Menikah di Rumah atau di Gedung? Ini Plus Minusnya
Salah satu pos terbesar saat kita sedang membuat anggaran acara pernikahan adalah biaya sewa gedung. Apalagi jika tanggal yang kita pilih adalah tanggal cantik atau unik, tanggal nikahnya sejuta umat. Atau, pengin lokasi yang strategis, kapasitas besar, dekorasi mewah. Sudahlah, harga bisa melangit banget. Makanya kadang muncul opsi selain menyelenggarakan resepsi pernikahan di gedung: mendingan menikah di rumah aja apa?
Ini juga dulu yang menjadi pertimbangan salah satu teman yang hendak menikah di tanggal 09-09-09. Karena hampir semua gedung yang biasa menjadi venue pernikahan full booked, maka keputusan akhirnya mereka mengadakan semua tahapan upacara menikah di rumah, termasuk upacara adat hingga resepsi.
Nah, untuk membantumu mempertimbangkan, berikut ada beberapa plus minus opsi menikah di rumah atau sewa gedung pernikahan.
Menikah di Rumah
Plusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Tak perlu khawatir full booked, bahkan di tanggal-tanggal cantik dan unik. Kamu bisa menyelenggarakan acara di hari baik apa pun. Jika di hari yang sama, tetamu juga harus menghadiri acara pernikahan yang lain, biarkan saja mereka sendiri yang mengaturnya bukan?
- Kamu bisa lebih menghemat pengeluaran di pos sewa gedung yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung lokasi dan jenis gedungnya. FYI, untuk bisa menggelar pesta pernikahan di Half Patiunus, kamu perlu menyediakan dana sekitar Rp100 – 200 juta/paketnya. Sedangkan, kalau mau yang lebih terjangkau, misalnya di gedung Museum Purna Bhakti Pertiwi, kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp5 juta untuk sewanya.
- Waktu acara tidak terbatas. Kamu boleh saja mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam–dengan catatan sudah seizin RT/RW. Rumahmu sendiri ini kan? Bebas!
- Bisa lebih banyak mendapat bantuan tetangga. Biasanya kalau di kampung-kampung–kayak kampung saya–kalau ada salah satu warga yang punya hajat, se-RT yang bantuin; mulai dari masak, keamanan, penerima tamu, dan lain sebagainya. Memang tidak ada kewajiban uang jasa, tetapi kita sebagai yang punya hajat ya mesti tahu dirilah ya. Biasanya ada sedikit uang saku buat keamanan, yang buat masak ya nanti boleh kalau mau bawa tupperware dari rumah, dan sebagainya. Pastinya sih enggak sebesar uang jasa vendor pernikahan.
Minusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Jelas lebih repot persiapannya. Sewaktu ada saudara yang menikah di rumah dulu, rumahnya sudah mulai disiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya, termasuk merenovasi bagian-bagian tertentu, mengecat ulang, dan sebagainya. Tentunya ini opsional sih. Kalau memang rumahnya sudah dirasa cukup representatif, enggak harus direnovasi juga kan? Dan, biaya renovasi rumah itu juga enggak sedikit lo.
- Area di rumah juga lebih terbatas, enggak kayak gedung yang memang dipersiapkan untuk menampung orang banyak. Jadi, ya mesti pinter-pinter atur waktu kunjung tamu, atur parkir mobil dan kendaraan lain, juga atur sirkulasi gerak tamu. Karena kalau enggak, duh, jadi kayak sarden kegencet di dalam kaleng. Apalagi kalau rumahnya enggak seberapa besar.
- Pos pengeluaran sewa gedung memang bisa dicoret, tapi butuh pos pengeluaran lain, misalnya sewa tenda, tambahan kursi, plus dekorasi.
- Beres-beres setelah pesta juga melelahkan lo, jadi harus diperhitungkan juga.
Menikah dengan Sewa Gedung
Plusnya mengadakan resepsi pernikahan di gedung:
- Area lebih lega, tentu saja. Bisa disesuaikan dengan jumlah tamu yang ingin kita undang. Undangan 300, berarti cari gedung yang muat menampung setidaknya 1000 orang. Undangan 500, berarti mencari gedung yang lebih besar lagi, mungkin yang berkapasitas 1500 orang. Dan seterusnya.
- Hemat energi dan tenaga, karena biasanya gedung pernikahan juga ada yang menawarkan sepaket dengan dekorasi, bahkan katering. Lumayan juga kan, enggak perlu atur sana-atur sini lagi. Serahkan saja pada ahlinya, kita bisa fokus pada kesakralan upacara saja.
- Biasanya lokasinya juga cukup strategis, sehingga memudahkan tamu yang akan datang.
- Bersih-bersih? Nggak kayak menikah di rumah, sudah ada orang yang bertugas di gedung pernikahan. Setelah acara selesai, kita bisa langsung pulang atau capcus bulan madu.
Minusnya menyelenggarakan pesta pernikahan di gedung:
- Pastinya, kamu harus menyediakan dana yang cukup besar, berbeda dengan acara menikah di rumah. Untuk sekelas Balai Sarbini, Hotel Mulia, dan sejenisnya sudah pasti harga sewanya mencapai ratusan juta rupiah. Kalau mau yang lebih murah, ya kamu bisa menyewa gedung-gedung milik pemerintah, misalnya Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta atau gedung Aula Sudirman Makodam Jaya yang harga sewanya paling banter Rp10 juta saja untuk waktu 6 jam.
- Risiko full booked di tanggal-tanggal tertentu, sehingga mungkin kamu harus memilih tanggal baik yang lain daripada yang lain.
- Dalam satu hari, bisa saja ada 2 acara resepsi. Sehingga waktunya pun jadi terbatas dan sempit banget. Misalnya, acara resepsimu siang hari pukul 12.00, sedangkan malamnya pukul 19.00 sudah akan dipakai lagi, berarti setidaknya pukul 15.00, dekorasi pestamu sudah harus dibersihkan, baik acara sudah selesai atau belum.
