Jokowi: Rakyat Harus Lebih Banyak Belanja – Begini Cara Belanja Hemat tanpa Kalang Kabut
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi mendesak agar masyarakat mau belanja lebih banyak demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak berarti Presiden mengajak kamu untuk boros sih. Pernyataan beliau didasari oleh data bahwa ada sebanyak Rp690 triliun tabungan bank mengendap di tahun 2022. Ini artinya masyarakat kita terlalu banyak menabung, dan lupa belanja.
Loh, bukannya bagus ya kalau kita rajin menabung, dan mengurangi belanja? Bukannya itu kan yang terus disarankan oleh perencana-perencana keuangan?
Well, enggak gitu juga sih, tapi. Faktanya, negara ini tuh butuh peredaran uang yang lancar agar ekonomi terus bergerak. Menabung memang bagus, tetapi uang tidak akan bergerak kalau hanya ‘ngendon’ di tabungan. Berbeda dengan misalnya kamu investasikan. Nah, investasi ini adalah uang yang bergerak. Menabung artinya kamu hanya menaruh uang di rekening, uangnya dianggurin saja.
Masih belum paham?
Yuk, kita lihat penjelasannya.
Belanja Membuat Pertumbuhan Ekonomi Menjadi Lebih Baik
Masih diungkapkan oleh Presiden Jokowi, pada 2022, konsumsi masyarakat atau rumah tangga adalah sebesar 4,93 persen. Pemerintah berharap, agar konsumsi masyarakat tahun ini bisa meningkat sebesar 5,4 persen hingga 2024.
Jika hal ini terjadi, otomatis pertumbuhan ekonomi juga akan terakselerasi. Karena itu, yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat sebaiknya ya didorong.
Saat tabungan banyak di bank, maka itu artinya kita sedang banyak menahan diri; nggak belanja; nggak kulineran; nggak healing-healing. Nah, hal ini jika berlarut-larut bisa membuat perekonomian terhenti lo!
Belanja menciptakan permintaan di pasar
Belanja masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karena dapat menciptakan permintaan di pasar.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa, ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi mereka untuk memenuhi permintaan yang ada. Dengan meningkatkan produksi, maka akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dalam masyarakat.
Belanja meningkatkan pendapatan banyak pihak
Dalam skala yang lebih besar, belanja masyarakat juga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional melalui mekanisme multiplier effect.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka, maka uang tersebut akan beredar di dalam perekonomian dan meningkatkan pendapatan perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Pendapatan yang meningkat ini akan mendorong konsumsi lebih lanjut dan menghasilkan lebih banyak pendapatan di dalam perekonomian. Ini akan menciptakan efek domino yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas ekonomi nasional.
Belanja memperbaiki neraca perdagangan
Selain itu, belanja masyarakat juga dapat memperbaiki neraca perdagangan suatu negara. Jika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa buatan dalam negeri, maka ini akan meningkatkan permintaan untuk barang dan jasa lokal, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ekspor dalam negeri, yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
So, sampai di sini paham ya, bahwa untuk memaksimalkan potensi spending money masyarakat sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi nasional, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan stabilitas dalam perekonomian, dan memberikan insentif bagi masyarakat untuk spending lebih banyak.
Belanja Tanpa Kalang Kabut
Tapi ya gimana ya, Pak? Mau belanja itu sekarang juga waswas, karena kondisi perekonomian ke depan itu kok ya masih gelap. Bahkan kemarin juga ada prediksi resesi kan?
Mungkin kamu adalah salah satu yang berpikir demikian.
Ya, pemikiranmu itu betul. Meski sangat dianjurkan agar pertumbuhan ekonomi negara kita membaik, tetapi ya tetap harus dilakukan dengan bijak. Seneng-seneng aja sih, tapi kalau cash flow terus kacau dan duitnya terus habis, gimana?
Ada beberapa strategi yang dapat membantu kita belanja banyak tanpa menguras dompet dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana caranya?
Buatlah daftar belanjaan dan anggaran yang realistis
Sebelum membeli barang atau jasa, buatlah daftar belanjaan dan tetapkan anggaran yang realistis sesuai dengan perencanaan keuangan yang sudah kita buat, penghasilan dan kebutuhan kita. Dengan cara ini, kita dapat menghindari pemborosan dan memastikan bahwa apa yang kita beli sesuai dengan anggaran.
