapatan kurang? Anak belum mandiri?
Kekhawatiran tersebut sangatlah wajar karena saat pensiun penghasilan tidak sama dengan pada saat bekerja, namun kebutuhan tetap sama bahkan bertambah.
Dana Pensiun Dari Kantor Bukan Jaminan Pensiun Sejahtera
Jika saat ini kamu bekerja di perusahaan BUMN, Instansi Pemerintah maupun Swasta yang memberikan fasilitas dana pensiun untuk karyawannya, jangan merasa aman sebelum kamu paham benar kebutuhan masa pensiun kamu. Dana pensiun dari kantor, bukan jaminan pensiun sejahtera loh!
Pentingnya Asuransi Kesehatan di Masa Pensiun
“Pensiun? Duh masih jauh, gak usah dibahas sekarang deh, toh saya masih muda dan masih kuat bekerja. Nanti aja kalau sudah menjelang usia 50 tahun.”
Biasa Jadi Baik: Ngobrolin Uang Bersama Pasangan
Seperti keuangan kita, “relationship’ bertahan kuat karena kebiasaan-kebiasaan baik. Bagi sebagian orang, membicarakan keuangan bersama pasangan adalah hal yang tabu. Tapi tidak bagi Honey dan Rico. Mereka punya kebiasaan membahas tujuan keuangan keluarga. Kita simak cerita lengkapnya yuk!
Biasa Jadi Baik: Berolahraga Secara Rutin
Dari polling kebiasaan baik yang dilakukan Ligwina Hananto lewat akun twitternya @mrshananto, 47% responden memilih mengikuti kebiasan baik berolahraga secara rutin. Cocok nih sama Edward Suhadi yang mempunyai kebiasaan baik berolahraga secara rutin. Edward Suhadi adalah seorang fotografer, pembuat film, dan pemilik dari Ceritera – sebuah storytelling agency. Kita ikuti ceritanya yuk!