Nah, sudah ada banyak pertimbangan plus dan minusnya menikah di rumah atau mengadakan resepsi di gedung. Kamu pilih yang mana? Pastinya sesuaikan dengan bujet yang sudah kamu buat dan juga kemampuan finansialmu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal tentang Membuat Anggaran Pernikahan Sesuai Kemampuan Finansial
Merencanakan pesta pernikahan memang menjadi tantangan tersendiri bagi setiap pasangan ya? Ada pasangan yang memang berniat untuk membiayai sendiri anggaran pernikahan yang akan digelar, ada pula yang cukup beruntung dibantu oleh orang tua.
Salah satu hal “menakutkan” yang sering menjadi akar kekhawatiran adalah bujet yang menggelembung. Yah, namanya juga lagi bikin acara kan, pembelanjaan kadang jadi membengkak lantaran pertimbangan ini itu. Tadinya, kita hanya membujetkan Rp100 juta saja sebagai dana menikah, tapi setelah dirincikan keperluannya dalam bentuk anggaran pernikahan, kok jadi Rp200 juta ya?
Aduh! Mana cukup? Kalau sudah begini, ya masa mau batal menikah? Enggak kan?
Karenanya, coba baca artikel ini sampai selesai agar kamu dapat membuat anggaran pernikahan yang sesuai dengan kemampuan finansialmu. Enggak mau kan, setelah menikah malah bokek, tabungan terkuras, atau malah jadi punya utang? Duh, amit-amit, jangan sampai!
5 Hal yang Harus Diperhatikan untuk Membuat Anggaran Pernikahan Sesuai Kemampuan Finansial
1. Kenali pengeluaran
Tahun 2017 yang lalu, sebuah marketplace khusus untuk perencanaan pernikahan pernah merilis data survei mengenai alokasi dana menikah yang dilakukan oleh rata-rata calon pengantin di Indonesia, dengan melibatkan lebih dari 5.000 koresponden yang melangsungkan pernikahan di area Jabodetabek.
Berikut persentase alokasi rata-rata anggaran pernikahan para calon pengantin berdasarkan survei tersebut:
- Keperluan venue dan katering: 39,2%
- Dekorasi dan tata cahaya: 12,3%
- Wedding planner: 5,51%
- Wedding dress: 4,93%
- Fotografi pernikahan: 4,74%
- Fotografi prewedding: 4,72%
- Cincin pernikahan: 4,64%
- Wedding organizer: 4,53%
- Musik/band: 3,08%
- Makeup dan hairdo: 2,59%
- Suvenir: 2,28%
- Undangan: 1,93%
- Lain-lain: 7,23%
Nah, dari sini, tentunya kamu sudah mendapat gambaran ya, mengenai apa saja yang harus dipersiapkan.
2. Bersiap dengan biaya tak terduga
Ada banyak cerita mengenai pesta pernikahan yang akhirnya harus memakan biaya lebih banyak daripada yang sudah dianggarkan. Yah, yang begini memang bisa saja terjadi.
Ada beberapa hal yang biasanya memengaruhi pembengkakan biaya pernikahan:
- Tuntutan lingkungan, misalnya saja ada permintaan-permintaan tertentu dari orang tua karena berbagai sebab. Kadang bisa saja terjadi, si calon pengantin sih penginnya bikin acara sederhana saja dengan mengundang keluarga inti. Namun, orang tua calon mempelai berbeda pendapat, karena merasa inilah momen bersejarah mereka sebagai orang tua sehingga merasa perlu untuk mengundang lebih banyak orang. Atasi perbedaan pendapat seperti ini secara bijak ya, dengan berkomunikasi dan berdiskusi lebih intens. Temukan solusi terbaik.
- Kenaikan harga, yang bisa saja terjadi ketika kita sudah membuat anggaran pernikahan jauh-jauh hari–katakanlah 2 – 3 tahun sebelumnya–tapi kita lupa akan adanya inflasi. Jadi, jika memang kamu ingin mempersiapkan dana menikah lebih awal, pastikan kamu sudah memperhitungkan juga mengenai adanya kemungkinan kenaikan harga ini.
- Banyak tamu jarak jauh, atau mungkin salah satu keluarga mempelai harus didatangkan dari luar kota, sehingga kamu perlu untuk mencari penginapan tambahan untuk mereka. Hal ini juga harus dimasukkan dalam anggaran pernikahan kamu ya, jangan sampai lupa.
- Pajak dan biaya-biaya kecil yang tidak terbayangkan sebelumnya, misalnya saja jasa tukang parkir tambahan, biaya tambahan listrik, biaya tukang bersih-bersih, dan sebagainya. Demikian juga dengan vendor, apakah sudah termasuk pajak atau belum?
Kenalilah biaya-biaya yang belum tercover ini dengan teliti ya. Kadang bocornya memang hanya kecil-kecil, tapi kalau diakumulasikan jadi lumayan besar juga lo.
3. Tentukan prioritas
Jika sudah menentukan jenis-jenis pengeluaran dan juga sudah mengenali hal apa saja yang bisa menggelembungkan anggaran pernikahan, maka selanjutnya kamu perlu menentukan prioritas kebutuhanmu.
Jelas, semua hal itu penting. Semua hal itu–kalau bisa–harus ada, tapi ingat, bujetmu bukannya tanpa batas. Sekali lagi, jangan membuat diri sendiri dalam kesulitan dengan cara menghabiskan uang pada hal-hal yang kurang esensial. Ingat, ada banyak keperluan lain yang harus kamu pikirkan dan bakalan kamu butuhkan nanti setelah resepsi pernikahan selesai.