Pilih barang yang berkualitas
Memilih barang atau jasa berkualitas memang memerlukan biaya lebih tinggi, tetapi hal ini justru bisa membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Barang berkualitas cenderung lebih tahan lama dan memerlukan biaya perbaikan atau penggantian yang lebih sedikit, sehingga dapat membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Manfaatkan promo dan diskon
Cari tahu tentang promo dan diskon dari toko atau penyedia jasa yang kita pilih.
Dengan memanfaatkan promo dan diskon yang tersedia, kita dapat menghemat uang dan pada saat yang sama masih bisa membeli barang atau jasa yang kita butuhkan.
Gunakan kartu kredit dengan bijak
Jika kita menggunakan kartu kredit untuk belanja, pastikan untuk membayar tagihan secara penuh setiap bulan untuk menghindari biaya bunga yang tinggi.
Selain itu, cari tahu tentang program cashback atau rewards dari kartu kredit kita yang dapat membantu kita menghemat uang atau mendapatkan keuntungan tambahan.
Prioritaskan produk lokal
Ketika membeli barang atau jasa, prioritaskan produk dalam negeri untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal dan memperkuat pasar dalam negeri. Ini dapat membantu membangun industri dalam negeri yang lebih kuat dan pada saat yang sama membantu kita memenuhi kebutuhan kita.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita dapat belanja banyak tanpa membuat dompet kita jebol dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gimana? Sudah siap mau belanja sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Banjir Diskon Akhir Tahun 2020, Ini Cara Agar Keuangan Tetap Terkendali
Penghujung sudah terlihat, gaes! Ada banyak makna, tapi salah satu yang pasti adalah banjir diskon! Ini sepertinya sudah jadi tradisi ya, akhir tahun itu biasanya toko-toko sampai e-commerce semua bikin program diskon gede-gedean. Hampir setiap produk dipotong harganya, mulai dari produk fashion, beauty products, peralatan rumah tangga, elektronik, hingga gadgets!
Alhasil, kebutuhan yang tadinya nggak ada jadi mendadak ada. Semua gara-gara banjir diskon. Kalimat yang biasanya tercetus itu adalah, “Kapan lagi bisa dapat barang murah?”
Okay, so, pastinya ini akan sedikit memengaruhi kondisi dompet dan tabungan, yes? Iya, sedikiiit saja–kalau enggak boleh bilang, boncos! Jadi, ada baiknya kamu tahu beberapa trik mengendalikan keuangan di masa banjir diskon akhir tahun seperti ini supaya dompet dan tabungan tetap aman. Mari disimak.
Trik Kendalikan Keuangan Saat Banjir Diskon Akhir Tahun
1. Tentukan bujet belanja
Tentu saja, kamu harus memanfaatkan promo dan banjir diskon besar-besaran ini untuk bisa mendapatkan barang dengan harga murah. Nggak ada yang salah dengan hal itu kok.
Agar kamu bisa berbelanja dengan rasa aman, maka tentukanlah anggaran atau bujet belanja kamu terlebih dulu sebelum mulai belanja. Buat daftar barang apa saja yang perlu dibeli dan perkirakan harganya. Dari sini, kamu akan bisa membuat anggaran yang realistis.
Dengan adanya anggaran, dan stick to it, akan lebih mudah bagimu untuk belanja saat banjir diskon,karena kamu akan lebih fokus pada daftar yang sudah kamu buat. Nantinya, jika ada sisa dana pada bujet, kamu boleh kok menggunakannya untuk belanja barang yang nggak masuk daftar.
2. Cek apakah barang yang sama sudah kamu miliki
Cek lemari baju, cek rak sepatu atau koleksi panci, cek kondisi gadget. Cek barang-barang yang sudah kamu miliki sekarang. Mungkin kamu bisa menemukan barang-barang yang lupa terpakai.
Hal ini penting untuk menghindarkanmu belanja barang yang sama dengan fungsi yang nyaris sama saat banjir diskon, padahal kamu sudah punya dan juga belum dimanfaatkan sepenuhnya. Mubazir kan?