Jadi, tentukanlah prioritasmu. Jangan memaksakan diri ya. Kenalilah mana yang lebih dibutuhkan dibandingkan yang lain.
Misalnya saja begini. Kamu dan keluarga besar sepakat untuk melangsungkan acara pernikahan secara intim dan personal. Berarti tamu yang diundang tidak terlalu banyak, sehingga mungkin kamu akan perlu untuk lebih mementingkan kenyamanan mereka selama acara berlangsung. Untuk itu, pilihlah venue acara yang tidak terlalu besar tapi nyaman. Pesanlah menu makanan yang istimewa tapi tidak terlalu banyak. Mungkin kamu bisa mengurangi juga bujet dekorasi, karena venue-nya sendiri sudah artistik tanpa dekorasi berlebihan. Dan seterusnya.
Pertimbangkan hal-hal seperti ini bersama calon pasanganmu, dan keluarga besarmu ya.
4. Ingat, niat awal menikah
Yes, ini biasanya lumayan jitu untuk mengerem niat menghambur-hamburkan uang. Ingatlah selalu tujuan awal kamu dan pasanganmu hendak menikah.
Apakah kalian menikah hanya agar dapat mengadakan pesta? Pastinya, enggak hanya itu saja kan? Karena itu anggaran pernikahan harus dikendalikan.
Hidup setelah pernikahan akan jauh lebih kompleks, dan lebih menuntut persiapan mental lebih besar, ketimbang hanya memikirkan sesuatu yang tak berlangsung lama seperti pesta.
Jadi, ingatlah akan tujuan awal kalian menikah dan buat anggaran pernikahan yang masuk akal.
5. Tidak membandingkan dengan pesta pernikahan yang lain
Setiap pasangan punya kisah masing-masing, dengan kondisi keluarga yang berbeda pula. Kadang yang membuat kita jadi gelisah adalah ketika kita melihat pesta pernikahan lain yang kita nilai lebih–lebih mewah, lebih keren, lebih romantis, dan segala ‘lebih’ yang lain.
Konsep pernikahan orang lain belum tentu sesuai dengan karakter kalian. Jadi, enggak perlu membandingkan acara sendiri dengan acara yang lain. Pastikan saja, kebutuhanmu apa, dan sesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Nah, semoga beberapa hal tentang membuat anggaran pernikahan agar sesuai dengan kemampuan finansial di atas bisa membantumu ya.
Selamat merencanakan hari besarmu bersama pasangan!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mengumpulkan Dana Menikah dalam 5 Langkah
Sebentar lagi akan mengakhiri masa lajang? Congrats, kalau begitu ya! Pastinya sekarang pikiran lagi mbulet, karena memikirkan acara pernikahan yang sebentar lagi dilangsungkan. Biasanya sih yang jadi masalah pertama yang muncul adalah gimana caranya mengumpulkan dana menikah.
Mumpung sudah masuk Februari–yang biasanya identik dengan bulan romantis–maka, mari kita mulai bahasan di bulan ini dengan share tip mengumpulkan dana menikah, shall we?
Dana menikah–paling ideal sih–harus sudah disiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya. Yah, katakanlah 2 – 3 tahun sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Tapi, seandainya enggak, juga nggak masalah sih. Kan, selalu ada jalan kalau memang sudah ada niat kan?
Terus, gimana caranya menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah sebanyak itu? Dari mana harus mulai? Kadang, karena begitu banyak PR yang harus diselesaikan, kita jadi ngeblank deh, nggak ngerti harus mulai dari mana. No worries, cobalah untuk mulai dari beberapa langkah menyiapkan dana menikah ala QM Financial berikut ini.
5 Langkah Menyiapkan dan Mengumpulkan Dana Menikah
1. Sepakati konsep pernikahan
Acara pernikahan biasanya akan melibatkan banyak pihak–sekampung! Maka, perlu untuk menyepakati konsepnya sejak awal. Enggak hanya mendiskusikannya dengan (calon) pasangan, tetapi juga dengan keluarga besar. Apalagi jika nanti, acara ini juga akan disponsori oleh keluarga–dalam artian, enggak cuma calon pengantin yang membiayai keseluruhan acara.
Apalagi jika ada tradisi-tradisi tertentu–namanya juga di Indonesia kan? Biasanya banyak upacara adat yang harus disiapkan juga.
So, mau pakai acara atau tradisi yang seperti apa nanti? Pengin menjalani upacara adat lengkap, atau sebagian saja menurut kepercayaan dan keyakinan kalian sebagai generasi kekinian? Pengin konsep pesta resepsi seperti apa? Pesta di hotel mewah, di rumah, pesta kebun, atau cukup di KUA saja, terus selanjutnya langsung tamasya?
Apa pun keputusannya, jadikanlah konsep hasil diskusi bersama ini sebagai garis start untuk memulai rencana acara pernikahanmu.
2. Survei
Langkah kedua dalam menyiapkan dana menikah adalah survei.
Survei apa? Ya segala hal yang akan diperlukan dalam acara pernikahan nanti. Mulai dari gedung (karena biasanya inilah yang paling susah dicari, apalagi kalau kamu memilih tanggal pernikahan dengan angka cantik), katering, makeup, baju, dekorasi, suvenir, undangan, fotografi dan videografi, hingga MC.
Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya ya, lalu catat masing-masing untuk kemudian bisa kamu komparasi satu sama lain. Enggak hanya memilih yang paling murah, tapi kamu harus mencari yang sepadan dan pastinya harus disesuaikan dengan bujet serta kemampuan.
Maksudnya bagaimana?
Misalnya saja, vendor A menawarkan harga Rp10 juta untuk suvenir, undangan, sekaligus sesi foto-foto prewedding. Vendor B menawarkan harga Rp6 juta hanya suvenir dan undangan. Mungkin kamu perlu mempertimbangkan untuk memilih yang sudah paket lengkap saja, demi penghematan energi dan tenaga.
Itu hanya contoh saja ya. So, selalu buka diskusi–terutama dengan calon pasangan–untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan.
3. Buat anggaran
Setelah data yang kamu perlukan lengkap, maka selanjutnya kamu bisa melanjutkan tahap menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah dengan membuat anggaran.
Buatlah secara terperinci, apa saja yang kamu butuhkan, mulai dari upacara adat yang mungkin dilaksanakan hingga resepsinya. Bahkan, kamu juga sekalian membuat anggaran untuk honeymoon, jika memang berencana pengin bulan madu berdua.
4. Komitmen
Setelah ada anggaran yang lengkap sedetail mungkin, maka selanjutnya kamu dan pasangan masing-masing harus berkomitmen untuk bersama-sama mengumpulkan dana menikah sesuai kesepakatan.
Kalau perlu, masing-masing membuat rekening khusus untuk dana menikah, yang sebaiknya terpisah antara pasangan. Jadi, kamu punya sendiri, begitu pun dengan calon pasanganmu.
Sepakatilah–dengan memperhitungkan dana yang harus dicapai dan jangka waktunya–masing-masing harus menabung seberapa banyak. Untuk itu, masing-masing juga harus berkomitmen untuk mengurangi pos-pos lain yang sekiranya bisa dikurangi ataupun ditunda. Misalnya, kurangi dulu nongkrong di kafe, bawa bekal makan siang dari rumah alih-alih selalu pesan makanan online, dan berbagai cara penghematan lainnya.
5. Pilih instrumen yang paling sesuai
Kalau waktu untuk mengumpulkan dana menikah ini mepet, mungkin kamu hanya bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan.
Tapi, kalau masih ada waktu, mungkin 2 – 3 tahun lagi, kamu bisa menginvestasikannya di instrumen yang tepat. Misalnya saja, di reksa dana pasar uang.
Misalnya saja, dengan nilai tabungan awal Rp10 juta, kemudian kamu berdua dengan pasangan bisa menabung Rp5 juta setiap bulannya, dengan imbal balik 11%, maka di tahun ketiga kamu kira-kira bisa mendapatkan hasil sebesar Rp200-an juta. Ini dihitung dengan kalkulator salah satu manajer investasi yang cukup bereputasi.
Lumayan kan? Rp200 juta cukup bangetlah ya, untuk acara dan resepsi pernikahan yang enggak terlalu mewah, tapi juga nggak sederhana-sederhana banget.
Nah, gimana? Siap untuk merencanakan keuanganmu untuk mengumpulkan dana menikah sekarang?
Good luck dan, sekali lagi, congrats ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Heboh pernikahan SyahReino, ini yang perlu kamu persiapkan!
Bulan lalu, pernikahan Syahrini dan Reino Barack menjadi perbincangan hangat. Semua orang bertanya-tanya berapa Rupiah uang yang dikeluarkan oleh pasangan ini mulai dari prosesi pernikahan hingga pesta gala dinner yang diadakan.
Bicara tentang menikah, mungkin ada di antara kamu yang juga sedang merencanakan pernikahan dengan pasangan. Menikah merupakan level kehidupan yang membutuhkan komitmen jangka panjang dan persiapan mental, fisik dan keuangan
5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Si Lajang
Hei! Sudah tahun 2019 nih! Masa’ masih jomblo aja? Buat kamu yang masih lajang, mungkin pertanyaan tersebut sering dilontarkan kepadamu padahal kamu merasa baik-baik saja dengan hidupmu alias jojoba, jomblo jomblo bahagia! Walaupun kamu jojoba, jangan sampai terlena terus enggak mengurus keuangan dengan baik ya! Kamu harus tetap tahu cara mengatur keuangan pribadi.
Baca juga: Blueprint of Your Money
Berikut ada beberapa cara mengatur keuangan pribadi untuk si lajang yang bisa kamu lakukan.
5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi untuk Si Lajang
1. Cashflow Management – Pengeluaran
Sadar enggak sih kalau cara mengatur keuangan pribadi itu semuanya berawal dari cashflow?
Secara harfiah, cashflow itu bagian dari laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu periode yang menunjukkan aliran masuk dan keluarnya uang kas. Aliran masuknya uang tentu saja penghasilan yang kamu miliki.
Dari jumlah penghasilan tersebut, kamu harus membaginya menjadi 5 pos pengeluaran seperti:
Pos Pengeluaran |
Nilainya sebesar |
Menabung/Investasi | Minimal 10% dari penghasilan |
Cicilan Utang | Maksimal 30% dari penghasilan |
Pengeluaran Rutin | Antara 40%-60% dari penghasilan |
Sosial | Minimal 2,5% dari penghasilan |
Pribadi/ Lifestyle | Maksimal 20% dari penghasilan |
Agar cashflow-mu terjaga maka hiduplah sewajarnya dan sesuai dengan kemampuan keuanganmu. Kamu tidak perlu memaksakan keinginan menjadi kebutuhan karena pada akhirnya yang merana adalah keuanganmu. Cukup dengan mengambil uang ke ATM selama 1 kali seminggu untuk kebutuhan mingguanmu.
Terus gimana tahunya sejumlah uang yang dibutuhkan selama seminggu? Coba deh buat catatan keuangan selama 1 minggu aja, biar ketahuan berapa sih sebenarnya pengeluaranmu selama satu minggu penuh.
Nah jumlah ini deh yang kamu tarik dari ATM, jadi enggak usah bolak balik ATM dalam 1 minggu kan?
Selain membatasi mengambil ATM 1x seminggu, manfaatkan promosi dari aplikasi keuangan yang sudah banyak ada.
Satu hal yang terpenting lagi, jangan menggunakan kartu kredit untuk berutang! Kalau memang belum ada uangnya untuk membeli sesuatu yang diinginkan, menabung dulu sampai uangnya ada ya!