Mending kan beli barang-barang lain yang memang kamu belum punya sama sekali, kan bisa lebih berguna.
3. Tanyakan beberapa hal ini sebelum benar-benar belanja
Apa pertanyaannya? Ini dia:
- Apakah kamu hanya mampu membeli barang tersebut ketika didiskon?
- Apakah kamu bisa menyebutkan 3 fungsi atau kegunaan barang tersebut setelah dibeli nantinya, yang tidak bisa dilakukan menggunakan barang yang sudah ada? Misalnya, beli gaun. Bayangkan 3 acara di mana kamu bisa memakainya. Beli panci, bayangkan 3 masakan yang bisa kamu masak dengan panci tersebut yang tidak bisa kamu masak dengan panci lain yang kamu punya.
- Apakah barang yang hendak kamu beli itu kira-kira masih akan dipakai 3 – 5 tahun ke depan? Atau, bakalan sudah rusak atau kamu sudah males pakai lagi?
- Kalau ada barang baru atau varian baru, apakah barang yang akan kamu beli itu bakalan tetap kamu pakai?
- Kalau membeli barang tersebut, akan menimbulkan rasa senang yang awet nggak di hati? Maksudnya, kira-kira akan menyesal enggak ketika nanti sudah dibeli karena satu dan lain hal?
Kalau 5 pertanyaan di atas jawabannya adalah ‘iya’, maka mungkin kamu memang harus memasukkan barang tersebut dalam daftar belanjaanmu.
4. Fokus saat belanja
Akhir tahun 2020 ini, barangkali kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu belanja kamu secara virtual, alih-alih berburu diskonan di mal atau pertokoan fisik.
Hal ini menawarkan keuntungan tersendiri sih. Salah satunya, lebih mudah untukmu hanya fokus pada daftar belanjaan, dan meminimalkan peluang untuk window shopping yang akhirnya membuat lapar mata.
Tapi ya tetap perlu waspada, karena marketplace atau ecommerce selalu punya cara untuk membuatmu jadi window shopping juga melalui fitur cross selling-nya.
Stay focused ya! Kalau memang daftar belanjaan sudah disusun dengan cermat, dipenuhi dengan barang-barang yang memang kamu butuhkan, then stick to it. Nanti deh, kalau ada sisa bujet, baru kamu bisa menambah barang yang lain.
5. Ubah mindset
Seberapa pun banyak kamu bisa memanfaatkan diskon untuk mendapatkan barang-barang yang kamu inginkan, tapi ingat, kamu tetap bukan sedang berhemat ya. Kamu tetap sedang mengeluarkan uang. Ada pengeluaran uang ekstra di situ.
Jadi, jangan bilang, “Wah, aku bisa hemat sekian ratus ribu nih belanja pas banjir diskon begini!” Nggak juga, tetap saja kamu mengeluarkan uang (dan biasanya jumlahnya akan lebih banyak) untuk berbelanja.
Bisa lihat kan, bahwa ada perbedaan makna di situ?
So, berburu diskon dan sale enggak berarti ngirit ya. Justru itulah saat-saat kamu akan memiliki banyak pengeluaran. Catatlah hal ini dalam catatan keuanganmu.
So, selamat berbelanja dan menikmati banjir diskon ya! Saat-saat seperti ini memang perlu kok, apalagi setelah kamu bekerja keras selama setahun penuh. Memberikan reward untuk diri sendiri itu juga penting, karena ini juga ada hubungannya dengan kesehatan mental.
Tapi, jangan sampai hal ini menimbulkan isu kesehatan mental yang lain, akibat terlalu banyak belanja, pengeluaran tak terkendali, tabungan habis, bahkan sampai utang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
9 Cara Mengajarkan Uang pada Anak per Tahap
Now that anak-anak pada masih di rumah, sebenarnya ini adalah saat yang paling tepat untuk sekalian mengajarkan hal-hal yang tak pernah diajarkan di sekolah. Salah satunya, ini peluang untuk mengajarkan uang pada anak.
Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan dari generasi ke generasi adalah tidak memberikan pendidikan mengenai konsep uang ini sejak dini pada anak-anak kita. Paling banter hanya memperkenalkan, ini duit seribuan, ini duit lima puluh ribuan, kita mesti menabung, tetapi jarang mengajarkan uang pada anak secara mendetail.
Mindsetnya, anak-anak belum nyampe-lah diajarin bikin anggaran, mikirin investasi, dan seterusnya. Padahal enggak juga. Anak-anak–apalagi anak zaman sekarang, para generasi alfa ini–sangat cerdas lo! Tinggal bagaimana kita saja yang mau enggak terlibat lebih banyak dalam hal ini, karena konsep uang seperti ini tidak akan diajarkan di sekolah.
So, mari kita rangkum, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengajarkan uang pada anak per tahapannya–mulai dari usia SD, SMP, hingga SMA. Karena seperti halnya sekolah, pengetahuan tentang konsep uang ini tetap harus diberikan berjenjang. Nggak bisa juga kalau sekaligus.
9 Tahapan Mengajarkan Uang pada Anak
Mengajarkan Uang pada Anak Usia SD
Di usia sekian, tentu saja cara mengajarkan uang pada anak harus basic dulu. Itu pun harus dirancang sedemikian rupa agar terasa fun dan tidak terkesan rumit. Kalau perlu, “samarkan” dengan permainan-permainan.
Kita bisa coba dengan:
Ajak membuat daftar belanja
Yes, ini salah satu to do list di masa-masa #dirumahaja sejak beberapa bulan lalu kan? Belanja jadi kebiasaan rutin yang “prosedur”-nya harus disesuaikan dengan kondisi yang baru terjadi. Ajak si kecil langsung terlibat dalam penyusunan daftar belanja, sekaligus membuat bujetnya.
Jelaskan, bahwa kita butuh daftar belanja agar bisa membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dan agar lebih efisien dalam belanja.
Ajarkan konsep BBM (Belanja, Berbagi, dan Menabung).
Mulai dengan menghitung uang yang ada di dalam dompet, lalu dibagi dalam 3 kelompok besar: belanja untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbagi dengan sesama, dan menabung sebagian yang lain.
Dengan demikian, kita sudah mengajarkan tentang pembagian pos pengeluaran.
Beri anak tugas domestik, dan beri “gaji”.
Lalu, kita bisa ajarkan konsep pajak, misalnya nih, PPh kan 15%, nah kalau anak-anak ditarik saja 1 – 3% sudah cukup.
“Pajak” dari mereka ini menjadi uang belanja keluarga, dengan demikian mereka pun memberikan sebagian kecil “gaji” mereka untuk menambah menu makan keluarga. Hal ini mirip dengan konsep pajak penghasilan yang harus disetorkan oleh orang tuanya juga kepada negara.
Mengajarkan Uang pada Anak Usia SMP
Anak-anak di usia ini sudah sangat berkembang skill menghitung dan problem solving-nya. Jadi, cara mengajarkan uang pada anak di usia SMP ini juga bisa lebih sedikit rumit. Tapi, usahakan tetap fun ya.
Kita bisa mulai dengan:
Ajak bikin birthday budget
Yah, pesta ulang tahun di masa-masa begini sepertinya akan berbeda, ya kan? Karena itu, jika mereka akan segera berulang tahun, coba ajak mereka membuat bujetnya.
Kita enggak akan mengundang teman-temannya untuk datang ke rumah menghadiri pesta sih, tetapi bisa diganti dengan Zoom party. Sebagai ganti, kita bisa membuat hampers berisi snack atau semacamnya, untuk dikirimkan ke beberapa teman dekatnya dengan kurir. Buatlah bujet untuk pengadaan hampers ini.
Ajak garage sale
Remaja usia SMP biasanya sudah punya banyak barang “aneh”. Kadang ya mereka hanya sebentar aja hebohnya, habis itu bosan. Mereka trend-follower banget kan?
Karena itu, ajak si remaja menyusun rencana untuk garage sale. Mulai dari memilih barang-barang yang sudah enggak dipakainya lagi, lalu menentukan harga, dan kemudian mulai menjualnya. Online saja, bisa via Instagram atau marketplace. Lalu hitung hasilnya.