2. Cashflow Management – Penghasilan
Kalau selama ini kamu sudah mencoba berhemat tetapi selalu merasa penghasilan enggak cukup, mungkin sudah saatnya kamu mencari penghasilan tambahan.
Ada banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan selain gaji (kalau pekerja kantoran) yang kamu terima setiap bulan, contohnya berdagang atau menjadi pekerja paruh waktu.
Berdagang sekarang sudah lebih mudah dan bisa dilakukan dengan modal yang minim seperti melalui media sosial yang kamu miliki. Kalau kamu punya keahlian seperti mengajar bahasa asing, mengajar latihan kebugaran atau bahkan menulis, kamu bisa memanfaatkan keahlianmu untuk menambah penghasilan. Atau bisa juga kamu menguangkan hobi yang selama ini kamu tekuni.
Ada banyak kesempatan dan pintu rezeki yang terbuka bagi mereka yang sungguh sungguh berusaha.
3. Living for Today
Terbacanya sangat egois ya, kamu hidup untuk hari ini, tapi ini enggak apa-apa lho!
Setelah semua kerja keras yang kamu lakukan, kamu berhak untuk menikmatinya namun tetap perencanaan keuangan itu penting.
Caranya, miliki tujuan keuangan yang berjangka pendek (1 tahun) seperti dana liburan, dana beli dadget, dana shopping dan sebagainya. Tujuan keuangan yang jangkanya pendek seperti ini cukup dicapai dengan menabung secara bulanan dari pos pengeluaran di atas yaitu minimal 10% dari penghasilan.
4. Preparing for the future
Muda hura-hura, Tua kaya raya.
Jargon ini mungkin saja terjadi atas hidupmu kalau kamu mempersiapkan masa depan sejak saat ini dengan cara berinvestasi.
Kenapa kita perlu berinvestasi? Karena ada yang namanya inflasi yang mengakibatkan meningkatnya harga secara umum dan terus menerus sehingga nilai uang yang dimiliki saat ini tentu akan berbeda dengan nilai di masa depan.
Tujuan keuangan untuk masa depan di antaranya dana menikah, dana DP rumah, dana pensiun, dan dana naik haji. Investasi yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang adalah reksadana, saham, properti dan bisnis.
5. Prepare for the rainy days
Cara mengatur keuangan pribadi yang terakhir adalah kamu harus ingat, bahwa proteksi amat penting karena melindungi aset serta menggantikan penghasilan yang hilang akibat meninggal, kecelakaan dan sakit.
Jenis-jenis asuransi yaitu, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, asuransi kecelakaan, asuransi properti, asuransi kendaraan. Yang harus dimiliki oleh setiap lajang adalah asuransi kesehatan.
Nah, mudah bukan cara menngatur keuangan pribadi buat kamu yang lajang, sehingga kamu bisa hore hore hura hura tanpa huru hara keuangan?
Kalau kamu ingin belajar tentang perencanaan keuangan lebih lengkap sebagai salah satu resolusi keuangan di 2019, yuk ikutan Financial Clinic Online Series di event.qmfinancial.com
-Emiralda Noviarti-
#FinClic Solusi Keuangan Sebelum dan Sesudah Menikah
Salah satu impian setiap orang adalah menikah dengan orang yang dicintai dan mencintai kita. Menikah merupakan keputusan terbesar dari dua pribadi utnuk menjadi satu dan diperlukan cinta serta komitmen untuk membangun pernikahan.
Minggu lalu, saya baru merayakan ulang tahun pernikahan yang kedua belas. Saya masih ingat saat menyiapkan pernikahan dua belas tahun yang lalu dengan anggaran terbatas dan semuanya dikerjakan sendiri. Walau anggaran terbatas, saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk mengadakan resepsi pernikahan dengan konsep pesta kebun.
baca juga: 3 Langkah Mudah Siapkan Dana Menikah
Nah, apakah kamu sedang mempersiapkan pernikahan? Ada beberapa hal penting yang perlu kamu siapkan sesuai dengan prioritasnya:
Mas Kawin. Ini merupakan pengeluaran yang wajib dilakukan ketika akan menikah. Bagi kalian yang beragama Islam, menyiapkan mas kawin sebaiknya menggunakan hal yang berharga seperti logam mulia misalnya. Besaran nilai mas kawin dapat didiskusikan bersama sehingga nilainya tidak memberatkan. Di beberapa suku di Indonesia, ada juga tambahan biaya untuk uang susu atau uang membeli pengantin. Uang ini terkadang nilainya cukup besar lho, maka perlu dipikirkan juga untuk pengadaannya.
Biaya Akad. Sebenarnya untuk menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) pada hari kerja, pengantin dibebaskan dari biaya nikah. Tetapi apabila memutuskan menikah pada hari libur maka pengantin dikenakan biaya nikah sebesar Rp600.000.
Biaya Resepsi Pernikahan. Nah ini dia, bagian biaya yang paling besar dari Dana Menikah. Biasanya biaya resepsi pernikahan membengkak karena permintaan dari keluarga kedua belah pihak dari pasangan pengantin yang menikah. Sebaiknya kamu tidak menggunakan utang untuk membiayai acara resepsi pernikahan. Make a budget and stick to it! Apabila ada tambahan pengeluaran lain di luar anggaran, berterus teranglah kepada keluarga bahwa anggaranmu terbatas. Kemudian berdiskusilah, mana tahu ada pihak keluarga yang bersedia untuk menyumbang atau memberikan hadiah pernikahan di depan yang bisa digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut.
baca juga: Menikah Tanpa Utang
Bulan madu. Ada beberapa orang yang merasa perlu berbulan madu segera setelah mereka menikah namun tidak jarang juga menundanya. Intinya, kalau ingin berbulan madu, pastikan uangnya memang tersedia alias tidak diperkenankan untuk berhutang. Enggak lucu kan kalau setelah acara resepsi usai dan sepulang dari bulan madu, pengantin baru masih membayar cicilan utang untuk kedua hal tersebut sampai setahun kemudian?!
Bicara tentang Keuangan dengan Pasangan. Ketika kamu memutuskan untuk menikah, sebaiknya sejak saat itu juga kamu mulai jujur dan bicara segala hal tentang keuanganmu dan pasangan. Kamu bisa mulai dari berapa penghasilan yang diterima setiap bulannya. Dari sana, kamu bisa juga mengumpulkan data keuangan baik pribadi atau pun milik pasangan berupa aset serta utang yang dimiliki dan arus kas bulanan maupun tahunan.
baca juga: Menikah, bukan hanya status yang berubah
Kamu perlu tahu tertama status utang milikmu pribadi dan pasangan karena menurut Undang Undang Perkawina No 1 tahun 1974, Harta dan utang suami-istri setelah menikah adalah milik bersama kecuali ada perjanjian sebelumnya. Kejelasan atas status harta dan utang berhubungan dengan hukum waris terutama bagi kamu yang beragama Islam.
Kamu juga bisa bicara tentang peran masing-masing di dalam keuangan keluarga. Ada yang istrinya lebih pintar mengelola keuangan, atau ada suami yang lebih mengerti tentang menabung dan berinvestasi maka pengelolaan keuangan diberikan kepadanya.
baca juga: 5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru
Apabila kamu mengalami kesulitan untuk ngobrol keuangan dengan pasangan, ada baiknya kamu mengajak pasangan untuk belajar bersama mengenai pengelolaan keuangan keluarga. Bisa dimulai dari yang sederhana dulu seperti membaca artikel tentang keuangan di website QM Financial atau mengikuti kelas online yang QM adakan. Untuk jadwal bisa dilihat di sini.
baca juga: Ngobrolin Uang Dengan Pasangan
Menentukan Anggaran Pengeluaran. Setelah menikah, kamu perlu membuat anggaran pengeluaran keluarga yang terdiri atas 5 pos yaitu:
Pos Pengeluaran | Persentase dari penghasilan bulanan |
Menabung / Investasi | Minimal 10% |
Pengeluaran Rutin | 40% – 60% |
Sosial | 2,5% – 10% |
Cicilan Utang | Maksimal 30% |
Lifestyle | Maksimal 20% |
Pengantin baru diharapkan dapat menyisihkan pendapatannya setiap bulan lebih dari 10% karena belum ada pengeluaran yang besar seperti pengeluaran untuk anak. Biasanya, setelah seseorang memiliki anak, kemampuan menyisihkan uang untuk ditabung akan terganggu.
baca juga: Cara Mengatur Arus Kas
Menentukan Tujuan Keuangan. Langkah berikutnya setelah menikah, kamu bisa mulai menentukan tujuan keuangan bersama. Ada tujuan keuangan seperti Dana Darurat, Dana Beli Rumah Baru atau juga sudah mulai memikirkan Dana Darurat. Apapun tujuan keuangan yang ingin kamu buat bersama pasangan, pastikan semua tujuan keuanganmu terproteksi dengan baik melalui asuransi.
baca juga: Tujuan Keuangan & Blueprint Of Your Money
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
-Honey Josep-
Siapkan Dana Menikah Dengan 3 Langkah Mudah
Berapa dana yang kamu rela keluarkan untuk menikah? 50 juta, 100 juta atau 500 juta? Besaran dana menikah ini memang sangat variatif. Mau versi sederhana menikah tamasya bisa. Mau royal wedding 7 hari 7 malam pun silakan. Yang penting rencanakan dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keinginan keluarga. Perayaan pernikahan itu hanya beberapa jam. Jangan sampai cicilan utangnya masih berlangsung hingga beberapa tahun kemudian.
Berencana menikah dalam waktu dekat? Ikuti 3 langkah ini untuk menyiapkan Dana Menikah.
Buat daftar keinginan
Momen menikah hanya berlangsung sekali seumur hidup. Tentu kita ingin momen ini dirayakan sesuai dengan keinginan kita. Mulai dari konsep pernikahan, lokasi, desain baju pengantin, jumlah dan desain undangan, menu makanan, dekorasi, dan masih banyak lagi. Dengan budget yang terbatas, tentukan skala prioritas dari item-item tersebut. Untuk mendapat produk dan jasa yang bagus namun tetap sesuai budget, rajinlah berburu ke para provider. Bisa dengan mengikuti media sosial mereka atau mendatangi wedding exhibition untuk mendapatkan deal khusus.
Baca juga: Anggaran Menikah di Bawah Rp100juta? BISA!
Diskusikan dengan keluarga
Di Indonesia, pernikahan itu menjadi “ajang perayaan” bagi orang tua. Mereka sudah berhasil mendidik anaknya hingga dewasa dan melepasnya untuk memulai kehidupan baru. Tak jarang, sebagian atau bahkan seluruh pendanaan pernikahan berasal dari orang tua. Oleh karena itu, perlu kompromi keinginan pasangan dan orang tua sebagai penyandang dana.
baca juga: Dana Menikah Rp100juta Tanpa Utang? BISA!
Buat rekening khusus untuk Dana Menikah
Dana menikah adalah salah satu tujuan finansial yang jangka waktunya pendek tapi kebutuhan dananya besar. Setelah menentukan besaran Dana Menikah, calon pasangan bisa mulai membuat rekening khusus untuk Dana Menikah. Alokasikan sebagian dari penghasilan bulanan untuk mengisi rekening ini.
Bagaimana jika ternyata waktunya mepet?
Pertama, mereka bisa menggunakan Dana Darurat yang ada. Untuk single besaran Dana Darurat sekitar 4x pengeluaran bulanan. Kalau dana menikah butuhnya Rp100juta padahal Dana Darurat berdua pasangan @Rp15juta = Rp30 juta. Masih kurang dong ya?