Mulai kenalkan konsep investasi
Investasi yang paling murah adalah reksa dana. Hanya dengan Rp100.000, kita sudah bisa mulai, dan waktunya pun fleksibel. Perkenalkan konsep ini pada si remaja.
Ajak mereka menabung dulu dari hasil “gaji” mereka di rumah dengan membantu pekerjaan rumah tangga, dan ketika sudah mencapai Rp100.000, mereka bisa menyetorkannya pada reksa dana.
Mengajarkan Uang pada Anak Usia SMA
Nah, ini bisa sedikit challenging, karena pemahaman mereka sudah sangat baik. Challenging karena mungkin mereka sudah punya pola pikir sendiri, so sebagai orang tua, kita akan lebih berperan sebagai teman diskusi, ketimbang “pendidik”.
Kita bisa mulai dengan:
Ajak bikin bujet hobi
Misalnya, kalau suka motor, ya coba bujetkan untuk semua keperluannya; mulai dari bensin, perawatan, printilan, termasuk pajaknya. That’s ok, jika kita yang masih menanggung hampir sebagian besar bujet, tapi setidaknya mereka lantas jadi aware, bahwa hobi itu juga butuh biaya yang enggak sedikit.
Ajak bikin bujet untuk kuliah
Terutama jika mereka ingin kuliah di kota lain. Batasi saja pada anggaran yang akan mereka perlukan sehari-hari, dan bulanannya. Misalnya, bujet untuk makan, transportasi, buku-buku, sampai uang kos.
Mulai perkenalkan side hustles
Ini juga bakalan berguna banget nanti saat mereka sudah mandiri; mendiversifikasikan pemasukan, selain mendiversifikasikan investasi.
Tapi, mesti diingat, di sini kita hanya memperkenalkan ya. Jangan sampai terus jadi dibilang “mengeksploitasi anak”. Bisa panjang urusannya. Sesuaikan dengan jadwal kegiatan si remaja dewasa, pun dengan minatnya.
Nah, gimana nih? Iya, ternyata mulai mengajarkan uang pada anak itu seharusnya memang dari hal-hal kecil sehari-hari saja kan?
Ada ide lain nggak nih? Kalau ada, bisa ditulis di kolom komen ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada juga kelas untuk keluarga loh! Stay tuned untuk jadwal-jadwal yang lain ya!
5 Cara Hemat Anggaran Makan Sehari-hari
Perkembangan teknologi dan zaman benar-benar memanjakan kita ya? Sekarang mau ngapain aja, gampang. Hampir semua hal sudah bisa kita lakukan secara online. Termasuk untuk kebutuhan sehari-hari. Ibarat kata, mau makan tinggal pencet-pencet smartphone doang, eh … makanannya datang sendiri. Tapi biasanya, ada kemudahan ya ada modal sih. Termasuk kemudahan makan, ya jadinya kita mesti punya anggaran makan yang lebih juga.
Well, kalau idealnya, anggaran untuk kebutuhan rutin sehari-hari, memang punya jatah yang paling besar di antara semuanya, yaitu 40 – 60%. Bandingkan dengan porsi tabungan dan investasi yang “hanya” 10%, juga cicilan utang yang 30% saja. Tapi anggaran paling besar bukan berarti lantas kita bisa boros-borosin.
Apalagi kalau gaji kamu masih sebatas UMR. Harus diatur banget, biar tetap dalam frame 40 – 60%, supaya pos lain yang lebih penting–tabungan misalnya–jadi bisa lebih banyak.
Gimana ya, caranya mengatur anggaran makan biar enggak kelewat boros? Apalagi di hari-hari belakangan ini, di mana godaan semakin nyata.
5 Cara Hemat Mengatur Anggaran Makan Sehari-hari
1. Masak sendiri
Buat kamu yang suka banget pesan makanan via ojol, pernah menghitung belum, berapa total anggaran yang dihabiskan untuk sebulan? Lalu, bandingkan dengan kalau kita masak sendiri?