Kedua, alokasikan semua penghasilan tahunan ke Dana Menikah. Maret-April biasanya perusahaan membagi bonus. Menjelang lebaran akan ada THR. Misal gaji calon pasangan ini @Rp8juta. Kita asumsikan saja besaran bonus 2x gaji & THR 1x gaji. Dari 2 penghasilan tahunan ini dapat Rp48juta. Kurang lagi?
Ketiga, stop dulu pengeluaran lifestyle. Sementara enggak ngopi dulu di coffee shop favorit ya. Kan demi menikah. ☺
Idealnya, dana menikah sudah dipersiapkan 2-3 tahun sebelumnya. Kalaupun orang tua sudah menyiapkan dana menikah, maka dana ini bisa dimanfaatkan sebagai tambahan atau dialokasikan untuk kebutuhan lain setelah menikah. Yang kadang belum disadari, ada lebih banyak kebutuhan setelah menikah. Mulai dari membeli rumah, mengisi rumah dengan perabot, membeli kendaraan, keperluan hamil & melahirkan, sampai menyiapkan dana pendidikan anak.
Selamat mempersiapkan pernikahan!
QM Admin
5 Pengeluaran Dana Menikah Yang Bisa Dihemat
Masih hangat perbincangan tentang menyiapkan dana menikah tanpa utang dari seri Financial Clinic #FinClic Ligwina Hananto. Ketinggalan detailnya? Kamu bisa baca juga di sini: Dana Menikah Rp100juta Tanpa Utang? Bisa!
Dari berbagai pernik pengeluaran untuk dana menikah, ada banyak hal yang bisa dihemat loh. Ini dia 5 kategori pengeluaran dana menikah yang bisa kamu hemat.
Sewa gedung
Harga sewa gedung atau ballroom sebuah hotel untuk resepsi pernikahan di Jakarta saat ini berkisar puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sebuah angka yang mungkin terlalu besar untuk sebagian masyarakat kelas menengah. Sebenarnya, menikah itu gak harus selalu di ballroom hotel lho. Alternatifnya, kamu bisa menyewa sebuah restoran untuk tempat resepsi. Dengan memesan menu restoran, biaya sewa gedung bisa didiskon atau bahkan gratis loh. Sekali dayung, 2 pulau terlampaui kan?
Resepsi pernikahan bisa juga diadakan di gedung pertemuan dekat rumah, sebuah restoran, atau di rumah orang tua sekalian. Mengadakan resepsi di rumah masih sangat memungkinkan untuk mereka yang tinggal di daerah. Rumah-rumah zaman dulu biasanya besar dan berhalaman luas. Cukup sewa tenda dan kursi, jadi deh venue untuk resepsi. Untuk yang tinggal di kota besar dengan luasan rumah yang tidak memungkinkan dipakai pesta, coba deh berkeliling di daerah sekitar rumah. Siapa tahu kamu bisa menemukan tempat yang cukup untuk menampung tamu resepsi. Salah seorang teman saya menikah di sebuah masjid dekat rumahnya. Ijab kabul dilakukan di masjid, sedangkan resepsi diadakan di halaman masjid yang luas. Hemat dan praktis kan?
Katering
Katering merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam dana menikah. Selain pemilihan provider katering, biaya ini sangat dipengaruhi oleh jumlah undangan. Rumus dasar jumlah porsi yang harus dipesan adalah undangan kali dua. Jadi jika kamu berencana mengundang 300 orang, jumlah minimal porsi yang harus dipesan adalah 600. Ini belum termasuk keluarga ya. Kalau harga paket katering per porsi Rp75.000, total biaya yang harus disiapkan Rp45.000.000. Jika kamu merasa angka ini terlalu besar, coba kurangi jumlah undangannya.
Alternatif kedua untuk berhemat adalah menggunakan jasa tukang masak. Alat masak dan alat makannya bisa disewa dari tempat persewaan. Budget untuk 600 porsi bisa ditekan hingga di bawah Rp30.000.000 juta tergantung menu yang diminta.
Alternatif ketiga adalah mengundang abang tukang jajanan favorit untuk bergabung sebagai pengisi stall. Mulai dari abang tukang bakso, siomay, martabak, es dawet, dll. Sekalian bagi-bagi rejeki kan?
Baju
Untuk acara yang hanya berlangsung sehari, sayang rasanya menggelontorkan terlalu banyak dana. Baju untuk ijab maupun resepsi tak harus menjahit baru, sewa pun bisa. Toh setelah acara pernikahan bajunya tidak akan dipakai lagi. Namun, jika menghendaki membuat sendiri baju pernikahan, masih tetap bisa diakali kok biar hemat. Salah satu caranya bisa seperti yang saya lakukan: menjahitkan kebaya & jas penikahan ke teman yang adalah seorang desainer dan penjahit. Budget berhasil dihemat, sang teman pun mendapat wadah untuk berkreasi.
Dokumentasi: Foto dan Video
Di zaman modern ini rasanya jarang ada yang menikah tanpa menyewa jasa fotografer maupun videografer. Untuk mendapatkan dokumentasi yang personal di momen yang berharga, lebih baik mempercayakan dokumentasi kepada orang yang dikenal. Mereka yang mengenal kita secara pribadi akan tahu hal-hal apa saja yang kita suka dan penting untuk dicapture. Maka, bagi yang punya teman atau koneksi fotografer maupun videografer, saatnya mereka beraksi.
Undangan & Souvenir
Apa yang biasanya kamu lakukan pada undangan dan souvenir setelah suatu acara pernikahan berlalu? Undangan biasanya dibuang. Souvenir? Bisa jadi bernasib sama atau masih digunakan jika sifatnya fungsional. Jadi, kenapa mesti membuang uang untuk hal yang akan berujung di tempat sampah? Pilih desain undangan yang simpel dan jenis souvenir yang fungsional namun tetap terjangkau.
- Gak perlu baper loh kalo undangannya dibuang. Kan memang acaranya sudah berlalu. Setelah resepsi, kamu pun seharusnya berlalu dari acara resepsimu dan memfokuskan diri pada kehidupan baru setelah menikah.
Jadi, alternatif penghematan mana yang kamu pilih? Apapun pilihanmu, siapkan dana menikahmu sejak awal biar gak sampe utang ya! Semoga dilancarkan segala persiapan pernikahanmu ☺
Fransisca Emi | Financial Trainer
***
Dana Menikah Rp100juta Tanpa Utang? Bisa!
Dana menikah adalah salah satu tujuan finansial yang paling sulit untuk financial planner. Biasanya dibutuhkan sejumlah dana yang besar dalam jangka waktu yang pendek. Menikah memang membutuhkan banyak biaya. Mulai dari katering, sewa gedung, dekorasi, upacara adat, pengisi acara, baju, fotografer, make up, seragam keluarga, undangan, dan souvenir. Banyak sekali pernak-perniknya ya ☺
Dari banyak jenis pengeluaran dana menikah tersebut, menurut kamu mana sih yang bikin dana menikah jadi besar banget? Umumnya katering, sewa gedung, dan upacara adat menjadi tiga komponen yang memerlukan biaya paling besar. Untuk upacara adat tidak banyak yang bisa dihemat karena biasanya sudah ada pakem tersendiri. Namun untuk katering dan sewa gedung, masih bisa dilakukan penyesuaian agar budget tidak membengkak.
Komponen utama dana menikah
Seharusnya, menikah itu gak ribet. Ini tiga hal yang harus disiapkan untuk dana menikah:
- Mas kawin
Besaran mas kawin sangat bervariasi tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Untuk beberapa keluarga, mas kawin menjadi syarat utama.
- Ijab kabul/pemberkatan/upacara nikah
Ini merupakan acara inti. Ijab kabul dan pemberkatan sebenarnya tidak mahal. Bahkan ijab kabul gratis jika diselenggarakan di KUA.
- Resepsi
Terakhir adalah perayaan yang kadang dipenuhi dengan gengsi. Dana menikah jadi mahal karena hal ini.
Menyiapkan dana menikah
Idealnya, dana menikah itu disiapkan 2-3 tahun sebelum pernikahan. Besarannya tergantung preferensi masing-masing orang. Namun, yang penting sesuaikan dengan kemampuan. Jangan sampai utang untuk dana menikah! Kebutuhan rumah tangga setelah menikah itu banyak (banget!). Jangan membakar uang dalam sehari pesta saja. Ada salah satu case client yang masih harus membayarkan utang tenda pernikahannya saat sedang mempersiapkan kelahiran anak pertama. Sedih! Jangan terjadi padamu juga ya!
Investasi untuk dana menikah
Dengan jangka waktu yang pendek, mempersiapkan dana menikah biasanya cukup menabung saja. Namun, kalau masih ada waktu sekitar 2-3 tahun sebelumnya, kamu bisa mulai berinvestasi di instrumen dengan resiko rendah, dengan return yang rendah juga tentunya. Salah satu produk yang bisa digunakan adalah reksa dana pasar uang.
Misal untuk menikah 3 tahun mendatang kamu membutuhkan dana menikah Rp300juta. Kamu bisa berinvestasi Rp7.700.000 per bulan ke dalam produk yang memberikan imbal hasil 5.5% per tahun. Mampu gak? Kalau gak mampu, coba turunkan target dana menikahnya, misal jadi Rp100juta. Untuk mencapai target dana menikah Rp100juta 3 tahun mendatang, kamu bisa berinvestasi Rp2.500.000 per bulan ke dalam produk yang memberikan imbal hasil 5.5% per tahun. Angkanya lebih masuk akal kan?
Dana menikah Rp100juta tanpa utang
Skenario di atas hanya bisa terjadi kalau kamu masih punya banyak waktu untuk menyiapkan dana menikah. Kalau waktunya tinggal 1 tahun gimana? Ya mau gak mau kamu harus nabung.
Coba ya kita hitung kedua skenario di atas dengan perhitungan menabung. Target dana menikah Rp300 juta. Berarti masing-masing pasangan harus menabung Rp12.5juta per bulan. Sanggup gak? Kalau gak sanggup, turunin target dana menikahnya.
Target dana menikah kita sesuaikan jadi Rp100juta ya. Gimana caranya dapat Rp100juta tanpa utang? Pertama, nabung dari gaji bulanan. Misal gaji masing-masing @ Rp5.000.000. Berdua nabung Rp2.500.000 per bulan selama setahun Rp60.000.000. Fokuskan seluruh penghasilan ke satu tujuan keuangan utama: dana menikah. Kedua, nabung dari penghasilan tahunan. Bonus & THR masing-masing sekali gaji, total berdua Rp20.000.000. Rp20.000.000 lagi dapet dari mana? Bisa dari bisnis sambilan atau jebol dikit dana darurat deh. Jadi dana menikah Rp100 juta tanpa utang, bisa kan?
Topik finansial seru lainnya bisa kamu ikuti di seri Financial Clinic #FinClic Ligwina Hananto. Setiap Senin jam 07.00 pagi di twitter & Instagram stories @mrshananto.
QM Admin
***
Anggaran Menikah di bawah 100 Juta? Bisa!
Kamu sedang menyiapkan pernikahan? Wah, selamat ya! Pasti kamu excited luar biasa, tapi mungkin juga agak stres di saat yang bersamaan, hehe.. Menyiapkan pesta pernikahan memang menguras banyak waktu, tenaga, emosi, dannn tentunya.. uang!