Hanya dari ongkos kirimnya saja deh, pernahkah kamu menghitung dengan saksama? Misalnya, ongkos kirim pesan makanan online, dengan lokasi resto yang dekat dengan posisi kita, seenggaknya harus keluar kocek Rp4.000 – Rp10.000. Sehari bisa bolak-balik pesan makanan, betul? Katakanlah hari ini pesan 2 kali, sudah keluar anggaran kira-kira Rp20.000 hanya untuk ongkos kirim. Kalau pesan makanannya setiap hari dalam sebulan? Rp500.000!
Itu baru ongkos kirim doang lo, belum harga makanannya.
Huwow!
Kalau masak sendiri, Rp500.000 bisa jadi kamu pakai belanja untuk makan seminggu, mungkin ya?
Jadi, yuk, coba masak sendiri. Kalau kamu belum atau jarang banget masak sebelumnya, kamu bisa coba-coba dulu dari bikin makanan yang paling gampang. Masakan-masakan western tuh biasanya lebih simpel ketimbang masakan asli Indonesia yang kaya bumbu.
Kamu bisa mulai dari situ. Paling enggak, biar terbiasa dulu.
2. Buat menu untuk seminggu
Nah, kamu bisa mencoba metode meal preparation. Pernah dibahas secara lengkap di web ini juga. Yuk, dibaca.
Kunci metode meal preparation ini adalah pada penyusunan menu untuk seminggu. Dengan bahan-bahan yang terbeli, kamu harus dapat membuat berbagai menu untuk disantap selama seminggu. Memang butuh keterampilan khusus sih, kalau dipikir-pikir. Tapi sekali dicoba, kamu seterusnya bisa lebih kreatif lagi.
Yang pasti, dengan membuat menu untuk seminggu ini, anggaran makan dan belanja juga hanya untuk seminggu. Jadi seiring sejalan deh dengan pengaturan cash flow yang sekali seminggu saja ke ATM kan?
3. Buat daftar belanja
Proses membuat daftar belanja ini bisa jadi butuh waktu khusus, tapi ini sangat penting untuk kamu lakukan.
Berdasarkan menu seminggu yang sudah kamu lakukan, buatlah daftar belanjaannya. Lalu, kalau memang memungkinkan, hematlah anggaran makan dengan berbelanja di pasar tradisional alih-alih ke supermarket ataupun hypermarket di mal.
Bagaimanapun, sewa tempat di mal itu lebih mahal ketimbang sewa kios di pasar tradisional. Ini pastinya sudah memengaruhi harga barang yang dijual.
Pasar tradisional sekarang juga sudah banyak yang dibangun dan direnovasi hingga lebih nyaman. Kadang nggak kalah dengan pusat-pusat perbelanjaan.
4. Bawa bekal
Supaya anggaran makan siang di kantor juga terjaga–lagi pula kan sudah dibuat menu makan untuk seminggu–ya bawa bekal saja ke kantor sekalian.
Tahukah kamu, kadang kita sering malah kejadian bocor halus lo di sini. Misalnya, memang enggak terbiasa bawa bekal minum dalam tumbler sendiri, akhirnya jadi mesti beli air mineral kemasan di sana-sini. Nah, kalau dihitung-hitung, ya kenapa enggak bawa bekal air minum sendiri kan dari rumah?
Ini yang harus mulai jadi kebiasaan baru. Selalulah mempertimbangkan kalau kamu hendak pergi ke mana pun, bisa bawa bekal enggak nih? Kalau bisa, ya bawa saja.
Anggaran makan kamu akan lebih hemat. Percaya deh.
5. Pesan bareng-bareng
Kalau memang terpaksa sekali harus pesan makanan online, demi anggaran makan yang lebih hemat, ya jangan sendirian aja pesannya.
Misal, tawarin teman-teman sekantor untuk pesan makanan bareng. Biar ongkos kirimnya bisa dibagi-bagi.
Atau, cari makanan yang sedang promo. Entah diskon atau free ongkir. Ini pun kamu juga harus bijak dalam memilih dan memilah.
Nah, gimana? Dengan cara ini anggaran makan kamu pasti bisa dihemat banyak.
Kamu punya trik atau cara hemat anggaran makan yang belum disebutkan? Tulis di kolom komen ya, sebagai tambahan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.